Anda di halaman 1dari 17

Kehidupan Bangsa

Indonesia pada
Masa Demokrasi
Liberal
Oleh : Aditya Nugraha
kelas : XII MIPA 3
PETA KONSEP

Perkembangan
kehidupan bangsa
Indonesia pada masa
demokrasi liberal

Perkembangan
Perkembangan
kehidupan
Kehidupan Ekonomi
politik masa
pada masa
demokrasi
Demokrasi Liberal
liberal

Sistem Pemerintahan Pelaksanaan


Sistem Mencari Sistem Sistem Ekonomi
pada Masa Demokrasi Pemilu I
Kepartaian Ekonomi Nasional Liberal
Liberal Tahun 1955

20XX Presentation title 2


Perkembangan kehidupan bangsa Indonesia pada masa
demokrasi liberal
1. Perkembangan Kehidupan Politik Masa Demokrasi Liberal
Pada era Demokrasi Liberal yang berlangsung dari 1950-1959 ada tujuh kabinet
yang memegang pemerintahan, sehingga hampir setiap tahun terjadi pergantian kabinet.
Jatuh bangunnya kabinet ini membuat program-program kabinet tidak dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Kondisi inilah yang menyebabkan stabilitas nasional baik di bidang
politik, ekonomi, sosial dan keamanan terganggu.

20XX Presentation title 3


Sistem pemerintahan pada masa
demokrasi liberal
Pada era Demokrasi Liberal yang berlangsung dari 1950-1959 ada tujuh
cabinet yang memegang pemerintahan, sehingga hampir setiap tahun terjadi
pergantian kabinet. Jatuh bangunnya kabinet ini membuat program-program
kabinet tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Kondisi inilah yang
menyebabkan stabilitas nasional baik di bidang politik, ekonomi, sosial dan
keamanan terganggu.
Sistem multi partai pada masa demokrasi liberal menimbulkan persaingan antar golongan.
Masing-masing partai hanya mau mencari kemenangan dan popularitas partai dan
pendukungnnya, sehingga mengakibatkan ketidakstabilan politik Indonesia. Ketidakstabilan
politik juga diwarnai jatuh bangunnya kabinet karena antara masing-masing partai tidak ada
sikap saling percaya. Sebagai bukti dapat dilihat pergantian kabinet dalam waktu yang relatif
singkat berikut ini.
 
•Kabinet Natsir (September 1950 - Maret 1951).
•Kabinet Sukiman (April 1951 - Februari 1952).
•Kabinet Wilopo (April 1952 - Juni 1953).
•Kabinet Ali Sastroamijoyo I (Juli 1953 – Agustus 1955).
•Kabinet Burhanuddin Harahap (Agustus 1955 - Maret 1956)
•Kabinet Ali Sastroamijoyo II (Maret 1956 - Maret 1957).
•Kabinet Juanda (Maret 1957 - Juli 1959).

20XX Presentation title 4


Pelaksanaan Pemerintahan Masa Demokrasi Liberal
Tahun 1950-1959 merupakan masa memanasnya partai-partai politik pada
pemerintahan Indonesia. Pada masa ini terjadi pergantian kabinet, partai-partai politik
terkuat mengambil alih kekuasaan. PNI dan Masyumi merupakan partai yang terkuat
dalam DPR (Parlemen). Dalam waktu lima tahun (1950 -1955) PNI dan Masyumi secara
bergantian memegang hegemoni poltik dalam empat kabinet yang pernah berlaku.
Adapun susunan kabinetnya sebagai berikut;

Program pokok dari Kabinet Natsir adalah:


1. Kabinet Natsir (6  Menggiatkan usaha keamanan dan
September 1950 - 21 ketentraman.
Maret 1951)  Mencapai konsolidasi dan
menyempurnakan susunan pemerintahan.
Kabinet ini dilantik pada  Menyempurnakan organisasi Angkatan
tanggal 7 September Perang.
1950 dengan  Mengembangkan dan memperkuat
Mohammad Natsir dari ekonomi rakyat.
Partai Masyumi sebagai  Memperjuangkan penyelesaian masalah
perdana menteri. Irian Barat.

20XX Presentation title 5


2. Kabinet Sukiman (27
April 1951 – 3 April 1952)
Kabinet ini mengutamakan skala
prioritas terhadap peningkatan
keamanan dan ketentraman negara.
RMS. dan lainnya. Akan tetapi kabinet ini kemudian
mengalami sandungan setelah
parlemen mendengar bahwa kabinet ini menjalin kerja
sama dengan blok barat, yaitu
Amerika Serikat.
Program pokok dari Kabinet Soekiman adalah:
1. Menjamin keamanan dan ketentraman
2. Mengusahakan kemakmuran rakyat dan
memperbaharui hukum agraria agar
sesuai dengan kepentingan petani.
3. Mempercepat persiapan pemilihan umum.
4. Menjalankan politik luar negeri secara bebas aktif
serta memasukkan Irian Barat
ke dalam wilayah RI secepatnya.
5. Menyiapkan undang – undang tentang pengakuan
serikat buruh, perjanjian kerja
sama, penetapan upah minimum, dan penyelesaian
pertikaian buruh.

20XX Presentation title 6


3. Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 3 Juni
1953)
Pada tanggal 1 Maret 1952, Presiden Soekarno Wilopo dari PNI sebagai formatur.
Setelah bekerja selama dua minggu berhasil dibentuk kabinet baru di bawah
pimpinan Perdana Mentari Wilopo, sehingga bernama Kabinet Wilopo. Kabinet ini
mendapat dukungan dari PNI, Masyumi, dan PSI.
Program pokok dari Kabinet Wilopo adalah:
1. Program dalam negeri:
a. Menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih Dewan Konstituante, DPR,
b. Meningkatkan kemakmuran rakyat,
c. Meningkatkan pendidikan rakyat, dan
d. Pemulihan stabilitas keamanan negara
2. Program luar negeri:
a. Penyelesaian masalah hubungan Indonesia-Belanda,
b. Pengembalian Irian Barat ke pangkuan Indonesia, serta
c. Menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif.

20XX Presentation title 7


4. Kabinet Ali Sastroamij oyo I (31 Juli
1953 – 12 Agustus 1955)
Kabinet Ali Sastroamidjojo yang terbentuk pada 31 Juli 1953 merupakan kabinet ke-
empat yang dibentuk selama Masa Demokrasi Liberal. Kabinet ini mendapatkan
dukungan banyak partai di Parlemen, termasuk Partai Nahdlatul Ulama (NU). Kabinet
ini diketuai oleh PM. Ali Sastroamijoyo dan Wakil PM. Mr. Wongsonegoro dari Partai
Indonesia Raya (PIR).

Program pokok dari Kabinet Ali Sastroamijoyo I:


1. Meningkatkan keamanan dan kemakmuran
2. Menyelenggarakan Pemilu dengan segera
3. Pembebasan Irian Barat secepatnya
4. Pelaksanaan politik bebas-aktif
5. Peninjauan kembali persetujuan KMB.

20XX Presentation title 8


5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 – 3 Maret
1956)

Kabinet Ali selanjutnya digantikan Program pokok dari Kabinet Burhanuddin Harahap adalah:
oleh Kabinet Burhanuddin Harahap. 1. Mengembalikan kewibawaan pemerintah, yaitu mengembalikan kepercayaan
Burhanuddin Harahap berasal dari Angkatan Darat dan masyarakat kepada pemerintah.
2. Melaksanakan pemilihan umum menurut rencana yang sudah ditetapkan dan
Masyumi, sedangkan PNI mempercepat terbentuknya parlemen baru
membentuk oposisi. 3. Masalah desentralisasi, inflasi, pemberantasan korupsi
4. Perjuangan pengembalian Irian Barat
5. Politik Kerjasama Asia-Afrika berdasarkan politik luar negeri bebas aktif.
Kabinet Burhanuddin Harap ini mencatatkan sejumlah keberhasilan dalam
menjalankan fungsinya, seperti:
 Keberhasilan menyelenggarakan Pemilu pada 29 September 1955 untuk
memilih
anggota DPR dan 15 Desember untuk memilih Dewan Konstituante.
 Membubarkan Uni Indonesia-Belanda
 Menjalin hubungan yang harmonis dengan Angkatan Darat
 Bersama dengan Polisi Militer melakukan penangkapan para pejabat tinggi
yang
terlibat korupsi

20XX Presentation title 9


6. Kabinet Ali Sastramojoyo II (20
Maret 1956 – 4 Maret 1957)
Pada tanggal 20 Maret 1956, didukung oleh tiga partai besar di Parlemen:
PNI, NU,
dan Masyumi. Ali Sastroamijoyo mendapatkan mandat untuk kedua kalinya
membentuk kabinet.
Program pokok dari Kabinet Ali Sastroamijoyo II adalah Program kabinet ini
disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun yang memuat program jangka panjang,
sebagai berikut:
1. Perjuangan pengembalian Irian Barat
2. Pembentukan daerah-daerah otonomi dan mempercepat terbentuknya anggota-
anggota DPRD.
3. Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai.
4. Menyehatkan perimbangan keuangan negara.
5. Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional
berdasarkan kepentingan rakyat.
6. Pembatalan KMB
7. Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan lima tahun, menjalankan
politik luar negeri bebas aktif
8. Melaksanakan keputusan KAA.

20XX Presentation title 10


7. Kabinet Djuanda (9 April 1957- 5 Juli
1959)
Kabinet baru kemudian dipimpin oleh Ir. Djuanda yang
kemudian membentuk
kabinet yang terdiri dari para menteri yang ahli dalam
bidangnya. Kabinet ini dikenal
dengan istilah Zaket Kabinet karena harus berisi unsur ahli
dan golongan intelektual
dan tidak adanya unsur partai politik di dalamnya.

Program pokok dari Kabinet Djuanda dikenal sebagai Panca Karya yaitu:
 Membentuk Dewan Nasional
 Normalisasi keadaan RI
 Melancarkan pelaksanaan Pembatalan KMB
 Perjuangan pengembalian Irian Jaya
 Mempergiat/mempercepat proses Pembangunan

20XX Presentation title 11


Growth strategy

February May October


20XX 20XX 20XX

Roll out product to high Release the product to Gather feedback and
profile or top-level the general public and adjust product design as
participants to help monitor press release and necessary
establish the product social media accounts

20XX Presentation title 12


Sistem kepartaian

Sistem kepartaian yang dianut Partai-partai politik yang ada


pada masa demokrasi liberal saling bersaing, saling mencari
adalah multi partai. kesalahan dan
saling menjatuhkan.

Hal inilah yang menyebabkan pada era ini sering


terjadi pergantian kabinet, kabinet Kondisi inilah yang mendorong Presiden
tidak berumur panjang sehingga program- Soekarno mencari solusi untuk membangun
programnya tidak bisa berjalan kehidupan politik Indonesia yang akhirnya
sebagaimana mestinya yang menyebabkan membawa Indonesia dari sistem
terjadinya instabilitas nasional baik di demokrasi liberal menuju demokrasi
terpimpin.
bidang politik, sosial ekonomi dan keamanan .

20XX Presentation title 13


Pelaksanaan Pemilu I
Tahun 1955
Pemilihan Umum (Pemilu) sudah direncanakan oleh pemerintah, tetapi
program ini tidak segera terwujud. Karena usia kabinet pada waktu itu
relatif singkat, persiapan-persiapan secara intensif untuk program tersebut
tidak dapat dilaksanakan. Pemilu merupakan wujud nyata pelaksanaan
demokrasi. Pemilu I di Indonesia akhirnya dilaksanakan pada masa kabinet
Burhanudin Harahap. Pemilu I yang diselenggarakan pada tahun 1955
dilaksanakan dua kali, yaitu:
 
•Tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat atau Parlemen.
•Tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Dewan Konstituante
(Dewan Pembentuk Undang-Undang Dasar).

Secara serentak dan tertib seluruh warga negara yang mempunyai hak memilih
mendatangi tempat pemungutan suara untuk menentukan pilihannya. Pemilu berjalan
lancar dan tertib dan melahirkan Empat partai yang muncul sebagai pemenang dalam
Pemilu 1955 secara berurut: Partai Nasional Indonesia (PNI), Masyumi, Nahdlatul
Ulama (NU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI).

20XX Presentation title 14


Perkembangan Kehidupan Ekonomi pada Masa Demokrasi
Liberal

Mencari Sistem Ekonomi Nasional

A. Pemikiran Ekonomi Nasional

Perhatian terhadap perkembangan dan pembangunan ekonomi dicurahkan oleh


Soemitro Djojohadikusumo. Ia berpendapat bahwa pembangunan ekonomi Indonesia pada
hakekatnya adalah pembangunan ekonomi baru. Soemitro mencoba mempraktikkan
pemikirannya tersebut pada sektor perdagangan. Ia berpendapat bahwa pembangunan
ekonomi nasional membutuhkan dukungan dari kelas ekonomi menengah pribumi yang
kuat. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus sesegera mungkin menumbuhkan kelas
pengusaha pribumi, karena pengusaha pribumi pada umumnya bermodal lemah. Oleh
karena itu, pemerintah hendaknya membantu dan membimbing para pengusaha
tersebutdengan bimbingan konkret dan bantuan pemberian kredit. Jika usaha ini berhasil
maka secara bertahap pengusaha pribumi akan dapat berkembang maju dan tujuan
mengubah struktur ekonomi kolonial di bidang perdagangan akan berhasil.

20XX Presentation title 15


Sistem Ekonomi Liberal
Struktur perekonomian yang diwarisi Disamping itu, pemerintah belum berhasil
dari penguasa kolonial masih meningkatkan produksi dengan
berat sebelah, nilai ekspor Indonesia memanfaatkan sumber-sumber yang masih
pada saat itu masih sangat tergantung ada untuk meningkatkan pendapatan
pada nasional. Kelemahan pemerintah lainnya
beberapa jenis hasil perkebunan yang adalah politik keuangannya tidak dirancang
nilainya jauh di bawah produksi pada oleh
era sebelum pemerintah Indonesia sendiri, namun
Perang Dunia II. dirancang oleh pemeritah Belanda.

Kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk menanggulangi Perekonomian


permasalahan tersebut Indonesia semakin terpuruk ketika ketegangan politik
diantaranya adalah melaksanakan industrialisasi, yang dikenal yang timbul tidak dapat
dengan Rencana Soemitro. diselesaikan dengan diplomasi, akhirnya memunculkan
Sasaran yang ditekankan dari program ini adalah pembangunan pemberontakan yang dalam
industri dasar, seperti penumpasannya memerlukan biaya yang cukup tinggi.
pendirian pabrik-pabrik semen, pemintalan, karung dan percetakan. Kondisi ini mendorong
Kebijakan ini diikuti meningkatnya prosentasi defisit anggaran pemerintah,
dengan peningkatan produksi, pangan, perbaikan sarana dan dari angka 20% di tahun 1950 dan
prasarana, dan penanaman 100% di tahun 1960.
20XX modal asing. Presentation title 16
Thank you

20XX Presentation title 17

Anda mungkin juga menyukai