Oleh Kelompok 4:
Bayu Putra
Masyariq Anwar
Nabila Fauziya Putri
Fadhil Havizh Syauqi
Reski Alber Satria
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR…………………………………………………… 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 3
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan demokrasi (1949-1959)…………………………… 4
B. Pelaksanaan demokrasi (1959-1965)…………………………... 6
DAFTAR PUSAKA……………………………………………………….. 8
Demokrasi Indonesia Periode Parlementer (1949-1959)
Periode kedua pemerintahan negara Indonesia merdeka berlangsung dalam rentang
waktu antara 1949-1959.Pada periode ini terjadi dua kali pergantian undang-
undang dasar, yaitu:Pergantian UUD 1945 dengan Konstitusi RIS pada rentang
waktu 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950. Dalam rentang waktu ini, bentuk
negara Indonesia berubah dari kesatuan menjadi serikat. Sistem pemerintahan
berubah dari presidensil menjadi quasi parlementer. Pergantian Konstitusi RIS
dengan Undang-undang Dasar Sementara (UUDS) 1950 pada rentang waktu 17
Agustus 1950 - 5 Juli 1959
Periode pemerintahan ini bentuk negara kembali berubah menjadi negara kesatuan.
Sistem pemerintahan menganut sistem parlementer.Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pada periode 1949-1959, negara Indonesia menganut
demokrasi parlementer. Masa demokrasi parlementer adalah masa kejayaan
demokrasi di Indonesia.
Karena hampir perwujudan semua elemen demokrasi dapat ditemukan dalam
kehidupan politik di Indonesia.Berikut ini enam indikator ukuran kesuksesan
pelaksanaan demokrasi pada masa pemerintahan parlementer:
4. sekalipun Pemilihan Umum hanya dilaksanakan satu kali pada 1955, tetapi
Pemilihan Umum tersebut benar-benar dilaksanakan dengan
prinsip demokrasi.
Kompetisi antar partai politik berjalan sangat intensif dan fair. Setiap pemilih dapat
menggunakan hak pilih dengan bebas tanpa ada tekanan atau rasa takut
Situasi seperti ini berpengaruh besar terhadap situasi keamanan nasional. Karena
membahayakan persatuan dan kesatuan nasional. Presiden Soekarno sebagai
kepala negara melihat situasi ini sangat membahayakan bila terus dibiarkan.Oleh
karena itu untuk mengeluarkan bangsa dari persoalan pelik tersebut, Presiden
Soekarno mengeluarkan dekrit pada 5 Juli 1959 yang selanjutnya disebut Dekrit
Presiden 5 Juli 1959. Dalam dekrit tersebut, Presiden menyatakan membubarkan
Dewan Konstituante dan kembali pada Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945.Dekrit presiden tersebut mengakhiri era demokrasi parlementer.
Dekrit Presiden juga membawa dampak sangat besar dalam kehidupan politik
nasional.
Era baru demokrasi dan pemerintahan Indonesia dimulai yaitu suatu konsep
demokrasi yang oleh Presiden Soekarno disebut Demokrasi Terpimpin.Maksud
konsep terpimpin ini dalam Pandangan Soekarno adalah dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dalam permusyawaratan dan perwakilan.
Demokrasi terpimpin merupakan pembalikan total dari proses politik yang berjalan
pada masa demokrasi parlementer.Yang disebut demokrasi pada masa ini ialah
perwujudan kehendak presiden dalam rangka menempatkan dirinya sebagai satu-
satunya institusi yang paling berkuasa di Indonesia.