Anda di halaman 1dari 20

PERJALANAN DEMOKRASI INDONESIA

Sistem Politik dan Pemerintahan Indonesia


DEMOKRASI NORMATIF DAN EMPIRIS
• Demokrasi Normatif pada dasarnya adalah merupakan
sesuatu yang idiil hendak dilakukan atau diselenggarakan
oleh sebuah negara, sperti kita mengenal
ungkapan”Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat”
• Demokrasi normatif ini juga meletakkan bahwa individu
harus dibebaskan dari rasa takut, dan ketidakadilan,
kemiskinan, keterbelakangan.
• Rakyat harus memiliki kebebasan dalam arti rakyat harus
memiliki arena publik yang terbuka bagi semua orang
• Ungkapan normatif tersebut biasanya, diterjemahkan
dalam konstitusi pada masing-masing negara, misalnya
dalam UUD 1945 bagi Pemerintahan Republik Indonesia.
“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan atau negara menjamin
kemerdekaan tiap penduduk……..
• Demokrasi normatif belum tentu dapat dilihat dalam
konteks kehidupan politik sehari-hari dalam suatu negara
DEMOKRASI EMPIRIS
• Demokrasi empiris adalah demokrasi dalam perwujudannya dalam
kehidupan politik praktis
• Pemahaman demokrasi ini mengizinkan kita untuk mengamati
apakah dalam suatu sistem politik pemerintah memberikan ruang
gerak yang cukup bagi warga masyarakatnya untuk melakukan
partisipasi guna memformulasikan preferensi politik mereka
melalui organisasi politik yang ada.
• Demokrasi ini juga untuk melihat apakah kompetisi antara para
pemimpin dilakukan secara teratur?
INDIKATOR DEMOKRASI
1. Akuntabilitas: penguasa yang dipilih oleh rakyat harus mampu
mempertanggungjawabkan kebijaksanaan yang hendak dan
telah ditempuhnya termasuk di dalamnya
pempertanggungjawabkan ucapan atau kata-katanya
2. Rotasi Kekuasaan: peluang akan terjadinya rotasi kekuasaan
harus ada, dan dilakukan secara teratur dan damai
3. Rekrutmen Politik yang Terbuka: setiap orang memenuhi syarat
untuk mengisi suatu jabatan politik yang dipilih oleh rakyat
mempunyai peluang yang sama dalam melakukan kompetisi
untuk mengisi jabatan tersebut
4. Pemilihan Umum: pemilu dilaksanakan secara teratur.
Setiap warga negara yang sudah dewasa mempunyai
hak untuk memilih dan dipilih dan bebas menggunakan
haknya tersebut sesuai dengan kehendak hati nuraninya
5. Menikmati hak-hak dasar: setiap warga negara dapat
menikmati hak-hak dasar mereka secara bebas,
termasuk di dalamnya adalah hak untuk menyatakan
pendapat (freedom of expression), hak untuk berkumpul
dan berserikat (freedom of assembly), dan hak untuk
menikmati pers yang bebas (freedom of the press)
DIMENSI DALAM DEMOKRASI
Legitimasi dan kontrol Vertikal
1. Dimensi Rezim Pemilihan
• Pejabat yang dipilh
• Hak pilih yang inklusif
• Hak Pencalonan
• Hak-hak Politik
• Kebebasan pers
• Kebebasan berserikat
DIMENSI DALAM DEMOKRASI
2. Dimensi Konstitusionalisme Liberal dan Kekuasaan Hukum
a. Hak-hak sipil
•Kebebasan-kebebasan individu dari pelanggaran hak-haknya oleh negara atau
agen swasta
•Kesamaan hak di depan hukum
b. Pertanggungjawaban Horizontal
•Pemisahan kekuasaan secara horizontal
3. Dimensi Kontrol atas agenda yang efektif
a. Kekuasaan pemerintahan yang efektif
pejabat yang terpilih dengan kekuasaan pemerintahan yang efektif
DEMOKRASI DI INDONESIA
(MASA REVOLUSI KEMERDEKAAN) (1)
Periode ini adalah masa peletakan dasar bagi demokrasi di Indonesia
untuk masa-masa selanjutnya. Periode ini ditandai oleh beberapa hal:
1.Political franchise: semua warga negara yang sudah dianggap
dewasa memiliki hak-hak politik yang sama, tanpa ada diskriminasi
yang bersumber dari ras, agama, suku, dan kedaerahan
2.Presiden yang secara konstitusional ada kemungkinan menjadi
diktator, maka dibatasi oleh KNIP untuk menggantikan parlemen
3.Dengan maklumat wakil presiden maka dimungkinkan terbentuknya
sejumlah partai politik yang kemudian menjadi peletak dasar bagi
sistem kepartaian di Indonesia
DEMOKRASI PARLEMENTER
• Demokrasi parlementer ini berlaku pada tahun 1950
sampai 1959 dengan menggunakan UUDS sebagai
landasan konstitusionalnya
• Masa demokrasi parlementer ini merupakan masa
kejayaan demokrasi di Indonesia karena hampir semua
elemen demokrasi dapat kita temukan dalam
perwujudannya dalam kehidupan politik di Indonesia
• Masa kejayaan itu dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan
yang sangat tinggi dalam proses politik yang berjalan
2. Akuntabilitas pemegang jabatan dan politisi pada umumnya sangat
tinggi
3. Kehidupan kepartaian boleh dikatakan memperoleh peluang
sebesarnya-besarnya untuk berkembang secara maksimal
4. Pemilihan umum dijalankan dengan prinsip-prinsip demokrasi.
Kompetisi diantara partai politik berjalan sangat intensif
5. Masyarakat pada umumnya dapat merasakan bahwa hak-hak
dasar mereka tidak dikurangi sama sekali, sekalipun tidak semua
warga negara dapat memanfaatkannya secara maksimal
DEMOKRASI TERPIMPIN
• Sejak berakhirnya pemilu 1955 Soekarno menunjukan
ketidaksenangannya pada partai-partai politik
• Soekarno juga juga melontarkan gagasan bahwa demokrasi
parlementer tidak sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia
yang dijiwai semangat gotong-royong dan kekeluargaan
• Soekarno juga menekankan bagaimana besarnya peranan
pemimpin dalam proses politik yang berjalan
• Soekarno mengusulkan agar terbentuk pemerintahan yang
bersifat gotong royong yang melibatkan semua kekuatan politik
yang ada termasuk PKI yang pada saat itu tidak pernah terlibat
dalam koalisi.
• Untuk mewujudkan itu soekarno kemudian mengajukan usulan yang
dikenal sebagai “konsepsi presiden” lalu terbentuklah Dewan
Nasional
• Pembentukan dewan ini mendapat tantangan keras dari sejumlah
partai politik, yaitu Masyumi dan PSI yang menganggap bahwa
pembentukan Dewan Nasional pelanggaran yang sangat mendasar
terhadap konstitusi karena lembaga tersebut tidak dikenal dalam
konstitusi
• Hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
semakin memburuk. Muncul pemberontakan PRRI dan Permesta
(Sulawesi). Disumatera sejumlah perwira angkatan darat membentuk
misalnya dewan Banteng, Dewan Gadjah, Dewan Garuda yang
mengambil alih kepemimpinan sipil
• Dewan konstituante ternyata mengalami jalan buntu untuk mencapai
kesepakatan guna merumuskan ideologi nasional karena tidak
tercapainya titik temu antara dua kubu politik, yaitu kelompok yang
menginginkan Islam sebagai dasar negara dan kelompok lain yang
menginginkan Pancasila sebagai dasar negara
• Voting dilakukan ternyata suara mayoritas yang diperlukan tidak
dapat tercapai.
• Banyak anggota badan konstituante yang tidak menghadiri sidang-
sidang lagi maka demi persatuan dan kesatuan nasional dengan
pertimbangan demi negara maka pada tanggal 5 Juli 1959 Soekarno
mengeluarkan dekrit presiden yang membubabrkan konstituante dan
menyatakan kembali ke UUD 194
• Dengan keluarnya dekrit presiden tersebut maka di
Indonesia mulai dimasuki apa yang oleh Soekarno disebut
dengan Demokrasi Terpimpin.
• Sebagai presiden kemudian Soekarno menunjuk seorang
“warga negara Soekarno” untuk membentuk kabinet yang
Perdana menterinya adalah Presiden sendiri.
• Demokrasi terpimpin memungkinkan Soekarno menjadi
salah satu agenda setter politik Indonesia yang akhirnya
menghantarkan Soekarno menjadi seorang Diktator
KARAKTERISTIK DEMOKRASI
TERPIMPIN
1. Mengaburnya sistem kepartaian. Partai sebagai elemen
penopang tarik tambang antara presiden,ABRI dan PKI
2. Dengan terbentuknya DPRGR, peranan lembaga legislatif
dalam sistem politik nasional menjadi sedemikian lemah
3. Basic human right menjadi sangat lemah
4. Masa demokrasi terpimpin adalah masa puncak semangat anti
kebebasan pers
5. Sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses
hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Daerah-daerah memiliki otonomi yang sangat terbatas
PEMERINTAHAN ORDE BARU
• Pemebrontakan G-30-S/PKI merupakan titik kulminasi dari
pertarungan atau tarik tambang antara Soekarno, AD dan PKI
• PKI yang gagal melakukan kudeta tersingkir dari arena
perpolitikan Indonesia
• Demikian juga Soekarno yang begitu besar kekuasaannya pada
masa demokrasi terpimpin (1959-1965) sedikit demi sedikit
kekuasaannya dikurangi bahkan Soekarno tersingkir dari politik
nasional sampai meninggal tahun 1971.
• AD muncul sebagai kekuatan politik yang sangat menentukan
dalam proses selanjutnya dengan dwi fungsi ABRI
• Melalui transisi yang singkat antara tahun 1965 sampai
Soeharto dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia,
Era yang kemudian dikenal dengan era orde baru
• Pada tahun 1971 Indonesia mengadakan pemilu untuk
yang kedua kalinya yang diikuti oleh 10 partai politik
• Soeharto dengan didukung oleh militer menjadi tokoh
sentral dalam menggerakan mesin politiknya
KARAKTERISTIK ORDE BARU

1. Kekuasaan kepresidenan merupakan pusat dari seluruh proses politik yang


berjalan di Indonesia
2. Rotasi kekuasaan eksekutif boleh dikatakan hampir tidak pernah terjadi. Kecuali
yang terdapat pada jajaran yang lebih rendah seperti Gubernur, Bupati/Walikota,
Camat dan kepala desa
3. Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik lebih bersifat tertutup
4. Kualitas pemilu dapat dikatakan masih jauh dari semangat demokrasi
5. Campur tangan birokrasi sangat kuat dalam menjamin kebebasan pers.
6. Rendahnya kebebasan menyatakan pendapat, berserikat dalam artinya
rendahnya basic human rights
7. Diterapkannya depolitisasi pada masyarakat
TUGAS
Bagaimanakah dengan era setelah Orde Baru???
Diskusikan dan diskripsikan dengan satu atau dua orang temanmu,
kemudian jawab melalui diskusi, kumpulkan hasil diskusi maksimal
pada pukul 8 malam pada hari Rabu 9 Juni 2021 kepada ketua kelas
untuk kemudian dikirim ke email saya di sri.widayati@unmer.ac.id

Anda mungkin juga menyukai