Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“Demokrasi Indonesia”

DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
Kherren Kandouw 22101021
Daniel Robot 22101136
Pelangi Saragih 22101146
Cindy Legoh 22101153
James Yudianto 22101156

DOSEN : Drs. Sofyan Amu, M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi

Secara etimologi atau bahasa, demokrasi itu berasal dari bahasa Yunani demokratia
yaitu demos yang artinya rakyat dan kratos yang artinya pemerintahan.
Nah, dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) demokrasi didefinisikan
sebagai bentuk/sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah
dengan perantaraan wakilnya atau pemerintahan rakyat. Selain itu, terminologi dalam
bidang politik ini bisa juga diartikan gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua
warga negara. Istilah ini mulai berkembang pada pertengahan abad ke-5 SM untuk
menunjukkan sistem politik yang ada di negara Yunani, terutama Athena.

B. Sejarah Demokrasi di Indonesia


Mengutip dari buku Mengenal Lebih Dekat Demokrasi di Indonesia (2012) yang
ditulis oleh Nadhirun, sejarah demokrasi di Indonesia dimulai pada awal abad ke-20.
Pada fase ini, Indonesia masih mengalami penjajahan oleh Belanda dan pemikiran
demokrasi modern dari barat sudah mulai masuk ke Indonesia. Tepatnya, anak-anak
muda dan mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Eropa banyak membaca ide-ide
demokrasi melalui buku serta ruang-ruang diskusi terbuka. Kemudian, mereka banyak
mendapatkan inspirasi mengenai konsep negara demokrasi yang terbuka dan sangat
kontradiktif dengan Indonesia.
Generasi pertama yang merasakan bagaimana indahnya demokrasi di negara-
negara Eropa adalah Mohammad Hatta yang kelak menjadi Wakil Presiden Indonesia.
Hatta belajar di Belanda dan menyerap berbagai ide-ide demokrasi.
Di generasi Hatta ini, ide-ide demokrasi meresap di benak anak muda Indonesia
dan memulai gerakan-gerakan kemerdekaan. Mengalami banyak ganjaran karena
transisi dari penjajahan Belanda ke penjajahan Jepang, akhirnya kemerdekaan resmi
diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Perkembangan Demokrasi di Indonesia dari
Masa ke Masa. Ada empat perkembangan demokrasi dari masa ke masa. Berikut
penjelasannya:
1. Demokrasi Parlementer (1945 - 1959)
Demokrasi parlementer ini dimulai ketika Indonesia resmi menjadi negara
yang merdeka hingga berakhir di tahun 1959. Demokrasi parlementer adalah
sistem demokrasi yang menempatkan parlemen sebagai bagian fundamental di
pemerintahan.
Akan tetapi, konsep demokrasi ini dianggap kurang cocok untuk Indonesia.
Lemahnya budaya demokrasi untuk mempraktikkan demokrasi model barat ini
telah memberi peluang sangat besar kepada partai-partai politik mendominasi
kehidupan sosial politik.
Pada masa ini pula digelar Pemilu pertama pada 1955. Pemilu 1955 mendapat
pujian dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti
oleh lebih 30-an partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon
perorangan.
Beberapa hal yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran
berkompetisi secara sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR
adalah perdana menteri dan menteri yang sedang memerintah, mereka tidak
menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya kepada pejabat bawahan untuk
menggiring pemilih yang menguntungkan partainya.
2. Demokrasi Terpimpin (1959 - 1965)
Demokrasi terpimpin adalah sistem pemerintahan, di mana segala kebijakan
atau keputusan yang diambil dan dijalankan berpusat kepada satu orang, yaitu
pemimpin pemerintahan.
Demokrasi terpimpin ini dimulai pada tahun 1959 ketika Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Ciri yang paling khas dari konsep
demokrasi terpimpin adalah kehadiran peran dan campur tangan presiden selaku
pemimpin tertinggi demokrasi dan revolusi yakni Presiden Sukarno.
Di lain sisi, demokrasi terpimpin juga terlihat dari pengaruh komunis dan
peranan tentara (ABRI) di politik Indonesia. Pada masa demokrasi terpimpin
banyak terjadi penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945, seperti:
Pembentukan Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom) Tap MPRS No.
III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan Soekarno sebagai presiden seumur hidup,
Pembubaran DPR hasil pemilu oleh presiden, Pengangkatan ketua DPR Gotong
Royong/MPRS menjadi menteri negara oleh presiden GBHN yang bersumber pada
pidato presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul 'Penemuan Kembali
Revolusi Kita' ditetapkan oleh DPA bukan MPRS
3. Demokrasi Pancasila era Orde Baru (1965 - 1998)
Setelah peristiwa G30S PKI terjadi di tahun 1965, terjadi pergantian pemimpin
dari Soekarno menuju Soeharto. Era orde baru ini juga dikenal dengan istilah
Demokrasi Pancasila yang menjadikan Pancasila sebagai landasan demokrasi. Akan
tetapi, rezim yang berkuasa selama 32 tahun juga dihantui dengan beberapa
penyimpangan, seperti:
• Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil
• Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
• Kekuasaan kehakiman (Yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim
adalah anggota PNS Departemen kehakiman
• Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat
• Sistem kepartaian yang otonom dan berat sebelah
• Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)
4. Demokrasi Reformasi (1998 - sekarang)
Berakhirnya rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun melahirkan
demokrasi baru yang dikenal dengan istilah era reformasi. Era reformasi adalah fase
demokrasi yang kembali ke prinsip dasar demokrasi, seperti:
o Adanya Pemilu secara langsung
o Kebebasan Pers
o Desentralisasi
o Hak-hak dasar warga negara lebih terjamin
o Rekrutmen politik yang inklusif

C. Prinsip Demokrasi
Prinsip demokrasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Prinsip Demokrasi Sebagai Sistem Politik
▪ Pembagian kekuasaan (kekuasaan legislatif, yudikatif, dan eksekutif)
▪ Pemerintahan konstitusional
▪ Partai politik lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya
▪ Pers yang bebas
▪ Perlindungan terhadap hak asasi manusia
▪ Pengawasan terhadap administrasi negara
▪ Peradilan yang bebas dan tidak memihak
▪ Pemerintahan yang diskusi
▪ Pemilihan umum yang bebas
▪ Pemerintahan berdasarkan hukum
b. Prinsip Non-demokrasi (Kediktatoran)
• Pemusatan kekuasaan
Kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif menjadi satu dan
dipegangserta dijalankan oleh satu lembaga.
• Pemerintahan tidak berdasarkan konstitusional
Pemerintahan dijalankan berdasarakan kekuasaan. Konstitusinya
memberi kekuasaan yang besar pada negara atau pemerintah.
• Rule of Power
Prinsip negara kekuasaan yang ditandai dengan supremasi
kekuasaanyang besar pada negara atau pemerintah..
• Pembentukan pemerintah tidak berdasarkan musyawarah tetapi melalui
dekrit
• Pemilihan umum yang tidak demokratis.
Pemilihan umum dijalankan hanya untuk memperkuat keabsahan
penguasa atau pemerintah negara.
• Manajemen dan kepemimpinan yang tertutup dan tidak bertanggung
jawab
• Tidak ada dan atau dibatasinya kebebasan berpendapat, berbicara dan
kebebasan pers.
• Penyelesaian perpecahan atau perbedaan dengan cara kekerasan dan
penggunaan paksaan.
• Tidak ada perlindungan terhadap hak asasi manusia bahkan sering
terjadipelanggaran hal asasi manusia. Menekan dan tidak mengakui
hak-hak minoritas warga negara.

D. Ciri-Ciri Demokrasi
Ciri yang menggambarkan suatu pemerintahan didasarkan oleh sistem demokrasi
seperti:
• Pemerintahan didasarkan kehendak dan kepentingan semua rakyat.
• Ciri konstitusional ialah hal yang berhubungan denag kepentingan, kehendak
atau kemauan atau kekuasaan rakyat yang dituliskan dalam konstitusi dan
undang-undang negara tersebut.
• Ciri perwakilan yakni dalam mengatur negaranya kedaulatan rakyat akan
diwakilkan oleh beberapa orang yang sudah dipilih oleh rakyat itu sendiri.
• Ciri pemilihan umum yakni sebuah kegiatan politik yang dilaksanakan untuk
memilih pihak dalam pemerintahan.
• Ciri kepartaian yakni partai akan menjadi media atau sarana untuk menjadi
bagian dalam melaksanakan sistem demokrasi.
• Ciri kekuasaan ialah adanya pembagian dan pemisah kekuasaan.
• Ciri tanggung jawab ialah adanya tanggung jawab dari pihal yang sudahdipilih
untuk ikut dalam pelaksaan suatu sistem demokrasi.

E. Contoh Demokrasi
a. Jenis-Jenis Demokrasi
• Demokrasi Langsung
Contoh : Ikut mencoblos saat pemilu atau pilkada, dan memilih secara
langsung ketua kelas.
• Demokrasi Perwakilan
Contoh : Pembuatan undang-undang yang diwakili oleh anggota DPR
b. Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyatdibagi 3 :
• Referendum Wajib
Contoh : Pemungutan suara pemisahan Timor-Timur, dan persetujuan
yang diberikan oleh rakyat terhadap pembuatan UUD.
• Referendum Tidak Wajib
Contoh : Peranan partai politik tidak begitu menonjol tetapi kehendak
rakyat dapat diketahui secara langsung dalam demokrasi.

• Referendum Konsultatif
Contoh : Rayat sendiri kurang memahami tentang ini maka pada saat
materi UU rakyat hanya diminta persetujuan.
c. Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritas :
• Demokrasi Formal
Contoh : adanya keberadaan lembaga-lembaga perwakilan rakyat.
• Demokrasi Material
Contoh : Mungkin keberadaan lembaga-lembaga perwakilan rakyat hanya
sebagai simbol saja, dan hanya mementingkan kepentingan negara saja
dibandingkan rakyat.
• Demokrasi Campuran
Contoh : Rakyat memilih wakil di DPRD kemudian wakil itu dikontrol oleh
rakyat dengan sistem referendum.
d. Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi :
• Demokrasi Liberal
Contoh : Dalam demokrasi ini adanya sistem multi partai dan Demokrasi
ini telah mendorong untuk lahirnya partai-partai politik.
• Demokrasi Rakyat adalah Demokrasi dimana rakyat yang menentukan saat
ada masalah penting.
Contoh : Pada saat pemilihan presiden dan wakil presiden

Anda mungkin juga menyukai