Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PELAKSANAAN DEMOKRASI DI

INDONESIA PERIODE 1949-1959

Disusun oleh:

Kelompok 2

Akmal Fauza
Azmy Faqih
Rafi Fahmi
Arini Halimatu
Irma Nurazizah
Nabilla Apria
Sani Shakina H

MADRASAH ALIYAH AL – HUDA


BANDUNG – PAMEUNGPEUK
1444/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan kesehatan kepada kita, karna tanpa karunianya kami tidak dapat
menyelesaikan makalah yang bejudul “Pelaksanaan demokrasi di indonesia 1949-
1959” dengan penuh kelancaran. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan
kepada jungjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Kami ucapkan terima kasih kepada Guru Seni Budaya yang telah
memberikan tugas ini sehingga kami dan para pembaca dapat mengetahui tentang
alat musik cello. Adapun disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang di berikan oleh Guru kami Gugum Gumilar.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka
dengan itu kami mohon saran dan kritik.

Bandung, 18 Oktober 2023

Penulis

i
Da

KATA PENGANTAR
…………………………………………………………...i
DAFTAR ISI ...
…………………………………………………………………...ii
BAB I
……………………………………………………………………………..1
PENDAHULUAN .…………………………………………………...
………….1
1.1 Latar belakang
………………………………………………………………1
1.2 Rumusan masalah
…………………………………………………………...1
1.3 Tujuan
………………………………………………………………………..1
BAB II
……………………………………………………………………………2
PEMBAHASAN
…………………………………………………………………2
2.1 Pengertian Demokrasi
………………………………………………………2
2.2 Membangun Sistem Politik Demokrasi
……………………………………2
2.3 Demokratisasi Indonesia
……………………………………………………3
2.4 Pelaksanaan Demokrasi di indonesia pada periode 1949-1959
…………..3
2.5 Periodisasi perkembangan Demokrasi di Indonesia
………………………5
2.6 Partai-partai demokrasi periode 1949-
1959………………………………..8
BAB III
…………………………………………………………………………...9
METODOLOGI PENELITIAN
………………………………………………..9
BAB IV
………………………………………………………………………….10
KESIMPULAN …………………………………………………………………
10
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………..11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kami membuat makalah ini tentang pelaksanaan demokrasi di Indonesia


periode 1949-1959 agar kita mengetahui setelah demokrasi di Indonesia
periode 1945-1949. Makalah ini bertujuan menambah wawasan para
pembaca. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa itu demokrasi?


2. Bagaimana Indonesia membangun system demokrasi?
3. Bagaimana demokrasi di Indonesia?
4. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada tahun 1949-1959?
5. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia?
6. Apa saja partai-partai politik di Indonesia pada tahun 1949-1959?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu demokrasi.


2. Untuk mengetahui bagaimana Indonesia membangun system
demokrasi.
3. Untuk mengetahui bagaimana demokrasi Indonesia.
4. Untuk mengetahui pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada tahun
1949-1959.
5. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan demokrasi di
Indonesia.
6. Untuk mengetahui apa saja partai-partai politik di Indonesia pada
tahun 1949-1959.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi

Kata demokrasi berasal dari Bahasa Yunani yaitu demos dan kratos.
Demos berarti rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan, jadi demokrasi
bisa diartikan sebagai pemerintahan rakyat. Kemudian diserap dalam
Bahasa Inggris yaitu democracy.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi merupakan


istilah politik yang berarti pemerintahan rakyat. Karena hal itu dapat
diartikan dalam sebuah negara demokrasi kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat dan dijalankan oleh wakil-wakil yang mereka pilih di bawah
sistem pemilihan bebas.

Dalam pandangan Abraham Lincoln, demokrasi adalah suatu sistem


pemerintahan dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat. Artinya, rakyat
dengan serta merta mempunyai kebebasan untuk melakukan semua aktivitas
kehidupan termasuk aktivitas politik tanpa adanya tekanan dari pihak
manapun, karena pada hakikatnya yang berkuasa adalah rakyat untuk
kepentingan bersama.

2.2 Membangun Sistem Politik Demokrasi

Indonesia membangun sitem politik demokrasi sejak menyatakan


kemerdekaannya pada 17 agustus 1945. Berbagai hal berkenaan dengan
hubungan negara dan masyarakat telah di atur dengan undang undang
negara RI tahun 1945. Seperti dalam UUD NRI tahun 1945 pasal 1 ayat 2
yang berbunyi “Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan
menurut UUD.”

Sehari setelah proklamasi pada 18 agustus 1945,Indonesi


menatapkan UUD NRI tahun 1945 sebagai konstitusi negara pancasila
sebagai dasar negara,”INDONESIA RAYA “ sebagai lagu
kebanggan,bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan,bendera merah putih

2
sebagai bendera nasional dan presiden-wakil presiden ialah soekarno-hatta
perangkat kenegaraan ini kemudian di lengkapi dengan adanya komite
nasional indonesia pusat (KNIP) yaang dibentuk 29 agustus 1945 yang
semula berfungsi untuk membantu presiden,selanjutnya beralih menjadi
DPR/MPR.

2.3 Demokratisasi Indonesia

Demokratisasi diindonesia dimulai saat di terbitkannya Maklumat


wakil presiden No. X Tanggal 3 nov 1945 yang berisi anjuran untuk
membentuk partai politik. Lalu langkah berikutnya yang dilakukan
pemerintah adalah merencanakan pemilu untuk memilih anggota DPR yang
akan di selenggaran tahun 1945.Namun pemilu tersebut belum dapat
terselenggara hingga satu decade setelah indonesia merdeka dikarenakan
belum siapnya perangkat hukum yang mengatur pemilu serta ketidak
stabilan negara akibat perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan
seringnya pergantian kabinet.

2.4 Pelaksanaan Demokrasi di indonesia pada periode 1949-1959

1. Terjadi dua pergantian konstitusi: dari UUD 1945 ke Konstitusi RIS, dan
dari Konstitusi RIS ke Undang-Undang Dasar Sementara 1950.

2. Akuntabilitas politisi tinggi berkat peran parlemen dan media massa


sebagai alat kontrol sosial. Jatuhnya kabinet menjadi bukti konkret
tingginya akuntabilitas tersebut.

3. Sistem multipartai dengan otonomi tinggi memungkinkan perkembangan


partai politik. Hampir 40 partai terbentuk tanpa campur tangan pemerintah
dalam rekrutmen pengurusnya.

4. Pemilihan umum 1955 berjalan intensif, adil, dan demokratis. Pemilih


dapat menggunakan hak pilihnya tanpa tekanan atau rasa takut.

5. Masyarakat merasakan perlindungan hak-hak dasar mereka, termasuk hak


berserikat, berkumpul, kebebasan pers, dan berpendapat tanpa takut risiko.

3
Contohnya, mantan Perdana Menteri Dr. Halim menyampaikan kritikan
tajam terhadap Presiden Soekarno dengan bebas.

6.Selama masa pemerintahan parlementer di Indonesia, daerah-daerah


mendapat otonomi yang luas dengan desentralisasi sebagai landasan.

Pada 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang


membubarkan Konstituante dan mengembalikan UUD 1945. Soekarno
merasa demokrasi parlementer tidak sesuai dengan semangat gotong royong
bangsa Indonesia, sehingga demokrasi parlementer dianggap gagal dan
diakhiri setelah sembilan tahun. Alasan kegagalan tersebut banyak
dijelaskan oleh para ahli, dengan beberapa poin dianggap relevan.

Demokrasi parlementer di Indonesia mengalami kegagalan karena


beberapa faktor.

1. Presiden mencoba membentuk pemerintahan gotong royong


melibatkan semua kekuatan politik, termasuk PKI, melalui Dewan
Nasional. Namun, hal ini ditentang keras oleh beberapa partai,
seperti Masyumi dan Partai Serikat Islam, yang melihatnya sebagai
pelanggaran konstitusi.
2. Dewan Konstituante tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai
ideologi nasional, antara yang ingin Islam sebagai ideologi negara
dan yang memilih Pancasila. Tidak ada kesepakatan mayoritas
dalam voting.
3. Politik aliran mendominasi, memperburuk pengelolaan konflik dan
merusak stabilitas politik dengan konflik meluas melewati batas
wilayah.
4. Basis sosial ekonomi yang lemah menyebabkan ketidakpersatuan di
masyarakat, menghambat keberlangsungan demokrasi, dan
memudahkan penggantian pemerintahan sebelum masa jabatannya
berakhir.

4
2.5 Periodisasi perkembangan Demokrasi di Indonesia

Demokrasi liberal di laksanakan setelah di keluarkannya malkumat


pemerintahan 14 november 1945.perdana menteri dan menteri² dalam
kabinet di angkat dan di berhentikan,serta bertanggung jawab kepada
parlemen dan presiden menjabat sebagai kepala negara. dalam kabinet
parlementer ini,sutan syahrir di angkat sebagai perdana menteri pertama.

Seusai Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1945,


terbentuklah Negara Republik Indonesia serikat (RIS) rakyat di serahkan
kepada sistem multipartai sehingga saat itu muncul beragam partai.suara
rakyat terpecah² ke dalam banyak partai efek negatifnya,muncul sikap
politik yg saling menjatuhkan antar partai

1) Kabinet natsir (6 September 1950-27 april 1951) merupakan kabinet


pertama yg memerintah pada masa demokrasi liberal.program yg di
jalankan pada periode ini antara lain sbb

(a) Menggiatkan usaha keamanan dan ketenteraman

(b) Menyempurnakan organisasi angkatan perang

(c) Mengembangkan dan memperkuat ekonomi rakyat

2) Kabinet sukiman-soewirjo (27 april 1951-3 april 1952) kabinet ini di


pimpin oleh sukiman-suwirjo dan merupakan kabinet koalisi masyumi-PNI.
program yg di jalankan:

(a) Menjamin keamanan san ketenteraman

(b) Mengusahakan kemakmuran rakyat dan memperbaharui hukum agraria


agar sesuai dengan kepentingan petani

3) Kabinet wilopo (3 april 1952-3juni 1953) kabinet ini merintis sistem


zaken kabinet.progam yg di jalankan:

(a) Program dalam negeri menyelenggaraka pemilihan umum,meningkatkan


kemakmuran rakyat

5
(b) Program luar negeri: penyelesaian masalah hubungan Indonesia-
belanda,panglima irian barat ke pangkuan Indonesia

4) Kabinet Ali I atau kabinet Ali-wongso (31 juli 1953-12 Agustus


1955)kabinet ini merupakan kabinet terakhir sebelum di adakannya
pemilihan umum,di dukung oleh PNI-NU

5) Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955-3 maret 1956) pada


masa kabinet ini pemilu yg demokratis untuk pertama kalinya berhasil
dilaksanakan.Terdapat 70 partai politik yg mendaftar,tetapi hanya 27 partai
yg lolis seleksi.

6) Kabinet Ali II (20 maret 1956-14 maret 1957) kabinet Ali II merupakan
koalisi PNI,masyumi,dan NU program yg di jalankan:

(a) Perjuangan pengembalian irian barat

(b) Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai

(c) Menyehatkan pertimbangan keuangan negara

7) Kabinet juanda (9 april 1957-10 juli 1959) kabinet Juanda untuk


menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950.1958 konstituante
mengalami kegagalan yg akhirnya mendorong presiden Sukarno untuk
mengeluarkan dekret presiden thn 1959.

Demokrasi terpimpin (5 juli 1959-1965) selama masa demokrasi


liberal,rakyat Indonesia sadar adanya ketidak cocokan dengan sistem
politik, dpt di lihat dari 2 hal berikut:

1) Sistem demokrasi liberal bertentangan dengan nilai dasar pancasila

2) Ketidak mampuan konstituante untuk menyelesaikan masalah²


kenegaraan

Dekret presiden thn 1959 menyatakan UUDS 1950 tidak berlaku lagi
dan kembali di berlakukan kembali UUD NRI thn 1945.memuat ketentuan
pokok sbb:

6
1) Menetapkan pembubaran konstituante

2) Menetapkan bahwa UUD NRI thn 1945 berlaku kembali bagi segenap
bangsa Indonesia

Pidato presiden Soekarno tanggal 17 Agustus 1959 berjudul


"penemuan kembali revolusi kita",di kenal dengan Manifesto politik
Republik Indonesia.Manifesto politik itu adalah USDEK (UUD NRI thn
1945,sosialisme Indonesia, demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin,dan
kepribadian Indonesia)

Berikut praktik sistem politik demokrasi terpimpin yg berpusat pada


presiden

1) Menurut UUD NRI thn 1945,kewenangan presiden berada di bawah


MPR,tetapi dalam kenyataan MPR tunduk pada persiden. presiden dapat
menentukan apa yg harus di putuskan oleh MPR

2) Pada 1960,DPR hasil pemilu di bubarkan oleh presiden dan di gantikan


dewab perwakilan rakyat gotong royong (DPR-GR). keanggotaan dalam
DPR-GR diduduki oleh tokoh² bbrp patai besar seperti PNI,NU,dan PKI.

3) Pengangkatan presiden Soekarno sebagai presiden seumur hidupdalam


sidang umum MPRS thn 1963

4) Usulan prinsip nasakom untuk melanggengkan ke dudukan presiden


sebagai pemimpin besar revolusi

Masuknya pengaruh PKI dalam konsep nasakom memberi peluang


kepada PKI untuk memperluas dan mengembangkan
pengaruhnya.puncaknya pada bulan September terjadi peristiwa gerakan 30
September 1965/lebih di kenal dengan G30S/PKI. 7 jenderal TNI AD di
bunuh di lubang buaya,jakarta. peristiwa itu menyebabkan munculnya
gerakan yg mrminta presiden Soekarno untuk mundur.

7
2.6 Partai-partai demokrasi periode 1949-1959

1. Partai Nasional Indonesia (PIN)

2. Masyumi

3. Nahdlatul Ulama (NU)

4. Partai Komunis Indonesia (PKI)

5. Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)

6. Partai Kristen Indonesia (Parkindo)

7. Partai Katolik

8. Partai Sosialis Indonesia (PSI)

9. Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)

10. Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti)

8
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Ada 2 metode yg di gunakan dalam makalah ini

1. Metode malalui buku dimana kami merangkum materi yang


sudah ada di dalam buku PENDIDIKAN KEWARGA
NEGARAAN
2. Metode melalui sumber website yang terpercaya

9
BAB IV
KESIMPULAN

Kata demokrasi berasal dari Bahasa Yunani yaitu demos dan kratos.
Demos berarti rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan, jadi demokrasi
bisa diartikan sebagai pemerintahan rakyat.

Dengan itu tangan rakyat dan dijalankan oleh wail-wakil yang


mereka pilih di bawah sistem pemilihan bebas.

Sistem politik di Indonesia mengalami evolusi yang kompleks


setelah kemerdekaan pada tahun 1945. Demokrasi liberal awalnya
diterapkan dengan banyak partai politik dan pemilihan umum, namun
menghadapi ketidakstabilan dan konflik ideologis. Pada tahun 1959,
Presiden Soekarno memperkenalkan konsep "Demokrasi Terpimpin", yang
memberi kekuasaan besar kepada presiden dan membatasi kebebasan
politik. Partai-partai besar pada saat itu mencakup PKI, NU, dan PNI.
Namun, peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965 mengakibatkan kejatuhan
PKI dan penguatan otoritas militer. Sistem politik berlanjut dengan
pemerintahan otoriter hingga reformasi politik pada tahun 1998, membuka
jalan bagi demokrasi multipartai yang lebih stabil di Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/13/132752779/partai-partai-
pada-masa-demokrasi-liberal

https://mas-alahrom.my.id/pkn/pelaksanaan-demokrasi-di-indonesia-pada-
periode-1949-1959/

Yuyus Kardiman, M. P. (2017). membangun sistem demokrasi di Indonesia,


demokratisasi di Indonesia. In M. P. Yuyus Kardiman, PENDIDIKAN
PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN UNTUK SMA/MA KELAS
XI (pp. 61-62). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kemendikbud . (2017). pelaksanaan demokrasi periode 1949-1959. In Y. L.


Sodeli, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraaan SMA/MA SMA/MAK
KELAS XI (p. 55). Jakarta: Kemente

11

Anda mungkin juga menyukai