Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN V

KEGIATAN PEMBELAJARAN 4

PETA KONSEP

1
A. Kompetensi Dasar
3.4 Menganalisis perkembangan kehidupan politik dan ekonomi Bangsa
Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin.
4.4 Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi
Bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin dan menyajikannya
dalam bentuk laporan tertulis

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari uraian ini, diharap kamu dapat:
 Mengidentifikasi informasi dari berbagai sumber belajar tentang
perkembangan kehidupan politik dan ekonomi Bangsa Indonesia pada
masa Demokrasi Terpimpin
 Menjelaskan hasil identifikasi tentang perkembangan kehidupan politik
dan ekonomi Bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin
 Menganalisis perkembangan kehidupan politik dan ekonomi Bangsa
Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin
 Menyebutkan tokoh-tokoh penting pada masa Demokrasi Terpimpin
 Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi
Bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin
 Menyajikan hasil penelitian tentang kehidupan politik dan ekonomi
Bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin dan menyajikannya
dalam bentuk laporan tertulis

C. Alokasi Waktu
Jumlah Pertemuan : 2 x Pertemuan
Jumlah Jam : 4 Jam Pelajaran

D. Materi Pembelajaran

Perkembangan Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia


Pada Masa Demokrasi Terpimpin (1959 – 1965)
A. Perkembangan Kehidupan Politik Pada Masa Demokrasi Terpimpin
(1959 – 1965)
1) Konsep Demokrasi Terpimpin
Demokrasi terpimpin adalah sebuah periode politik Indonesia yang dapat
dilihat dengan memuncaknya posisi Presiden Soekarno yang didukung oleh TNI
dan PKI dalam menggerakkan politik nasional. Pengaruh dari tokoh lainnya
hampir tidak terlihat, karena setiap urusan kenegaraan berada di tangan pPresiden.
Mas a Demokrasi ditandai dengan adanya konfrontasi politik dengan berbagai
pihak, kekacauan ekonomi yang semakin parah, dan pemusatan kekuatan pada
tiga kutub yang saling mempengaruhi (Soekarno, PKI, TNI). Periode demokrasi
terpimpin dimulai sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, berakhir
dengan berpindahnya tampuk kekuasaan kepada Soeharto yang menandai
dimulainya Orde Baru pada tahun 1967.
Periode Demokrasi Terpimpin ditandai oleh beberapa ciri, yaitu ;
1. peran dominan dari Presiden

39
2. pembatasan peran DPR serta partai-partai politik (kecuali PKI yang diberi
kesempatan untuk berkembang), dan
3. peningkatan peran TNI sebagai kekuatan sosial-politik (Budiardjo,1998:
228).

2) Latar belakang Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, Deppen, 1975


Gambar 4.1 Hasil Perhitungan di Dewan Konstituante terhadap usulan kembali ke UUD 1945

Untuk menggantikan pertentangan di parlemen antara partai politik, suatu


sistem yang lebih otoriter perlu diciptakan dimana peran utama dimainkan oleh
Presiden Sukarno (Harold Crouch,1999; 44).
Sukarno mendefinisikan Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Adapun yang menjadi latar belakang dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin
oleh Presiden Soekarno adalah ;
1. Dari segi keamanan nasional: Banyaknya gerakan separatis pada masa
demokrasi liberal, menyebabkan ketidakstabilan negara.
2. Dari segi perekonomian: Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa
demokrasi liberal menyebabkan program-program yang dirancang oleh
kabinet tidak dapat dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan
ekonomi tersendat.
3. Dari segi politik: Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk
menggantikan UUDS 1950.
Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno
yang diawali oleh pidato tanggal 22 April 1959 didepan Konstituante dengan
judul “Res Publica, Sekali Lagi Res Publica”. Presiden Sukarno atas nama
pemerintah menganjurkan, supaya Konstituante menetapkan UUD 1945
sebagai UUD bagi ketatanegaraan yang definitif. Pada tanggal 30 Mei 1959,
Konstituante menyikapi anjuran tersebut dengan mengadakan sidang dan
pemungutan suara, namun ternyata kuorum tidak tercapai karena banyak
anggota yang tidak hadir. Sesuai dengan tata tertib Konstituante, maka
diadakanlah pemungutan suara dua kali dan ampai hari terakhir sidang tetap
tidak mencapai kuorum, sehingga tanggal 3 Juni 1959 Konstituante
mengadakan reses yang ternyata untuk selama-lamanya.
Bertolak dari hal tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah
dekrit yang disebut Dekret Presiden 5 Juli 1959, yang isi nya sebagai berikut ;
1. Menetapkan pembubaran Konstituante.
2. Menetapkan UUD 1945 berlaku bagi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, terhitung mulai tanggal penetapan Dekrit
dan tidak berlakunya lagi UUD Sementara (UUDS).
3. Pembentukan MPRS, yang terdiri atas anggota DPR ditambah dengan
utusan-utusan dan golongan, serta pembentukan Dewan Pertimbangan
Agung Sementara (DPAS).

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, Deppen, 1975)


Gambar 4.2 Suasana Pembacaan Dekret Presiden 5 Juli 1959

Dekrit 5 Juli 1959, kemudian persetujuan DPR hasil pemilu 1955 pada
tanggal 22 Juli 1959. Setelah Dekrit 5 Juli 1959, maka seluruh kekuasaan politik
berada ditangan Sukarno sebagai Presiden. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mendapat
dukungan masyarakat, TNI, Mahkamah agung serta sebagaian besar anggota
DPR. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin diperkuat dengan TAP MPRS No.
VII/1965.
(untuk menambah pehaman tentang pelaksanaan Demokrasi Terpimpin,
bacalah Sejarah Indonesia SMA Kelas 12 Revisi 2018 : Buku Siswa Hal ;
81 – 84).

3) Kebijakan Politik Pada Masa Demokrasi Terpimpin


1. Pembentukan Kabinet Kerja
Pada tanggal 10 Juli 1959, Soekarno mengumumkan kabinet baru yaitu
Kabinet Kerja. Dalam kabinet ini, Soekarno selaku perdana menteri, dan
Djuanda menjadi menteri pertama dengan dua orang wakil yaitu dr. Leimena
dan dr. Subandrio. Keanggotaan kabinet terdiri atas sembilan menteri dan dua
puluh empat menteri muda. Kabinet ini mengikutsertakan para kepala staf
angkatan, kepala kepolisian dan jaksa agung sebagai menteri negara ex officio.
Program kabinet yang dicanangkan meliputi penyelenggaraan keamanan
dalam negeri, pembebasan Irian Barat, dan melengkapi sandang pangan
rakyat.
2. Pembentukan DPAS dan MPRS
Selanjutnya, dilakukan pembentukan Dewan Pertimbangan Agung
Sementara (DPAS) yang langsung diketuai oleh Presiden Soekarno, dengan
Roeslan Abdulgani sebagai wakil ketuanya. DPAS bertugas menjawab
pertanyaan presiden dan berhak mengajukan usul kepada pemerintah.
Lembaga ini dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 3 tahun 1959
tertanggal 22 Juli 1959 dan pelantikan anggota dilantik pada tanggal 15
Agustus 1959, dengan komposisi berjumlah 45 orang, 12 orang wakil
golongan politik, 8 orang wakil/utusan daerah, 24 orang wakil golongan
karya/fungsional dan satu orang wakil ketua.
Lembaga berikutnya yang dibentuk melalui Penetapan Presiden No.
2/1959 tanggal 31 Desember 1959 adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara (MPRS) dengan Chairul Saleh (tokoh Murba) sebagai ketuanya.
Pemilihan anggota dilakukan melalui penunjukkan dan pengangkatan oleh
presiden, tidak melalui pemilihan umum sesuai dengan ketentuan UUD 1945.
Mereka yang diangkat harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu setuju
kembali ke UUD 1945, setia kepada perjuangan RI dan setuju dengan
Manifesto Politik.

3. Penetapan Manifesto Politik (Manipol) sebagai GBHN


Pada tanggal 17 Agustus 1959, Presiden Sukarno memberikan Pidato
yang berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita”. Dalam pidato tersebut,
Presiden Soekarno menguraikan ideologi Demokrasi Terpimpin yang isinya
mencakup revolusi, gotong royong, demokrasi, anti imperialisme-kapitalisme,
anti demokrasi liberal, dan perubahan secara total. Atas usul DPAS, pidato
tersebut dijadikan Garis-garis Besar Haluan Negara dengan nama “Manifesto
Politik Republik Indonesia” disingkat Manipol dengan ketetapan MPRS No.
1/MPRS/1960. Selanjutnya, pidato-pidato Sukarno berikutnya seperti
“Jalannya Revolusi Kita” dan “Membangun Dunia Kembali” merupakan
pedoman-pedoman pelaksanaan manipol.
4. Pembubaran DPR dan Pembentukan DPRGR
Penolakan Rencana Anggaran Belanja Negara tahun 1960 yang
diajukan oleh Pemerintah ke DPR berujung pada pembubaran DPR oleh
Presiden Soekarno. Sebagai gantinya didirikan DPR Gotong Royong (DPR-
GR) dengan anggotanya yang ditunjuk Presiden berdasarkan perimbangan
lima golongan, yaitu Nasionalis, Islam, Komunis, Kristen Katolik dan
golongan fungsional. PNI, NU dan PKI dianggap partai yang mewadahi
golongan nasionalis, agama dan komunis yang kemudian dikenal dengan
istilah NASAKOM. Presiden Sukarno kemudian mengumumkan ajaran
NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) untuk menggalang dukungan
politik.
DPR-GR mempunyai tugas pokok melaksanakan Manipol,
merealisasikan amanat penderitaan rakyat dan melaksanakan Demokrasi
Terpimpin. Kedudukan DPR-GR adalah Pembantu Presiden/Mandataris
MPRS dan memberikan sumbangan tenaga kepada Presiden untuk
melaksanakan segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh MPRS.

42
5. Pembentukan Front Nasional dan MPPR serta Regrouping Kabinet
Kebijakan berikutnya adalah membentuk Front Nasional berdasarkan
Penetapan Presiden No. 13 tahun 1959 dan langsung diketuai oleh Presiden
Soekarno. Front Nasional adalah suatu organisasi massa yang
memperjuangkan cita-cita Proklamasi dan cita-cita yang terkandung dalam
UUD 1945. Presiden juga membentuk suatu lembaga lainnya yaitu
Musyawarah Pembantu Pimpinan Revolusi (MPPR) berdasarkan Penetapan
Presiden No. 4/1962. MPPR merupakan badan pembantu Pemimpin Besar
Revolusi (PBR) dalam mengambil kebijakan khusus dan darurat untuk
menyelesaikan revolusi.
Kebijakan lainnya pula adalah melakukan regrouping kabinet
berdasarkan Ketetapan Presiden No. 94 tahun 1962 tentang pengintegrasian
lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan eksekutif. MPRS,
DPRGR, DPA, Mahkamah Agung dan Dewan Perancang Nasional dipimpin
langsung oleh Presiden.

4) Peta Kekuatan Politik Nasional

SUKARNO

PKI TNI
VS
Gambar 4.3 Peta Kekuatan Politik Nasional

Antara tahun 1960-1965, kekuatan politik terpusat di tangan Presiden


Soekarno yang memegang seluruh kekuasaan negara dengan TNI AD dan PKI di
sampingnya. Dihidupkannya UUD 1945 merupakan usulan dari TNI dan
didukung penuh dalam pelaksanaannya. Menguatnya pengaruh TNI AD, membuat
Presiden Soekarno berusaha menekan pengaruh TNI AD dengan dua taktik, yaitu
berusaha mendapat dukungan partai-partai politik yang berpusat di Jawa terutama
PKI dan merangkul angkatan-angkatan bersenjata lainnya seperti angkatan udara.
Kekuatan politik baru lainnya adalah PKI. Dengan menyokong gagasan Nasakom,
PKI dapat memperkuat kedudukannya dan mulai berusaha menyaingi TNI dengan
cara memanfaatkan dukungan yang diberikan oleh Soekarno untuk menekan
pengaruh TNI AD. Lewat Nasakom inilah PKI mendapat tempat yang sah dalam
konstelasi politik Indonesia.
PKI berhasil memperoleh kedudukan dalam MPRS, DPR-GR, DPA dan
Pengurus Besar Front Nasional serta dalam Musyawarah Pembantu Pimpinan
Revolusi (MPPR). Kondisi ini mendorong pimpinan TNI AD berusaha untuk
mengimbanginya dengan mengajukan calon-calon lain sebagai kontrol terhadap
PKI, namun tidak berhasil. Untuk membatasi gerak PKI, TNI AD membekukan
kegiatan-kegiatan PKI di daerah-daerah, dan juga melarang terbitnya Harian
Rakyat yang merupakan media propaganda PKI. PKI disudutkan pula dengan
ditemukannya dokumen rahasia tentang Resume Program Kegiatan PKI bahwa
akan melancarkan perebutan kekuasaan. Pimpinan PKI, Aidit, menyangkal dan
menyebutnya sebagai dokumen palsu. PKI melakukan tindakan balasan dengan

43
melakukan serangan politik terhadap Partai Murba dengan tuduhan telah
memecah belah persatuan Nasakom, mengadakan kudeta dan akan membunuh
Presiden Soekarno sehingga tokoh-tokoh Murba ditangkap. Terhadap TNI AD,
PKI melakukan berbagai upaya dalam rangka mematahkan pembinaan teritorial
yang sudah dilakukan oleh TNI AD. Upaya ini dilakukan melalui radio, pers, dan
poster yang menggambarkan setan desa yang harus dibunuh dan dibasmi. Tujuan
politik PKI di sini adalah menguasai desa untuk mengepung kota.
(untuk menambah pehaman tentang peta kekuatan politik nasional, bacalah
Sejarah Indonesia SMA Kelas 12 Revisi 2018 : Buku Siswa Hal ; 81 – 84). Dan
setelah anda membaca cobalah kerjakan tugas berikut.

TUGAS
Jelaskan tentang kekuatan- Jelaskan tentang
kekuatan politik utama pada kekuatan- kekuatan
masa Demokrasi Terpimpin. politik yang ada pada
Sebab dan bentuk persaingan atau masa sekarang.
konflik serta proses dan akibat yang Sebab dan bentuk persaingan atau
ditimbulkan konflik serta proses dan akibat yang
ditimbulkan
BANDINGKAN

5) Peristiwa-Peristiwa Penting Selama Demokrasi Terpimpin


1. Aliansi dengan Negara-negara Komunis
Pada masa menjelang peristiwa G 30 S-PKI, politik luar negeri Indonesia
lebih condong ke negara-negara blok Komunis, seperti RRC dan Korea Utara.
Hal itu merupakan bentuk sikap anti imperialisme yang dilakukan dengan
pembentukan poros Jakarta-Peking-Pyongyang-Phnom Penh-Hanoi yang
dideklarasikan oleh Presiden Sukarno pada Agustus 1965.
2. Konfontasi Terhadap Malaysia
Peristiwa ini merupakan sebuah peristiwa konflik/perang mengenai masa
depan Malaya, Brunei, Sabah dan Sarawak yang terjadi antara Federasi
Malaysia dan Indonesia.
Masalah ini dilatarbelakangi oleh hal-hal berikut ;
 munculnya ide dari persekutuan Tanah Melayu dan Republik
Singapura untuk menyatukan kedua negara menjadi Federasi Malaysia.
 Penolakan Sukarno karena pembentukan federasi Malaysia dianggap
hanyalah alat politik kolonialisme Inggris
 Pemerintah Malaysia memproklamirkan berdirinya Federasi Malaysia
yang berarti melanggar Komunike Bersama Manila yang telah
disepakati dalam Konferensi Maphilindo tanggal 31 Juli s/d 5 Agustus
1963 di Filipina.
Pemerintah Malaysia menganggap referendum persetujuan bagi rakyat
Kalimantan Utara yang disepakati dalam Konferensi Maphilindo tidak
dijalankan secara semestinya. Hal itu merupakan suatu perwujudan dari “act
of bad faith” dari Tengku Abdul Rahman.
Ditengah kemacetan diplomasi, 3 Mei 1964 Presiden Soekarno
mengucapkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang isinya ; pertama,

44
gagalkan pembentukan negara boneka Malaysia, dan kedua, perkukuh revolusi
Indonesia. Ditempat lain, pada tanggal 7 Januari 1965, Dewan Keamanan PBB
menyatakan Malaysia sebagai anggota tidak tetap, dan dengan spontan
Presiden Sokarno menyatakan “Indonesia keluar dari PBB”.

3. Pembebasan Irian Barat


a. Latar Belakang
1) Belanda menolak menyerahkan kedaulatan atas Irian Barat pada
Indonesia
2) Belanda mengingkari hasil keputusan KMB tentang status quo
Irian Barat yang akan diselesaikan setelah satu tahun penyerahan
kedaulatan RIS.
3) Secara sepihak, Belanda memasukkan wilayah Irian Barat ke
dalam wilayah kerajaan Belanda.
b. Perjuangan Diplomasi

Sumber sorongraya.co
Gambar 4.4 Musyawarah Pepera

Usaha pembebasan Irian Barat dari Belanda dilakukan Indonesia


melalui jalur Diplomasi secara bilateral, namun tidak berhasil, bahkan
melalui forum Internasional PBB oleh Kabinet Ali Sastroamijoyo I juga
mengalami kegagalan. Selanjutnya, Indonesia mengambil jalan diplomasi
aktif yang puncaknya dilakukannya Konferensi Asia Afrika. Hal tersebut
memaksa Belanda melunakkan sikapnya dan mau berunding bilateral
untuk menyelesaikan permasalahan Irian.
Selain itu, dalam menyikapi penolakan Belanda untuk menyerahkan
Irian Barat, Indonesia juga membatalkan perjanjian KMB dan melakukan
pembubaran Uni Indonesia – Belanda. Indonesia kemudian melakukan
konfrontasi ekonomi dengan mengambil alih semua perusahaan Belanda
yang ada di Indonesia. Puncak konflik antara Indonesia – Belanda tentang
masalah Irian Barat kemudian ditandai dengan pemutusan hubungan
diplomatik oleh Indonesia terhadap Belanda pada tanggal 17 Agustus
1960.

45
c. Perjuangan militer

Sumber id.wikipedia.org
Gambar 4.5 Yos Sudarso
Upaya merebut kembali Irian Barat dengan diplomasi politik tidak
berhasil, maka pemerintah RI menempuh melalui jalur konfrontasi militer.
Pemerintah RI mencari bantuan senjata ke luar negeri seperti upaya ke
negara-negara Blok Barat, khususnya Amerika Serikat,namun tidak
berhasil. Pemerintah kemudian mengalihkan ke negara-negara Blok Timur
(komunis), terutama ke Uni Soviet dalam mempersiapkan kekuatan
militer. Belanda memperkuat kedudukannya di Irian Barat dengan
mengerahkan kapal perangnya ke perairan Irian, di antaranya adalah kapal
induk Karel Doorman.
Pada tanggal 19 Desember 1961, pada rapat raksasa di Yogyakarta,
Presiden Sukarno mengeluarkan komando untuk berkonfrontasi secara
militer dengan Belanda yang disebut dengan Tri Komando Rakyat
(Trikora). Isi dari Trikora tersebut adalah:
1) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda
2) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat.
3) Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan
kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.
Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden No. 1 tahun
1962 tertanggal 2 Januari 1962 tentang pembentukan Komando Mandala
Pembebasan Irian Barat di bawah Mayor Jenderal Soeharto. Sebelum itu,
militer Indonesia dari kesatuan Motor Torpedo Boat (MTB), telah
melakukan penyusupan ke Irian Barat. Namun, Kapal MTB Macan Tutul,
ditembak Belanda dan menewaskan Komodor Yos Sudarso, Deputy
KSAL dan Kapten Wiratno. Operasi infiltrasi Indonesia kemudian berhasil
merebut dan menduduki kota Teminabuan, sehingga Belanda terpaksa
bersedia untuk duduk berunding.
Di sisi lain Pemerintah Amerika Serikat juga menekan pemerintah
Belanda untuk kembali berunding, agar Amerika Serikat dan Uni Soviet
tidak terseret dalam suatu konfrontasi langsung di Pasifik Barat Daya.
Akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1962 ditanda-tangani perjanjian antara
Pemerintah Indonesia dengan Belanda di New York yang disebut
Perjanjian New York. Hal pokok isi perjanjian itu adalah penyerahan
pemerintahan di Irian dari pihak Belanda ke PBB. Kemudian dibentuklah
United Nation Temporary Excecutive Authority (UNTEA) sebagai utusan
PBB mengenai masalah Irian Barat.
Pada tanggal 1 Mei 1963 secara resmi dilakukan penyerahan
kekuasan Pemerintah Irian Barat dari UNTEA kepada Pemerintah
Republik Indonesia di Kota Baru/Holandia/Jayapura dan berakhirlah
perjuangan memperebutkan Irian Barat. Kemudian, Pemerintah Indonesia
melaksanakan Act Free Choice/Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)
dengan memberi kesempatan pada rakyat Papua untuk memilih ; “bersatu
dengan RI” atau “merdeka”. Dewan musyawarah Pepera memutuskan
tetap bersatu dengan Republik Indonesia, dan hasil dari Pepera dibawa ke
New York. Pada tanggal 19 November 1969, Sidang Umum PBB ke-24
menerima hasil Pepera karena sudah sesuai dengan isi Perjanjian New
York dan Indonesia secara de jure dan de facto memperoleh kembali Irian
Barat sebagai bagian dari NKRI.
4. Politik Mercusuar
Presiden Sukarno berpendapat bahwa Indonesia adalah mercusuar yang
dapat memandu perjuangan negara-negara NEFO di seluruh dunia melawan
kekuatan neokolonialisme dan imperialisme. Untuk mewujudkan tujuan
politik mercusuar, Indonesia mengadakan proyek-proyek politis yang dapat
menjunjung nama Indonesia di depan negara-negara NEFO. Misalnya,
mengadakan pertandingan olahraga “Games for Emerging Forces (Ganefo),
pengiriman delegasi Indonesia ke negara-negara NEFO dan sebaliknya, serta
pembangunan proyek-proyek industri berteknologi tinggi.

B. Perkembangan Kehidupan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Terpimpin


(1959 – 1965)
1) Sistem Ekonomi Terpimpin
Dengan diberlakukannya kembali UUD 1945 pasca Dekrit Presiden 5 Juli
1959, maka dimulailah pelaksanaan ekonomi terpimpin. Sistem ekonomi
terpimpin, sebagai awal berlakunya herordering ekonomi, dimana alat-alat
produksi dan distribusi yang vital harus dimiliki dan dikuasai oleh negara atau
minimal di bawah pengawasan negara. Dengan demikian, sistem ekonomi
terpimpin ditandai hal-hal berikut ;
1) adanya peranan pemerintah dalam kebijakan dan kehidupan ekonomi
nasional yang semakin menonjol;
2) pengaturan ekonomi yang berjalan dengan sistem komando;
3) sikap dan kemandirian ekonomi (berdikari) menjadi dasar bagi kebijakan
ekonomi;
4) masalah pemilikan aset nasional oleh negara dan fungsi-fungsi politiknya
ditempatkan sebagai masalah strategis nasional.

2) Langkah-langkah Kebijakan Ekonomi


1. Membentuk Dewan Perancang Nasional (Depernas)
Depernas disusun pada tanggal 15 Agustus 1959 yang dipimpin oleh
Mohammad Yamin dengan beranggotakan 80 orang. Tugas dewan ini adalah
menyusun overall planning atau mempersiapkan Rancangan Undang-Undang
Pembangunan Nasional yang meliputi bidang ekonomi, kultural dan mental
serta menilai penyelenggaraan pembangunan itu. Program kerja Depernas
berupa pola pembangunan nasional yang disebut sebagai Pola Pembangunan
Semesta Berencana dengan mempertimbangkan faktor pembiayaan dan waktu
pelaksanaan pembangunan.
Pola Proyek Pembangunan Nasional Semesta Berencana tahap 1961-
1969, yang disingkat dengan Penasbede disetujui oleh MPRS melalui Tap
MPRS No. I/MPRS/1960 tanggal 26 Juli 1960 dan diresmikan pelaksanaanya

47
oleh Presiden Soekarno pada tanggal 1 Januari 1961. Depernas pada tahun
1963 diganti dengan Badan Perancangan Pembangunan Nasional (Bappenas)
yang dipimpin langsung oleh Presiden Soekarno sendiri. Tugas Bappenas
ialah menyusun rancangan pembangunan jangka panjang dan jangka pendek,
baik nasional maupun daerah, serta mengawasi laporan pelaksanaan
pembangunan, dan menyiapkan dan menilai Mandataris untuk MPRS.

2. Kebijakan Devaluasi Mata Uang


Dasar kebijakan ini adalah Peraturan Pemerintah Pengganti UU No.
2/1959 yang berlaku tanggal 25 Agustus 1959. Peraturan ini bertujuan
mengurangi jumlah uang yang beredar dan meningkatkan nilai rupiah serta
melindungi tabungan rakyat. Kebijakan ini dilakukan dengan cara ;
a. menurunkan nilai mata uang kertas pecahan Rp500,00 dan Rp1.000,00
menjadi Rp50,00 dan Rp100,00 berdasarkan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang No. 6/1959
b. pembekuan sebagian simpanan pada bank-bank yang nilainya di atas
Rp25.000,00.
3. Deklarasi Ekonomi (Dekon)
Presiden Sukarno mengumpulkan para ahli ekonomi, pimpinan partai
politik, anggota Musyawarah Pembantu Pimpinan Revolusi (MPPR),
pimpinan DPR, DPA dan kemudian membentuk Panitia 13 yang anggotanya
berasal dari orang-orang tersebut. Panitia ini menghasilkan konsep yang
disebut Deklarasi Ekonomi (Dekon). Strategi Ekonomi Terpimpin dalam
Dekon terdiri atas beberapa tahap; Tahapan I, harus menciptakan suasana
ekonomi yang bersifat nasional demokratis yang bersih dari sisa-sisa
imperialisme dan kolonialisme. Tahapan kedua yaitu tahap ekonomi sosialis,
yang berupaya mewujudkan stabilitas ekonomi nasional dengan menarik
modal luar negeri serta merasionalkan ongkos produksi dan menghentikan
subsidi.
Peraturan yang telah ditetapkan tersebut, karena adanya campur tangan
politik menyebabkan munculnya berbagai penolakan terhadap pelaksanaan
Dekon, terutama oleh PKI karena beberapa aturan tidak sesuai kehendak PKI.
Presiden Soekarno akhirnya menunda pelaksanaan peraturan pemerintah
tersebut pada bulan September 1963 dengan alasan sedang berkonsentrasi
pada konfrontasi dengan Malaysia.

4. Menghimpun Dana Revolusi


Kondisi ekonomi Indonesia semakin merosot akibat pembangunan
proyek-proyek mercusuar yang hanya bersifat politis. Untuk mengatasi kondisi
tersebut, pemerintah berussaha mendapatkan devisa kredit (kredit impor)
jangka panjang yang harus dibayar kembali setelah satu atau dua tahun,
dengan memanfaatkan sebagai deferedpayment, yaitu impor dibayar dengan
kredit karena persediaan devisa tidak cukup. Untuk mendapatkan devisa
tersebut, pemerintah menghimpun dan menggunakan dana Revolusi dengan
cara yaitu ;
a) Melakukan pungutan terhadap perusahaan atau perseorangan yang
memperoleh fasilitas kredit 250 juta sampai 1 milyar Rupiah;
b) Pembayaran dilakukan dengan valuta asing dalam jumlah yang sudah
ditetapkan.
Dengan semakin menipisnya cadangan devisa negara, berbagai
kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah tidak mampu menyelesaikan
permasalahan ekonomi. Kebijakan menghimpun dana revolusi semakin
memperparah keadaan ekonomi karena pemerintah tetap menjalankan politik
mercusuarnya yang mengakibatkan hutang negara semakin tinggi. Pada tahun
1965, kenaikan harga barang mencapai 200-300 %. Pemerintah mengambil
langkah dengan mengeluarkan kebijakan bahwa pecahan mata uang
Rp1.000,00 (uang lama) diganti dengan Rp1,00 (uang baru), dan kebijakan ini
diikuti pula dengan pengumuman kenaikan harga bahan bakar yang
mengakibatkan reaksi penolakan masyarakat. Hal inilah yang kemudian
menyebabkan mahasiswa dan masyarakat turun ke jalan menyuarakan aksi-
aksi Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).

C. Kesimpulan
1. Dinamika politik yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin antara lain
diwarnai dengan tampilnya dua kekuatan politik di Indonesia yang saling
bersaing, yaitu PKI dan Angkatan Darat.
2. Pada masa Demokrasi Terpimpin pula, Indonesia melakukan operasi
militer untuk membebaskan Papua dari penjajahan Belanda (Trikora).
Selain itu, konfrontasi dengan Malaysia juga terjadi (Dwikora).
3. Kebijakan ekonomi yang dilakukan pada masa Demokrasi Terpimpin
antara lain berupa pembentukan Dewan Perancang Nasional dan Deklarasi
Ekonomi, serta dilakukan Devaluasi Mata Uang. Proyek Mercusuar berupa
pembangunan Monas, kompleks olahraga Senayan, Pemukiman
Kebayoran juga berlangsung.

D. Uji Kompetensi
 Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban diantara A,B,C,D dan E yang dianggap benar !

1. Ideologi Demokrasi Terpimpin 3. Presiden Soekarno membubarkan


dikenal dengan nama... DPR pada tahun 1960 dan
A. Pancasila mengubahnya menjadi...
B. Manipol-USDEK A. Deppernas
C. Sapta Marga B. Dewan Nasional
D. Ampera C. DPR-GR
E. Nasakom D. Front Nasional
2. Salah satu tujuan dikeluarkannya E. MPRS
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah .... 4. Organisasi massa PKI di kalangan
A. Mempertahankan Badan petani adalah...
Konstituante A. SOBSI
B. Membentuk Kabinet Gotong B. HSI
Royong C. BTI
C. Kembali ke UUD 1945 D. CGMI
D. Memberlakukan UUDS 1950 E. Lekra
E. Penetapan Manipol sebagai 5. Surat kabar milik PKI adalah...
GBHN
A. Pedoman
B. Berita Buana Contoh konkret pelaksanaan
C. Asia Raya Demokrasi Terpimpin yang tidak
D. Abadi sesuai dengan UUD 1945
E. Harian Rakyat diantaranya adalah...
6. Pada tahun 1960 Presiden Soekarno A. 1 dan 2
membubarkan Masyumi dan PSI B. 1 dan 3
karena keduanya dianggap terkait C. 2 dan 3
dengan... D. 2 dan 4
A. DI/ TII E. 3 dan 4
B. APRA 10. Kesimpulan yang dapat ditarik dan
C. Republik Maluku Selatan penyebab munculnya peristiwa
D. Peristiwa Andi Azis G30S/PKI tahun 1965 adalah...
E. PRRI/ Permesta A. Persaingan politik Angkatan
7. Pada masa Demokrasi Terpimpin, Darat (AD) dengan PKI dalam
MPRS cenderung melanggengkan upaya memperebutkan pengaruh
kuatnya kekuasaan presiden. Presiden Soekarno
Hal itu tampak pada .... B. Penculikan dan pembunuhan
A. Pembubaran DPR dan mengganti para petinggi AD untuk
menjadi DPR GR memuluskan rencana
B. Pembentukan DPAS tanpa pembentukan Angkatan Kelima
melibatkan partai-partai C. AD melakukan provokasi dengan
C. Tugas MPRS menetapkan melemparkan isu adanya Dewan
GBHN Revolusi yang akan melakukan
D. Ketetapan mengangkat Presiden kudeta
seumur hidup D. Upaya PKI melakukan balas
E. Jabatan rangkap Ketua MPRS dendam terhadap AD yang telah
yang sekaligus menteri negara mempermalukan PKI di depan
8. Ciri pokok Demokrasi Terpimpin Presdien Soekarno
adalah sebagai berikut, kecuali... E. Usaha untuk mempertahankan
A. Pemasyarakatan ajaran-ajaran ideologi Nasakom
Presiden Soekarno 11. Perhatikan isi kebijakan ekonomi
B. Kedudukan lembaga tinggi berikut !
negara cenderung di bawah “Menurunkan nilai mata uang
presiden kertas pecahan Rp500,00 dan
C. Partai-partai dapat menciptakan
Rp1.000,00 menjadi Rp50,00 dan
suasana demokratis
Rp100,00”
D. Kedudukan presiden amat kuat
Kebijakan ekonomi di atas,
dalam pemeritahan
E. Orientasi sistem ekonomi yang merupakan kebijakan yang
sesuai dengan Manipol USDEK diterapkan pada masa ....
9. Perhatikan informasi berikut! A. Awal Kemerdekaan (1945 -
1) Pengiriman Pasukan Garuda 1950)
untuk bergabung dengan DK B. Demokrasi Liberal (1950 –
PBB 1959)
2) Pidato Presiden dikukuhkan C. Demokrasi Terpimpin (1959 –
sebagai GBHN 1965)
3) Pembubaran DPR hasil pemilu D. Pemerintahan Orde Baru (1968
oleh Presiden – 1998)
4) Indonesia menjadi salah satu E. Reformasi
pelopor berdirinya GNB

50
12. Alasan Presiden Sukarno menentang E. Komando Gabungan Rakyat
pembentukan negara Federasi 14. Penyelenggaraan pertandingan
Malaysia tahun 1963 adalah .... olahraga Games for Emerging Forces
A. Dianggap menjadi negara boneka (GANEFO) merupakan strategi
Belanda Presiden Sukarno dalam
B. Dianggap alat politik menjalankan ....
kolonialisme Inggris A. Politik bebas dan aktif
C. Masuknya Serawak di wilayah B. Politik Mercusuar
Kalimantan bagian Utara C. Politik Konfrontasi
D. Masuknya Singapura sebagai D. Program Pemasyarakatan
bagian dari Federasi Malaysia Nasakom
E. Adanya campur tangan E. Program Pembangunan Ekonomi
organisasi PBB 15. Berikut ini adalah salah satu isi
13. Dalam rangka merebut kembali Irian TRIKORA...
Barat, Presiden Soekarno yang A. Dukung aksi mogok buruh
dirinya mengatasnamakan Indonesia
“penyambung lidah rakyat” telah B. Boikot produk-produk Belanda
menyerukan komando rakyatnya C. Bantu perjuangan rakyat
yang dikenal dengan sebutan... Kalimantan Utara
A. Dwi Komando Rakyat D. Perhebat ketahanan Revolusi
B. Tri Tuntutan Rakyat Indonesia
C. Tri Komando Rakyat E. Gagalkan pembentukan “Negara
D. Hati Nurani Rakyat Papua

Soal Esai
1. Perhatikan definisi berikut !
Demokrasi terpimpin adalah sebuah periode politik Indonesia yang dapat
dilihat dengan memuncaknya posisi Presiden Soekarno yang didukung oleh
TNI dan PKI dalam menggerakkan politik nasional.
Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin (1959 – 1965) ditandai oleh beberapa ciri,
yaitu ....
2. Tuliskan hal-hal yang menjadi latar belakang dicetuskannya sistem demokrasi
terpimpin oleh Presiden Soekarno !
3. Jelaskan peta kekuatan politik nasional pada masa Demokrasi Terpimpin
(1959 – 1965) !
4. Jelaskan latar belakang terjadinya:
a. upaya pembebasan Irian melalui operasi militer
b. konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia.
5. Perhatikan definisi berikut ;
“Dalam Sistem ekonomi terpimpin, dimana alat-alat produksi dan distribusi
yang vital harus dimiliki dan dikuasai oleh negara atau minimal di bawah
pengawasan negara. Berdasarkan definisi di atas, maka pelaksanaan sistem
ekonomi terpimpin akan ditandai dengan hal-hal yang berupa ....
DAFTAR PUSTAKA

Abdurakhman,dkk. 2018. Sejarah Indonesia Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK :


Edisi Revisi 2018. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Herimanto,dkk. 2015. Sejarah : Pembelajaran Sejarah Interaktif 3. Solo : PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 1993. Sejarah
Nasional Indonesia VI, Jakarta: Balai Pustaka.
Ricklefs, MC. 2010. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta : Serambi
Ilmu Semesta.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2003.
Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMA dan
SMK/MAK Sejarah Indonesia. Jakarta: BPSDM-PMK.

Sumber Internet
http://Id.wikipedia.org
http://sindonews.com/
https://mancode.id
http://sorongraya.co
https://tokoh.id/
https://liputan6.com
https://viva.co.id
https://suntingmelayu.com
https://www.pustakamadani.com
blog.ruangguru.com
https://historia.id
https://www.zenius.net
GLOSARIUM

Asas : Suatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat


ASEAN : Associations of South East Asian Nation merupakan
organisasi negara-negara Asia Tenggara yang didirikan
pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand
Conefo : (Conference of The New Emerging Forces) Konferensi
negara-negara yang tergabung dalam Nefos.
Dekret Presiden 5 Juli Keputusan atau ketetapan Presiden Soekarno terkait
: 1959 : dengan kondisi politik yang tidak stabil akibat Dewan
Konstituante tidak berhasil menyelesaikan tugasnya
menyusun UUD baru. Dekret ini berisi (1)Pembubaran
Dewan Konstiuante; (2) kembali kepada UUD 1945
dan tidak berlaku lagi UUD;(2) pembentukan MPRS
dan DPAS
Demisioner : Keadaan tanpa kekuasaan, misal suatu kabinet yang
telah mengembalikan mandatnya kepada kepala
negara, tetapi masih melaksanakan tugas sehari-hari
sambil menunggu dilantiknya kabinet baru.
Demokrasi : Pemerintahan di tangan rakyat
Demokrasi demokrasi yang bercirikan banyak partai, dalam
Parlementer : pelaksanaan pemerintahannya ditandai dengan
berjalannya sistem kabinet parlementer
Demokrasi Terpimpin : Yaitu corak demokrasi yang mengenal satu pemimpin
menuju tujuan suatu masyarakat berkeadilan sosial,
demokrasi yang dipimpin cita-cita revolusi di
Indonesia.
Devaluasi : penurunan nilai mata uang yang dilakukan dengan
sengaja terhadap mata uang asing atau terhadap emas
dengan tujuan untuk memperbaiki perekonomian
Dokumen Gilchrist : Dokumen atau catatan yang dibuat oleh Gilchrist, duta
besa Inggris pada tahun 1960an. Dokumen ini
dijadikan alasan oleh PKI menuduh AD akan
melakukan kudeta terhadap Sukarno.
Dwikora : Dwi Komando Rakyat, merupakan komando dari
Presiden Sokearno untuk melakukan konfrontasi
kepada Malaysia yang diucapkan pada tanggal 3 Mei
1964. (1) perhebat ketahanan Revolusi Indonesia (2)
bantu perjuangan revolusioner rakyat Manila,
Singapura, Sabah Serawak dan Brunei untuk
membubarkan negara boneka Malaysia
Federal : Pemerintahan negara bagian
Ganefo : Game of The Emerging Forces merupakan salah satu
proyek mercusuar Presiden Soekarno untuk
menyelenggaraan pesta olah raga negara-negara New
Emerging Forces
Ideologi : Kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas
pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan
untuk kelangsungan hidup; himpunan nilai, ide, norma
kepercayaan dan keyakinan yang dimiliki oleh
seseorang atau sekelompok orang yang menjadi dasar
dalam menentukan sikap, terhadap kejadian dan
problem politik yang dihadapinya dan yang
menentukan tingkah laku politik
Inflasi : Kemerosotan nilai mata uang yang karena banyaknya
dan cepatnya uang beredar sehingga menyebabkan
naiknya harga barang-barang secara tidak terkendali
Komunisme : Paham yang didasari ideologi marxisme dan leninisme
yang menghapuskan hak milik pribadi dan
menggantinya dengan hak milik bersama yang
dikontrol oleh negara.
Konfrontasi : cara menentang musuh atau kesulitan dengan
berhadapan langsung atau terangterangan. Misalnya
konfrontasi Indonesia dan Malaysia
Konsepsi Presiden konsepesi Presiden Soekarno yang bertujuan untuk
1957 : mengatasi dan menyelesaikan krisis kewibawaan
kabinet yang sering dihadapi dengan dibentuknya
kabinet yang anggotanya terdiri atas 4 partai pemenang
pemilu dan dibentuknya Dewan Nasional
Konstituante : dewan pembuat Undang-Undang Dasar yang dipilih
berdasarkan Pemilihan Umum 1955. Hal ini diatur
dalam UUD Sementara 1950
MSA : Mutual Security Act : Dasar adanya penandatangan
persetujuan bantuan ekonomi, teknik dan persenjataan
dari Amerika Serikat kepada Indonesia. Kasus inilah
yang menyebakan kabinet Sukiman bubar.
Nasakom : Nasionalis, agama dan komunis, merupakan ajaran
Presiden Sukarno yang mengharuskan adanya
persatuan “nasional progresif revolusioner” dengan
ketiga golongan politik sebagai porosnya.
Nasionalisme : Paham cinta tanah air yang ditimbulkan oleh perasaan
tradisi yang berkaitan dengan sejarah, agama, bahasa,
budaya pemerintahan, tempat tinggal dan keinginan
untuk mengambangkan tradisi sebagai milik bersama
dari anggota bangsa sebagai satu kesatuan bangsa.
NEFOS : New Emerging Forces yaitu kelompok negara-negara
berkembang yang anti imperialis dan kolonialis.
Normalisasi : pembukaan kembali hubungan diplomasi Indonesia
dengan negara-negara tetangga di kawasan regional
dan internasional
OLDEFOS : Old Estables Forces kelompok negara-negara
imperialis/ kolonialis kapitalis dan negara-negara
berkembang yang cenderung pada kelompok
imperialis/ kolonialis
Oposisi : merupakan kekuatan pengontrol terhadap penguasa
yang memiliki sikap yang berbeda dengan penguasa
Perang Dingin : situasi politik dunia yang terjadi karena adanya
perseteruan dua ideologi dari dua negara adkuasai yaitu
Amerika Serikat yang mewakili blok barat dan Uni
Soviet yang mewakili Blok Timur
Politik Mercusuar : merupakan kebijakan politik yang diterapkan Soekarno
pada masa demokrasi terpimpin yang ingin
menunjukkan kemegahan di tengah pergaulan antar
bangsa
PRRI : merupakan pemberontakan yang terjadi akibat adanya
ketidakpuasan beberapa daerah di wilayah Indonesia
terhadap pemerintahan pusat
Reses : masa waktu istirahat antar sidang, biasanya dimiliki
oleh lembaga legislatif dan konstituante
Reshuffle : pergantian, biasanya dimaksudkan untuk pergantian
kabiet
Revolusi : Perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur
kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang berlangsung cepat
Sabotase : Perusakan milik pemerintah (oleh pemberontak);
penghalangan produksi perusahaan atau tindakan
merusak dan menentang kelancaran kerja (oleh kaum
buruh yang tidak puas)
Sanering kebijakan pemotongan nilai mata uang oleh negara
untuk menstabilkan nilai mata uang
Separatisme : gerakan pengacau keamanan yang bertujuan untuk
memisahkan diri dari negara kesatuan republik
Indonesia
Trikora : Tiga Komando Rakyat merupakan komando dari
Presiden Sokearno untuk melakukan perlawanan secara
militer kepada Belanda.
UNAMET : United Nations Mission in East Timor merupakan Misi
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk kasus Timor Timur

Anda mungkin juga menyukai