Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA


PADA PERIODE 1949-1959

DISUSUN OLEH :

Kelompok 2

1. Gina Julia Rahmadiyah


2. Cantika Naila
3. Devi Nasywanika
4. Angelina Sofie
5. Fitri Susanti
6. Daffa Aji Pratama

XI MIPA-6

SMA NEGERI 1 PURWADADI


Jl. Raya Purwadadi No. 1 Telp/fax. (0260) Subang 41261
e-mail : sman1pwd@yahoo.co.id website : www.sman1purwadadi.sch.id
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah


melimpahkan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Pelaksanaan
Demokrasi Dari Tahun 1949-1959.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal dalam
kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai pelaksanaan demokrasi yang terjadi di indonesia
dalam kurun waktu tertentu. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas
ini terdapat banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari yang kami harapkan. Maka
dari itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang.

Akhir kata semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.

Purwadadi, Oktober 2021

Gina Julia Rahmadiyah, Cantika Naila, Devi Nasywanika, Angelina Sofie,


Fitri Susanti, dan Daffa Aji P
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...…...ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….....1
1.2 Pembatasan Masalah…………………………………………………………...….2
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………..…2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..3
Pelaksanaan Demokrasi Tahun 1949-1959…………………………………………....3
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………..4
Kesimpulan…………………………………………………………………………….4
Saran…………………………………………………………………………………...4
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi, perlu kita ketahui apa yang harus dilakukan sebagai warga negara
agar mampu berperan aktif dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Kemajemukan
masyarakat merupakan sebuah anugerah dimana bangsa Indonesia harus memiliki sikap
toleransi tinggi untuk hidup berdampingan dan dan tidak saling menghancurkan. Oleh karena
itu, demokrasi sebagai alat pemersatu bangsa harus diketahui dan dimengerti oleh setiap
warga negara guna terciptanya masyarakat yang kritis dan mampu berperan aktif sesuai
dengan tujuan serta fungsi masyarakat pada umumnya.Selalu terngiang dalam benak kita
bahwa terjadi penyimpangan-penyimpangan jabatan oleh politisi negara yang digunakan
untuk memperkuat kepentingan mereka masing-masing. Hampir setiap hari kasus dan
skandal pejabat negara terungkap dan hanya berakhir mengambang dan tak terselesaikan.
Ironisnya, dalam berbagai media masih banyak ditemui masyarakat yang merasa belum puas
dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan mereka tak mengerti bagaimana cara
menyampaikan aspirasinya.Kehidupan masyarakat tersebut menyiratkan bahwa pelaksanaan
demokrasi yang ada di negara ini belum berjalan dengan optimal. Demokrasi yang mencakup
lima nilai dasar masyarakat Indonesia masih berjalan pincang karena terlihat belum bisa
terlaksana semuanya. Sebagai warga negara, tentu kita yang merasakan dampak dan akibat
kepincangan tersebut.Oleh karena itu, perlu kita untuk mengetahui apa yang harus kita
lakukan untuk menanggulangi keberadaan demokrasi Pancasila agar terus terlaksana dengan
baik sesuai dengan tujuan Pancasila itu sendiri.Maka, sangat menarik bila kita bahas tentang
Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia saat ini agar kita mengerti secara sistematis pengertian
demokrasi Pancasila, keberadaannya, serta tanggung jawab kita dalam berperan aktif dalam
kehidupan berbangsa ini. Sehingga kita mampu mengerti apa yang harus kita lakukan untuk
melakukan perubahan kearah yang lebih baik serta terciptanya masyarakat yang sejahtera.
1.2 Pembatasan Masalah

Dari uraian di atas dilihat begitu kompleksnya pelaksanaan demokrasi yang ada di
Indonesia. Oleh karena itu penulis membatasi masalah dalam penulisan makalah dengan “
pelaksanaan Demokrasi di indonesia pada periode 1949-1959”

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui pelaksanaan demokrasi di Indonesia dan juga
agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelaksanaan demokrasi di
indonesia.
BAB II PEMBAHASAN

Pelaksanaan Demokrasi 1949-1959

1949 (masa Undang-Undang Dasar 1945 kurun waktu yang pertama) Sebagai negara yang
baru merdeka Indonesia menghadapi berbagai rongrongan. Mempertahankan kemerdekaan.
Oleh karena itu kita dapat memahami terjadinya perubahan ketatanegaraan seperti : Tanggal
16 Oktober 1945 pemerintah mengeluarkan maklumat No. X/1945 yang memberikan
kewenangan yang luar biasa kepada BP KNIP untuk menjalankan kekuasaan legislatif dan
menetapkan GBHN. Tanggal 3 November 1945 dikeluarkan maklumat Pemerintah agar
rakyat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mendirikan partai politik. Setelah
dikeluarkan Maklumat tersebut secara resmi berdiri 10 partai politik. Maklumat pemerintah
tanggal 14 Nopember 1945 yang merubah sistem pemerintahan presidensial menjadi kabinet
parlementer yang berdasarkan asas-asas demokrasi liberal yang dipimpin oleh perdana
menteri Syahrir. Dalam kabinet ini menteri-mentri tidak lagi menjadi pembantu dan
bertanggung jawab kepada Presiden tetapi bertanggung jawab kepada KNIP. Pelaksanaan
demokrasi kurun waktu tahun 1949-1950, masa konstitusi RIS Pada masa ini telah terjadi
perubahan konstitusi dari Undang-Undang Dasar 1945 menjadi Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Serikat. Sejak berlakunya konstitusi RIS yang berlaku adalah demokrasi
liberal dengan sistem parlementer. Pelaksanaan demokrasi pada masa ini tidak berlangsung
lama karena bentuk negara serikat yang dianut dalam konstitusi RIS tidak cocok dengan
bangsa Indonesia oleh karenanya pada tanggal 17 Agustus 1950 kita kembali lagi ke bentuk
negara kesatuan RI. Pelaksanaan demo demokrasi kurun waktu tahun 1950 -1959, masa
UUDS Pada masa berlakunya UUDS 1950 pemerintah berdasarkan sistem parlementer
dengan demokrasinya liberal. Pada masa ini bangsa Indonesia untuk pertama kalinya
menyelenggarakan pemilu untuk memilih anggota konstituante dan anggota DPR. Lembaga
konstituante yang diberi tugas untuk membentuk UUD ternyata tidak dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik, hal ini disebabkan oleh adanya konflik antar partai dalam tubuh
konstituante.
Pelaksanaan demokrasi kurun waktu tahun 1966–1998 Pelaksanaan Demokrasi liberal dan
Demokrasi terpimpin telah membuat bangsa Indonesia Hancur karena telah terjadi
Penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi , UUD 1945 dan
Pancasila. Untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis diperlukan adanya keberanian
dan peran aktif dari lembaga kontrol terhadap penyelenggaraan pemerintahan sehingga
demokratisasi dapat berjalan dengan baik. Sebaliknya berdasarkan pengalaman sejarah
kehidupan berbangsa dan bernegara pada kurun waktu tahun 1996 sampai dengan 1998,
membuktikan bahwa dengan lemahnya kontrol terhadap pemerintahan demokrasi tidak
berjalan. Hal ini terjadi karena orde baru tidak konsekuen dalam pelaksanaan Pancasila dan
UUD 1945. Dimana kekuasan Presiden sangat sentralistik mendominasi suprastruktur
maupun infrastruktur, Pancasila sebagai satu satunya asas bagi parpol dan ormas sehingga
menimbulkan budaya KKN yang memicu terjadinya krisis di seluruh aspek kehidupan
bangsa, terjadinya ketidakadilan, pelanggaran Hak Asasi Manusia dan munculnya gejolak
sosial yang mengarah pada gejala disintegrasi bangsa. Pada masa ini pancasila dijadikan
sumber tindakan otoriter dengan diikuti manipulasi pasal-pasal dalam UUD 1945. Maka dari
itu rakyat menuntut reformasi untuk mengembalikan Pancasila pada fungsi dan kedudukan
yang sebenarnya yaitu sebagai dasar negara bukan alat untuk memperkokoh kedudukan
penguasa. Akhirnya lahirlah gerakan reformasi yang ditandai dengan tumbangnya orde baru
pada tanggal 21 Mei 1998. 6. Pelaksanaan Demokrasi kurun waktu tahun 1988 sampai
sekarang Dalam praktek orde baru hanya membawa kebahagiaan semu, Perekonomian
merosot, Ekonomi mengarah pada kapitalis dan banyak lagi. Puncaknya ditandai dengan
hancurnya ekonomi nasional. Maka timbul sebagai gerakan masyarakat yang menuntut
reformasi di segala bidang terutama politik, ekonomi, hukum. Maka reformasi saat ini banyak
di salah artikan sebagai gerakan masyarakat untuk melakukan pemaksaan kehendak, merusak
fasilitas umum, dan penganiayaan yang hakikatnya merupakan pelanggaran Hak Asasi
Manusia.
Reformasi dilakukan ke arah suatu perubahan ke arah kondisi serta keadaan yang lebih
baik. Reformasi dilakukan dengan suatu dasar moral dan etik sebagai manusia yang
Berketuhanan Yang Maha Esa serta terjaminnya persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan
gerakan reformasi tersebut telah terjadi perubahan- perubahan dalam bidang politik, adanya
pembagian kewenangan secara tegas dan legislatif, eksekutif dan yudikatif, peran serta
masyarakat semakin meningkat dan berkurangnya dominasi pemerintah. Demokrasi yang di
kembangkan pada masa ini dalah demokrasi yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945
dengan penyempurnaan dan perbaikan peraturan-peraturan agar lebih demokratis,
mengingatkan peran lembaga-lembaga demokrasi dan penegakkan sepremasi hukum
sehingga hukum yang demokratis dapat terwujud.
BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Dari semua pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan demokrasi yang
baik dan aman dapat membuat keadaan politik dan pemerintahan yang semakin baik dan
dewasa di mata internasional. Oleh sebab itu, untuk dapat menjalankan demokrasi yang baik
diperlukan aturan aturan hukum yang dapat menjadi panutan untuk semua masyarakat agar
terciptanya demokrasi yang aman, tentram, serta rukun untuk semua kalangan.

3.2 Saran

Sebagai masyarakat indonesia, kita harus mampu mengerti apa yang harus kita lakukan
sebagai warga negara yang baik dengan sadar akan hak dan kewajiban terhadap negara.
Sosialisasi terhadap masyarakat akan pentingnya pendidikan demokrasi harus dilakukan
terhadap berbagai lapisan masyarakat. Sehingga keberhasilan akan tercipta saat melihat
rakyat dan pemerintah dapat berinteraksi secara langsung dengan hal-hal baru yang sesuai
dengan norma dan persatuan serta kesatuan.

Anda mungkin juga menyukai