MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Sejarah Indonesia
Nama :
1. Dewi Naimah ( 05 )
2. Siti Nur Jamil ( 33 )
3. Dina Muhtarizah ( 07 )
4. Rinanda Novia Ranti ( 26 )
5. Putri Ayu Andhini (25 )
6. Satrya Adhimas Eka Putra ( 30 )
7. Azimatul Khoiroh ( 04 )
8. Sofwa Abudillah ( 34 )
Page 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah selesai tepat pada waktunya yang berjudul
Perkembangan Politik dan Ekonomi pada Tahun 1971-1976.
Makalah ini berisikan tentang sejarah bangsa Indonesia, khususnya sejarah
Indonesia pada Masa Orde Baru, diharapkan makalah ini dapat menambahkan
pengetahuan kita semua, bagaimana kehidupan masyarakat dan sistem
pemerintahan pada masa itu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh
karena itu, kritik dan saran dari guru dan teman-teman yang bersifat membangun ,
selalu kami harapkan demi lebih baiknya makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Penyusun
Page 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..............................................................................5
C. Tujuan Penulisan ................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Pemilu pada Tahun 1971.............................................6
B. Peristiwa Malari (Malapetaka Lima Belas Januari) ........................8
C. Integrasi Timor-Timur ke Wilayah Indonesia .................................14
D. Pelaksanaan Pelita I dan Pelita II.....................................................17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................19
B. Saran .................................................................................................20
DAFTAR RUJUKAN ............................................................................21
Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama hampir beberapa sebagai bangsa merdeka kita di hadapkan pada
panggung sejarah perpolitikan dan ketatanegaraan dengan dekorasi, setting, aktor,
maupun cerita yang berbeda-beda. Setiap pentas sejarah cenderung bersifat
ekslusif dan Steriotipe. Karena kekhasannya tersebut maka kepada setiap pentas
sejarah yang terjadi dilekatkan suatua tribute demarkatif, seperti Orde Lama, Orde
Baru Dan Kini Orde Reformasi.
Karena esklusifitas tersebut maka sering terjadi pandangan dan pemikiran
yang bersifat apologetic dan keliru bahwa masing masing Orde merefleksikan
tatanan perpolitikan dan ketatan negaraan yang sama sekali berbeda dari Orde
sebelumnya dan tidak ada ikatan historis sama sekali
Orde Baru lahir karena adanya Orde Lama, dan Orde Baru sendiri haruslah
diyakini sebagai sebuah panorama bagi kemunculan Orde Reformasi. Demikian
juga setelah Orde Reformasi pastilah akan berkembang pentas sejarah perpolitikan
dan ketatanegaraan lainnya dengan setting dan cerita yang mungkin pula tidak
sama.
Dari perspektif ini maka dapat dikatakan bahwa Orde Lama telah memberikan
landasan kebangsaan bagi perkembangan bangsa Indonesia. Sementara itu Orde
Baru telah banyak memberikan pertumbuhan wacana normative bagi pemantapan
ideology nasional, terutama melalui konvergens ini lai nilai social budaya
(Madjid,1998) Orde Reformasi sendiri walaupun dapat dikatakan masih dalam
proses pencarian bentuk, namun telah menancapakan satu tekad yang berguna
bagi penumbuhan nilai demokrasi dan keadilan melalui upaya penegakan
supremasi hokum dan HAM nilai nilai tersebut akan terus di Justifikasi dan
diadaptasikan dengan dinamika yang terjadi.
Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan
antara kekuasaan masa Sukarno(Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa
yang menandai sebuah masa baru setelah pemberontakan PKI tahun 1965.
Orde baru lahir sebagai upaya untuk :
Mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama.
Penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara
Indonesia.
Melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional
guna mempercepat proses pembangunan bangsa.
Page 5
Dan kali ini kita akan membahas mengenai apa saja yang terjadi pada tahun
1971-1976, karena pada tahun tahun banyak sekali konflik yang terjadi baik
bidang politik maupun bidang ekonomi diantaranya di bidang olitik yaitu Pemilu
1971, peristiwa malari, Integrasi Timor-Timur ke Wilayah Indonesia dan di bidang
ekonomi yaitu pelaksanaan pelita I.
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang dasar negara Republik Indonesia tahun
1945 (UUD RI 1945) menentukan : Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan
dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Mana kedaulatan
sama dengan makna kekuasaan tertinggi, yaitu kekuasaan yang dalam taraf
terakhir dan tertinggi wewenang membuat keputusan.
Tidak ada satu pasalpun yang menentukan bahwa negara Republik
Indonesia adalah suatu negara demokrasi. Namun, karena implementasi
kedaulatan rakyat itu tidak lain adalah demokrasi, maka secara implesit dapatlah
dikatakan bahwa negara Republik Indonesia adalah negara demokrasi.
Hal yang demikian wujudnya adalah, manakala negara atau pemerintah
menghadapi masalah besar, yang bersifat nasional, baik di bidang kenegaraan,
hukum, politik, ekonomi, sosial-budaya ekonomi, agama semua orang warga
negara diundang untuk berkumpul disuatu tempat guna membicarakan,
merembuk, serta membuat suatu keputusan . ini adalah prinsipnya.
Salah satu bentuk dari hal tersebut ialah semua warga terlibat aktif dalam
pelaksanaan pemilihan umum ( PEMILU ) . Pengertian pemilu itu sendiri adalah
menurut UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilu. Pemilu adalah sarana pelaksanaan
kedaulatan rakyat dalam negara kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan pemilu tahun 1971?
2. Bagaimana kronologis peristiwa Malari?
3. Bagaimana latar belakang Integrasi Timor-Timur ke Wilayah Indonesia
?
4. Bagaimana pelaksanaan pelita I dan II ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan pelaksanaan pemilu tahun 1971
2. Mendeskripsikan kronologis peristiwa Malari
Page 6
Page 7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Pemilu pada Tahun 1971
a. Sistem Pemilu
Pemilu 1971 merupakan pemilu kedua yang diselenggarakan bangsa
Indonesia. Pemilu 1971 dilaksanakan pada pemerintahan Orde Baru,
tepatnya 5 tahun setelah pemerintahan ini berkuasa. Pemilu yang
dilaksanakan pada 5 Juli 1971 ini diselenggarakan untuk memilih Anggota
DPR.
Sistem Pemilu 1971 menganut sistem perwakilan berimbang
(proporsional) dengan sistem stelsel daftar, artinya besarnya kekuatan
perwakilan organisasi dalam DPR dan DPRD, berimbang dengan besarnya
dukungan pemilih karena pemilih memberikan su-aranya kepada Organisasi
Peserta Pemilu.
b. Asas Pemilu
Pemilu 1971 dilaksanakan dengan asas langsung, umum, bebas,
dan rahasia (LUBER).
1. Langsung, artinya bahwa pemilih langsung memberikan suaranya menurut
hati nura-ninya, tanpa perantara, dan tanpa tingkatan.
2. Umum, artinya semua warga negara yang telah memenuhi persyaratan
minimal dalam usia, mempunyai hak memilih dan dipilih.
3. Bebas, artinya bahwa setiap pemilih bebas menentukan pilihannya
menurut hati nura-ninya, tanpa ada pengaruh, tekanan, paksaan dari
siapapun dan dengan cara apapun.
4. Rahasia, artinya bahwa pemilih dalam memberikan suara dijamin tidak
akan diketahui oleh siapapun dan dengan cara apapun mengenai siapa
yang dipilihnya.
c. Dasar Hukum
1. TAP MPRS No. XI/MPRS/1966
2. TAP MPRS No. XLII/MPRS/1966
3. UU Nomor 15 Tahun 1969 tentang Pemilihan Umum Anggota-Anggota
Badan Per-musyawaratan / Perwakilan Rakyat
Page 8
Page 9
No
Urut
Jumlah
Suara
Jumlah
Kursi
607
1308237
10
10213650
58
2930746
24
34348673
236
733359
49000
3793266
20
381309
338403
Nama Partai
8.
9. PersatuanTtarbiyah Islamiyah
Page 11
Page 12
rakyat Indonesia. Untuk itu ia mengajukan dua masalah penting kepada pihak
jepang. Masalah pertama adalah berkaitan dengan pelimpahan skill dan
pengetahuan (dari jepang) kepada bangsa indonesia dan yang kedua, ia meminta
keberadaan partisipasi modal bangsa Indonesia dalam investasi-investasi Jepang
di Indonesia.
Usai agenda Perdana Menteri Jepang itu di indonesia, presiden Soeharto
dengan menggunakan helikopter yang berangkat dari istana, mengantarkan
tamunya ke pangkalan udara. Keadaan jakarta dirasa belum aman untuk dilalui
dengan kendaraan darat. Tak ayal Malapetaka 15 januari 1974, dikhawatirkan oleh
Soeharto, telah menciderai hubungan baik yang telah terbangun antara Indonesia
dengan Jepang sebagai salah satu investor asing terbesar saat itu.
2. Tujuan Malari
Menurut informasi yang disebarluaskan pemerintah, Peristiwa Malari
adalah bukti adanya pihak-pihak yang ingin menggulingkan kekuasaan
pemerintah yang sah. Oknum-oknum PSI bergabung dengan oknum Masyumi,
yang dibantu oleh oknum-oknum sosialis lainnya ( maksudnya PNI-Asu),
mendekati kader-kader muda untuk menyebarkan isu-isu dan kegiatan politik
yang menyudutkan pemerintah. Media massa, oknum sipil serta oknum militer
juga dituduh telah terlibat dengan gerakan PSI-Masyumi ini. Dikatakan bahwa
mereka ingin menggerakkan massa untuk mencapai kedua tujuan mereka. Tujuan
yang pertama atau tujuan taksis adalah menjatuhkan Aspri Presiden, komkamtib,
dan Dwi fungsi ABRI. Sementara tujuan kedua atau tujuan strategi mereka ingin
menggulingkan kepala negara, mengganti Pancasila dan mengubah UUD 45.
Tujuan akhir PSI adalah ingin mendirikan pemerintahan demokrasi liberal.
Sedangkan Masyumi dikatakan ingin mendirikan Negara Islam.
3. Tanggapan Tanaka tentang demonstrasi mahasiswa
Keterkejutan tidak hanya menjadi milik Soeharto. Meskipun beberapa hari
sebelumnya telah mendengar kabar dari para stafnya tentang protes-protes yang
gencar dilancarkan oleh para mahasiswa Indonesia terhadap perusahaanperusahaan Jepang, tak urung sambutan tak ramah mahasiswa Indonesia membuat
kaget perdana Menteri Kakuei Tanaka.
Dengan wajah yang diusahakan terlihat tenang, PM Tanaka menjelaskan
bahwa pemerintah jepang tidak bermaksud untuk mendominasi negara lain.
Konkretnya, jepang akan membentuk sebuah lembaga yang akan mengatur dan
membimbing pengusaha-pengusaha jepang yang ingin menanamkan modalnya di
Indonesia.
4. Keterlibatan oposisi jepang
Kerusuhan yang terjadi bertepatan dengan datangnya perdana menteri
jepang ke indonesia menimbulkan kecurigaan. Mungkinkah ada keterlibatan para
oposisi di jepang dalam peristiwa 15 januari 1974 di Indonesia?
Page 13
Page 14
Page 15
pihak lain. " sebagai mahasiswa waktu itu, saya tergerak untuk melakukan aksi
ketika pemerintah yang mengaku dilahirkan mahasiswa kok mulai
menyimpang,"ujar Hariman lagi.
b. Soeharto mempermasalahkan dokumen Ramadi
Beberapa saat setelah jabatannya sebagai pangkopkamtib dicopot akibat
peristiwa malari, soemitro yang waktu itu masih menjabat wakil panglima malari,
soemitro yang waktu itu masih menjabat wakil panglima Angkatan Bersenjata
(wapangab) dipanggil menghadap Soeharto[7]. Dalam pertemuan itu, Soeharto
mempermasalahkan Dokumen Ramadi. Dikatakan dalam dokumen itu bahwa
revolusi sosial akan meletus antara tanggal 4 april 1974 dan 6 juni 1974. Soeharto
pasti jatuh dan digantikan oleh jenderal "S". Isu-isu yang beredar di luar juga
mengatakan bahwa Soemitro ingin menjadi presiden dengan mencari dukungan
dari kampus-kampus. Itulah sebabnya sebagai Pangkopkamtib, Soemitro dinilai
bertindak terlalu lunak pada mahasiswa. Latar belakang keluarganya yang berasal
dari PNI juga ikut disebut-sebut.
Karena desas-desus yang tak sedap ini, Soemitro lalu di minta oleh
Soeharto untuk pergi ke luar negeri menjadi Duta Besar di Washington. Tapi
tawaran Soeharto ditolak Soemitro. Ia merasa lebih terhormat jika ia
mengundurkan diri. Jabatan Wapangab pun diserahkan kembali pada Sang
Presiden.[8]
Dokumen Ramadi jelas telah mengakhiri karir Soemitro. Ironisnya,
Soemitro mengaku tidak pernah mengenal Ramadi. " Dengar namanya pun...
belum pernah!" Ucap Soemitro heran. Ia juga merasa belum pernah sekalipun
melihat Dokumen Ramadi.
Ramadi adalah bekas kolonel bidang hukum militer yang lahir di
pontianak, 12 Maret 1912. Namanya menjadi terkenal karena ditemukannya
sebuah dokumen yang mengatakan bahwa Soemitro bermaksud menggantikan
Soeharto. Nama Ramadi tertulis di dalam dokumen itu. Beberapa saat setelah
terjadi Peristiwa Malari, Ramadi ditangkap dan dimasukkan kepenjara.
Berdasarkan laporan, Ramadi diketahui saat itu sedang menjabat sebagai
Komisaris PT Ravitek. Ia jug merupakan salah satu anggota MPR dari golkar
sejak tahun 1971. Kabarnya, gabungan usaha perbaikan pendidikan islam
(GUPPI) berada dibawah pimpinan Ramadi. Dari pemeriksaannya, Ramadi
mengatakan bahwa Soemitro telah memberi angin kepada mahasiswa untuk terus
melancarkan demonstrasi. Bersama seseorang yang bernama Jayusman, Ramadi
mengaku ingin membantu soemitro merombak pemerintahan dan membersihkan
menteri-menteri, termasuk Ali Moertopo dan Sudjono Humardani.
Memang sikap lunak Soemitro terhadap aksi mahasiswa,
keterlambatannya mencegah huru-hara di tanggal 15 januari 1974, dan kabar
hubungannya dengan Ramadi memunculkan sebuah tanda tanya besar. Benarkah
Soemitro dengan bantuan kelompok Ramadi berambisi menjadi presiden? Dari
Page 16
Page 17
Page 18
Page 19
Page 20
industri yang banyak menyerap tenaga kerja , industri pengolahan hasil pertanian ,
dan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri. PJP I telah di akhiri
dengan repelita V ( 1987 / 1990 1993 / 1994 ). Tahun 1973 Majelis
Permusyawaratan Rakyat merumuskan dan menetapkan GBHN pertama
merupakan strategi pembangunan nasional.
Page 21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemilu 1971 diikuti oleh 58.558.776 pemilih untuk memilih 460 orang
anggota DPR dimana 360 orang anggota dipilih dan 100 orang diangkat.
Diikuti oleh 10 organisasi peserta pemilu yaitu Partai Golongan Karya (236
kursi), Partai Nahdlatul Ulama (58 kursi), Partai Muslimin Indonesia (24
kusi), Partai Nasional Indonesia (20 kursi), Partai Kristen Indonesia (7
kursi), Partai Katolik (3 kursi), Partai Islam Perti (2 kursi), Partai Murba dan
Partai IPKI (tak satu kursipun).
Berawal dari ketidaksetiaan jenderal-jenderal kepresidenan selama masa
pemerintahan soeharto. Perang dan permainan kotor yang di mainkan oleh
dua jenderal yang berpengaruh terhadap tahta soeharto yang hampir saja
runtuh tahtanya. Peristiwa malari sekilas menyebutkan bahwa peristiwa ini
merupakan kelanjutan dari aksi-aksi demonstrasi anti korupsi mahasiswa di
awal tahun 70-an. Peristiwa malari di katakan sebagai tonggak kebangkitan
nasionalisme ekonomi indonesia,serangan mahasiswa terhadap modal asing
beralih ke sasaran dalam negeri,khususnya pebisnis cina lokal yang menjadi
mitra bagi investor jepang beserta rekan-rekan politik mereka. Pada tanggal
14 januari 1974 presiden soeharto menjemput tamunya yaitu perdana
menteri jepang kakuei tanaka yang berencana mengunjungi jakarta selama 4
hari. Pada waktu yang bersamaan soeharto di kejutkan dengan laporan
bahwa mahasiswa telah bersiap menggerakkan demonstrasi dibeberapa
tempat. Sekelompok mahasiswa berkumpul di ujung lapangan perdana
halim perdanakusuma dengan membawa aneka atribut atau poster yang
menyerukan kebencian terhadap jepang dan menolak modal asing,terutama
yang di dominasi pihak jepang.
Timor-timur berintegrasi dengan indonesia di latar belakangi oleh situasi
politik internasional pada saat itu, adanya krisis politik di timor-timur akibat
cengkraman dari portugis. Adanya pengaruh letak geografis antara indonesia
dengan timor-timur membawa indonesia lebih dekat dengan timor-timur.
Selain itu, banyaknya bantuan dari indonesia kepada timor-timur sehingga
ada kemungkinan integrasi timor-timur dengan indonesia.
Pelita 1 bertujuan untuk meningkatkan tarafhidup dan kesejahteraan seluruh
rakyat indonesia dengan meletakkan landasan yang kuat untuk tahap
pembangunan berikutnya. Di prioritaskan pada sektor pertanian dan industri
yang menunjang sektor pertanian
Pelita 2 di perioritaskan padda pembangunan ekonomi dengan titik berat
pembangunan sektorpertanian dan peningkatan industri yang mengolah
bahan mentah menjadi bahan baku.
Page 22
B, Saran
Dengan permasalahan yang dialamai oleh pemerintahan pada masa Orde
Baru, seperti dengan banyaknya uatang luar negri bangsa indonesia untuk
pembangunan, meskipun pembangunan berjalan dengan lancar, tapi Indonesia
menanggung utang yang begitu banyak. Selain itu, pemerintah pada zaman
tersebut terjadi sentralisasi dalam pemerintahan dan kegiatan ekonomi. Oleh
karena itu penulis memberikan salah terhadap permasalah tersebut. Yaitu lakukan
otonomi daerah kepada seluruh propinsi,sehingga potensi-potensi yang ada pada
dareah tersebut bisa dioptimalkan dengan seefisien mungkin. Harus terjadi
transparansi dalam sistem keuangan sehingga masyarakat bisa mengerti.
Page 23
DAFTAR RUJUKAN
http://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/election/directory/election/?
box=detail&id=20&from_box=list&hlm=1&search_ruas=&search_keyword=&ac
tivation_status=
diakses pada 2 November 2016;19.54 WIB
https://kpukotakendari.wordpress.com/category/sejarah-pemilu/pemilu-19711997/
diakses pada 2 November 2016:20.13 WIB
http://marharjono.blogdetik.com/2012/09/18/perkembangan-politik-dan-ekonomipemerintahan-orde-baru (2 November 2016:20.27 WIB)
http://sherila-putri.blogspot.co.id/2013/06/perkembangan-politik-indonesiasejak.html
diakses pada 2 November 2016:20.49 WIB
http://sejarah-kelam-indonesia.blogspot.co.id/2016/03/peristiwa-malarimalapetaka-lima-belas-januari-1974.html (2 November 2016:21.02 WIB)
http://ayesaalodia.blogspot.co.id/2011/03/kebijakan-pembangunan-pelita-ipelita.html
diakses pada 2 November 2016:21.16 WIB
http://raoef.blogspot.co.id/2008/11/sejarah-perkembangan-politik-dan.html
diakses pada 2 November 2016:21.35 WIB
http://googleweblight.com/?
lite_url=http://wartasejarah.blogspot.com/2014/12/peristiwa-malapetaka-15januari-1974.html?
diakses pada 6 november 2016 :9.04 WIB
http://expresisastra.blogspot.co.id/2013/12/Cara-Menulis-Daftar-PustakaBerdasarkan-Jenis-Sumber-yang-Digunakan.html
diakses pada 10 November 2016 : 16.16 WIB
Musthofa Sh.(2009). Sejarah 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII Program
IPA.Jakarta:Pusat Perbukuan
Page 24
Page 25