Anda di halaman 1dari 13

Perkembangan Kehidupan Politik dan Ekonomi Bangsa Indonesia pada

Masa Awal Kemerdekaan sampai Masa Demokrasi Terpimpin

Disusun Oleh :

Nama : Debby Chintya Rosadi


NIS/NISN : 19189
Kelas : X (Sepuluh)
Jurusan : BDP (Bisnis Daring Pemasaran)

SMK Tamansiswa 25 Jakarta


2019
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata pelajaran
Sejarah dengan judul “Perkembangan Kehidupan Politik dan Ekonomi
Bangsa Indonesia pada Masa Awal Kemerdekaan sampai Masa Demokrasi
Terpimpin”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jakarta, 18 Maret 2020


Daftar Isi

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

 A. Latar Belakang
 B. Rumusan Masalah
 C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

 A. Perkembangan Politik dan Ekonomi (1945-1946)


 B. Pelaksanaan Demokrasi Masa Perjuangan (1945-1950)
 C. Indonesia Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)
 D. Indonesia Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
 E. Perbedaan Dalam Pelaksanaan Demokrasi Liberal dan Demokrasi
Terpimpin

BAB III PENUTUP

 A. Simpulan
 B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada bab ini akan ada pembahasan tentang politik dan ekonomi yang ada di
Indonesia. Dari masa awal kemerdekaan sampai masa demokrasi terpimpin. Agar
kita tahu bagaimana perkembangan politik dan ekonomi bangsa Indonesia. Dan
tahu bagaimana kita sebagai warga Indenesia menghadapi dan menyikapinya.
Ekonomi Indonesia merupakan salah satu kekuatan ekonomi berkembang utama
dunia yang terbesar di Asia Tenggara dan terbesar di Asia ketiga setelah China
dan India. Ekonomi negara ini menempatkan Indonesia sebagai kekuatan
ekonomi terbesar ke-16 dunia yang artinya Indonesia juga merupakan anggota G-
20.
Indonesia saat ini ditandai oleh kedaulatan rakyat termanifestasi dalam
pemilihan parlemen dan presiden setiap lima tahun. Sejak berakhirnya Orde Baru
yang dipimpin presiden Suharto dan mulainya periode Reformasi, setiap pemilu
di Indonesia dianggap bebas dan adil. Namun, Indonesia belum bebas
dari korupsi, kolusi dan nepotisme maupun 'politik uang' di mana orang bisa
membeli kekuasaan atau posisi politik. Misalnya, segmen miskin dari masyarakat
Indonesia 'didorong' untuk memilih calon presiden tertentu pada hari pemilihan
dengan menerima uang kecil di dekat kotak suara. Strategi seperti ini masih tetap
dilakukan, bahkan digunakan oleh semua pihak politik yang terlibat (dan ini
sebenarnya berarti race-nya lumayan adil maka berbeda dengan pemilu era Orde
Baru).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan politik dan ekonomi pada tahun 1945-1946?
2. Bagaimana sistem pelaksanaan demokrasi pada saat masa perjuangan?
3. Bagaimana Indonesia pada masa demokrasi liberal?
4. Bagaimana masa demokrasi terpimpin?
5. Apa perbedaan demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin?
C. Tujuan Penulisan
 Agar siswa dan siswi SMK Tamansiswa 25 Jakarta mengetahui bagaimana
keadaan ekonomi dan politik yang ada di Indonesia
 Agar pembaca mengetahui bagaimana keadaan ekonomi dan politik yang ada
di Indonesia
 Menambah wawasan atau pengetahuan tentang sejaran ekonomi dan politik
yang ada di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Politik dan Ekonomi (1945-1946)


Pada awal kemerdekaaan kehidupan ekonomi bangsa Indonesia sangat
memprihatinkan hal ini disebabkan karena :
a. Mewarisi sistem ekonomi Jepang

b. Adanya inflasi yang disebabkan beredarnya uang Jepang yang tidak


terkendali

c. Kas negara kosong

d. Tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran negara.

e. Blokade ekonomi oleh Belanda sebab perhitungan Belanda bahwa dengan


senjata ekonomi akan dapat merobohkan RI.

Dalam rangka membangun kepercayaan rakyat dan membangun ekonomi


yang sehat pemerintah Republik Indonesia melakukan tindakan-tindakan
sebagai berikut :
a.   Menetapkan tiga mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah
Hindia Belanda dan mata uang penduduk Jepang.

b.  Untuk mengatasi kesulitan moneter dengan persetujuan BP-KNIP,


Menteri Keuangan Ir. Surachman melaksanakan pinjaman nasional yang
akan dibayarkan kembali selambat-lambatnya 40 tahun.
c.   Pada tanggal 1 Oktober 1946 pemerintah mengeluarkan uang kertas yang
Oeang Repoeblik Indonesia atau ORI. Hal ini disebabkan tanggal 6 Maret
1946, Panglima Sekutu mengumumkan berlakunya uang NICA (Netherlands
Indies Civil Administration) di daerah-daerah yang diduduki Serikat sebagai
pengganti uang Jepang.

d.  Pembentukan Bank Negara Indonesia pada tanggal 1 November 1946


yang bertugas untuk mengatur nilai tukar ORI dengan valuta asing yang ada
di Indonesia.

Dalam usahanya untuk menembus blokade ekonomi musuh Pemerintah RI


melakukan berbagai usaha untuk mematahkan blokade ekonomi tersebut,
usahanya antara lain :
1.   Memberikan batuan beras kepada pemerintah India yang saat itu sedang
dilanda kelaparan dengan didasarkan kepada segi kemanusiaan. Namun,
secara politik tindakan tersebut menegaskan kehadiran Republik Indonesia di
dunia.

2.   Mengadakan hubungan dagang langsung dengan luar negeri, antara lain
dengan perusahaan swasta Amerika yaitu BTC (Banking and Trading
Corporation) suatu badan perdagangan semi pemerintah yang dipimpin oleh
Sumitro Djoyohadikusumo.

3.   Mengalihkan kegiatan perdagangan dari pulau Jawa ke pulau


Sumatera. Misalnya, hasil karet dari Sumatera di ekspor ke wilayah
Singapura.

4.   Membentuk perwakilan resmi di Singapura pada tahun 1947 dengan


nama Indonesia Office (indof) yang bertugas memperjuangkan kepentingan
luar negeri Indonesia, menembus blokade Belanda dan perdagangan barter.
Badan ini digunakan oleh pemerintah Indonesia untuk menembus blokade
ekonomi oleh Belanda.

5.  Konsep Ketahanan ekonomi.

Sejak bulan Febuari 1946. pemerintah membuat konsep-konsep


penanggulangan masalah ekonomi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
 Pada bulan Febuari 1946 menyelenggarakan konferensi ekonomi yang
bertujuan untuk memperoleh kkesepakatan yang bulat dalam menanggulangi
masalah-masalah ekonomi yang mendesak dan menghasilkan Konsepsi untuk
menghapuskan sistem autokrasi lokal warisn Jepang dan menggantikannya
dengan sistem sentralisasi, Bahan makanan akan ditangani oleh pemerintah
secara sentral oleh organisasi Pengawas Makanan Rakyat yang kemudiuan
berubah nama menjadi Badan Persediaan dan Pembagian Makanan (BPPM), dan
untuk meningkatkan produksinya semua perkebunan akan diawasi oleh
pemerintah.

Pada tanggal 6 Mei 1946 diadakan konferensi ekonomi kedua di Solo yang
membahas masalah program ekonomi pemerintah, masalah keuangan negara,
pengendali harga, distribusi dan alokasi tenaga manusia.

Pada dasarnya, perkembangan situasi politik dan kenegaraan Indonesia pada


awal kemerdekaan sangat dipengaruhi oleh pembentukan KNIP serta
dikeluarkannya Maklumat Politik 3 November 1945 oleh wakil Presiden Moh.
Hatta. Isi maklumat tersebut menekankan pentingnya kemunculan partai-partai
politik di Indonesia. Partai politik harus muncul sebelum pemilihan anggota
Badan Perwakilan Rakyat yang dilangsungkan pada Januari 1946.
 Maklumat Politik 3 November 1945, yang dikeluarkan oleh Moh. Hatta, hadir
sebagai sebuah peraturan dari pemerintah Indonesia yang bertujuan
mengakomodasi suara rakyat yangmajemuk. Akibatnya, munculah partai-partai
politik dengan berbagai ideologi. Partai-partai politik tersebut mempunyai arah
dan metode pergerakan yang berbeda-beda.Di antaranya adalah partai politik
berhaluan nasionalis, yaitu PNI penggabungan dari Partai Rakyat Indonesia,
Serikat Rakyat Indonesia, dan Gabungan Republik Indonesia yang berdiri pada
29 Januari 1946, dipimpin oleh Sidik Djojosukaro.Kemunculan partai-partai
berhaluan sosialis-komunis pada walnya merupakan bentuk  pertumbuhan
demokrasi di Indonesia. Namun, seiring perkembangannya, partai ini
menerapkancara revolusioner yang tidak dapat diterima oleh masyarakat
Indonesia.
Hubungan antara KNIP dan Lembaga Pemerintahan Dilatar belakangi oleh
berbagai situasi negara yang genting, seperti keadaan Jakarta di awal 1946,yang
sangat rawan oleh teror dan intimidasi pihak asing , mengharuskan para petinggi
bangsa untuk memindahkan ibu kota negara ke Yogyakarta pada 4 Januari 1946
untuk sementara waktu.Pada dasarnya, posisi wewenang KNIP dikukuhkan
melalui Maklumat X, 16 Oktober 1945, yangmemberikan kuasa legislatif
terhadap badan tersebut. Dengan maklumat itu, KNIP yang dibentuk  pada 22
Agustus 1945, berposisi seperti layaknya Dewan Perwakilan Rakyat untuk
sementara waktu sebelum dilaksanakannya pemilihan umum untuk memilih
anggota Dewan PerwakilanRakyat yang sebenarnya. Tugas Komisi Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) adalah membantu danmenjadi pengawas kinerja presiden
dalam melaksanakan tugas pemerintahan. KNIP mempunyaikuasa untuk
memberikan usulan kebijakan kepada presiden dalam melaksanakan tugas-
tugas pemerintahan.
Sementara itu, Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) bertugas
untuk membantu dan mengawasi jalannya kinerja pemerintahan di tataran lebih
rendah daripada presiden, seperti gubernur dan bupati.Hubungan antara
Keragaman Ideologi dan Pembentukan Lembaga KepresidenanTerdapatnya
keragaman ideologi yang terbagi ke dalam golongan nasionalis, agama,
dansosialis-komunis pada era awal kemerdekaan ternyata mengandung implikasi
yang signifikanterhadap struktur kepemimpinan negara. Perubahan otoritas KNIP
dan munculnya berbagai partai politik di Indonesia menjadi dua katalisator utama
terhadap perubahan struktur kekuasaan pemerintahan. Naiknya Sutan Syahrir
sebagai Perdana Menteri Indonesia juga memiliki andil dalam perubahan itu.
Setelah bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus
1945, gagasan demokrasi dalam kehidupan politik mendapat tempat yang sangat
menonjol. Para pemimpin bangsa Indonesia saat itu bersepakat untuk memilih
demokrasi dalam kehidupan bernegara yang kemudian di tuangkan kedalam
UUD 1945. Pada awal perjalanannya, melalui pasal IV aturan peralihan UUD
1945, presiden di beri kekuasaan sementara untuk melakukan kekuasaan
MPR,DPR,dan DPA sebelum lembaga-lembaga konstitusional dibentuk
sebagaimana mestinya.
Sebelum sempat terjadi perdebatan mengenai system pemerintahan yang di
pelopori oleh kaum muda dengan munculnya gerakan ‘parlementerisme’. Kaum
muda menghendaki agar system pemerintahan yang dibentuk adalah sistem
parlementer, bukan presidensial.

B. Pelaksanaan Demokrasi Masa Perjuangan (1945-1950)


Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang
ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan
dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal
kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan
Peralihan UUD 1945 yang berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk
menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh
KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang
absolut pemerintah mengeluarkan :
 Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah
menjadi lembaga legislatif.
 Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan
Partai Politik.
 Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan
sistem pemerintahn presidensil menjadi parlementer

C. Indonesia Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)


Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau
berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa
demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan
berkembangnya partai-partai politik.
Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan :
 Dominannya partai politik
 Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
 Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli
1959 :
 Bubarkan konstituante
 Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
 Pembentukan MPRS dan DPAS

D. Indonesia Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965)


Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965
adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara
gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner
dengan berporoskan nasakom dengan ciri:
1.     Dominasi Presiden
2.     Terbatasnya peran partai politik
3.     Berkembangnya pengaruh PKI
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
1.     Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan
2.     Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan
presiden membentuk DPRGR
3.     Jaminan HAM lemah
4.     Terjadi sentralisasi kekuasaan
5.     Terbatasnya peranan pers
6.     Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)
Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI yang
menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.

E. Perbedaan Dalam Pelaksanaan Demokrasi Liberal dan Demokrasi


Terpimpin
a. Demokrasi Liberal.
Kedaulatan Rakyat sepenuhnya dilaksanakan oleh DPR (Parlemen). Dan DPR
membentuk serta memberhentikan Pemerintah/Eksekutif (Kabinet).
b. Demokrasi Terpimpin.
Meskipun secara normatif konstitusional ditetapkan bahwa Kedaulatan ada
ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusya-waratan
Rakyat (MPR), namun secara praktis justru kedaulatan sepenuhnya berada
ditangan Presiden. Dan Presiden membentuk MPR(S) dan DPR-GR berdasarkan
Keputusan Presiden.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada tanggal 17
Agustus 1945, para Pendiri Negara Indonesia (the Founding Fathers) melalui
UUD 1945 (yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan
bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (selanjutnya disebut NKRI)
menganut paham atau ajaran demokrasi, dimana kedaulatan (kekuasaan tertinggi)
berada ditangan Rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga NKRI tergolong
sebagai negara yang menganut paham Demokrasi Perwakilan (Representative
Democracy).
Didalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga
saat ini, ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia
terdiri dari beberapa model demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu
dengan lainnya.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari Pelaksanaan Demokrasi
yang pernah ada di Indonesiai ini. Pelaksanaan demokrasi di indonesia dapat
dibagi menjadi beberapa periodesasi antara lain :
1. Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 – 1950 )
2. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama
a. Masa Demokrasi Liberal 1950 - 1959
b. Masa Demokrasi Terpimpin 1959 – 1966
3. Pelaksanaan demokrasi Orde Baru 1966 - 1998
4. Pelaksanaan Demokrasi Reformasi {1998 - Sekarang)
Salah satu cirri Negara demokratis debawa rule of law adalah terselenggaranya
kegiatan pemilihan umum yang bebas. Pemilihan umum merupakan sarana
politik untuk mewujudkan kehendak rakyat dalam hal memilih wakil-wakil
mereka di lembaga legislatif serta memilih pemegang kekuasaan eksekutif baik
itu presiden/wakil presiden maupun kepala daerah.
Pemilihan umumbagi suatu Negara demokrasi berkedudukan sebagai sarana
untuk menyalurkan hak asasi politik rakyat.
Dapat dikatakan pemilu merupakan syarat minimal bagi adanya demokrasi.
Pemilu 1955 merupakan pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia.
Waktu itu Republik Indonesia berusia 10 tahun.
B. Saran
Sudah sepantasnya kita sebagai negara yang berdemokrasi bisa menghargai
pendapat orang lain. Kita sebagai warga Negara harus ikut menciptakan Negara
yang berdemokrasi.Kelebihan dan kekurangan pada masing-masing masa
demokrasi tersebut pada dasarnya bisa memberikan pelajaran berharga bagi kita.
Harapan dari adanya demokrasi yang mulai tumbuh adalah ia memberikan
manfaat sebesar-besarnya untuk kemaslahatan umat dan juga bangsa. Misalnya
saja, demokrasi bisa memaksimalkan pengumpulan zakat oleh negara dan
distribusinya mampu mengurangi kemiskinan. Disamping itu demokrasi
diharapkan bisa menghasilkan pemimpin yang lebih memperhatikan kepentingan
rakyat banyak seperti masalah kesehatan dan pendidikan.Tidak hanya itu,
demokrasi diharapkan mampu menjadikan negara kuat. Demokrasi di negara
yang tidak kuat akan mengalami masa transisi yang panjang. Dan ini sangat
merugikan bangsa dan negara. Demokrasi di negara kuat (seperti Amerika) akan
berdampak positif bagi rakyat. Sedangkan demokrasi di negara berkembang
seperti Indonesia tanpa menghasilkan negara yang kuat justru tidak akan mampu
mensejahterakan rakyatnya.
Demokrasi di Indonesia memberikan harapan akan tumbuhnya masyarakat baru
yang memiliki kebebasan berpendapat, berserikat, berumpul, berpolitik dimana
masyarakat mengharap adanya iklim ekonomi yang kondusif. Untuk menghadapi
tantangan dan mengelola harapan ini agar menjadi kenyataan dibutuhkan
kerjasama antar kelompok dan partai politik agar demokrasi bisa berkembang ke
arah yang lebih baik.
Daftar Pustaka

http://studyandlearningnow.blogspot.com/2013/06/sejarah-perkembangan-
demokrasi-di.html
http://adeliarahmawati031.blogspot.com/2015/04/demokrasi-pada-masa-revolusi-
1945-1950.html

Anda mungkin juga menyukai