Anda di halaman 1dari 5

BAB 3

KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA


AWAL KEMERDEKAAN
SAMPAI MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

A. Perkembangan Politik Indonesia

1. Perkembangan Politik Awal Masa Kemerdekaan


Saat Indonesia baru saja merdeka, pemerintah Indonesia masih belum mengatur sistem
pemerintahannya secara sempurna. Para founding fathers atau pendiri Indonesia masih terus
berusaha mencari sistem pemerintahan yang tepat untuk Indonesia. Dalam catatan sejarah
politik Indonesia, disebutkan bahwa Soekarno-Hatta dilantik menjadi presiden dan wakil
presiden pada 18 Agustus 1945.

a. Perubahan sistem pemerintahan Indonesia


Semenjak proklamasi pada 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia mengalami
beberapa kali perubahan sistem dan struktur pemerintahan. Setelah proklamasi
kemerdekaan, sejak 18 Agustus 1945 bentuk dan sistem pemerintahan kita dikenal
dengan negara kesatuan (unitary system). Tiga bulan kemudian, pada 24 November 1945,
bentuk negara kesatuan berubah menjadi negara serikat (federal system). Alasan yang
menonjol saat itu, kekuasaan presiden yang besar dikhawatirkan negara-negara lain akan
menjadi kekuasaan yang otoriter seperti Jepang yang baru menjajah kita. Dalam bentuk
negara serikat ini mulai tumbuh partai politik. Bung Karno yang menjadi presiden dan
berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintah di negara kesatuan tetap
menjadi presiden dan Bung Hatta juga tetap menjadi wakil presiden. Namun, Bung Karno
hanya berfungsi sebagai kepala negara, sebaliknya yang menjadi kepala pemerintah
adalah pimpinan partai politik yang disebut sebagai perdana menteri.
b. Pembentukan partai-partai politik
Partai politik yang pertama kali dibentuk di Indonesia adalah De Indische Partij pada 25
Desember 1912, oleh Douwes Dekker, Ki Hadjar Dewantara, dan Tjipto
Mangoenkoesoemo. Lahirnya De Indiche Partij menjadi tonggak awal adanya pergerakan
dan kesadaran nasionalisme. Seiring berjalannya waktu, partai politik lain satu per satu
juga mulai terbentuk di Indonesia. Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945,
pemerintah beberapa kali mengeluarkan maklumat, salah satunya maklumat 3 November
1945. Maklumat 3 November 1945 dikeluarkan dan ditandatangani oleh Wakil Presiden
Indonesia Mohammad Hatta di Jakarta, yang berisi imbauan tentang pendirian partai
politik. Pada 29 Agustus 1945, pemerintah membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) yang bertugas membantu presiden. Setelah itu, pemerintah mendirikan Kabinet
Presidensial pada 12 September 1945, yang menandakan bentuk pemerintahan
presidensial dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) sebagai partai tunggal.

2. Perkembangan Politik Masa Demokrasi Liberal


Berikut perkembangan politik masa demokrasi liberal.
a. Kembalinya Indonesia menjadi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Pada masa awal kemerdekaan, para pendiri bangsa sepakat memilih Negara Kesatuan
sebagai bentuk negara Indonesia. Namun, agresi militer yang dilakukan oleh Belanda
memaksa pemimpin Indonesia memilih bentuk Negara Serikat sesuai perjanjian
Konferensi Meja Bundar (KMB). Setelah perjanjian KMB, Indonesia resmi berubah
menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS). Hal tersebut dilakukan agar Indonesia
mendapat pengakuan kedaulatan dari dunia internasional.Republik Indonesia Serikat
terdiri dari terdiri dari 7 negara bagian dan 9 daerah otonom, Republik Indonesia menjadi
negara bagian RIS. Namun, Republik Indonesia Serikat tidak bertahan lama. Desakan
untuk kembali ke bentuk kesatuan terjadi di negara-negara bagian RIS. Negara-negara
bagian RIS satu per satu membubarkan diri dan memutuskan bergabung dengan Republik
Indonesia. Pemimpin partai Masyumi, Muhammad Natsir, merasa hasil Konferensi Meja
Bundar seperti langkah Belanda untuk memecah Indonesia. Maka, Muhammad Natsir
menyampaikan gagasan di DPRS RIS untuk kembalinya sistem pemerintahan Indonesia
ke bentuk kesatuan. Gagasan Natsir dikenal sebagai Mosi Integral Natsir. Akhirnya,
Presiden Sukarno membubarkan RIS pada 17 Agustus 1950 dan secara resmi kembali
menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
b. Pergantian kepala pemerintahan Indonesia
Kepala pemerintahan Indonesia adalah pemimpin pemerintahan yang menjalankan
kekuasaan eksekutif tertinggi di Indonesia karena Indonesia menganut sistem
pemerintahan presidensial. Sistem seperti ini juga dianut oleh sejumlah negara lain
seperti misalnya Amerika Serikat, Filipina serta berbagai negara di Amerika Latin.
Namun di berbagai negara jabatan kepala pemerintahan dipisahkan dari jabatan kepala
negara. Di Indonesia jabatan ini pun pernah dipisahkan ketika Indonesia menganut sistem
pemerintahan parlementer antara 1945 - 1959. Dalam sistem ini kepala pemerintahan
Indonesia dijabat oleh seorang perdana menteri. Sistem ini berakhir ketika Presiden
Soekarno mengumumkan Dekret 5 Juli 1959 yang menyatakan bahwa Indonesia
mengubah sistem pemerintahannya menjadi sistem pemerintahan presidensial dan
merangkap jabatan kepala negara serta kepala pemerintahan.
c. Dekret Presiden
Gagalnya konstituante melaksanakan tugasnya dan rentetan peristiwa politik dan
keamanan yang mengguncangkan persatuan dan kesatuan bangsa mencapai klimaksnya
pada bulan Juni 1959. Akhirnya demi keselamatan negara berdasarkan staatsnoodrecht
(hukum keadaan bahaya bagi negara) pada hari Minggu tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00,
Presiden Soekarno mengeluarkan dekret yang diumumkan dalam upacara resmi di Istana
Merdeka.
3. Perkembangan Politik Masa Demokrasi Terpimpin
Pada masa Demokrasi Terpimpin, kekuasaan presiden sangat besar sehingga
cenderung ke arah otoriter. Akibatnya sering terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945.
Soekarno dengan konsep Demokrasi Terpimpinnya menilai Demokrasi Barat bersifat
liberal dan tidak dapat menciptakan kestabilan politik. Pada masa demokrasi terpimpin
terjadi beberapa kegiatan politik, antara lain sebagai berikut.
a. Konsepsi Demokrasi Terpimpin
Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi yang seluruh keputusan serta
pemikiran berpusat pada pemimpin negara, kala itu Presiden Soekarno.
b. Pembebasan Irian Barat
Sejarah singkat tentang peristiwa pembebasan irian barat adalah: pembebasan irian
barat dilakukan oleh presiden Sukarno pada saat itu karena Belanda tidak mau
menyerahkan Irian Barat sesuai dengan perjanjian Konferensi Meja Bundar.
c. Politik Mercusuar
Politik Mercusuar merupakan politik yang dijalankan untuk menjadikan Indonesia
sebagai mercusuar yang menerangi jalan bagi kekuatan baru yang tumbuh di dunia ini.
Politik mercusuar ini pernah dijalankan oleh Presiden Soekarno pada masa demokrasi
terpimpin pada tahun 1957 untuk politik luar negeri.
d. Konfrontasi dengan Malaysia
Konfrontasi Indonesia–Malaysia atau Konfrontasi Borneo (juga dikenal dengan
Bahasa Indonesia / Melayu, Konfrontasi) adalah konflik bersenjata dari tahun 1963
hingga 1966 yang bermula dari penentangan Indonesia terhadap pembentukan
Federasi Malaysia.
e. Keluarnya Indonesia dari PBB
Dalam surat tersebut ditegaskan bahwa Indonesia keluar dari PBB secara resmi pada
tanggal 1 Januari 1965. Jadi, alasan utama Indonesia keluar dari PBB adalah karena
terpilihnya Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

B. Perkembangan Ekonomi Indonesia

1. Perkembangan Ekonomi Indonesia Awal Kemerdekaan


Kondisi ekonomi pada masa awal kemerdekaan sangat memprihatinkan karena
inflasi, belum punya mata uang Republik Indonesia, peredaran mata uang asing, dan kas
negara kosong. Secara politik, keadaan Indonesia di awal kemerdekaan belum mapan,
terjadi ketegangan, kekacauan dan berbagai insiden. Pascaproklamasi, pemerintah
Indonesia berusaha mengeluarkan kebijakan untuk menstabilkan perekonomian bangsa.
Kebijakan tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Diplomasi Beras
Diplomasi beras adalah bantuan berupa beras yang diberikan Indonesia kepada India.
Dipelopori Sutan Sjahrir pada 1946.
b. Planning Board (Badan Perancang Ekonomi)
Badan Perancang Ekonomi (Planning Board) dibentuk pada tanggal 19 Januari 1947
atas inisiatif Menteri Kemakmuran, yaitu dr. A.K. Gani. Tugas badan ini adalah
membuat rencana pembangunan ekonomi untuk jangka waktu dua sampai dengan tiga
tahun.
c. Menerbitkan Oeang Repoeblik Indonesia (ORI)
Melalui Keputusan Menteri Keuangan tanggal 29 Oktober 1946 ditetapkan
berlakunya ORI secara sah mulai 30 Oktober 1946 pukul 00.00, diperkuat dengan
Undang-Undang tanggal 1 Oktober 1946 yang menetapkan penerbitan ORI.
d. Program Pinjaman Nasional
Pinjaman Nasional merupakan upaya pemerintah RI untuk mengumpulkan dana dari
masyarakat untuk menyelenggarakan pemerintahan. Pinjaman nasional yang
dilakukan pada masa Menteri keuangan Ir. Surachman atas persetujuan BPKNIP.

2. Perkembangan Ekonomi Indonesia Masa Demokrasi Liberal


Perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberal tidak menunjukkan arah yang
stabil. Anggaran pemerintah mengalami defisit atau kekurangan. Defisit itu disebabkan
antara lain oleh beberapa hal berikut ini. Pengeluaran pemerintah yang semakin
meningkat karena tidak stabilnya situasi politik. Kabinet-kabinet penguasa melakukan
kebijakan dan tindakan ekonomi sebagai berikut.
a. Gunting Syafaruddin
Gunting Syafruddin adalah kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Syafrudin
Prawiranegara, Menteri Keuangan dalam Kabinet Hatta II, yang mulai berlaku pada
jam 20.00 tanggal 10 Maret 1950. Kebijakan itu dikenal sebagai kebijakan berani
yang ditetapkan Pemerintah Indonesia dengan cara menggunting fisik uang kertas.
b. Nasionalisasi Dejavasche Bank menjadi Bank Indonesia
Pada 10 April 1953, parlemen menyetujui usulan nasionalisasi De Javasche Bank
menjadi Bank Indonesia (BI). Presiden Soekarno kemudian menerbitkan surat
keputusan mengenai peresmian BI sebagai bank sirkulasi atau bank sentral Indonesia
pada 10 April 1953 dan mulai berlaku sejak 1 Juli 1953.
c. Gerakan Benteng
Program Gerakan Benteng adalah program dimana pemerintah berencana untuk
membangun ekonomi nasional dengan cara membatasi barang-barang Impor dari luar
negeri dan memperkuat barang prokduksi dalam negeri.
d. Sistem ekonomi Ali-Baba
Sistem ekonomi Ali Baba adalah sistem ekonomi yang pernah diterapkan pada masa
Demokrasi Liberal. Lewat sistem ekonomi ini, pengusaha non-pribumi diharuskan
membantu orang pribumi dalam menjalankan usahanya, dengan cara memberi
pelatihan dan memberi kredit kepada mereka. Istilah Ali Baba sendiri berasal dari
kata Ali (untuk pengusaha pribumi) dan Baba (pengusaha non-pribumi).

3. Perkembangan Ekonomi Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin


Pada masa demokrasi terpimpin, kondisi perekonomian Indonesia sangat tidak stabil.
Hal tersebut dibuktikan dengan sejumlah permasalahan yang ada, seperti inflasi yang
tinggi, menipisnya cadangan devisi, kegiatan ekspor dan impor yang macet, hingga
naiknya harga kebutuhan pokok masyarakat. Pada tahun 1963, Dapernas dibubarkan dan
diganti dengan Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas). Badan ini diketuai
oleh Presiden Soekarno, dan mempunyai tugas sebagai berikut.
a. Menyusun rencana jangka panjang dan tahunan.
b. Mengawasi dan menilai pelaksanaan pembangunan.
c. Menyiapkan dan mengawasi mandataris untuk MPRS.

Anda mungkin juga menyukai