Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN MATERI LENGKAP SEJARAH INDONESIA: POLITIK, EKONOMI, DAN

SOSIAL PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN


A. Perkembangan Politik pada Masa Demokrasi Terpimpin

LATAR BELAKANG DAN SITUASI MENGENAI DEKRET PRESIDEN 5 JULI 1959

 Anggota DPR dan Konstituante hasil pemilu 1955 (berbeda ideologi) sulit disatukan.
Masyarakat membuat petisi untuk memberlakukan kembali UUD 1945.
 Masa demokrasi terpimpin berlaku sejak pembacaan Dekret Presiden 5 Juli 1959 sampai
berakhirnya kekuasaan Presiden Soekarno.

 Sistem demokrasi terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno bertujuan


mengembalikan keadaan politik yang tidak stabil sebagai warisan masa demokrasi liberal.
 Konsepsi tersebut dikenal dengan Konsepsi Presiden 1957.
 Konsepsi Presiden 1957 berisi pemberlakuan sistem demokrasi terpimpin dan
pembentukan kabinet gotong royong (terdiri atas wakil partai politik dan kekuatan politik
baru).
 Langkah pertama untuk mewujudkan konsepsi adalah membentuk Dewan Nasional pada
6 Mei 1957.
 Desakan kembali pada UUD 1945 sangat kuat (salah satunya dari A.H. Nasution).
Presiden Soekarno mengusulkannya dalam sidang Konstituante pada 22 April 1959.
Setelah 3 kali memungut suara, anggota Konstituante gagal menyepakati konstitusi
negara. Situasi menjadi genting. A.H. Nasution mengeluarkan PEPERPU/040/1959 berisi
larangan adanya kegiatan politik.
 Presiden Soekarno, Djuanda, Sartono, Roeslan, dan Muh. Yamin sepakat memberlakukan
kembali UUD 1945. Presiden Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden pada 5 Juli 1959.
 Isi Dekret Presiden yakni pembubaran Konstituante, berlakunya kembali UUD 1945, dan
pembentukan MPRS dan DPAS.

 Rakyat Indonesia menyambut baik Dekret Presiden. Kabinet Djuanda dibubarkan, diganti
dengan Kabinet Kerja yang dipimpin Presiden Soekarno. Pada Kabinet Kerja, terdapat 9
menteri dan 24 menteri muda. Dalam kabinet, tidak ada menteri anggota partai politik,
tujuannya memberi tekanan pada sifat non-partai dari pemerintahan.
 Kabinet Kerja terdiri atas pejabat lembaga yudikatif, Jaksa Agung, ketua MA, dan
lembaga yang meliputi wakil ketua MPRS dan DPR-GR. Seorang pejabat memegang
jabatan lembaga legislatif/yudikatif dengan status eksekutif. Konsep trias politica
ditinggalkan, menyimpang dari prinsip demokrasi.
 Presiden Soekarno menjelaskan dasar dekret serta mengenalkan demokrasi terpimpin
pada pidato Penemuan Kembali Revolusi Kita. Pada September 1959, DPA mengusulkan
agar pidator tersebut masuk Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Usul diterima,
pidato diberi judul Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol).
 Pada Desember 1959, MPRS dibentuk, diatur oleh Penetapan Presiden Nomor 2 Tahun
1959. MPRS dipimpin Chaerul Saleh. Anggota MPRS dipilih dan diangkat langsung oleh
Presiden Soekarno (seharusnya melalui pemilu). Anggota MPRS harus setuju pada UUD
1945, setia pada Indonesia, dan setuju dengan Manipol.
 Kedudukan Presiden Soekarno semakin kuat setelah membentuk Front Nasional
(organisasi massa untuk memperjuangkan cita-cita proklamasi dan UUD 1945).
 Untuk memudahkan stabilisasi politik, Presiden Soekarno melakukan integrasi lembaga
di mana MPRS, DPR-GR, DPA, MA, dan Dewan Perancang Nasional dipimpin langsung
oleh Presiden Soekarno. Lembaga menjadi sejajar dengan menteri dan ikut dalam sidang
kabinet.

SISTEM PEMERINTAHAN DAN KEKUATAN POLITIK NASIONAL PADA MASA


DEMOKRASI TERPIMPIN

 Sistem pemerintahan pada masa demokrasi terpimpin adalah presidensial, sesuai dengan
UUD 1945. Presiden sebagai kelapa negara dan kepala pemerintahan. Presiden tidak
bertanggung jawab pada DPR (parlemen).
 Kekuasaan presiden menyimpang dari UUD 1945. Pada UUD 1945, posisi presiden di
bawah MPR, sejajar DPR dan lembaga tinggi negara. Pada demokrasi terpimpin,
kedudukan presiden tertinggi, yang lainnya sejajar.
 Presiden Soekarno mengungkapkan Revolusi Indonesia dengan 5 gagasan penting, yaitu
USDEK (UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin,
Kepribadian Indonesia) dan dikaitkan dengan Manipol. Manipol-USDEK dijadikan
ideologi resmi negara, dikenalkan di bidang pendidikan.
 Peran partai politik dibatasi cukup ketat, seperti menerima konstitusi 1945 dan Pancasila,
damai dalam berpolitik, menerima bantuan luar negeri seizin pemerintah, memiliki
cabang minimal seperempat Indonesia, presiden berhak menyelidiki keuangan partai serta
membubarkan partai yang terindikasi memberontak.
 Partai yang diakui pemerintah antara lain IPKI, Partai Murba, Partai Katolik, PSII, PNI,
NU, PKI, Perti, dan Partindo.
 Presiden Soekarno dan DPR mengalami banyak konflik. Puncaknya, DPR menolak
RAPBN pemerintah. Presiden Soekarno membubarkan DPR hasil pemilu 1955, lalu
membentuk DPR-GR (gotong royong).
 Presiden Soekarno memperkenalkan ajaran Revolusi, Sosialisme Indonesia, dan Pimpinan
Nasional (Resopim) untuk memperkuat kedudukannya. Seluruh kehidupan dikendalikan
pimpinan nasional, Panglima Besar Revolusi, yakni Soekarno. Dampak sosialisasi
Resopim adalah kedudukan lembaga tinggi dan tertinggi negara ditetapkan di bawah
presiden.
 1 Mei 1963 Presiden Soekarno diangkat MPRS menjadi presiden seumur hidup.
MENGAPA?
 Presiden Soekarno mendapat dukungan dari komunis, agama, dan nasionalis. Ajaran
nasakom dimanfaatkan PKI. PKI berusaha memperoleh citra. PKI semakin dekat dengan
Presiden Soekarno, berhasil terhindar dari kebijakan pembubaran partai politik. Angkatan
Darat mengerahkan berbagai cara menghambat PKI, namun diprotes Presiden Soekarno.
Bocor rahasia PKI untuk merebut kekuasaan, namun berhasil ditepis.
PEMBEBASAN IRIAN BARAT
 Indonesia kecewa masalah Irian Barat diselesaikan setahun setelah penyerahan kekuasaan.
Indonesia berdiplomasi serta berkonfrontasi di bidang politik, ekonomi, dan militer.
 Diplomasi dilakukan pada Konferensi Colombo (April 1954) dan Konferensi Asia Afrika
(April 1955). Akan tetapi, saat diajukan pada Sidang Umum PBB 1954-1957, upaya ini
gagal karena tidak berhasil mendapat 2/3 suara.
 Konfrontasi politik yang dilakukan adalah dengan membatalkan hasil Konferensi Meja
Bundar. Pemerintahan sementara di Irian Barat dibentuk, tujuannya untuk
mendeklarasikan pembentukan Provinsi Irian Barat sebagai bagian Indonesia.
 Konfrontasi ekonomi yang dilakukan yakni pembatalan utang Indonesia pada Belanda (F
3.661 juta), melarang maskapai penerbangan Belanda berada di wilayah Indonesia, dan
menghentikan semua perwakilan konsuler Belanda di Indonesia. Pemerintah
memindahkan pasar komoditas dari Rotterdam (Belanda) ke Bremen (Jerman).
 Konfrontasi politik yang dilakukan adalah Trikora (Tri Komando Rakyat) sebagai usaha
menggerakkan rakyat agar Irian Barat kembali. Isi Trikora adalah menggagalkan
pembentukan Papua oleh Belanda, mengibarkan bendera di Irian Barat, dan memobilisasi
umum untuk mempertahankan kemerdekaan.
 APA ITU STRATEGI PANGLIMA MANDALA
 Operasi militer dilancarkan TNI. Pada 15 Januari 1962, terjadi pertempuran di Laut Aru
antara KRI Macan Tutul dengan dua kapal serta pesawat Belanda. Kom. Yos Sudarso dan
Kapten Wiratno gugur. Gugurnya Kom. Yos Sudarso diperingati sebagai hari Dharma
Samudra.
 Konfrontasi akhirnya mendapat perhatian dunia. Sekjen PBB meminta diplomat dari
Amerika Serikat untuk menjadi penengah perundingan Indonesia-Belanda. Didapati
Persetujuan New York, yakni Belanda menyerahkan Irian Barat pada UNTEA, PBB
menggunakan tenaga Indonesia, dan angkatan perang Belanda dikembalikan.
 Setelah penyerahan Irian Barat, dilaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera). Hasil
akhirnya, Irian Barat tetap menjadi bagian Indonesia.

POLITIK LUAR NEGERI

 Indonesia memiliki konsep politik bebas aktif.


 Politik Mercusuar adalah politik untuk mencari kemegahan dalam pergaulan antarbangsa
di dunia. Politik mercusuar diwujudkan dengan penyelenggaraan Ganefo (pesta olahraga
negara Nefo). Contoh lainnya yakni Jembatan Semanggi, Monumen Nasional, Masjid
Istiqlal, dan kompleks olahraga Senayan. APA ITU NEFO
 Indonesia berkonfrontasi dengan Malaysia pada pembentukan Federasi Malaysia.
Pemerintah Indonesia menganggap pembentukan Federasi Malaysia sebagai proyek
neokolonialisme Inggris, membahayakan Indonesia dan negara-negara Nefo. Presiden
Soekarno mengumumkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada 1964 yang berisi
perhebat ketahanan Revolusi Indonesia serta membantu perjuangan rakyat Malaysia
untuk bebas dari Nekolim Inggris. Dibentuk Komandan Operasi Tertinggi (Koti) dan
Komando Mandala Siaga untuk menjaga kedaulatan.
 Pada 7 Januari 1965, Indonesia memutuskan keluar dari PBB karena PBB menerima
Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Dampaknya, Indonesia
kehilangan forum untuk menyelesaikan sengketa dengan Malaysia melalui cara damai.

RINGKASAN SINGKAT
 Dampak ketidakmampuan Konstituante menyusun UUD adalah gerakan dan petisi rakyat
menuntut pemberlakuan kembali UUD 1945 semakin kuat.
 Faktor yang melatarbelakangi pembacaan Dekret Presiden 5 Juli 1959 antara lain
ketidakstabilan politik Indonesia hingga tahun 1959, kegagalan Konstituante merumuskan
UUD baru pengganti UUD 1945, dan desakan Presiden Soekarno untuk memberlakukan
kembali UUD 1945.
 Rakyat Indonesia menyambut baik pembacaan Dekret Presiden 5 Juli 1959. Dari fakta
tersebut dapat dimaknai bahwa rakyat mendambakan stabilitas politik yang sempat
tercampakkan selama Demokrasi Liberal.
 Jabatan pada masa Demokrasi Terpimpin yang termasuk menteri negara ex officio antara
lain Jaksa Agung, Kepala Kepolisian, dan Kepala Staf Angkatan Darat.
 Dampak positif pembentukan Kabinet Kerja oleh Presiden Soekarno adalah tidak satu
pun menteri dalam kabinet berasal dari anggota partai politik.
 Penjelasan dan pertanggungjawaban Presiden Soekarno atas Dekret Presiden 5 Juli 1959
dan garis kebijakan Soekarno dalam mengenalkan sistem demokrasi terpimpin
merupakan aspek-aspek yang menjadi isi pokok pidato Presiden Soekarno yang berjudul
Penemuan Kembali Revolusi Kita.
 Dampak pembacaan Dekret Presiden 5 Juli 1959 pada kinerja Kabinet Djuanda adalah
Kabinet Djuanda harus menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno.
 Manipol USDEK dijadikan ideologi resmi dan haluan negara Indonesia pada masa
demokrasi terpimpin.
 Upaya Indonesia mengajukan masalah Irian Barat dalam Sidan PBB gagal karean tidak
mendapat dukungan 2/3 anggota PBB.
 Diplomat-diplomat Indonesia yang berperan merebut Irian Barat pada diplomasi antara
lain Alex Alatas, Ellsworth Bunker, dan Soebandrio.
 Pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan Trikora yang bertujuan
menggerakkan rakyat sebagai pendukung usaha pengembalian Irian Barat.
 Operasi militer yang dilaksanakan melalui strategi Komando Mandala antara lain Operasi
Banteng Ketaton dan Operasi Jatayu.
 Tekanan Ameria Serikat terhadap Belanda agar bersedia berunding dengan Indonesia
terjadi karean Amerika Serikat mencegah terseretnya Uni Soviet dalam konfrontasi.
 Pembentukan Federasi Malaysia ditindaklanjuti Presiden Soekarno dengan
mengumumkan Dwikora.
 Bagi Presiden Soekarno, politik mercusuar dianggap sebagai unsur yang menerangi jalan
negara-negara Nefo.
B. Perkembangan Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin

SISTEM EKONOMI TERPIMPIN


 Alat produksi serta distribusi yang vital dikuasai dan diawasi pemerintah.
 Pemerintah menasionalisasi perusahaan-perusahaan asing, terutama milik pengusaha
Belanda. Dari target 80%, hanya berhasil 20%. Ketidakmampuan disebabkan pemilik
modal sudah menarik modal dahulu dari Indonesia.
 Pemerintah berupaya memaksimalkan peran BUMN. Koperasi tani (koperta) juga
dikembangkan menjadi landasan pokok pembangunan ekonomi.
 Muncul Peraturan Pemerintah Nomor 10 Desember 1959 berisi pengusaha Tionghua
dialihkan ke koperasi.
 Perusahaan swasta diorganisasi sesuai bidang melalui Organisasi Perusahaan Sejenis
(OPS) dan Gabungan Perusahan Sejenis (GPS). OPS dan GPS mengalokasikan bahan
baku, perundingan, kontrak perburuhan, dan pengumpulan sumbangan sukarela.

KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGATASI MASALAH EKONOMI


 Untuk mempercepat pembangunan nasional, Kabinet Kerja membentuk Dewan
Perancang Nasional (Depernas) berdaar UU Nomor 80 Tahun 1958. Depernas dipimpin
Muh. Yamin dan bertugas mempersiapkan RUU pembangunan nasional dan menilai
penyelenggaraan pembangunan.
 Pada 1963 Depernas berganti nama menjadi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas). Tugasnya antara lain menyusun rencana jangka panjang dan rencana tahunan
baik nasional maupun daerah, mengawasi dan menilai laporan pelaksanaan pembangunan,
serta menyiapkan dan menilai hasil kerja mandataris untuk MPRS.
 Devaluasi mata uang rupiah diterapkan pada 24 Agustus 1959. Nilai uang Rp1.000,-
menjadi Rp100,-. Tujuannya meningkatkan nilai rupiah tanpa merugikan rakyat kecil.
 Menekan laju inflasi dilakukan dengan cara mengurangi banyaknya uang beredar,
pembekuan terhadap semua simpanan pada bank, penghematan bagi instansi pemerintah
dan memperketat pengawasan pelaksanaan anggaran belanja.
 Untuk melakukan perbaikan ekonomi, pemerintah membentuk Panitia Tiga Belas. Panitia
ini menghasilkan konsep Deklarasi Ekonomi (dekon) sebagai strategi dasar ekonomi.
Tujuannya antara lain menciptakan ekonomi nasional, demokratis, bebas dari
imperialisme, serta mencapai tahap ekonomi sosialis.
 Dekon pada dasarnya memperhatikan prioritas seperti mendorong usaha swasta,
memperbesar produksi peroleh devisa, serta memberikan insentif pada pihak pengusaha
swasta yang berhasil menaikkan ekspor dan impor.
 Dekon disusul 14 peraturan (peraturan 26 Mei). APA ITU?
 Pelaksanaan ekonomi Indonesia adalah Berdikari. Namun pelaksanaannya gagal.
Pemerintah gagal memperoleh pinjaman dari IMF.
 Pada 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan Instruksi Presiden tentang Dana Revolusi.
Dana revolusi diperoleh dari devisa kredit jangka panjang. Ada pungutan terhadap
perusahaan atau perseorangan yang mendapat fasilitas kredit, mereka harus membayar
sejumlah biaya. Akibatnya, utang negara meningkat, ekspor menurun. Kekacauan timbul.
C. Perkembangan Sosial pada Masa Demokrasi Terpimpin

KEHIDUPAN MASYARAKAT
 Pemerintah menjalin hubungan baik dengan pemerintah Tiongkok, namun ditentang
Angkatan Darat. AD berusaha membatasi aktivitas masyarakat Tionghoa, bahkan
memulangkan secara paksa 110.000 penduduk Tionghoa ke Tiongkok.
 Pemerintah menghapus GBHN. Pemerintah menjamin pengembangan modal domestik.
Selama masa demokrasi terpimpin terdapat tokoh Tionghoa aktif dalam parlemen, yaitu
Siaw Giok Tjian. Ia dikenal tokoh yang cukup progresif karena memimpin fraksi dalam
parlemen bernama Nasional Progresif.
 Demokrasi terpimpin tidak berhasil menyediakan kebutuhan sandang dan pangan. PKI
berhasil memengaruhi sebagian besar masyarakat pedesaan. PKI berusaha
menghancurkan pengaruh ulama di desa-desa.

KEHIDUPAN BUDAYA
 Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) adalah organisasi yang bekerja di bidang budaya.

Anda mungkin juga menyukai