3. Rotasi Kekuasaan
Rotasi kekuasaan berarti dalam demokrasi pergiliran kekuasaan harus ada dan
dilakukan secara teratur dan damai. Rotasi kekuasaan eksekutif tidak pernah terjadi
kecuali pada jajaran gubernur, bupati/walikota, camat, dan kepala desa. Selain itu,
rotasi kekuasaan juga terjadi pada wakil presiden.
5. Pemilihan Umum
Pemilu merupakan sarana untuk melaksanakan rotasi kekuasaan dan
rekruitmen politik yang dilakukan secara teratur. Setiap warga negara yang sudah
dewasa mempunyai hak untuk memilih dan dipilih, bebas menggunakan haknya
sesuai dengan kehendak hati nuraninya. Pemilih juga bebas mengikuti segala macam
akitivitas pemilihan seperti kampanye dan menyaksikan penghitungan suara.
Pemilihan Umum telah dilangsungkan sebanyak tujuh kali dengan frekuensi
yang teratur setiap lima tahun sekali. Namun, kualitas pelaksanaan pemilihan umum
tersebut jauh dari kata demokrasi dan timbul banyak kecurangan.
Harapan rakyat yang menginginkan Indonesia menjadi lebih baik lagi tidak
sepenuhnya terwujud. Karena, sebenarnya tidak ada perubahan yang subtantif dari
kehidupan politik Indonesia antara Orde Baru dan Orde Lama (sama-sama otoriter).
Dalam perjalanan politik pemerintahan Orde Baru, kekuasaan Presiden merupakan
pusat dari seluruh proses politik di Indonesia. Dari uraian di atas, kita bisa mengetahui
bahwa pelaksanaan demokrasi Pancasila masih jauh dari harapan. Kenyataan yang
terjadi demokrasi Pancasila sama dengan kediktatoran.