INDONESIA
- August 15, 2015
AWAL KEMERDEKAAN (1945-1949)
1. Keadaan kehidupan politik dan pemerintahan Indonesia pada awal kemerdekaan masih
belum stabil.
Ketidak setabilan ini di sebebkan oleh factor-faktor berikut .
A. Faktor intern (dari dalam), antara lain :
1. Adanya persaingan antar partai politik yang berbeda ideologi untuk menjadi partai yang
paling berpengaruh di indonesia.
2. Adanya gangguan-gangguan keamanan dalam negeri.
3. Bangsa Indonesia masih mencari sistem pemerintahan yang cocok sehingga terjadi
perubahansistem pemerintahan.
B. Factor ekstern (dari luar), antara lain :
1. Kedatangan Sekutu (Inggris) yang di boncengi NICA (Belanda) yang ingin kembali menjajah
Indonesia,menimbulkan pertempuran di berbagai daerah.
2. Jepang masih mempertahankan status quo di wilayah Indonesia sampai Sekutu datang
sehingga sering terjadi peperangan antara rakyat Indonesia dan tentara Jepang.
Provinsi Sumatra, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Tengah,
Provinsi Sunda Kecil ( Nusa Tenggara), Provinsi Maluku, Provinsi Sulawesi, Provinsi
Kalimantan
2. Pemilu
Pemilihan umum pertama di Indonesia setelah kemerdekaan tahun 1945 adalah tahun
1955. Pemilu diadakan dalam dua periode, yaitu pada 29 September masyarakat
memilih anggota DPR, kemudianpada periode kedua pada 15 Desember memilih
anggota Konstituante. Tak kurang dari 80 partai politik, organisasi massa, dan puluhan
perorangan ikut serta mencalonkan diri. Pemilu ini menghasilkan angggota DPR
sebanyak 272 orang, 17 fraksi yang mewakili 28 partai peserta pemilu, organisasi, dan
perkumpulan pemilih. Sedangkan anggota Konstituante berjumlah 542 orang.
Dalam waktu – waktu yang kritis ketika Konstituante tidak mampu menjalankan tugasnya,
keadaan ketatanegaraan dianggap membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa dan adanya
pemberontakan yang ditumpangi intervensi tertutup kekuatan asing. Presiden Soekarno dan
TNI muncul sebagai kekuatan politik yang diharapkan dapat mengatasi masalah nasional
tersebut.
Demi keselamatan Negara dan berdasarkan hukum keadaan bahaya bagi Negara pada hari
Minggu, 5 Juli 1959 jam 17.00 bertempat di Istana Merdeka dalam upacara resmi Presiden
Soekarno mengumumkan sebuah Dekrit Presiden.
Dekrit ini berisi :
a. Pembubaran Konstituante
b. Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950
c. Segera dibentuk MPRS dan DPAS
Dekrit 5 Juli tidak saja mendapat sambutan baik dari masyarkat yang hamper selama 10
tahun dalam kegoncangan Jaman Liberal telah mendambakan stabilitas politik, melainkan
juga dibenarkan dan diperkuat oleh Mahkamah Agung. Dekrit ini juga didukung oleh jajaran
TNI.