Anda di halaman 1dari 11

Perkembangan Kehidupan Politik

dan Ekonomi Indonesia pada Masa


Demokrasi Terpimpin

Oleh : Erika Dwi Amelia XII MIPA 3


Faktor Kegagalan pada Masa
Demokrasi Liberal
• Kabinet yang silih berganti membuat program kerja kabinet
tidak dapat dijalankan dengan semestinya.
• Partai Partai politik saling bersaing dan menjatuhkan, mereka
mengutamakan kepentingan kelompok masing masing.
• Dewan konstituante tidak berhasil menyusun UUD baru bagi
Republik Indonesia.
Latar Belakang Perubahan
Demokrasi Liberal Menuju
Terpimpin
• 1. Pemberlakuan sistem Demokrasi Terpimpin yang
diberlakukan bertujuan memperbarui struktur politik
indonesia.
• 2. Pembentukan kabinet gotong royang.
• 3. Pengeluaran Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden
Soekarno.
Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959

1. Menetapkan pembubaran Konstituante.


2. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan menetapkan kembali
UUD 1945.
3. Pembentukan MPRS yang terdiri dari DPR dan DPAS
Sistem Pemerintahan dan Konsep
Politik Demokrasi Terpimpin
1. Sistem Pemerintahan Presidensial.
2. Presiden berposisi sebagai Kepala Negara dan Kepala
Pemerintahan serta tidak bertanggung jawab kepada
Parlemen.
3. Dalam melakukan Pemerintahan, Presiden mendapat
dukungan dari 3 golongan besar, yaitu Nasionalis, Agama, dan
Komunis (NASAKOM).
4. Presiden Soekarno mengutamakan bahwa
a. Ajaran NASAKOM digunakan PPKI untuk menyebarkan
ideologi Komunis .
b. RESOPIM ( Resolusi, Sosialisme Indonesia, Pimpinanan
nasional ) tujuannya memperkuat kedudukan Presiden
Peta Kekuatan Politik Nasional
Kekuatan politik pada masa demokrasi terpimpin
terpusat pada masa Presiden Soekarno memegang
kekuasaan Negara dengan TNI AD dan PKI disampingnya.
TNI yang sejak kabibet Djuanda yang diberlakukan S.O.B,
kemudian pemberontakan TRRI dan Permesta pada
tahun 1958 mulai memainkan peranan penting dalam
bidang politik. Menguatnya pengaruh TNI AD membuat
presiden Soekarno berusaha menekan pengaruhnya
terutama Nasution dengan 2 taktik :
1. Berusaha mendapatkan dukungan partai partai politik
yang berpusat dijawa terutama PKI
2. Merangkul angkatan angakatan bersenjata lainnya.
Pembebasan Irian Barat
a. Jalur Diplomasi
Dilakukan melalui perundingan Bilateral (1951), sidang
PBB(1954), dukungan dari negara peserta KAA, dan sidang majelis
umum Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia.
b. Konfrontasi Politik
Seperti melarang media cetak dan film berbahasa belanda,
nasionalisasi perusahaan belanda di Indonesia dan sebagainya.
c. Konfrontasi Militer
Dilakukan dengan memutuskan hubungan Diplomatik dengan
belanda. Soekarno membentuk kondando Mandala yang diketuai
Mayjen Soeharto, pada tahun 15 Januari 1962 terjadi pertempuran
dilaut Aru menewaskan Komondor Yos Sudarso. Terjadi perjanjian
Newyork dan sidang umum PBB mengrsahkan hasil umum PEPERA.
Operasi Trikora
Berbagai upaya tidak dapat membebaskan Irian Barat,
maka dibentuk Operasi Trikora.Yaitu konflik 2 tahun Indonesia
untuk membebaskan Irian Barat, isi trikora adalah:
a. Gagalkan pembentukan boneka papua buatan Belanda.
b. Kibarkan sang merah putih diIrian Barat.
c. Bersiaplah untuk Mobilisasi umum guna mempertahankan
kemerdekaan dan persatuan bangsa indonesia.
Konfrontasi Terhadap Malaysia
Pada 1961 muncul rencana pembentukan federasi Malaysia
yang terdiri dari persekutuan tanah Melayu, Singapura,
serawak, Brunai, dan sabah.
Indonesia menentang karna pembentukan federasi
tersebut dianggapa proyek Neolim Inggris yang
membahayakan refolusi indonesia yang belum usai.
Diadakan KTT maphilindo dan PBB membentuk tim
Investigasi, sebelum investigasi selesai malaysia telah
memploklamirkan federasi Malaysia. Soekarno pun
mengeluarkan Dwikora dan konfrontasi " Ganyang malaysia"
Kondisi Ekonomi Pada Masa
Demokrasi Terpimpin
Kekacauan yang didapat oleh adanya Inflasi. Kehidupan ekonomi
semakin merosot. Maka dari itu, Pemerintah mengeluarkan kebijakan
untuk mengatasi masalah perekonomian, yaitu:
1. Membangun dewan perancang nasional / depernas.
Dibentuk menurut UU no. 80 tahun 1958. Dipimpin oleh Muh. Yamin.
Tugasnya untuk Mempersiapkan rancangan UU pembangunan nasional
dan menilai penyelenggaraan pembangunan.
Pada tahun 1963 berganti nama menjadi Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional atau Bappenas yang dipimpin oleh Presiden Soekarno.
2. Doing kebijakan devaluasi mata uang rupiah.
3. Inflasi laju poin menekan.
4. Menerapkan deklarasi ekonomi.
5. Sistem dana revolusi.
Tamatamatamatttty......

Anda mungkin juga menyukai