Anda di halaman 1dari 6

Sistem Politik dan ekonomi masa demokrasi terpimpin

Kompetensi Inti
3..Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
senibudaya, dan humaniora dengan wawasan kemanuasiaan, kebangsaan,
kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar dan menyajikanndalam ranah konkret dan abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya diskolah secaramandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar
3.4. Menganalisis perkembangan kehidupan Politik dan Ekonomi bangsaIndonesia
pada masa demokrasi terpimpin
4.4. Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa
Indonesia pada masa demokrasi terpimpin dan menyajikannya dalam bentuk
laporan tertulis.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
 Menjelaskan dinamikan politik pada masa demokrsi Terpimpin
 Menjelaskan perkembangan Ekonomi pada masa demokrasi Terpimpin

Demokrasi Terpimpin

Pengertian Demokrasi Terpimpin


Demokrasi terpimpin adalah sebuah periode politik Indonesia yang dapat dilihat
dengan memuncaknya posisi Presiden Soekarno yang didukung oleh TNI dan PKI
dalam menggerakkan politik nasional. Sehingga arah negara dan kebijakannya selaras
dengan ide Soekarno seperti pembebasan paksa Irian Barat dan Konfrontasi Malaysia.
Konsepsi Nasionalis, Agama, Komunis diperkenalkan sebagai bentuk penyatuan seluruh
ide-ide yang membentuk Indonesia. Indonesia juga condong berhubungan dengan
negara-negara baru dan negara komunis. Pengaruh dari tokoh lainnya hamper tidak
terlihat, karena setiap urusan kenegaraan berada di tangan presiden.
Masa Demokrasi ditandai dengan adanya konfrontasi politik dengan berbagai
pihak, kekacauan ekonomi yang semakin parah, dan pemusatan kekuatan pada tiga
kutub yang saling mempengaruhi (Soekarno, PKI, TNI). Periode demokrasi terpimpin
dimulai sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, berakhir dengan berpindahnya
tampuk kekuasaan kepada Soeharto yang menandai dimulainya Orde Baru pada tahun
1967.
Ciri-Ciri Masa Demokrasi Terpimpin
1. Pemerintah otoritarian, memuncaknya kekuasaan presiden atas negara.
2. Dukungan kuat dari unsur militer yang menjadi kekuatan politik baru
3. Dukungan kuat dari PKI sebagai pendukung setia presiden Soekarno
4. Lembaga legislatif lemah, dapat diatur bahkan dibubarkan presiden (MPRS dan
DPR-GR)
5. Peran partai politik terbatas, bahkan dapat dibubarkan presiden (Masyumi dan
PSI)
6. Gerakan separatis yang masih berlangsung dari masa sebelumnya.
7. Politik luar negeri yang keras dan memihak blok timur.
8. Kebijakan-kebijakan monumental banyak dilakukan di tengah krisis ekonomi
yang terus memburuk.
9. Negara mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.

Sejarah Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin


Masa demokrasi terpimpin dimulai dari disampaikannya Dekrit Presiden pada 5
Juli 1959. Dekrit ini berisi mengenai pembubaran konstituante, pembentukan DPA dan
MPR, serta kembalinya konstitusi Indonesia pada UUD 1945. Kebijakan ini disambut
baik oleh kalangan yang jengah dengan ketidakstabilan politik nasional selama sembilan
tahun (1950-1959) yang berdampak pada kondisi ekonomi yang semakin memburuk.
Pada masa ini, posisi presiden Soekarno menjadi sangat kuat dengan dukungan dari
TNI dan kemudian PKI. Soekarno banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang
didasarkan atas pemikirannya tentang revolusi Indonesia, yang oleh banyak pihak
dianggap terlalu ekstem dan membawa Indonesia jatuh lebih jauh ke dalam jurang
kekacauan.

Pembacaan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 di Istana


Sumber gambar: Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI, Balai Pustaka

Perkembangan Ekonomi
Untuk merencanakan perekonomian Nasional, presiden membentuk Dewan
Perancang Nasional pada Agustus 1959. Badan ini diketuai oleh Muh. Yamin yang
bertugas untuk mempersiapkan RUU Pembangunan Nasional dan melakukan
penyelenggaraan pembangunan. Badan ini kemudian berganti menjadi Badan
Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas) pada tahun 1963. Masuknya masa
demokrasi terpimpin terjadi Bersama dengan kekacauan ekonomi, pemerintah
memprioritaskan penurunan inflasi dan pengurangan mata uang yang beredar.
Pemerintah juga mengimbau untuk melakukan penghematan dan penertiban
manajemen terhadap seluruh perusahaan. Tapi di sisi lain, pemerintah tidak mampu
menahan ambisi politiknya seperti dalam perhelatan Ganefo dan Conefo yang
menghabiskan banyak biaya. Di sisi lain konfrontasi Malaysia dan Irian Barat juga
menghabiskan banyak anggaran karena Indonesia membeli banyak alat-alat militer dari
Uni Soviet.

Kehidupan masyarakat Indonesia kurang lebih 80% bersifat agraris, sehingga


barang-barang produksi yang dijual sangat murah dan agregatnya sangat jauh
dibandingkan dengan impor yang dilakukan negara. Sementara kredit luar negeri akan
memberikan pengaruh politik yang sangat kuat, karena keadaan perang dingin yang
memaksa untuk berpihak kepada salah satu blok atau pakta. Usaha-usaha pemerintah
dalam memperbaiki ekonomi umumnya tidak berjalan baik karena adanya kepentingan
politik yang memakan biaya besar, dan politik internasional yang menghambat
lancarnya keluar masuk bantuan atau kredit.

Perkembangan Politik
1. Pembebasan Irian Barat
Pembebasan Irian Barat menjadi program utama pemerintah Indonesia sejak
diputuskan permasalahannya dalam Konferensi Meja Bundar Desember 1949. Program
ini baru digenjot pelaksanaannya pada masa demokrasi terpimpin. Indonesia
mengusulkan pembahasan ini dalam Konferensi Perdana Menteri dan kemudian Sidang
Dewan Keamanan PBB pada 1956 sampai dengan 1960 hingga Indonesia memutuskan
hubungan diplomatiknya pada bulan Agustus. Amerika Serikat ditunjuk PBB untuk
membantu menyelesaikan masalah Irian Barat, namun pada saat yang sama Indonesia
mempersiapkan opsi militer. Jenderal Nasution mengamankan perjanjian senjata
dengan Moskow, sementara Soekarno mengumumkan Tri Komando Rakyat (Trikora).
Hal ini direspon Belanda dengan memperkuat perbatasan. Operasi Mandala dilakukan
di bawah Pimpinan Mayjen Soeharto berhasil menguasai Terminabuan. Belanda
mendapat tekanan dari AS untuk berunding, karena Indonesia mendapatkan dukungan
penuh dari Uni Soviet. Konflik berkelanjutan akan membuat AS dan Uni Soviet terlibat
dalam agresi di Pasifik Barat Daya. Belanda melunak, dan akhirnya menyepakati
Perjanjian New York pada Agustus 1962. Perjanjian ini ditindaklanjuti dengan
penyerahan Irian Barat dari PBB ke RI secara sementara pada 1 Mei 1963.

2. Gerakan Non-Blok
Politik Luar Negeri Indonesia didasarkan pada prinsip bebas-aktif, sehingga
dapat berhubungan dengan negara manapun yang berusaha mewujudkan perdamaian.
Tidak terikat pada blok barat ataupun timur. Hal ini diterjemahkan dalam keikutsertaan
Indonesia dalam Gerakan Non-Blok. Gerakan ini berupaya untuk membentuk kekuatan
netral dan mencegah konflik berkelanjutan antara AS dan Soviet sebagai dua kutub
politik dunia. Gerakan ini juga menangani konflik-konflik seperti India-RRC, India
Pakistan, dan kemudian Indonesia-Malaysia. Dua kali Konferensi Tingkat Tinggi di
Beograd dan Kairo berupaya untuk memberikan tekanan kepada PBB untuk menekan
konflik antara AS-Soviet dan memperingatkan bahaya perang antara keduanya. Meski
begitu, dengan semakin memanasnya konflik Irian Barat, Indonesia menempel blok
timur karena bersedia membantu persenjataan untuk berperang.

3. Konfrontasi Malaysia
Konfrontasi ini dimulai setelah Tengku Abdul Rachman mengumumkan
pembentukan Federasi Malaya pada 27 Mei 1961, kebijakan ini didukung oleh Inggris
dalam persiapannya. Kebijakan membuat hubungan Indonesia-Malaysia memanas yang
dianggap mengganggu revolusi Indonesia dengan hadirnya pangkalan militer Inggris.
Selain itu, Federasi Malaysia dianggap sebagai proyek neokolonial Inggris. Indonesia,
Filipina, dan Malaya melalui PBB melakukan peninjauan keinginan rakyat untuk
bergabung dalam federasi. Namun federasi diproklamasikan sebelum peninjauan
dilakukan oleh PBB. Indonesia memutuskan hubungan ekonomi dengan wilayah-wilayah
Federasi Malaya pada 21 September 1963. Konflik pecah di Kalimantan Utara, dan
diskusinya berjalan alot sampai Mei 1964. Presiden kemudian mengucapkan Dwi
Komando Rakyat sebagai tanda masuknya konfrontasi pada fase perang. Konflik ini
mereda pada pertemuan di Tokyo pada 20 Juni 1964 untuk membuat Komisi Asia-Afrika
dan menghentikan permusuhan terhadap Malaysia.

4. Keluar dari PBB


Indonesia memutuskan untuk keluar dari PBB pada Januari 1965, disebabkan
oleh diterimanya Malaysia sebagai anggota PBB bahkan dewan keamanan tidak tetap.
Aksi ini sangat disayangkan karena Indonesia kehilangan forum yang besar untuk
memperjuangkan penyelesaian konfliknya dengan Malaysia. Hal ini kemudian diganti
dengan menginisiasi berdirinya New Emerging Forces (NEFO) sekaligus
berlangsungnya Conference of New Emerging Forces (CONEFO) dan Games of
Emerging Forces (GANEFO). Meski begitu program ini tidak berjalan efektif, karena
PBB adalah forum yang sangat penting, dan kebijakan Indonesia yang memperbanyak
lawan disbanding lawan sangatlah buruk. Hal ini berlawanan dengan sikap politik luar
negeri Indonesia yang bebas aktif. Indonesia baru masuk kembali ke PBB pada masa
Orde Baru.

Penyimpangan-Penyimpangan Demokrasi Terpimpin


Era demokrasi terpimpin yang ditandai dengan menguatnya posisi presiden
Soekarno, didukung oleh TNI dan PKI. Seluruh kebijakan negara hampir selalu
dikeluarkan oleh Presiden Soekarno, tanpa mempertimbangkan suara pihak-pihak lain.
Penyimpangan yang dilakukan antara lain :

1. Membubarkan DPR hasil pemilu pada 4 Juni 1960, kemudian membentuk DPR-
GR karena menolak anggaran belanja negara yang diusulkan pemerintah.
2. Membubarkan konstituante hasil pemilu melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959
3. Pembentukan MPRS yang disusun oleh presiden sendiri
4. Mengatur setiap sendi kehidupan negara melalui Manipol, Usdek, dan Nasakom
5. Mengangkat Ketua MPRS dan Ketua DPR-GR sebagai Menteri kabinet kerja.
6. Meningkatkan peranan ABRI dalam politik nasional
7. Membubarkan Masyumi dan PSI dalam kaitannya dengan PRRI dan Permesta.
8. Kekuasaan Presiden yang tidak terbatas, termasuk dalam mengeluarkan
kebijakan-kebijakan secara sepihak seperti keluar dari PBB, konfrontasi Irian Barat
dan Malaysia, Mengadakan CONEFO dan GANEFO.
Akhir Demokrasi Terpimpin
Gencarnya aktivitas politik internasional Indonesia seakan menutupi dinamika
dalam negeri. Di Jakarta, tiga poros PKI, TNI, dan Soekarno semakin kuat memberikan
pengaruh satu sama lain. Posisi PKI semakin kuat sebagai pendukung politik Soekarno,
di sisi lain menggiatkan upaya di akar rumput. Salah satunya mengusulkan “Angkatan
Kelima” dengan mempersenjatai buruh tani sebagai bentuk bantuan atas panggilan
revolusi Soekarno. Hal ini menimbulkan ketidaksenangan di kalangan TNI, yang
menganggap PKI sudah melampaui batas partai politik biasa. Muncul informasi yang
menyatakan bahwa antara PKI atau TNI sedang mempersiapkan kudeta pemerintahan
karena ketidaksenangan tersebut.

30 September 1965 malam, sebuah aksi yang diduga dilakukan oleh PKI
menewaskan tujuh perwira tinggi TNI di Jakarta. Presiden Soekarno memberikan
mandat kepada Soeharto selaku Men/PangAD untuk mengembalikan keamanan dan
wibawa pemerintah setelah kekacauan yang terjadi melalui Surat Perintah Sebelas
Maret 1966 (Supersemar). Terjadi dualisme kepemimpinan pada masa ini, karena roda
pemerintahan sekarang dijalankan Soeharto. Meski begitu, Soekarno menyampaikan
Pel Nawaksara pada Sidang MPRS 10 Januari 1967, namun dianggap tidak cukup
untuk mempertanggungjawabkan peristiwa yang telah terjadi dalam hampir dua tahun
ini.

Kamis, 20 Februari 1967 Presiden Soekarno memindahkan kekuasaan pada


pengemban Tap MPRS No. IX/MPRS/1966 yaitu Soeharto. Dengan ini masa demokrasi
terpimpin kemudian berakhir, dan dipimpin oleh Soeharto Indonesia memasuki masa
Orde Baru.

Latihan
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !

1. Jelaskan reaksi dengan adanya Dekrit Presiden ....


2. Dalam sidang PBB . Indonesia berupaya meyakinkan bahwa masalah Irian Barat
perlu mendpatkan perhatian Internasional, Jelaskan alasannya....
3. Jelaskan penyimpangan yang terjadi pada masademokrasi Terpimpin....
4. Jelaskan tujuan dibentuknya DEKON ...
5. Apa Tujuan dilakukannya Devaluasi pada masa demokrasi terpimpin...
6. NasionalisasiPerusahaan Belandan , Jelaskan ...

Soal Remedial

1. Apa isi Dwikora....


2. Sebutkan tujuan dilakukannya Devaluasi padamasa demokrasi Terpimpin...
3. Mengapa Sistem Demokrasi terpimpin muncul...

Soal Pengayaan

1. Jelaskan penyebab Indonesia keluar dari PBB...


2. Bagaimanakebijakan Saneringyang dilakukan pada masa Demokrasi Terpimpin...
3. Sebutkan Reaksi dari adanya Dekrit Presidan 5 Juli 1959...

Anda mungkin juga menyukai