Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Rafif Ramadhansyah

Kelas : XI IPA 7

Jawaban

Foto di atas merupakan peristiwa Pembacaan Dekret Presiden 5 Juli 1959 pada awal masa demokrasi
pemimpin. Sebelum memasuki masa Demokrasi pemimpin, saat itu situasi politik sangat genting
dikarenakan kondisi politik yang tidak stabil akibat seringnya pergantian kabinet. Karena ketidakstabilan
kondisi tersebut maka kondisi politik pada Demokrasi Pemimpin menjadi :

a) Pemimpin negara berfungsi sebagai sumber dan patokan disetiap kebijakan yang diambil oleh
negara.
b) Terbentuknya penguasa tunggal yang bersifat mendekati otoriter.
c) Dengan adanya demokrasi terpimpin kala itu, maka negara terselamatkan dari perpecahan dan
krisis berkepanjangan.
d) Terbentuknya lembaga tinggi MPRS dan DPAS.
e) Kekuatan militer menjadi bisa masuk dalam ruang lingkup dunia politik
Jawaban

Hubungan Ir. Soekarno dengan D.N Aidit hanya sebatas kepentingan politik. Harold Crouch dalam
buku Patrimonialism and Military Rules in Indonesia menyatakan bahwa Soekarno mendekati ketua
partai komunis tersebut dalam rangka menandingi kekuatan militer. Saat itu, Bung Karno muncul
bukan sebagai figur yang memiliki basis organisasi kuat.

A. Peta Kekuatan Politik Pada Masa Demokrasi Terpimpin


Latihan 1. Isilah titik-titik di bawah ini!
1. Apakah yang dimaksud dengan Nasakom!
Jawaban

Nasakom merupakan konsep politik yang dicetus oleh Ir Soekarno di Indonesia, serta merupakan ciri
khas dari Demokrasi Terpimpin. Konsep politik ini terdiri dari tiga ideologi yaitu Nasionalisme, Agama,
dan Komunis.

2. Jelaskan pengaruh Nasakom terhadap perkembangan partai – partai politik, terutama PKI di
Indonesia!
Jawaban

Pada masa ini peranan partai mulai berkurang, sedangkan peranan presiden sangat kuat. Partai politik
pada saat itu dikenal sebagai NASAKOM. PKI memanfaatkan konsep politik NASAKOM untuk
mengembangkan diri dan memperluas pengaruh komunis di kalangan masyarakat, pancasilais, dan
birokrat di masa Demokrasi Terpimpin.

3. Jelaskan hubungan antara tiga kekuatan utama, Presiden, TNI, dan PKI pada masa
Demokrasi Terpimpin!
Jawaban
Presiden Soekarno selalu berusaha untuk menjaga keseimbangan politiknya melalui ABRI dan partai
politik. Untuk menjaga keseimbangan itu, Presiden Soekarno memerlukan dukungan dari PKI. namun,
PKI hanya mengutamakan kepentingannya sendiri agar dapat memainkan perannya yang dominan di
bidang politik.

B. Pembebasan Irian Barat

Jawaban

Tugu di atas merupakan Monumen Pembebasan Irian Barat. Monument ini dibangung untuk
mengenang para peujuan Trikora dan masyarakat Irian Barat yang memilih menjadi bagian dari Republik
Indonesia. Monumen ini terletak di tengah-tengah Lapangan Banteng dengan tingginya mencapai 35
meter dan terbuat dari perunggu.

Latihan 2. Isilah titik-titik di bawah ini!


1. Jelaskan latar belakang masalah Irian Barat!
Jawaban

Pada saat Indonesia telah merdeka, pemerintahan Belanda masih ingin menguasai salah satu wilayah
Indonesia, yaitu Irian Barat. Meski sidang KMB telah dilaksanakan dan menghasilkan salah satu
keputusan yakni Belanda mengakui kedaulatan Indonesia sepenuhnya, kecuali Irian Barat yang
rencananya akan diakui setahun kemudian. Namun setelah pengakuan, Belanda tidak juga menyerahkan
wilayah Irian Barat kepada Indonesia. Keadaan ini akhirnya melatarbelakangi timbulnya perjuangan
melalui jalur diplomasi dan konfrontasi dari pemerintah Indonesia kepada pemerintah Belanda untuk
Irian Barat

2. Jelaskan proses perjuangan pembebasan Irian Barat melalui


Jawaban

a. Perjuangan Diplomasi
b. Konfrontasi Politik
c. Konfrontasi Ekonomi
d. Konfrontasi Militer
e. Persetujuan New York
f. Pelaksanaan penentuan pendapat rakyat ( PEPERA )
Dalam perjuangan diplomasi, Indonesia melakukan diplomasi bilateral (berunding dengan Belanda) serta
perjuangan multilateral. Diplomasi bilateral pertama Indonesia dengan Belanda terjadi pada tahun 1950,
namun mengalami kegagalan. Perjuangan diplomasi selanjutnya dilakukan dengan membawa
permasalahan Irian Barat ke Sidang Umum PBB 1954 hingga Konferensi Asia Afrika 1955. Namun,
perjuangan diplomasi multilateral tersebut masih menemui kegagalan.

Pada tahun 1956 Indonesia melancarkan aksi konfrontasi dalam upaya pembebasan Irian Barat. Bentuk
konfrontasi politik dilakukan dengan tindakan tindakan berikut : Pada tahun 1956 secara sepihak
Indonesia membatalkan hasil KMB yang dikukuhkan dalam UU no 13 tahun 1956, Tanggal 17 Agustus
1956 pemerintah Indonesia membentuk Provinsi Irian Barat dengan Soa Siu sebagai ibu kotanya, dan
pada tanggal 4 Januari1958 pemerintah Indonesia membentuk Front Nasional Pembebasan Irian Barat.

Tahun 1957 Indonesia melancarkan aksi konfrontasi dalam upaya pembebasan Irian Barat. Bentuk
konfrontasi ekonomi dilakukan dengan tindakan-tindakan berikut: nasionalisasi de javasche Bank
menjadi Bank Indonesia tahun 1951, pemerintah Indonesia melarang maskapai penerbangan Belanda
(KLM) melakukan penerbangan dan pendaratan di wilayah Indonesia, pemerintah Indonesia melarang
beredarnya terbitan berbahasa Belanda, emogokan buruh secara total pada perusahan-perusahaan
Belanda di Indonesia yang memuncak pada tanggal 2 Desember 1957 dan semua perwakilan
konsuler Belanda di Indonesia dihentikan mulai 5 Desember 1957.

Akhirnya pada tahun 1962, meletus operasi pembebasan Irian Barat. Akibat dari operasi militer yang
dilakukan Indonesia adalah disepakatinya Perjanjian New York 15 Agustus 1962. Berdasarkan Perjanjian
tersebut, pemerintah RI mempunyai kewajiban menyelenggarakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)
sebelum akhir 1969. Hasilnya adalah masyarakat Irian Barat memilih untuk tetap bergabung dengan
Indonesia. Pada tanggal 19 November 1969, Sidang Umum PBB menerima hasil Pepera tersebut dan
sejak saat itulah Irian Barat menjadi bagian dari NKRI.

C. Politik Luar Negeri


Latihan 3. Isilah titik-titik di bawah ini!
1. Bagaimana awal munculnya konfrontasi Indonesia dengan Malaysia pada masa Demokrasi
Terpimpin?
Jawaban

Pada tahun 1961 muncul rencana pembentukan negara Federasi Malaysia yangg terdiri dari Persekutuan
Tanah Melayu, Singapura, Serawak, Brunei, dan Sabah. Rencana tersebut di tentang oleh Presiden
Soekarno karena diangga sebagai proyek neokolonialisme yang dapat membahayakan revolusi Indonesia
yang belum selesai. Keberatan atas pembentukan Federasi Malaysia juga muncul di Filipina yang
mengklaim daerah Sabah sebagai wilayah negaranya.

2. Jelaskan hubungan antara konfrontasi Indonesia – Malaysia dan keluarnya Indonesia dari
keanggotaan PBB pada masa Demokrasi Terpimpin!
Jawaban

Pada tanggal 9 Juli 1963 Perdana Menteri Tengku Andul Rahman menandatangani dokumen tentang
pembentukan Federasi Malaysia. Kemudian, tanggal 16 September 1963 pemerintah Malaysia
memproklamasikan berdirinya Federasi Malaysia. Menghadapi tindakan Malaysia tersebut, Indonesia
mengambil kebijakan konfrontasi. Pada tanggal 17 September 1963 hubungan diplomatik antara dua
negara putus. Selanjutnya pada tanggal 3 Mei 1964 Presiden Soekarno mengeluakan Dwi Komando
Rakyat ( Dwikora ) yang isinya :

a) Perhebat ketahanan revolusi Indonesia, dan


b) Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaysia, Singapura, Serawak, Sabah, dan Brunei untuk
memerdekakan diri dan menggagalkan negara boneka Malaysia.

Ditengah situasi konflik Indonesia - Malaysia, Malaysia di calonkan sebagai anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB. Masalah ini mendapat reaksi keras dari Presiden Soekarno. Namun akhirnya Malaysia
tetap terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Terpilihnya Malaysia tersebut
mendorong Indonesia keluar dari PBB. Secara resmi Indonesia keluar dari PBB pada tanggal 7 Januari
1965

3. Jelaskan tentang politik mercusuar pada masa Demokrasi Terpimpin dan berikan 4 contoh!
Jawaban

Proyek Mercusuar adalah proyek pembangunan monumen, gedung besar, serta penyelenggaraan
kegiatan internasional, yang dilakukan di Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin.

Tujuan dari dilakukannya Proyek Mercusuar ini adalah untuk menunjukkan kemajuan Indonesia ke
dunia. Namun pembangunan ini hanya bersifat gengsi dan tidak efektif sebagai kebijkan diplomasi,
bahkan merugikan negara karena menghabiskan anggaran negara.

Berikut proyek-proyek Mercusuar oleh Presiden Soekarno, yaitu :


1. Pembangunan Gelanggang Olahraga Senayan untuk penyelenggaraan Asian Games 1962 dan
untuk penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces (Ganefo) 1963  
2. Pembangunan Monas (Monumen Nasional)
3. Pembangunan Monumen Patung Dirgantara (Patung Pancoran)
4. Pembangunan Monumen Patung Selamat Datang (di Bundaran HI)
5. Pembangunan gedung DPR/MPR  

Pembangunan besar-besaran Proyek Mercusuar ini membuat beban anggaran yang sangat berat. Proyek
ini membuat kondisi ekonomi menjadi semakin berat, karena tidak mengatasi kebutuhan mendasar
rakyat yang memerlukan infrastruktur dan sarana perekonomian seperti jalan dan pasar.

Akibatnya terjadi krisis ekonomi di Masa Demokrasi terpimpin. Kebutuhan sehari-hari seperti minyak
tanah sulit didapatkan. Inflasi juga meningkat tajam yang menyebabkan harga-harga menjadi
melambung. Kondisi krisis ini memudarkan kepercayaan rakyat terhadap Presiden Soekarno.

Anda mungkin juga menyukai