Anda di halaman 1dari 24

Presentasi

Tugas Sejarah
oleh kelompok : 3
anggota kelompok : Dede imelda
Listi Tania Putri
M. Gozali Muttaqin
Selma Agustina
Tasya Yuliani
Zafran Rifa'i
PETA KONSEP
Perkembangan Politik
pada Masa Demokrasi
Terpimpin Pembebasan Irian
Barat

Perkembangan Ekonomi
pada Masa Demokrasi
Terpimpin
Apa itu Sejarah?

Menurut para ahli, definisi Sejarah adalah ilmu


pengetahuan yang tersusun atas hasil
penyelidikan peristiwa yang dapat dibuktikan
dengan kenyataan.
A. Perkembangan Politik pada
Masa Demokrasi Terpimpin
1. Dekret Presiden 5 Juli 1959
Pada pemilu tanggal 15 Desember 1955 berhasil memilih anggota DPR
dan konstituante (dewan penyusun UUD Pada tanggal 10 November
1956 konstituante dilantik dengan tugas utama merumuskan UUD yang
baru sebagai pengganti UUDS 1950, kemudian konstante mu bersidang
dengan pidato pembukaan dan presiden untuk menyusun dan
menetapkan UUD RI tanpa ada pembatasan waktu. Namun, ketika itu
situasi dalam negen terjadi pergolakan di daerah-daerah yang
memuncak menjadi pemberontakan PRRI/Permesta. Berkaitan dengan
keadaan tersebut sampai dengan awal tahun 1957 konstituante belum
juga berhasil menyelesaikan tugasnya untuk merumuskan UUD yang
baru.
2. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
Masa demokrasi terpimpin dimulai dengan berlakunya
Dekret Presiden 5 Juli 1959 sampai berakhirnya
kekuasaan Presiden Soekarno pada tahun 1966. Presiden
Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden sebagai upaya
untuk menyelesaikan masalah negara yang semakin
mengkhawatirkan. berlakunya Dekret Presiden ini
memiliki sisi positif dan negatif.
a. Pembentukan MPRS
Berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 2 tahun
1959, presiden membentuk MPRS. Tindakan tersebut
bertentangan dengan UUD 1945. Berdasarkan UUD
1945 pengangkatan anggota MPRS sebagai lembaga
tertinggi negara harus melalui pemilihan umum
sehingga partai-partai yang terpilih oleh rakyat
memiliki anggota anggota yang duduk di MPR. Ketua
MPRS adalah Khairul Saleh, dengan tugas MPRS
hanya terbatas pada menetapkan Garis-Garis Besar
Haluan Negara (GBHN).
b. Pembubaran DPR dan Pembentukan DPR GR
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hasil pemilu tahun 1955
dibubarkan pada tanggal 5 Maret 1960 karena DPR menolak
RAPBN tahun 1960 yang diajukan pemerintah. Presiden kemudian
mengeluarkan penetapan presiden yang menyatakan bahwa
DPR dibubarkan dan sebagai gantinya presiden membentuk
Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR GR). Oleh karena
bukan hasil pemilihan umum, semua anggota DPR GR ditunjuk
oleh presiden. Peraturan maupun tata tertib DPR GR ditentukan
oleh presiden, akibatnya DPR GR mengikuti kehendak serta
kebijakan pemerintah. Tindakan presiden tersebut bertentangan
dengan UUD 1945, sebab berdasarkan UUD 1945 presiden tidak
dapat membubarkan DPR.
c. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung
Sementara
Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS)
dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 3
Tahun 1959. Lembaga tinggi negara ini diketuai oleh
presiden sendiri. Keanggotaan DPAS terdiri dari satu
orang wakil ketua (Ruslan Abdulgani), 12 orang wakil
partai us de politik, 8 orang utusan daerah, dan 24
orang wakil golongan. Tugas DPAS adalah memberi
Rongjawaban atas pertanyaan presiden dan
mengajukan usul kepada pemerintah. Pelantikan
DPAS dilakukan di Istana Negara pada tanggal 15
Agustus 1959.
d. Pembentukan Front NasionaL
Front Nasional dibentuk berdasarkan Penetapan
Presiden Nomor 13 Tahun 1959. Front Nasional
merupakan sebuah organisasi massa yang
memperjuangkan cita-cita proklamasi dan cita-cita
yang terkandung dalam UUD 1945. Tujuan
pembentukan Front Nasional adalah menyatukan
seluruh potensi nasional agar menjadi kekuatan
untuk menyukseskan pembangunan. Front Nasional
dipimpin oleh Presiden Soekarno. Tugas Front
Nasional adalah menyelesaikan revolusi nasional,
melaksanakan pembangunan, dan mengembalikan
Irian Barat.
e. Pembentukan Kabinet Kerja
Pada tanggal 9 Juli 1959, presiden membentuk Kabinet
Kerja. Dalam kabinet ini Presiden Soekarno bertindak
sebagai perdana menteri, sedangkan Ir. Juanda menjadi
menteri pertama. Kabinet ini dilantik pada tanggal 10 Juli
1959 dengan programnya yang disebut triprogram
Kabinet Kerja.
3. Arah Politik Luar Negeri Indonesia pada Masa
Demokrasi Terpimpin
1) Pengiriman Pasukan Garuda II ke Kongo untuk
bergabung dengan pasukan perdamaian PBB, UNOC
(United Nations Operation for Congo).
2) Presiden Soekarno berpidato dalam sidang umum PBB
pada tanggal 30 September 1960. Judul pidato tersebut
To Built the World a New yang menguraikan tentang
Pancasila, masalah Irian Barat, kolonialisme, peredaan
Perang Dingin, dan perbaikan organisasi PBB.
3) Ikut memprakarsai berdirinya GNB.
4) Pada tanggal 24 Agustus sampai 4 September 1962.
Indonesia berhasil menyelenggarakan Asian Games IV di
Jakarta.
3. Arah Politik Luar Negeri Indonesia pada Masa
Demokrasi Terpimpin
a. Peran Aktif Indonesia pada Awal Masa Demokrasi
Terpimpin
1) Pengiriman Pasukan Garuda II ke Kongo untuk
bergabung dengan pasukan perdamaian PBB, UNOC
(United Nations Operation for Congo).
2) Presiden Soekarno berpidato dalam sidang umum PBB
pada tanggal 30 September 1960. Judul pidato tersebut
To Built the World a New yang menguraikan tentang
Pancasila, masalah Irian Barat, kolonialisme, peredaan
Perang Dingin, dan perbaikan organisasi PBB.
3) Ikut memprakarsai berdirinya GNB.
4) Pada tanggal 24 Agustus sampai 4 September 1962.
Indonesia berhasil menyelenggarakan Asian Games IV di
Jakarta.
b. Konfrontasi dengan Malaysia
Sikap Indonesia yang konfrontatif terhadap negara-negara
Barat antara lain ditunjukkan Your dengan konfrontasi
terhadap Malaysia. Hal tersebut karena pemerintah tidak
setuju dengan pembentukan negara Federasi Malaysia yang
dianggap proyek neokolonialisme Inggris yang
membahayakan Indonesia dan negara-negara blok Nefo.
Pembentukan Federasi Malaysia pertama kali dilontarkan oleh
Perdana Menteri Malaysia Tengku Abdul Rachman pada
tanggal 27 Mei 1961.
c. Indonesia Keluar dari Keanggotaan PBB
Pada tanggal 7 Januari 1965 dalam sebuah rapat umum
antipangkalan militer asing, Presiden Soekarno menyatakan
bahwa Indonesia keluar dari PBB. Penyebab keluarnya
Indonesia dari PBB . adalah karena tidak menyetujui Malaysia
menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
B. Pembebasan Irian Barat
1. Latar Belakang Perjuangan
Salah satu hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) yang
diselenggarakan di Den Haag, Belanda pada tanggal 23
Agustus-2 September 1949 adalah masalah Irian Barat
(sekarang Papua) akan diselesaikan dalam waktu satu tahun
sesudah pengakuan kedaulatan. Dengan keputusan tersebut,
temyata ada perbedaan penafsiran antara Indonesia dan
Belanda. Bangsa Indonesia menafsirkan bahwa Belanda akan
menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia, tetapi temyata
Belanda menafsirkan hanya akan merundingkan masalah Irian
Barat dan bukan diserahkan ke Republik Indonesia.
2. Perjuangan Membebaskan Irian Barat
a.Perjuangan Diplomasi
Dalam menghadapi masalah Irian Barat, Indonesia
menempuh tiga bentuk perjuangan, yaitu diplomasi,
konfrontasi politik dan ekonomi, serta konfrontasi militer,
Dalam melakukan perjuangan diplomasi dilakukan dua
tahap, tahap pertama Indonesia berupaya melalui
diplomasi bilateral dengan berunding langsung dengan
Belanda, tetapi selalu mengalami kegagalan. Pada
tahap kedua, Indonesia membawa masalah Iran Barat
ke sidang Majelis Umum PBB.
b. Konfrontasi Ekonomi dan Politik
Oleh karena perjuangan diplomasi tidak membawa
hasil, Indonesia meningkatkan perjuangan dalam bentuk
konfrontasi ekonomi dan politik. Konfrontasi ekonomi
dilakukan dengan pengambilalihan perusahaan-
perusahaan milk Belanda.
C. Konfrontasi Militer
Menghadapi tindakan Belanda tersebut pemerintah
segera mengambil tindakan untuk membebaskan Irian
Barat Pada tanggal 19 Desember 1961, Presiden Soekamo
mengumumkan trikomando rakyat (Trikora) di
Yogyakarta. Peristiwa ini menandai dimulainya
konfrontasi militer terhadap Belanda.
3. Akhir Pembebasan Irian Barat
Akhirnya, perjuangan-perjuangan yang dilakukan
bangsa Indonesia berhasil memaksa Belanda
melepaskan Irian Barat kembali ke Republik Indonesia.
Pada tanggal 15 Agustus 1962 berhasil ditandatangani
Persetujuan New York antara pihak Republik Indonesia
dan Belanda yang disaksikan oleh sekjen PBB.
C. Ekonomi pada Masa
Demokrasi Terpimpin
1.Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas)
Untuk melaksanakan pembangunan ekonomi, di bawah
Kabinet Karya dibentuk Dewan Perancang Nasional
(Depernas) pada tanggal 15 Agustus 1959. Depernas
dipimpin oleh Muh. Yamin dengan anggota berjumlah 50
orang. Pembentukan Dewan Perancang Nasional ini
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1958
dan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1958. Tugas
Depernas adalah menyiapkan rancangan undang-
undang pembangunan nasional dan menilai
penyelenggaraan pembangunan.
2. Penurunan Nilai Uang (Devaluasi)
Tujuan dilakukan devaluasi adalah membendung inflasi
yang tetap tinggi, mengurangi jumlah uang yang
beredar di masyarakat, dan meningkatkan nilai rupiah
sehingga rakyat kecil tidak dirugikan. Untuk
membendung inflasi dan mengurangi jumlah uang yang
beredar di masyarakat, pada tanggal 25 Agustus 1959
pemerintah mengumumkan penurunan nilai uang .
3. Deklarasi Ekonomi (Dekon)
Untuk mengatasi keadaan ekonomi yang semakin
suram, pada tanggal 28 Maret 1963 dikeluarkan landasan
baru bagi perbaikan ekonomi secara menyeluruh, yaitu
deklarasi ekonomi (dekon). Tujuan dibentuk dekon
adalah menciptakan ekonomi yang bersifat nasional,
demokratis, dan bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk
mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan
cara terpimpin.
4.Kebijakan Lain Pemerintah
Dalam usaha perdagangan, pemerintah mengeluarkan
peraturan tanggal 17 April 1964 mengenai adanya
Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (Kotoe) dan
Kesatuan Operasi (Kesop). Kotoe bergerak secara
sentralistik untuk mengatur perekonomian negara,
sedangkan tujuan dibentuk Kesop adalah meningkatkan
sektor perdagangan.
A. KESIMPULAN

Presiden Soekarno mencoba mengusulkan pemikirannya dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
bangsa Indonesia melalui konsepsi yang dikenal dengan Konsepsi Presiden 1957. Konsepsi ini merupakan gagasan
pembaruan kehidupan politik dengan sistem demokrasi terpimpin sebagai upaya penyelesaian permasalahan
bangsa Indonesia. Soekarno berpendapat bahwa sistem Demokrasi Terpimpin adalah jawaban terhadap
kegagalan sistem Demokrasi Parlementer yang memunculkan pergolakan, pembangkangan dan instabilitas
politik. Pendapat Presiden Soekarno ini wujud ketidakpuasan terhadap sistem demokrasi yang dianut pemerintah
masa demokrasi liberal.
Dinamika politik yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin antara lain diwarnai dengan tampilnya dua
kekuatan politik di Indonesia yang saling bersaing, yaitu PKI dengan Angkatan Darat. Pada masa Demokrasi
Terpimpin pula, Indonesia melakukan operasi militer untuk membebaskan Papua dari penjajahan Belanda
(Trikora). Selain itu, konfrontasi dengan Malaysia juga terjadi (Dwikora).
Kebijakan ekonomi yang dilakukan pada masa ini antara lain berupa pembentukan Dewan Perancang Nasional
dan Deklarasi Ekonomi, serta dilakukan Devaluasi Mata Uang. Proyek Mercusuar berupa pembangunan Monas,
kompleks olahraga Senayan, Pemukiman Kebayoran juga berlangsung.
B. SARAN

Belajar Sejarah Demokrasi Terpimpin penting bagi


kesadaran bangsa Indonesia untuk memahami salah
satu bentuk demokrasi dan sistem ekonomi yang pernah
diterapkan di negeri ini. Pemahaman dan pengalaman
kita akan kehidupan berdemokrasi diharapkan menjadi
semakin kaya. Tentu dengan kesadaran akan
kekurangan dan kelebihan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai