Kehidupan social politik Indonesia pada masa Demokrasi Liberal (1950 hingga 1959)
belum pernah mencapai kestabilan secara nasional. Kabinet yang silih berganti
membuat program kerja kabinet tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya. Dewan
konstituante yang dibentuk melalui Pemilihan Umum 1955 tidak berhasil
menyelesaikan tugasnya menyusun UUD baru bagi Republik Indonesia. Padahal
Soekarno menaruh harapan basar terhadap pemilu 1955, karena bisa dijadikan sarana
untuk membangun demokrasi yang lebih baik. Presiden Soekarno berkeinginan untuk
mengubur partai-partai politik yang ada. Dalam konsepsinya Presiden Soekarno
menghendaki dibentuknya cabinet berkaki empat yang anggotanya tersiri dari wakil-
wakil PNI, Masyumi, NU, dan PKI. Soekarno juga menghendaki dibentuknya Dewan
Nasional yang anggotanya terdiri dari golongan fungsional di dalalam masyarakat.
Presiden menekankan bahwa Demokrasi Liberal tidak sesuai dengan jiwa dan semangat
bangsa Indonesia. Untuk itu ia menggati dengan suatu demokrasi yang sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia yaitu Demokrasi Terpimpin. Demokrasi Terpimpin
merupakan suatu gagasan pembaruan kehidupan politik, kehidupan social dan
kehidupan ekonomi. Gagasan Soekarno dikenal sebagai Konsepsi Presiden 1957.
Pokok-pokok yang tekandung dalam konsepsi tersebut .
Dalam pembaruan struktur politik harus diberlakukan system demokrasi terpimpin yang
didukung oleh kekuatan-kekuatan yang mencerminkan aspirasi masyarakat secara
seimbang.
Pada tanggal 3 juli 1959, Presiden Soekarno memanggil Ketua DPR, Mr. Sartono,
Perdana Menteri Ir. Djuanda, para menteri, pimpinan TNI, dan anggota Dewan
Nasional (Roeslan Abdoel Gani dan Moh. Yamin), serta ketua Mahkamah Agung, Mr.
Wirjono Prodjodikoro, untuk mendiskusikan langkah yang harus diambil. Mereka
sepakat untuk memberlakukan kembali UUD 1945. Pada hari minggu, 5 juli 1959
pukul 17.00 uoacara resmi di Istana Merdeka selama 15 menit, 3 hal pokok Dekrit oleh
Presiden Soekarno :
2 Menetapkan UUD 1945 berlaku bagi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, terhitung mulai tanggal penetaoan dekrit dan tidak berlakunya lagu UUD
sementara (UUDS)
3.Pembentukan MPRS, yang terdiri atas anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan
dan golongan, serta pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS).
Sehari sesudah Dekrit Presiden 5 juli 1959, Perdana Menteri Djuanda mengembalikan
mandate kepada Soekarno dan Kabinet Karya pun dibubarkan. Kemudian pada 10 juli
1959, Soekarno mengumumkan cabinet baru yang disebut Kabinet Kerja. Dalam cabinet
ini Soekarno berlau sebagai Perdana Menteri, dan Djuanda menjadi menteri pertama
dengan dua wakil yaitu dr. Leimana dan dr. Subandrio.
Pada tanggal 17 Agustus 1959, dalam pidato peringtan kemerdekaan RI, Presiden
Soekarno menafsirkan pengertian demokrasi terpimpinnya. Presiden Soekarno
menguraikan ideologi Demokrasi Terpimpin yang isinya mencakup revolusi, gotong
royong, domokrasi, anti imperialism-imperialisme, anti demokrasi liberal, dan perubahan
secara total. Pidato terebut diberi judul “Penemuan Kembali Revoluso Kita”.
Sementara itu konflik terbuka antara DPR dan Presiden akhirya terjadi ketika DPR
menolak Rencana Anggaran Belanja Negara tahun 1960 diajukan oleh pemerintahan.
Penolakan tersebut membawa dambak pembubaran DPR oelh Presiden Soekarno pada
tanggal 5 maret 1960. Ia mendirikan DPR Gotong Royong (DPRGR). Para anggota
DPRGR ditunjuk Presiden tidak berdasarkan perimbangan kekuatan partai politik namun
lebih berdasarkan perimbangan lima golongan, yaitu Nasionalis, Islam, Komunis,
Kristen-Katolik dan golongan fungsional.
Antara tahun 1960-1965, kekuatan poitik pada waktu itu terpusat di tangan Presiden
Soekarno. Presiden Soekarno memegang seluruh kekuasan Negara dengan TNI AD
dan PKI di sampingnya. Kekutan politik baru lainnya adalah PKI. PKI sebagai partai
yang bangkit kembali pada tahun 1952 dari puing-puing pemberontakan Madiun
1948. PKI menerapkan strategi “menempel” pada Presiden Soekarno.
Ketika Presiden Soekarno gagal membentuk cabinet Gotong Royong (Nasakom) pada
tahun 1960 karena mendapat tentangn dar kalangan Islam dan TNI AD, PKI
mendapat kompensasi tersendiri dengan memperoleh kedudukan dakam MPRS,
DPRGR, DPA dan Pengurus Besar Front Nasional serta dalam Musyawarah
Pembantu Pimpinan Revolusi (MPPR).
Terhadap TNI AD pun, PKI melakukan berbagai upaya dalam rangka mematahkan
pembinaan territorial yang sudah dilakukan oleh TNI AD. Seperti peristiwa Bandar
Betsy (Sumata Utara), Peristiwa Jengkol. Upaya merongrong ini dilakukan melalui
radio, pers, dan poster yang menggambarkan setan desa yang harus dibunuh dan
dibasmi. Tujuan politik pki disini adalah menguasai desa untuk mengepung kota.
Salah satu isu politik luar negeri yang terus menjadi pekerjaan rumah cabinet RI
adalah masalah Irian Barat. Karena jalan damai yang telah ditempuh selama satu dasa
warsa tidak tidak berhasil mengembalikan Irian Barat. Upaya ini telah dilakukan
Indonesia sejak tahun 1957, jalan lain yang dilakukan adalah elancarkan aksi-aksi
pembebasan Irian Barat, dimulai pengambilalihan semua perusahaan milik Belanda di
Indonesia
oleh kaum buruh. Setelah upaya merebut kembali Irian Barat dengan diplomasi dan
konfrontasi politik dan ekonomi tidak berhasil, maka pemerintah RI menempuh cara
lainnya melalui jalur militer. Dalam rangka perjuanganpembebasan Irian Barat,
Presiden Soekarno pada tanggal 19 desember 1961, di depan rapat raksasa di
Yogyakarta, mengeluarkan suatu komando untuk berkonfrontasi secara militer dengan
Belanda yang disebut dengan Tri Komando Rakyat (Trikora). Isi dari Trikora tersebut
adalah :
Munculnya keinginan Tengku Abdul Rahman dari persekutuan Tanah Melayu dan
Lee Kuan Yu dari Republik Singapura untuk menyatukan kedua Negara tersebut
menjadi Federasi Malaysia. Pembentukan federasi Malaysia dianggap sebagai proyek
Neokoloniaisme Inggris yang membahayakan revolusi Indonesia, oleh karena itu
berdirinya Negara federasi Malaysia ditentang oleh pemerintah Indonesia.
Kebijakan ekonomi yang dilakukan pada masa ini antara lain berupa pembentukan
Dewan Perancang Nasional dan Deklarasi Ekonomi, serta dilakukan Devaluasi Mata
Uang. Proyek Mercusuar berupa pembangunan Monas, kompleks olahraga Senayan,
Pemukiman Kebayoran juga berlangsung.