Disusun oleh :
XII MIPA 3
Telp (022)7805592
Demokrasi Terpimpin
(1959-1966) adalah masa di mana sistem "Demokrasi Terpimpin" sempat berlangsung di
Indonesia. Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana seluruh keputusan
serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara, kala itu Presiden Soekarno. Pemikiran
sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam
pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956.
Presiden Soekarno mengambil sikap tegas untuk mengeluarkan Dekrit Presiden tanggal 5
Juli 1959 dan membubarkan konstituante dengan berlakunya UUD 1945 dan tidak
berlakunya UUDS 1950. Dengan keluarnya dekrit presiden ini Presiden Soekarno langsung
menetapkan Demokrasi Terpimpin. Ketetapan MPRS No.III/1963 mengangkat Ir.Soekarno
sebagai presiden seumur hidup. Dengan lahirnya ketetapan MPRS ini secara otomatis telah
membatalkan pembatasan waktu lima tahun sebagaimana ketetapan UUD 1945 Keadaan
demikianlah yang menyebabkan banyak terjadi permasalahan perpolitikkan di masa
Demokrasi Terpimpin yang puncaknya terjadi pergolakan politik yang sangat besar di
Indonesia yaitu pada peristiwa Pemberontakan G 30 S/PKI 1965.
Konfrontasi Militer
Semakin lama , makin nyata Belanda tidak akan menyerahkan Irian Barat ke NKRI. Hal ini
dibuktikan dengan :
Mempersiapkan berdirinya Negara PAPUA, dlm Belanda Negara Papua adalah
negara bagian.
Memperkuat kemiliteran di Papua Barat.
Memperkuat Angkatan Udara dan Angkatan Darat di Irian Barat.
Diawali dengan langkah diplomasi bilateral dan internasional, namun gagal, maka
pemerintah RI menempuh cara konfrontasi baik konfrontasi ekonomi, politik, maupun
operasi militer.Konflik antara Indonesia dan Belanda lalu akhirnya masalah Irian Barat
dapat diselesaikan dengan menandatangani Perjanjian New York tanggal 15
Agustus1962.Akhir dari konflik pembebasan Irian Barat adalah diselenggarakannya
Pepera tahun 1969 yang menghasilkan keputusan bahwa rakyat Irian Barat bergabung
dengan NKRI.