Anda di halaman 1dari 5

TUGAS SEJARAH INDONESIA

Disusun oleh :

Aldi Dwiky Haryadi

XII MIPA 3

SMA Negeri 1 Cileunyi


Jl. Pendidikan No. 6 Desa Cibiru Wetan Kec. Cileunyi Kab. Bandung 40625

Telp (022)7805592
Demokrasi Terpimpin
(1959-1966) adalah masa di mana sistem "Demokrasi Terpimpin" sempat berlangsung di
Indonesia. Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana seluruh keputusan
serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara, kala itu Presiden Soekarno. Pemikiran
sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam
pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956.

1.Peta Kekuatan Politik Nasional


Pada saat demokrasi terpimpin adalah kekuatan utama ada ditangan presiden yang
saat itu dipegang Ir.Soekarno yang memimpin TNI AD dan PKI yang menjadi partai
pendukungnya. .
Kekuatan utama pada saat demokrasi terpimpin adalah berada ditangan presiden yang
membawahi TNI AD dan PKI. Namun, PKI selalu berusaha menempel kepada presiden
Soekarno. PKI menggunakan Nasakom yang di bentuk oleh Soekarno sebagai alat untuk
menghasut Soekarno. Hingga presiden Soekarno tidak percaya dan bahkan lebih memilih
mendukung PKI daripada TNI AD. PKI juga menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan
TNI AD. Bahkan dari penyiksaan hingga pembunuhan. Puncak PKI adalah terjadinya
kejadian G30S/PKI. Serta di keluarkannya Supersemar yang menandai berakhirnya
pemerintahan presiden Soekarno yang digantikan oleh presiden Soeharto. 
 Presiden Soekarno juga menyampaikan lima gagasan yang disebut USDEK
 Gagasan tersebut kemudian dikenal dengan istilah Manipol-USDEK
 Dalam perkembangannya, Manipol-USDEK ditetapkan sebagai ideologi resmi dan
haluan negara
Presiden Soekarno selalu mengungkapkan bahwa revolusi Indonesia memiliki lima gagasan
penting yang terangkum dalam Manisfeesto Politik, yaitu:
 Undang-Undang Dasar 1945
 Sosialisme Indonesia
 Demokrasi Terpimpin
 Ekonomi Terpimpin
 Kepribadian Indonesia

2. Peran Presiden Soekarno


a) Demokrasi Terpimpin

Pada tahun 1959-1965 Indonesia di bawah kepemimpinan Soekarno menerapkan sistem


Demokrasi Terpimpin. Demokrasi ini disebut oleh Soekarno sebagai demokrasi yang sesuai
dengan kepribadian bangsa.
b) Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Presiden Soekarno mengambil sikap tegas untuk mengeluarkan Dekrit Presiden tanggal 5
Juli 1959 dan membubarkan konstituante dengan berlakunya UUD 1945 dan tidak
berlakunya UUDS 1950. Dengan keluarnya dekrit presiden ini Presiden Soekarno langsung
menetapkan Demokrasi Terpimpin. Ketetapan MPRS No.III/1963 mengangkat Ir.Soekarno
sebagai presiden seumur hidup. Dengan lahirnya ketetapan MPRS ini secara otomatis telah
membatalkan pembatasan waktu lima tahun sebagaimana ketetapan UUD 1945 Keadaan
demikianlah yang menyebabkan banyak terjadi permasalahan perpolitikkan di masa
Demokrasi Terpimpin yang puncaknya terjadi pergolakan politik yang sangat besar di
Indonesia yaitu pada peristiwa Pemberontakan G 30 S/PKI 1965.

c) Problematika Demokrasi Terpimpin

Berlakunya Demokrasi Terpimpin mendapat sambutan baik di masyarakat, tetapi


dibalik itu Demokrasi Terpimpin juga mendapat tentangan dari banyak kalangan seperti
Deliar Noer. Beliau mengatakan bahwa Demokrasi Terpimpin sebenarnya ingin
menempatkan Soekarno sebagai ayah dalam keluarga besar bernama Indonesia dengan
kekuasaan terpusat berada ditangannya. Karena menganggap dirinya sebagai ayah dalam
konteks bernegara, Soekarno memiliki kebijakan sendiri sebagai orang yang tidak
berpihak kepada siapapun.
betapa besarnya peran Presiden Soekarno dalam menegakan sistem pemerintahan
Demokrasi Terpimpin tahun 1959-1965 dan menetapkan sistem pemerintahan
Presidensial yang sesuai dengan konsep pemikiran Soekarno untuk mencapai cita-cita
revolusi bangsa Indonesia demi terwujudnya negara yang adil dan makmur.

3. Pembebasan Irian Barat


Salah satu isu politik luar negeri yang terus menjadi pekerjaan rumah kabinet RI
adalah masalah Irian Barat. Wilayah ini telah menjadi bagian RI yang diproklamasikan
sejak 17 Agustus 1945. Akan tetapi dalam perundingan KMB tahun 1950 masalah
penyerahan Irian Barat
Upaya penyelesaian Irian Barat dimulai sejak tahun 1950.
Langkah Jalur Diplomasi
 Melalui perundingan langsung dengan Belanda ( Perundingan Bileteral ).Dimulai
pada akhir tahun 1950-1953
 Melalui diplomasi di forum PBB.Usaha ini tidak berhasil, setiap tahun agenda PBB
masalah Irian Barat selalui dimasukkan.
 Melalui Konferensi KAA ( Asia Africa Confrensy )Melalui usaha ini, Indonesia
mendapat banyak dukungan dari negara afrika. Jika saat itu banyak negara Africa
yang menjadi anggota PBB, Indonesia mungkin memperoleh 3/3 suara
Langkah Jalur Konfrontasi
Konfrontasi Ekonomi
Berikut perusahaan yang diambil alih oleh rakyat RI :
1. Nederlandsche Hendel Maatschappij ( yang diubuh kemudian namanya menjadi Bank
Dagang Negara ).
2. Bank Escompto.
3. Perusahaan listrik “PHILIPS“.
4. Percetakan De Uniee. Berbagai macam Perusahaan Perkebumgan dan pertambangan.

Konfrontasi Militer
Semakin lama , makin nyata Belanda tidak akan menyerahkan Irian Barat ke NKRI. Hal ini
dibuktikan dengan :
 Mempersiapkan berdirinya Negara PAPUA, dlm Belanda Negara Papua adalah
negara bagian.
 Memperkuat kemiliteran di Papua Barat.
 Memperkuat Angkatan Udara dan Angkatan Darat di Irian Barat.

Diawali dengan langkah diplomasi bilateral dan internasional, namun gagal, maka
pemerintah RI menempuh cara konfrontasi baik konfrontasi ekonomi, politik, maupun
operasi militer.Konflik antara Indonesia dan Belanda lalu akhirnya masalah Irian Barat
dapat diselesaikan dengan menandatangani Perjanjian New York tanggal 15
Agustus1962.Akhir dari konflik pembebasan Irian Barat adalah diselenggarakannya
Pepera tahun 1969 yang menghasilkan keputusan bahwa rakyat Irian Barat bergabung
dengan NKRI.

4. Politik Luar Negeri


Politik luar negeri yang bebas dan aktif yang diabdikan untuk kepentingan nasional.
Yang dimaksud dengan "bebas aktif" adalah politik luar negeri yang pada hakikatnya bukan
merupakan politik netral, melainkan politik luar negeri yang bebas menentukan sikap dan
kebijaksanaan terhadap permasalahan internasional dan tidak mengikatkan diri secara a priori
pada satu kekuatan dunia serta secara aktif memberikan sumbangan, baik dalam bentuk
pemikiran maupun partisipasi aktif dalam menyelesaikan konflik, sengketa dan permasalahan
dunia lainnya, demi terwujudnya ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Yang dimaksud dengan diabdikan untuk "kepentingan nasional" adalah politik luar negeri
yang dilakukan guna mendukung terwujudnya tujuan nasional sebagaimana tersebut di dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan politik bebas aktif, bangsa Indonesia bisa menentukan arah, sikap, dan keinginan
sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Politik dan sikap Indonesia dilandaskan kepada kemerdekaan dan bertujuan untuk
memperkuat perdamaian. Terhadap dua blok kekuatan yang bertentangan itu, Indonesia tidak
mau memilih salah satu pihak. Indonesia menjalankan politik luar negeri “bebas aktif”. Hal
ini sesuai dengan cita-cita PBB.

Anda mungkin juga menyukai