NIM : 11221330000060
Kelompok :6
Modul : NEMO
Pemicu
Zubair seorang mahasiswa kedokteran berusia 18 tahun pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat
subuh. Sesampainya di masjid, ia melepaskan alas kaki dan merasakan dingin dan licinnya lantai masjid
yang baru dibersihkan. Setelah melaksanakan sholat, ia duduk sejenak di karpet dan meraba permukaan
karpet dengan tangan kanannya dan ia bisa merasakan tekstur karpet yang kasar. Kemudian ia pulang
ke rumah dan ketika akan mengenakan sandal, tidak sengaja telapak kaki kirinya menginjak paku
payung yang terjatuh di lantai dan langsung merasa nyeri
Klarifikasi Istilah
-
Identifikasi Fakta/Masalah Yang Ditemukan
1. Zubair seorang mahasiswa kedokteran berusia 18 tahun
2. Ia merasakan dingin dan licinnya lantai masjid ketika ia melepaskan alas kaki
3. Ia merasakan terkstur karpet yang kasar saat meraba karpet dengan tangannya
4. Ia merasa nyeri karena kaki kiri menginjak paku payung
Rumusan Masalah
Mengapa Zubair dapat merasakan dingin, tekstur dan nyeri ketika ia bersentuhan dengan
sesuatu?
Analisis Masalah
Hipotesis
Zubair dapat merasakan dingin, tekstur dan nyeri karena memiliki reseptor pada kulit yang menerima
impuls melalui saraf tepi lalu mengirimkannya ke sistem saraf pusat
Learning Issues
1. Bagaimana embriologi dari sistem saraf?
2. Bagaimana struktur anatomi dari sistem saraf pusat dan tepi?
3. Bagaimana struktur histologi dari sistem saraf pusat dan tepi?
4. Apa saja reseptor dalam kulit dan karakteristiknya?
5. Bagaimana mekanisme kerja saraf dalam mengantarkan impuls suhu, tekstur dan nyeri?
6. Bagaimana perspektif Islam mengenai penciptaan manusia sebagai makhluk yang paling
sempurna?
Prior Knowledge
1. Saraf atau Nervus adalah suatu struktur mirip tali yang terdiri dari sekumpulan serat saraf yang
menghantarkan impuls dari satu bagian system saraf pusat ke beberapa daerah tubuh lainnya.
Komponen saraf:
Epineurium (Selubung jaringan ikat)
Funikuli atau Fasikuli (berkas-berkas serabut saraf)
Perineurium (Jaringan ikut)
Serabut saraf dikelilingi oleh jaringan ikat intersisial (endoneurium)
Ketika zigot mencapai tahap dua-sel, zigot akan mengalami serangkaian pembelahan mitosis,
yang meningkatkan jumlah sel. Sel-sel ini, yang menjadi lebih kecil setiap kali pembelahan,
dikenal sebagai blastomer. Hingga tahap delapan-sel, blastomer membentuk gumpalan yang
tersusun secara longgar. Namun, sesudah pembelahan ketiga, blastomer memaksimalkan
kontaknya dengan satu sama lain, membentuk sebuah gulungan sel padat yang disatukan
dengan ikatan yang erat. Proses ini (pemadatan) memisahkan sel-sel bagian dalam yang
berkomunikasi secara ekstensif melalui gap junction dari sel-sel di bagian luar. Sekitar 3 hari
sesudah fertilisasi, sel-sel mudigah yang dipadatkan membelah lagi membentuk morula 16 sel.
Sel-sel bagian dalam morula membentuk inner cell mass, dan sel-sel di sekelilingnya
membentuk outer cell mass. Massa sel dalam menghasilkan jaringan mudigah yang sebenarnya,
dan massa sel luar membentuk tropoblast, yang kemudian berkembang menjadi plasenta.
Morula kemudian terus membelah (Blastula) sampai terbentuk Blastocyst. Sel-sel blastocyst
kemudian berdiferensiasi menjadi tropoblast dan embryoblast. Embrioblast berdiferensiasi
menjadi epiblast dan hipoblast (lempeng bilaminar)
Kemudian terdapat sel yang degenerasi sehingga membentuk primitive streak dan primitive
nodes. Primitive nodes merupakan tempat bermulanya pembentukan notokord. Sel-sel epiblast
kemudian invaginasi sehingga bermigrasi ke primitive streak dan menyebar ke lapisan antara
epiblast dan hipoblast membentuk lapisan mesoderm (awal terbentuknya trilaminar)
Pembentukan Neural Fold
Terbentuk sekitar pada hari ke-18
Neural PlateMelekukNeural Fold
Lekukan disebut neural groove membentuk tabung (neural tube)
Sistem Saraf Pusat (SSP) muncul pada awal minggu ketiga (Hari ke-19) sebagai lempeng
penebalan ectoderm. Notokord menginduksi lapisan ectoderm untuk berdiferensiasi
membentuk lempeng saraf (neural plate), terletak di regio mid-dorsal di depan nodus primitif
(primitive node). Bagian tepinya segera meninggi membentuk lipatan saraf (neural fold).
Kemudian lipatan saraf terus meninggi, saling mendekati satu sama lain di garis tengah, dan
akhirnya menyatu, membentuk tabung saraf (neural tube).
Neural tube, berdiferensiasi membentuk SSP yang terdiri dari otak dan spinal cord. Neural
Crest, sebagian besar membentuk sistem syaraf perifer, syaraf autonom, yang terdiri dari
cranial, spinal dan ganglia autonomy.
Penyatuan dimulai dari regio servikal, dan berlanjut ke arah sefalik dan caudal. Saat penyatuan
dimulai, ujung terbuka dari tabung saraf membentuk neuroporus kranial dan neuroporus caudal
yang berhubungan dengan rongga amnion di atasnya. Penutupan neuroporus kranial berlanjut
ke arah kranial dari tempat penutupan awal di regio servikal dan dari suatu tempat di otak
depan yang terbentuk kemudian. Tempat yang terbentuk belakangan ini berlanjut ke arah
cranial, untuk menutup bagian paling rostral tabung saraf, dan ke arah kaudal untuk nelakukan
penutupan lebih lanjut dari bagian servikal. Penutupan akhir dari neuroporus kranial terjadi
pada tahap 18 sampai 20 somit (hari ke 24/25); penutupan neuroporus caudal terjadi sekitar 2/3
hari kemudian.
Ujung sefalik dari tabung saraf menunjukkan tiga dilatasi, yaitu vesikel otak primer: (1)
prosensefalon atau otak depan (forebrain) yang akan menjadi Telencephalon dan Diencephalon;
(2) mesensefalon atau otak tengah (midbrain); (3) rombensefalon atau otak belakang
(hindbrain) Metencephalon dan Myelencephalon.
Secara bersamaan, tabung saraf membentuk dua fleksura: (1) fleksura servikalis pada taut otak
belakang dan medula spinalis dan (2) fleksura sefalika di bagian otak tengah. Saat mudigah
berumur 5 minggu, prosensefalon terdiri dari dua bagian: (1) telensefalon, dibentuk oleh bagian
tengah dan dua kantong luar lateral, hemisferium serebri primitif; dan (2) diensefalon, yang
ditandai oleh pertumbuhan keluar vesikula oftalmika. Sebuah alur yang dalam, istmus
rombensefalon, memisahkan mesensefalon dengan rombensefalon. Rombensefalon juga terdiri
dari dua bagian: (1) metensefalon, yang kemudian akan membentuk pons dan serebelum dan
(2) mielensefalon. Batas di antara kedua bagian ini ditandai oleh fleksura pontina. Lumen korda
spinalis, yaitu kanalis sentralis, berhubungan dengan vesikel otak. Rongga rombensefalon
adalah ventrikel keempat, sedangkan rongga diensefalon adalah ventrikel ketiga, dan rongga di
hemisferium serebri adalah ventrikel lateral. Lumen mesensefalon menghubungkan ventrikel
ketiga dan ventrikel keempat. Lumen ini kemudian menjadi sangat sempit dan kemudian
dikenal sebagai akueduktus Sylvii. Masing-masing ventrikel lateral terhubung dengan ventrikel
ketiga melalui foramen interventrikulare Monro.
Dinding tabung saraf yang baru menutup terdiri dari sel-sel neuroepitel. Sel-sel ini terdapat di
seluruh ke-tebalan dinding dan membentuk epitel bertingkat semu (pseudostratified) yang tebal.
Kompleks taut di dalam lumen menghubungkan sel-sel ini. Pada tahap alur saraf (neural
groove) dan segera setelah penutupan tabung saraf, sel-sel ini membelah dengan cepat,
menghasilkan lebih banyak sel neuroepitel. Bersama-sama, mereka membentuk lapisan
neuroepitel atau neuroepitelium. Setelah tabung saraf menutup, sel-sel neuroepitel mulai
menghasilkan sel-sel tipe lain dengan ciri nukleus yang bulat besar dengan nukleoplasma yang
pucat dan nukleolus yang berwarna gelap. Sel-sel ini merupakan sel-sel saraf primitif atau
neuroblas. Sel-sel neuroblas membentuk lapisan mantel (mantle layer), suatu zona di sekitar
lapisan neuroepitel. Lapisan mantel kemudian membentuk substansia grisea korda spinalis.
Lapisan marginal, lapisan terluar dari korda spinalis, mengandung serabut saraf yang keluar
dari neuroblas di lapisan mantel. Akibat mielinasi serabut saraf, lapisan ini menjadi tampak
putih sehingga disebut substansia alba korda spinalis.
Scalp:
Mikroglia:
Pemanjangan Dendrit:
Sel Purkinje:
4.
Reseptor taktil (sentuh) pada kulit adalah mekanoreseptor. Masukan sensorik dari
reseptor ini menginformasikan SSP tentang kontak tubuh dengan benda di lingkungan
eksternal. Reseptor taktil mencakup yang berikut:
Reseptor, yang menginderai pergerakan rambut dan sentuhan yang sangat lembut,
seperti menggerakan rambut yang ada di lengan Anda dengan gumpalan kapas, dan
secara cepat beradaptasi
Badan Merkel, yang mendeteksi sentuhan ringan menetap dan tekstur, seperti
membaca tulisan Braille, dan lambat untuk beradaptasi.
Ujung Ruffini, yang berespons terhadap tekanan dalam yang dipertahankan dan
regangan kulit, seperti selama pemijatan, dan lambat dalam beradaptasi.
Badan Meissner, yang sensitif terhadap sentuhan ringan yang menggetarkan,
seperti menggelitik dengan bulu, dan cepat dalam beradaptasi.
Nyeri. Nosiseptor (reseptor nyeri) tidak beradaptasi terhadap stimulasi yang berulang
atau berkepanjangan. Jenis nosiseptor:
Nosiseptor mekanis berespons terhadap kerusakan mekanis misalnya tersayat,
terpukul, atau cubitan
Nosiseptor suhu berespons terhadap suhu ekstrim, terutama panas
Nosiseptor polimodal berespons sama kuat terhadap semua jenis rangsangan
yang merusak, termasuk bahan kimia iritan yang dikeluarkan oleh jaringan
yang cedera.
5. Rangsangan Tekanan (Paccini), Panas (Ruffini), Dingin (Krause), Nyeri (Ujung Saraf Bebas) dibawa
oleh Nervi Spinalis ke Ganglion Sensorrum nervi spinalis (medulla spinalis) Cornus Posterior
Tractus Spinosa Lamilus Ventral untuk tekanan & Lateral untuk Suhu dan Nyeri dibawa ke
Thalamus (Pemancar) diterjemahkan di Korteks Cerebri (Korteks Somatosensory)
6. At Tin Ayat 4
1) Excitatory Neurotransmitter
Excitatory atau Stimulus (rangsangan) pada neuron yang merangsang atau mendorong neuron
untuk melakukan aksi. Contohnya epinefrin dan norepinefrin.
2) Inhibitory Neurotransmitter
berkebalikan dengan excitatory, Jika excitatory merangsang, inhibitory justru menghambat
neuron untuk melakukan aksi. Contohnya GABA dan endorphin.
3) Modulatory Neurotransmitter
Disebut juga dengan neuromodulator, kelompok ini dapat memengaruhi banyak neuron pada
saat yang sama. Kelompok ini bekerja sama dengan neurotransmitter lainnya untuk
mengaktifkan atau menghambat neuron. Contohnya Serotonin dan dopamin.
Ada banyak jenis neurotransmitter yang ada di dalam tubuh setiap manusia. Semua jenis ini terbagi
ke dalam beberapa kategori, yaitu monoamina, asam amino, peptida, purin, dan asetikolin.
Beberapa contoh jenis neurotransmitter:
Asetilkolin
Serotonin
Epinefrin/Adrenalin
Dopamin
Endorfin
Adenosin
GABA (Gamma-aminobutyric acid)
Daftar Pustaka
1. Sadier T.W. Langman’s Medical Embriology 14th ed. Lww; 2018.
2. Sherwood L. Human Physiology from cells to system 9th ed.
3. Paulsen F. Waschke J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia: Anatomi Umum dan
Muskuloskeletal 24th ed. Jakarta: EG9; 2019.
4. Netter. F.H. Atlas Of Human Anatomy 7th Edition. Philadelphia; 2014
5. Mescher A. L. Junqueira's Basic Histology Text and Atlas 13th Edition; 2013
6. Dorland's illustrated: Medical dictionary. Philadelphia: Saunders Company; 2012.