Anda di halaman 1dari 22

TINJAUAN PUSTAKA

BRAIN NEUROGENESIS

Oleh
Rusmin Adhitya
H1A014070

Pembimbing :
dr. Rohadi, Sp.BS

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN/SMF ILMU BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI NTB
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
2019

1
BRAIN NEUROGENESIS

Perkembangan sistem saraf dimulai pada minggu ketiga kehamilan dengan


penebalan ektoderm yang disebut neural plate. Neural plate terlipat ke dalam dan
membentuk alur longitudinal yaitu neural groove. Tepi terangkat dari neural plate
disebut neural folds. Selanjutnya, neural folds meningkat tinggi dan bertemu
membentuk tabung yang disebut neural tube. 1
Tiga lapisan sel berbeda dari dinding yang membungkus neural tube. Sel-sel
lapisan luar atau marginal berkembang menjadi white matter dari sistem saraf.
Sel-sel lapisan tengah berkembang menjadi gray matter. Sel-sel lapisan dalam
atau ependymal membentuk lapisan kanal sentral dari spinal cord dan ventrikel
otak.1
Neural crest merupakan massa jaringan antara neural tube dan ectoderm
kulit dan akhirnya membentuk ganglia akar posterior (dorsal) nervus spinal,
nervus spinal, ganglia nervus kranial, nervus kranial, ganglia sistem saraf otonom,
medula adrenal, dan meningens.1

Gambar 1. Origin Sistem Saraf1


Selama minggu ketiga hingga keempat perkembangan embrionik, bagian
anterior dari neural tube berkembang menjadi vesikel otak primer yaitu

2
prosencephalon atau otak depan, mesencephalon atau otak tengah, dan
rhombencephalon atau otak belakang.1

Gambar 2. Vesikel Otak Primer pada Embrio Usia 3-4 Minggu1

Tabel 1. Pembagian Primer Perkembangan Otak2

Prosencephalon : Forebrain
Prosencephalon terdiri dari telencephalon yang membentuk hemisfer cerebri
dan diencephalon yang membentuk optic cup and stalk, hipofisis, thalamus,
hipotalamus, dan epifisis.3

3
Diencephalon
Roof Plate dan Epifisis
Diencephalon, yang berkembang dari bagian medial prosencephalon, diduga
terdiri dari sebuah lempeng atap dan dua lempeng alar tetapi tidak memiliki
lempeng dasar dan lempeng basal. Lempeng atap diencephalon terdiri dari satu
lapisan sel ependymal yang ditutupi oleh mesenkim vaskular. Bersama-sama,
lapisan-lapisan ini menimbulkan pleksus koroideus di ventrikel ketiga. Bagian
paling kaudal dari lempeng atap berkembang menjadi corpus pineale, atau
epifisis. Corpus pineale pada awalnya muncul sebagai penebalan epitel di garis
tengah, tetapi pada minggu ketujuh, korpus ini mulai mengalami evaginasi.
Akhirnya, organ ini menjadi organ solid pada bagian atap mesencephalon yang
berfungsi sebagai saluran penghantar terang dan gelap sehingga mempengaruhi
irama endokrin dan perilaku. Pada orang dewasa, kalsium sering mengendap di
epifisis dan kemudian berfungsi sebagai penanda pada radiografi tengkorak.3

Alar Plate, Thalamus, dan Hypothalamus


Lempeng alar membentuk dinding lateral diencephalon. Sebuah alur yaitu
sulkus hipotalamikus, membagi lempeng menjadi region dorsal dan ventral, yaitu
thalamus dan hipotalamus (Gambar 3).3
Sebagai hasil dari aktivitas proliferasi, thalamus secara bertahap menonjol
ke dalam lumen diencephalon. Seringkali, ekspansi ini demikian hebatnya
sehingga ucleu thalamus sisi kanan dan kiri menyatu di garis tengah, membentuk
massa intermedia, atau koneksus interthalamikus.3
Hipotalamus, yang membentuk bagian bawah dari lempeng alar,
berdiferensiasi menjadi sejumlah area ucleus yang mengatur fungsi visceral,
termasuk fungsi tidur, pencernaan, suhu tubuh, dan perilaku emosi. Salah satu dari
kelompok ini, corpus mamillary, membentuk tonjolan tersendiri pada permukaan
ventral hipotalamus pada kedua sisi garis tengah (Gambar 3).3

4
Gambar 3. A. Permukaan medial bagian kanan telencephalon dan diencephalon
pada embrio usia 8 minggu. B,C. Bagian melintang melalui bagian kanan
telencephalon dan diencephalon.3

Hipofisis atau Glandula Pituitaria


Hipofisis atau glandula pituitaria berkembang dari dua bagian yang sangat
berbeda: (1) penonjolan ectoderm dari stomodeum (rongga oral primitif) tepat di
depan membran orofaringeal, yang dikenal sebagai kantong Rathke dan (2)
perluasan ke arah bawah diencephalon, yaitu infundibulum.3
Ketika embrio berusia sekitar 3 minggu, kantong Rathke tampak sebagai
evaginasi rongga mulut dan kemudian tumbuh kearah dorsal menuju
infundibulum. Pada akhir bulan kedua, kantong ini kehilangan hubungannya
dengan rongga mulut dan kemudian berhubungan erat dengan infundibulum.3
Selama perkembangan selanjutnya, jumlah sel di dinding anterior kantung
Rathke bertambah dengan cepat dan membentuk lobus anterior hipofisis, atau
adenohipofisis. Sebagian kecil perluasan lobus ini, pars tuberalis, tumbuh di
sepanjang tangkai infundibulum dan akhirnya mengelilinginya. Dinding posterior

5
kantung Rathke berkembang menjadi pars intermedia, yang pada manusia
tampaknya tidak banyak berperan.3
Infundibulum menimbulkan tangkai dan pars nervosa, atau lobus posterior
hipofisis (neurohipofisis). Bagian ini terdiri dari sel-sel neuroglial. Selain itu,
bagian ini mengandung sejumlah serabut saraf dari area hipotalamus.3

Telencephalon
Telencephalon, bagian paling rostral dari vesikel otak, terdiri dari dua
penonjolan lateral yaitu hemisferium serebri, dan bagian medial yaitu lamina
terminalis. Rongga pada hemisfer, ventrikel lateral berhubungan dengan lumen
diencephalon melalui foramen interventrikular Monro.3

Hemisferium Serebri
Hemisferium serebri terbentuk pada awal minggu kelima perkembangan
sebagai evaginasi bilateral di dinding lateral prosencephalon. Pada pertengahan
bulan kedua, bagian basal hemisfer (yaitu, bagian yang awalnya membentuk
perluasan thalamus ke depan) mulai tumbuh dan menonjol ke dalam lumen
ventrikel lateral dan ke dalam dasae foramen Monro. Pada potongan transversal,
regio yang tumbuh cepat tampak bergaris-garis, sehingga dikenal sebagai corpus
striatum.3
Pada region tempat dinding hemisfer melekat pada atap diencephalon,
dinding ini gagal mengembangkan neuroblas dan tetap sangat tipis. Di tempat ini,
dinding hemisfer terdiri dari satu lapisan sel ependymal yang ditutupi oleh
mesenkim vaskular, dan bersama-sama mereka membentuk pleksus koroideus.
Pleksus koroideus seharusnya telah membentuk atap hemisfer, tetapi karena
pertumbuhan berbagai bagian hemisfer yang tidak seimbang, pleksus koroideus
menonjol ke dalam ventrikel lateral di sepanjang fisura koroidea (Gambar. 4).
Tepat di atas fisura koroidea, dinding hemisfer menebal, membentuk
hippocampus. Fungsi utama struktur ini adalah penghidu, dan struktur ini
menonjol ke ventrikel lateral.3
Dengan perluasan lebih lanjut, hemisfer menutupi aspek lateral dari
diencephalon, mesencephalon, dan bagian sefalik metencephalon (Gambar. 4).
Corpus striatum yang merupakan bagian dari dinding hemisfer, juga meluas ke

6
posterior dan dibagi menjadi dua bagian: (1) bagian dorsomedial yaitu nukleus
kaudatus, dan (2) bagian ventrolateral yaitu nucleus lentiformis (Gambar. 4B).
Pemisahan ini dilakukan oleh akson yang berjalan ke dan dari korteks hemisfer
dan menembus massa nucleus korpus striatum. Berkas serabut yang terbentuk
dikenal sebagai kapsul interna (Gambar. 4B). Pada saat yang sama, dinding
medial hemisfer dan dinding lateral diencephalon menyatu, dan letak nukleus
kaudatus dan thalamus menjadi sangat berdekatan (Gambar 4B).3

Gambar 4. A. Permukaan medial bagian kanan telencephalon dan diencephalon


pada embrio usia 10 minggu. B. Bagian transversal melalui hemisfer dan
diencephalon.3

Pertumbuhan hemisfer serebri selanjutnya kearah anterior, dorsal, dan


inferior, masing-masing menghasilkan pembentukan lobus frontalis, temporalis,
dan oksipitalis. Seiring dengan melambatnya pertumbuhan di bagian yang terletak
di atas korpus striatum, area di antara lobus frontalis dan temporalis menjadi
tertekan dan disebut sebagai insula. Regio ini kemudian ditutupi oleh

7
pertumbuhan lobus-lobus di sekitarnya dan pada saat lahir region ini hampir
tertutup seluruhnya. Selama periode akhir kehidupan janin, permukaan hemisfer
serebri tumbuh dengan cepat sehingga muncul banyak tonjolan (gyrus) yang
dipisahkan oleh fisura dan sulkus di permukaannya.3

Perkembangan Korteks
Korteks serebri berkembang dari pallium, yang terdiri dari dua regio: (1)
paleopallium atau archipallium, terletak tepat di lateral corpus striatum, dan (2)
neopallium, terletak di antara hippocampus dan paleopallium.3
Di neopallium, gelombang neuroblas bermigrasi ke posisi subpia dan
kemudian berdiferensiasi menjadi neuron yang matur sempurna. Ketika
gelombang neuroblas berikutnya datang, sel-sel tersebut bermigrasi melalui
lapisan sel yang terbentuk lebih awal hingga mencapai posisi subpia. Oleh karena
itu, neuroblas yang terbentuk lebih awal menempati posisi yang lebih dalam di
korteks, sementara gelombang neuroblas yang terbentuk belakangan menempati
posisi yang lebih superficial.3
Saat lahir, korteks tampak berlapis-lapis akibat diferensiasi sel di dalam
lapisan. Korteks motorik mengandung sejumlah besar sel piramidalis dan area
sensorik ditandai oleh sel granular.3
Diferensiasi sistem olfaktorius tergantung pada interaksi epithelial-
mesenchymal. Interaksi ini terjadi antara sel-sel crista neuralis dan ristam
prominensia frontonasal untuk membentuk plakoda olfaktorius dan antara sel-sel
crista neuralis yang sama dan dasar telencephalon untuk membentuk bulbus
olfaktorius. Sel-sel di plakoda nasalis berdiferensiasi menjadi neuron sensoris
primer dari epitel nasal, yang akson-aksonnya tumbuh dan melakukan kontak
dengan neuron sekunder pada pertumbuhan bulbus olfaktorius. Pada minggu
ketujuh, kontak ini sudah terbentuk sempurna. Seiring pertumbuhan otak lebih
lanjut, bulbus olfaktorius dan traktus olfaktorius dari neuron sekunder
memanjang, dan struktur ini bersama-sama membentuk nervus olfaktorius.3

Komisura
Pada orang dewasa, sejumlah berkas serabut, komisura, yang menyilang
garis tengah, menghubungkan paruh hemisfer kanan dan kiri. Berkas serabut yang

8
paling penting menggunakan lamina terminalis. Berkas menyilang yang pertama
kali muncul adalah komisura anterior. Komisura anterior terdiri dari serabut yang
menghubungkan bulbus olfaktorius dan area otak yang terkait pada satu hemisfer
dengan yang terletak di hemisfer sisi lainnya.3
Komisura kedua yang muncul adalah komisura hippocampus, atau komisura
forniks. Serabutnya timbul di hippocampus dan bertemu di lamina terminalis
dekat lempeng atap diencephalon. Dari sini, serabut-serabut tersebut berlanjut,
membentuk sistem arkus tepat di luar fisura koroidea, ke corpus mamillary dan
hipotalamus.3
Komisura yang paling penting adalah corpus callosum. Corpus callosum
muncul pada minggu ke-10 perkembangan dan menghubungkan area non-
olfaktorius di korteks serebri kanan dan kiri. Pada awalnya, corpus callosum
membentuk satu berkas kecil di lamina terminalis. Namun akibat terus meluasnya
neopallium, struktur ini pertama meluas ke anterior dan kemudian ke posterior,
melengkung di atas atap tipis diencephalon.3
Selain tiga komisura yang berkembang di lamina terminalis, timbul tiga
komisura lainnya. Dua di antaranya yaitu komisura posterior dan komisura
habenularum, tepat di bawah dan rostral tangkai kelenjar pineal. Komisura ketiga,
chiasma optikum, yang muncul di dinding rostral diencephalon, mengandung
serabut-serabut dari separuh medial retina.3

Cairan serebrospinal
Cairan serebrospinal (CSS) disekresikan oleh pleksus koroideus di ventrikel
otak. Pleksus ini merupakan modifikasi dari lapisan ependymal dan menghasilkan
sekitar 400 hingga 500 mL CSS per hari. CSS bersirkulasi melalui ventrikel otak
misalnya keluar dari ventrikel lateral, melalui foramen interventrikular, masuk ke
ventrikel ketiga, kemudian melalui akueduktus serebri masuk ke ventrikel
keempat. Sejumlah CSS memasuki kanal spinal dan sejumlah lainnya keluar dari
ventrikel keempat melalui apertura mediana dan lateral untuk memasuki ruang
subarachnoid yang mengelilingi SSP. CSS diserap ke dalam sistem vena dari
ruang subarachnoid melalui granulasi arachnoid, terutama yang menonjol ke
dalam sinus sagital superior. CSS menyebabkan otak "mengapung" sehingga

9
memberikan bantalan bagi otak dan memberikan daya apung pada otak agar berat
otak tidak menekan saraf cranial ke bagian dalam tengkorak.3

Mesencephalon : Midbrain
Di mesencephalon, tiap lempeng basal mengandung dua kelompok nukleus
motorik: (1) kelompok eferen somatik medial, diwakili oleh nervus oculomotor
dan trochlear, yang menginervasi otot-otot mata dan (2) kelompok eferen visceral
umum kecil, yang diwakili oleh nukleus Edinger-Westphal, yang menginervasi
otot sfingter pupil. Lapisan marginal dari setiap lempeng basal membesar dan
membentuk krus cerebri. Krura ini berfungsi sebagai jalur untuk serabut saraf
yang turun dari korteks serebral ke pusat yang lebih rendah di pons dan korda
spinalis. Awalnya, lempeng alar mesencephalon tampak sebagai dua elevasi
longitudinal yang dipisahkan oleh cekungan dangkal di garis tengah. Pada
perkembangan lebih lanjut, alur transversal memisahkan setiap elevasi menjadi
kolikulus anterior (superior) dan kolikulus posterior (inferior). Kolikulus posterior
berfungsi sebagai pemancar sinaptik untuk refleks pendengaran; dan kolikulus
anterior berfungsi sebagai pusat korelasi dan refleks untuk impuls penglihatan.
Kolikulus dibentuk oleh gelombang neuroblas yang bermigrasi ke zona marginal
di atasnya. Di sini sel-sel ini disusun berlapis-lapis.3

Rhombencephalon : Hindbrain
Rhombencephalon terdiri dari myelencephalon yaitu vesikel otak yang
paling caudal, dan metencephalon yang memanjang dari fleksura pontine ke
isthmus rhombencephalon.3

Myelencephalon
Myelencephalon adalah vesikel otak yang menghasilkan medula oblongata.
Myelencephalon berbeda dari korda spinalis karena dinding lateralnya mengalami
eversi. Lempeng alar dan basal yang dipisahkan oleh sulkus limitans dapat
dibedakan dengan jelas.3
Lempeng basal serupa dengan korda spinalis, mengandung nukleus motorik.
Nukleus ini dibagi menjadi tiga kelompok: (1) kelompok eferen somatik medial,

10
(2) kelompok eferen visceral khusus intermedia, dan (3) kelompok eferen visceral
umum lateral.3
Kelompok eferen somatic mengandung neuron motorik, yang membentuk
lanjutan sel kornu anterior kea rah sefalik. Karena kelompok ini berlanjut kea rah
rostral ke mesencephalon, maka kelompok ini disebut kolumna motorik eferen
somatic. Di myelencephalon, kelompok ini mencakup neuron nervus hypoglossal
(XII) yang menginervasi otot-otot lidah. Di metencephalon dan mesencephalon,
kolumna berisi neuron nervus abducens (VI), nervus trochlear (IV), dan nervus
oculomotorius (III). Saraf ini menginervasi otot-otot mata.3
Kelompok eferen visceral khusus memanjang sampai metencephalon,
membentuk kolumna motorik eferen visceral khusus. Neuron motoriknya
menginervasi otot lurik arkus faring. Di myelencephalon, kolumna diwakili oleh
neuron nervus aksesori (XI), vagus (X), dan glossopharyngeal (IX).3
Kelompok eferen visceral umum mengandung neuron motorik yang
menginervasi otot-otot involunter dari saluran pernapasan, saluran cerna, dan
jantung.3
Lempeng alar mengandung tiga kelompok nucleus pemancar sensorik.
Kelompok paling lateral dari ketiganya, kelompok aferen somatic (sensorik
umum), menerima sensasi nyeri, suhu, dan sentuhan dari faring melalui nervus
glossopharyngeal (IX). Kelompok intermedia, atau aferen khusus, menerima
impuls dari papil pengecap, lidah, palatum, orofaring, dan somatic dan dari nervus
vestibulocochlear (VIII) untuk impuls pendengaran dan keseimbangan. Kelompok
media atau aferen visceral umum, menerima informasi interokeptif dari saluran
pencernaan dan jantung.3
Lempeng atap myelencephalon terdiri dari satu lapis sel ependymal yang
dilapisi oleh mesenkim somatic, yaitu pia mater. Gabungan keduanya dikenal
sebagai tela choroidea. Karena proliferasi aktif dari mesenkim somatic, sejumlah
invaginasi berbentuk kantong menonjol ke dalam ke dalam rongga ventrikel di
bawahnya. Invaginasi berbentuk seperti umbai ini membentuk pleksus koroideus,
yang menghasilkan cairan serebrospinal.3

11
Metencephalon
Metencephalon mirip dengan myelencephalon, ditandai oleh lempeng basal
dan alar. Dua komponen baru membentuk (1) cerebellum, pusat koordinasi untuk
postur dan gerakan, dan (2) pons, jalur perlintasan serabut saraf antara korda
spinalis, korteks serebri dan serebeli.3
Setiap lempeng basal dari metencephalon berisi tiga kelompok neuron
motorik: (1) kelompok eferen somatic medial, yang menghasilkan nukleus nervus
abducens; (2) kelompok eferen visceral khusus, yang mengandung nucleus nervus
trigeminal dan nervus fasialis, yang menginervasi otot-otot arkus faring pertama
dan kedua; dan (3) kelompok eferen visceral umum, dengan akson yang
menginervasi kelenjar submandibular dan sublingual.3
Lapisan marginal dari lempeng basal dari metencephalon meluas saat
lapisan ini membentuk jembatan untuk serabut saraf yang menghubungkan
korteks serebri dan korteks serebeli dengan korda spinalis. Oleh karena itu, bagian
dari metencephalon ini dikenal sebagai pons (jembatan). Selain serabut saraf, pons
mengandung somatic pontine, yang berasal dari lempeng alar dari metencephalon
dan myelencephalon.3
Lempeng alar dari metencephalon mengandung tiga kelompok nucleus
sensorik: (1) kelompok aferen somatic lateral, yang berisi neuron nervus
trigeminal; (2) kelompok aferen khusus; dan (3) kelompok aferen visceral umum.3

Cerebellum
Bagian dorsolateral dari lempeng alar menekuk secara medial dan
membentuk bibir rombik. Di bagian kaudal metencephalon, bibir rombik terpisah
jauh, tetapi tepat di bawah mesencephalon, bibir rombik ini mendekati satu sama
lain di garis tengah. Akibat semakin dalamnya fleksura pontine, bibir rombik
menekan kearah sefalokaudal dan membentuk lempeng serebelum. Pada embrio
usia 12 minggu, lempeng ini menunjukkan bagian kecil di garis tengah yaitu
vermis, dan dua bagian lateral yaitu hemisfer. Sebuah alur transversal kemudian
memisahkan nodulus dari vermis dan flocculus lateral dari hemisfer. Lobus
floculonodular ini secara filogenetik adalah bagian cerebellum paling primitif. 3
Awalnya, lempeng cerebellum terdiri dari lapisan neuroepithelial, lapisan
mantel, dan marginal (Gambar. 5A). Selama perkembangan lebih lanjut, sejumlah

12
sel yang dibentuk oleh neuroepithelium bermigrasi ke permukaan cerebellum
untuk membentuk lapisan granular eksternal. Sel-sel lapisan ini mempertahankan
kemampuannya untuk membelah dan membentuk zona ucleusative pada
permukaan cerebellum (Gambar 5B,C).3
Pada bulan keenam perkembangan, lapisan granular eksternal menghasilkan
berbagai jenis sel. Sel-sel ini bermigrasi mendekati sel Purkinje yang
berdiferensiasi dan menghasilkan sel granula. Sel keranjang (basket cell) dan sel-
sel stellata diproduksi oleh sel-sel nucleus native di substansia alba cerebellum.
Korteks cerebellum yang terdiri dari sel-sel Purkinje, neuron Golgi II, dan neuron
yang diproduksi oleh lapisan granular eksternal, mencapai ukuran definitifnya
setelah lahir. Nukleus cerebellum bagian dalam, seperti nucleus dentatus,
mencapai posisi akhirnya sebelum lahir.3

Gambar 5. Bagian sagital melalui atap metencephalon menunjukkan


perkembangan cerebellum. A. 8 minggu (∼30 mm). B. 12 minggu (70 mm). C.13
minggu D. 15 minggu.3

Perkembangan Nervus Cranial4

13
a. Nervus olfaktorius (CN I) berasal dari plakoda nasal dan memediasi bau
(penciuman). CN I mampu regenerasi.
b. Nervus optikus (CN II) berasal dari sel ganglion retina (yang merupakan
divertikulum diencephalon) dan memediasi penglihatan. CN II tidak dapat
regenerasi setelah transeksi. CN II bukan nervus kranial sejati, tetapi
traktus diencephalon.
c. Nervus oculomotorius (CN III) berasal dari lempeng basal midrain rostral
dan memediasi pergerakan mata dengan menginervasi otot rektus medial,
otot rektus superior, otot rektus inferior, dan otot obliquus inferior,
gerakan kelopak mata atas dengan menginervasi otot palpebra levator,
konstriksi pupil dengan menginervasi otot sphincter pupil pada iris, dan
akomodasi dengan menginervasi otot siliaris.
d. Nervus trochlear (CN IV) berasal dari lempeng basal midrain kaudal dan
memediasi gerakan mata dengan menginervasi otot obliquus superior.
e. Nervus trigeminal (CN V). Pembagian motorik CN V berasal dari
lempeng basal pons rostral. Pembagian sensoris CN V berasal dari sel
neural crest kranial. CN V memediasi persarafan sensorik dan motorik
derivatif arcus faring 1.
f. Nervus abducent (CN VI) berasal dari lempeng basal pons caudal dan
memediasi gerakan mata dengan menginervasi otot rektus lateral.
g. Nervus fasialis (CN VII). Pembagian motorik CN VII berasal dari
lempeng basal pons. Pembagian sensoris CN VII berasal dari sel neural
crest kranial. CN VII memediasi persarafan sensorik dan motorik derifatif
arcus faring 2.
h. Nervus vestibulocochlear (CN VIII) berasal dari plakoda otic. Divisi
vestibular CN VIII memediasi keseimbangan dan keseimbangan. Divisi
koklea CN VIII memediasi pendengaran.
i. Nervus glossofaringeal (CN IX). Pembagian motorik CN IX berasal dari
lempeng basal medula. Pembagian sensoris CN IX berasal dari sel neural
crest kranial. CN IX memediasi persarafan sensorik dan motorik
derivative arcus faring 3.

14
j. Nervus vagus (CN X). Pembagian motorik CN X berasal dari lempeng
basal medula. Pembagian sensoris CN X berasal dari sel neural crest
kranial. CN X memediasi persarafan sensorik dan motorik derivative arcus
faring 4 dan 6.
k. Nervus aksesorius (CN XI) berasal dari lempeng basal segmen spinal C1-
C6. CN XI menginervasi otot-otot sternokleidomastoid dan trapezius.
l. Nervus hypoglossus (CN XII) berasal dari lempeng basal medula. CN XIII
menginervasi otot intrinsik dan ekstrinsik lidah.

Neural Stem Cells pada Perkembangan Otak


Neural stem cells (NSCs) pada embrionik dan awal postnatal otak murine
menghasilkan neuron dan glia termasuk astrosit dan oligodendrosit. Transisi
proliferative dan multipoten NSC untuk neuron dan glia yang berdiferensiasi,
masing-masing disebut neurogenesis dan gliogenesis. Neuron dihasilkan dari
perkembangan embrionik awal sampai tahap pascanatal awal, dengan hanya
menyisakan beberapa zona neurogenik yang aktif pada masa dewasa.5
Pada masa dewasa, sumber seluler dari neural stem cells pada
perkembangan otak sedang dipelajari secara intensif. Nestin merupakn filament
intermediet yang diekspresikan oleh sel neuroepitelial dari neural tube. Sel nestin-
positif membuat kontak dengan permukaan ventricular dan memiliki proses yang
berorientasi radial yang melakukan kontak dengan permukaan pial. Sel ini
menjadi dlia radial yang memainkan peran kunci dalam migrasi radial dari neuron
yang baru lahir. Namun banyak penelitian yang menunjukkan bahwa glia radial
dari fungsi otak yang berkembang sebagai NSC menimbulkan neuron, glia dan
NSC lainnya.6
Regio neurogenik utama pada otak dewasa yaitu zona subependymal dari
ventrikel lateral yang juga disebut ventricular-subventricular zone (V-SVZ) dan
zona subgranular dari girus dentatus di hippocampus. Kedua region neurogenik
ini terbukti aktif di otak dewasa dengan V-SVZ berkontribusi neuron baru ke
striatum dan zona subgranular berkontribusi neuron ke girus dentatus.5

15
Adult Neurogenesis
Adult neurogenesis umumnya meliputi 4 tahapan yaitu :7
1. Pemeliharaan dan proliferasi neural stem cells (NSCs) dewasa
2. Fate specification
3. Diferensiasi, maturasi dan kelangsungan hidup neuron imatur
4. Integrasi ke dalam rangkaian otak yang ada
Terdapat 5 kelompok molecular yang berperan dalam adult neurogenesis yaitu :7
1. Morfogen
Morfogen merupakan pensinyalan ekstraseluler molekul yang berperan
dalam pola embrionik dan pembentukan aksis selama perkembangan.
Terdapat beberapa morfogen yang berperan dalam regulasi stem cell niche
yaitu Notch, sonic hedgehog (SHH), Wnts dan bone morphogenetic
proteins (BMPs). Pensinyalan notch untuk meregulasi pemeliharaan NSC,
neurogenic niche dan kelangsungan hidup neuron yang baru lahir dan
maturasi dalam kehidupan postnatal. Pensinyalan Wnt/β-catenin
menggunkan mekanisme kanonik parakrin dan autokrin dan berperan
penting dalam perkembangan korteks dan hippocampus. Sedangkan BMPs
terdiri dari lebih dari 20 kelompok ligan yang merupakan subkelompok
terbesar dari transforming growth factor-β (TGF-β).8
2. Faktor pertumbuhan
Faktor pertumbuhan merupakan peptide ekstraseluler yang berfungsi
sebagai stimulant selama pertumbuhan dan perkembangan jaringan. Faktor
pertumbuhan yang berperan dalam adult neurogenesis yaitu brain-derived
neurotrophic factor (BDNF), insulin-like growth factor-1 (IGF-1) dan
fibroblast growth factor-2 (FGF-2).7
3. Neurotransmitter
Sejumlah neurotransmitter yang terlibat dalam adult neurogenesis yaitu
gamma-aminobutyric acid (GABA), dopamine, glutamate dan serotonin.
GABA yang merupakan neurotransmitter inhibisi yang berperan dalam
aktivasi regulasi niche dan proliferasi NSCs dewasa, maturasi dan migrasi
sel granular.7
4. Faktor transkripsi

16
Sejumlah faktor transkripsi yaitu sex-determining region Y-box 2 (Sox2),
Orphan nuclear receptor TLX, forkhead box O proteins (foxOs), prospero
homeobox 1 (Prox1), neuronal differentiation (NeuroD), Kruppel-like
factor 9, paired box protein (Pax6), dan neurogenin 2 (Neurog2) yang
meregulasi adult neurogenesis.7
5. Faktor epigenetic
Faktor epigenetic merupakan molekul yang memodifikasi ekspresi gen
melalui mekanisme seperti metilasi DNA dan modifikasi histone.
Beberapa faktor epigenetic yang berperan dalam adult neurogenesis yaitu
methyl CpG-binding domain protein 1 (Mbd1), MYST family histone
acetyltransferase Querkopf (Qkf), mixed-lineage leukemia 1 (Mll1),
polycomb complex protein (Bmi-1), histone deacerylase 2 (HDAC2) dan
microRNAs.7
Dua lokasi untuk neurogenesis dewasa adalah gyrus dentatus di
hippocampus dan ventrikel lateral. Neurogenesis dewasa pada gyrus dentatus
terjadi di sisi hilar dari lapisan sel granul, di daerah tebal dengan 2-3 lapisam sel
yang disebut zona subgranular atau SGZ. Pada ventrikel lateral, daerah germinal
yang sama berjalan di sepanjang ventrikel, yang disebut zona subventrikular.9

Gambar 6. Lokasi Neurogenesis Dewasa9

17
Proses neurogenesis dewasa pada hippocampus dimulai dengan neural stem
cell yang tidak aktif, yang juga disebut sel radial glia-like (RGL) karena
morfologi dan ontogeninya. Sel radial glia-like (RGL) yang tidak aktif ketika
diaktifkan dapat membelah diri untuk memperbaharui diri sendiri dan/atau
membuat progenitor proliferasi intermediet, yang memproliferasi beberapa
putaran sebelum berdiferensiasi menjadi neuroblas. Sekitar 25% dari neuroblas ini
mampu bertahan dan matur menjadi neuron granul dari gyrus dentatus.9
Meskipun neurogenesis dewasa di zona subgranular dan zona subventicular
memiliki banyak kesamaan, potensi nasib dan hasil akhir dari proses neurogenik
di kedua wilayah ini berbeda. Neuron yang diproduksi selama neurogenesis
dewasa di zona subventicular sebagian besar adalah interneuron dari bulbus
olfaktorius, yang bersifat inhibisi. Sedangkan neurogenesis pada zona subgranular
menimbulkan neuron granul eksitatorik dari gyrus dentatus. Sementara
neurogenesis zona subventricular melibatkan pematangan migrasi, neuron yang
baru terbentuk pada zona subgranular sebagian besar terbatas pada lapisan sel
granular dan tidak perlu banyak migrasi. Progenitor saraf pada zona
subventricular dibatasi dan beragam, membuat neuron spesifik atau sel prekursor
oligodendrosit.9
Neurogenesis dewasa hippocampal diketahui berperan dalam pemisahan
pola dan fungsi khusus dari gyrus dentatus yang memungkinkan konteks dan
ingatan yang serupa dibedakan dan dikodekan dengan jelas. Baru-baru ini,
penelitian menunjukkan bahwa sel granular yang lahir pada orang dewasa
mungkin lebih fungsional dalam aspek kontekstual dan sensorik dari fungsi
hippocampal/gyrus dentatus, daripada pengkodean spasial. Sesuai dengan ini,
aktivitas neuron yang baru lahir, khususnya di hippocampus bagian ventral
terbukti penting untuk ketahanan stres. Menggunakan pencitraan kalsium in vivo
untuk merekam aktivitas dari sejumlah besar sel granular di gyrus dentatus,
penelitian ini menunjukkan bahwa neuron dewasa dari gyrus dentatus ventral
menekan aktivitas sel granular matur yang secara istimewa menanggapi serangan
atau rangsangan kecemasan, dengan demikian memberikan ketahanan terhadap
stres kronis.9

18
Neurogenesis in the Aging Brain
Neurogenesis atau kelahiran sel neural baru dianggap hanya terjadi dalam
sistem saraf yang berkembang dan populasi neuron yang tetap dalam otak dewasa
yang diperlukan untuk menjaga stabilitas fungsional sirkuit orang dewasa.
Neurogenesis ini akan terus berlanjut dan sepanjang kehidupan dewasa di daerah
diskrit dari sistem saraf pusat. Meskipun neurogenesis ini dapat berkontribusi
pada kemampuan otak dewasa untuk berfungsi secara normal dan melakukan
perbaikan sendiri sebagai respons terhadap penyakit otak, namun hal tersebut
dapat mengalami penurun seiring pertambahan usia.10
Terdapat penurunan adult neurogenesis seiring dengan usia yang disebabkan
oleh penurunan intrinsic dalam respons NSC dalam menstimulasi faktor
lingkungan dan menunjukkan akumulasi faktor inhibisi. Peran faktor lingkungan
dalam penurunan neurogenesis terkait usia ditunjukkan dengan adanya
penambahan faktor pertumbuhan eksogen seperti insulin-like growth factor 1
(IGF-1), epidermal growth factor (EGF) dan fibroblast growth factor (FGF-2).10

Neuroplasticity dan Neurorepair


Istilah "neuroplasticity" digunakan untuk menggambarkan kemampuan
neuron dan agregat neuron untuk menyesuaikan aktivitas dan morfologinya
terhadap perubahan dalam lingkungan atau pola penggunaannya. Istilah ini
mencakup berbagai proses, mulai dari belajar dan ingatan dalam pelaksanaan
aktivitas normal kehidupan, hingga dendritic pruning dan axonal sprouting
sebagai respons terhadap cedera.11
Istilah "neural repair" digunakan untuk menggambarkan berbagai intervensi
di mana fungsi sirkuit saraf yang hilang karena cedera atau penyakit dapat
dipulihkan. Termasuk dalam istilah ini adalah cara untuk meningkatkan regenerasi
aksonal, transplantasi berbagai jaringan dan sel untuk menggantikan neuron dan
sel glial yang hilang, dan penggunaan sirkuit neuron prostetik untuk
menjembatani bagian-bagian sistem saraf yang secara fungsional dipisahkan oleh
cedera atau penyakit. Meskipun ada overlap dengan aspek "neuroplasticity,"
istilah "neural repair" umumnya mengacu pada proses yang tidak terjadi secara

19
spontan pada manusia sampai tingkat yang cukup untuk menghasilkan pemulihan
fungsional.11
Konsep plastisitas homeostatik ini memiliki preseden historis dalam konsep
supersensitivitas denervasi, yang pertama kali ditandai melalui studi denervasi
otot dan ganglia perifer. Supersensitivitas denervasi adalah fenomena di mana sel
postsinaptik menjadi lebih sensitif terhadap neurotransmitter setelah denervasi.
Pada otot, supersensitivitas denervasi terjadi akibat peningkatan jumlah dan
perubahan distribusi reseptor asetilkolin (ACh). Pada otot yang dipersarafi secara
normal, reseptor secara selektif terlokalisasi pada end plate di bawah terminal
saraf motorik. Setelah denervasi, ada induksi ekspresi reseptor ACh, dan reseptor
yang baru disintesis dimasukkan sepanjang serat otot, membuat serat otot sensitif
terhadap ACh. Perubahan-perubahan ini terkait dengan atropi keseluruhan dari
serat otot, dan perubahan besar lainnya dalam ekspresi gen dan morfologi otot.12
Neuron di ganglia perifer juga menunjukkan supersensitivitas denervasi, dan
jika sel denervasi bertahan dan beberapa proyeksi terhindar, supersensitivitas
membuat sinapsis yang ada menjadi lebih kuat. Dengan cara ini, supersensitivitas
denervasi dapat menjadi mekanisme homeostatis yang berkontribusi pada
pemeliharaan transmisi ketika ada sebagian kehilangan koneksi.12
Secara historis, istilah yang digunakan untuk perubahan yang disebabkan
oleh denervasi adalah atrofi transneuronal dan degenerasi transneuronal. Atrofi
transneuronal adalah istilah umum yang mengacu pada hilangnya spines,
berkurangnya ukuran dendrit, atau penurunan ukuran sel postinaptik setelah
denervasi. Dalam beberapa kasus, hasil denervasi dalam kematian neuron yang
terkena disebut degenerasi transneuronal. Beberapa contoh awal degenerasi
transneuronal berasal dari studi dalam sistem sensorik. Sebagai contoh, destruksi
proyeksi dari satu mata menghasilkan kematian beberapa neuron di nukleus
geniculatum lateral.12
Trauma dapat menyebabkan transeksi fisik akson (axotomy), menyebabkan
bagian distal cedera mengalami degenerasi (degenerasi Wallerian). Neuron yang
terkena mengalami kerusakan fisik dan terputus dari target yang biasanya
dihubungi oleh akson yang rusak.12

20
Gambar 7. Respon Neuron terhadap Axotomy12

21
DAFTAR PUSTAKA
1. Tortora GJ and Derrickson B. Principles of Anatomy & Physiology. Edisi 13.
2012.
2. Snell RS. Clinical Neuroanatomy. Edisi 7. 2010.
3. Sadler TW. Langman’s Medical Embryology. Edisi 12. 2012
4. Dudek RW. Embryology. Edisi 5. 2011.
5. Urban N and Guillemot F. Neurogenesis in the Embryonic and Adult Brain:
Same Regulators, Different Roles. Fontiers in Cellular Neuroscience. 2014.
Vol 8 pages 1-19.
6. Kornblum HI. Introduction to Neural Stem Cells. 2007. Pages 810-816.
7. Liu H and Song N. Molecular Mechanism of Adult Neurogenesis and Its
Association with Human Brain Diseases. Journal of Central Nervous System
Disease. 2016. Vol. 8 pages 5-11.
8. Goncalves JT, Schafer ST and Gage FH. Adult Neurogenesis in the
Hippocampus: From Stem Cells to Behavior. 2016. Vol 167 pages 897-914.
9. Gosh HS. Adult Neurogenesis and the Promise of Adult Neural Stem Cells.
Journal of Experimental Neuroscience. 2019. Vol 13 pages 1-12.
10. Galvan V and Jin K. Neurogenesis in the Aging Brain. Clinical Intervention
in Aging. 2007. Vol. 2 No. 4 pages 605-610.
11. Selzer ME, Clarke S, Cohen LG, Kwakkel G and Miller RH. Textbook of
Neural Repair and Rehabilitation. Edisi 2 Volume 2. 2014.
12. Selzer ME, Clarke S, Cohen LG, Kwakkel G and Miller RH. Textbook of
Neural Repair and Rehabilitation. Edisi 2 Volume 1. 2014.

22

Anda mungkin juga menyukai