Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM NEUROEMBRIOLOGI

Disusun sebagai salah satu tugas


Modul Neurosains

Oleh:
ABDUL RAZAK
(201970001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PAPUA
2020
2

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ 1
DAFTAR ISI.............................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 3
1.1 Pengenalan singkat materi.........................................................................4
1.2 Tujuan Praktikum........................................................................................
1.3 Manfaat Praktikum......................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................4
2.1 Alat..........................................................................................................6
2.1 Bahan......................................................................................................9
2.2 Cara Kerja................................................................................................
2.3 Hasil Praktikum.......................................................................................
2.4 Hasil Analisa hasil praktikum..................................................................
BAB 3 KESIMPULAN..........................................................................................13
3.1 Kesimpulan umum praktikum
3.2 Kesimpulan khusus
REFERENCE.........................................................................................................14

UNIVERSITAS PAPUA
3

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pengenalan singkat materi
Neuroembriologi adalah salah satu ilmu cabang embriologi yang
mempelajari tentang perkembangan sistem saraf pada embrio1. Sistem saraf
terbagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakangk. Sistem saraf tepi (SST) terdiri dari 12 saraf cranial
dan saraf pada medulla spinalis2.
Secara garis besar perkembangan sistem saraf pusat dibagi atas tiga
periode yaitu : 1.) Periode embrionik ( mulai konsepsi sampai 8,5 minggu), 2.)
Periode fetal (mulai 8,5 minggu sampai 40 minggu), 3.) Periode pascanatal.
Periode embrionik sendiri terdiri dari 23 stadium perkembangan, yang waktu
kelangsungannya masing-masing stadium berkisar 2 –3 hari dengan total
waktu kurang lebih enam puluh hari pertama setelah ovulasi. Pada akhir
periode ini, panjang embrio sudah mencapai 30 mm dan kemudian dilanjutkan
dengan periodefetal. Pada periode fetal tidak dibagi atas stadium-stadium,
namun yang menjadi tolak ukur dalam pemantauan perkembangan didasarkan
atas ukuran dan usia janin.3,4
Perkembangan sistem saraf pusat pada sekitar hari-16 dari embriologis
perkembangan, notochord muncul dari lapisan sel germinal primer yang
dikenal sebagai mesoderm. Notochord menginduksi ektoderm di atasnya,
lapisan sel germinal primer lainnya, untuk mulai membentuk lempeng saraf.
Dimulai pada minggu ketiga, lempeng saraf ini mewakili bentuk paling awal
dari SSP)2. Proses pembentukan susunan saraf pusat manusia dimulai pada
awal minggu ketiga sebagai lempeng penebalan lapisan ektoderm (neural
plate) yang memanjang dari arah kranial ke kaudal. 2,4
.

UNIVERSITAS PAPUA
4

Gambar 1. Pembentukan Neural Plate2,4


Selanjutnya kedua bagian sisi kiri dan kanan akan bertambah tebal dan
meninggi, membentuk lipatan-lipatan saraf yangh disebut neural folds ada
juga terbentuk krista neuralis / neural crest(bagian tengah) namun terkadang
sulit dibedakan dan pada bagian tengah berbentuk cekung disebut alur saraf
(neural groove).

Gambar 2. Pembentulkan neural groove, neural folds, neural crest 2,4


Dapat dilihat pada gambar diatas lipatan-lipatan saraf akan semakin
meninggi dan mendekat satu sama lain serta menyatu di garis tengah dan
selanjutnya terbentuk tabung saraf (neural tube). Penutupan tabung saraf
tersebut umumnya dimulai pada bagian tengah (setinggi somit ke empat) dan
baru disusul oleh penutupan bagian kranial dan kaudal. Kedua ujung tabung
saraf menutup paling akhir (sehingga dalam hal ini tabung saraf masih
mempunyai hubungan dengan ronggamnion), yakni bagian (neuropore)
anterior menutup pada usia embrio pertengahan minggu ketiga (somit 18-20)
sedangkan neuroporus posterior pada akhir minggu ketiga (somit 25). Ujung
cranial menutup kurang lebih pada hari ke-25, dan ujung kaudalnya pada hari
ke-27.Selanjutnya membentuk sebuah struktur tubuler dengan bagian sefalik
yang lebar, otak, dan bagian kaudal yang panjang, medulla spinalis.
Kegagalan tabung saraf untuk menutup menyebabkan cacat seperti spina
bifida dan anensefalus.4

UNIVERSITAS PAPUA
5

Gambar 3. Pembentukan neural tube2


Penutupan lengkap dari neuropori kranial terjadi pada hari ke-25 diikuti
dengan penutupan neuropori kaudal pada hari ke-28. Selama minggu keempat,
ujung kranial dari tabung saraf menunjukkan tiga ekspansi yang dikenal
sebagai vesikula otak primer. Vesikel primer termasuk prosencephalon,
mesencephalon, dan rhombencephalon yang pada akhirnya akan membentuk
otak depan, otak tengah dan otak belakang . Memasuki 5 minggu 3 segmen
tadi sudah berubah menjadi 5 segmen yaitu telensefalon, diensefalon yang
merupakan pekembangan dari prosensefalon, mesensefalon, untuk
metensefalon, dan mielensefalon merupakan perkembangan dari
rhombencepalon.3

Gambar 4. Perkembangan otak dari 3 segmen menjadi 5 segmen2


Pada akhir minggu ketiga atau awal minggu keempat, ketiga gelembung
tadi telah berubah menjadi lima buah gelembung yakni :4
1. Telensefalon yang kelak menjadi hemisfer serebri.
2. Disensefalon dengan dua buah tonjolan cikal bakal mata.
3. Mesensefalon yang kemudian tidak terlalu banyak berubah
4. Metensefalon yang kelak membentuk pons dan serebelum.
5. Mielensefalon yang kelak menjadi medula oblongata
Rongga di dalam gelembung-gelembung akan berkembang dan
membentuk sistem ventrikel cairan otak sebagai berikut : 4
1. Rongga dalam telensefalon (hemisfer serebri) akan membentuk ventrikel
lateralis kiri dan kanan.

UNIVERSITAS PAPUA
6

2. Rongga dalam diensefalon akan membentuk ventrikel III.


3. Rongga dalam mesensefalon akan membentuk akuaduktus sylvius
(menghubungkan II dan IV).
4. Rongga dalam mielensefalon akan membentuk ventrikel IV
Rongga diatas akan berhubungan dengan rongga ditengah medula spinalis
Perkembangan.
Neuroembriologi spinal cord
Setelah penutupan tabung saraf, sel-sel neuroepitel menimbulkan sel saraf
primitif yang dikenal sebagai neuroblas. Neuroblas membentuk zona di sekitar
sel neuroepitel, secara khusus dikenal sebagai lapisan mantel sumsum tulang
belakang. Lapisan mantel pada akhirnya akan berkembang menjadi materi
abu-abu (grey matter) di sumsum tulang belakang. Lapisan terluar dari
sumsum tulang belakang yang disebut lapisan marjinal terdiri dari saraf yang
berkembang dari neuroblas di dalam lapisan mantel . Mielinisasi lapisan ini
akan menyebabkan munculnya jaringan putih yang mengarah ke apa yang
secara formal dikenal sebagai materi putih (white matter). Neuroblas terus
ditambahkan ke lapisan mantel yang mengakibatkan penebalan dorsal dan
ventral dari tabung saraf . Penebalan ventral disebut pelat basal dan terdiri dari
neuron tanduk motorik . Plat alar berkembang dari penebalan ventral dan
terdiri dari neuron sensorik. Selain itu, neuron membentuk tanduk perantara
yang ditemukan antara tanduk motorik ventral dan tanduk sensorik dorsal.
Tanduk perantara ini berisi neuron simpatis dan hadir dari tingkat tulang
belakang toraks pertama hingga ke tingkat tulang belakang lumbal kedua dan
seringkali ketiga.2
Neuroembryologi saraf Cranial ( saraf perifer)
Pada akhir minggu keempat, inti kranial telah berkembang dari batang
otak dengan pengecualian saraf penciuman dan optik, yang berkembang dari
otak depan. Terlepas dari inti okulomotor, 9 saraf kranial yang tersisa muncul
dari otak belakang. Di sini, delapan segmen diskrit berkembang, yang dikenal
sebagai rhombomer yang membentuk inti motorik saraf kranial IV, V, VI, VII,
IX, X, XI, dan XII (Gambar 5).Meskipun tidak semua saraf kranial terdiri dari

UNIVERSITAS PAPUA
7

serabut saraf motorik dan sensorik, konfigurasi saraf kranial analog dengan
saraf tulang belakang . Neuron motorik inti saraf kranial ada di batang otak,
sedangkan ganglia sensorik ada di luar otak. Ganglia sensorik saraf kranial
berasal dari placodes ektodermal dan sel krista neural. Plasoda neurogenik
adalah epitel yang menebal dari lapisan ektodermal, yang menimbulkan aspek
sensorik dari sistem saraf.2

Gambar 5. Susunan rhombemers2


Rhombomer adalah segmen dari tabung saraf yang berkembang. Delapan
belah ketupat adalah bagian spesifik dari otak belakang dan akan mendapatkan
inti motorik saraf kranial IV, V, VI, VII, IX,X, XI, dan XII.2
1.2 Tujuan Praktikum
Untuk memahami embriologi sistem saraf pusat pada vetebrata ayam
sehingga dapat digunakan sebagai perbandingan untuk mempelajari lebih
lanjut mengenai perkembangan sistem saraf pada tingkat yang lebih tinng,
khususnya pada manusia.
1.3 Manfaat Praktikum
a. Manfaat buat praktikan
Mahasiswa mendapatkan ilmu pengetahuan baru tentang
neuroembriologi yang bermanfaat dan sangat penting bagi calon dokter di

UNIVERSITAS PAPUA
8

masa depan karena hal ini memungkinkan seseorang untuk lebih


memahami kelainan bawaan lahir.
BAB 2
ISI
2.1 Alat

a. Mikroskop dengan besaran 4-10x

b. Kaca preparat
2.2 Bahan
a. Sediaan utuh embrio ayam umur 18 jam
b. Sediaan utuh embrio ayam 24 jam
c. Sediaan utuh embrio ayam 27-28 jam
d. Sediaan utuh embrio ayam 33 jam
e. Sediaan utuh embrio ayam 48 jam
f. Sediaan utuh embrio ayam 72 jam
2.3 Cara kerja
Pertama-tama menyiapkan sedian embrio 18 jam, 24 jam, 27jam, 33 jam,
48 jam, 55 jam, 72jam pada masing-masing kaca preparat . kemudian
menyalakan mikroskop dan menaruh kaca preparat pada meja preparat
kemudian mengatur perbesaran lensa mikroskop. kemudiam mengamati dan

UNIVERSITAS PAPUA
9

mengambil dokumentasi. Mengulang kegiatan hingga pada preparat yang


terakhir.
2.4 Hasil Praktikum
Sediaan
No Embrio Tampak mikroskopik
ayam

1. 18 jam

2. 24 jam

UNIVERSITAS PAPUA
10

3. 33 jam

4. 48 jam

5. 72 jam

2.5 Hasil analisa hasil praktikum


No Sediaan
Embrio Pengamatan struktur yang terbentuk
ayam

UNIVERSITAS PAPUA
11

1. 18 jam 1 = Proamnion, 1 = Proamnion,


2 = Area opaca (dark), 2 = Area opaca (dark),
3 = Area pellucida 3 = Area pellucida
(transparent), (transparent),
4 = Embryonal region, 4 = Embryonal region,
5 = Neural plate, 5 = Head fold,
6 = Chorda, 6 = Neural groove,
7 = Hensen's node, 7 = Neural plate,
8 = Primitive streak 8 = Chorda,
9 = Hensen's node,
10 = Primitive streak

2. 24 jam 1 Area opaca (dark), Potongan A:


2 Area pelucida 3 = Neural folds
(transparent), (neurectoderm),
3 Neural fold, 4 = (Epidermal)
4 head folding, ectoderm,
5 Foregut, 6 = Endoderm,
6 Neural groove, 7 = Neural groove,
7 Somite, 8 = Cranial
8 Chorda, neuroporus,
9 unsegmented mesoderm, 9 = Foregut,
10 Hensen's node, 10 = Subcephal cavity
11 Primitive streak (amnion region),
11 = Subgerminal
cavity

PotonganB
2 = (ch) Chorda,
3 = Neural tube,
4 = (ec) Ectoderm,
5 = Head mesoderm,
6 = (en) Endoderm,
Potongan C
2 = Chorda,
3 = Neural folds
Potongan D
1 = Primitive groove

3. 33 jam 1 = Proamnion,
2 = Prosencephalon,
3 = Mesencephalon,
4 = Rhombencephalon, 5 = Somite, 6 = Eye
vesicle, 7 = Foregut, 8 = Chorda (translucent),

UNIVERSITAS PAPUA
12

9 = Heart, 10 = Lateral mesoderm,


11 = Spine, 12 = Sinus
rhomboidalis, 13 = Primitive streakp,
14 = Blood islands

4. 48 jam 1 Amnion, Potongan A


2 Metencephalon, 1 = Myencephalon,
3 Mesencephalon, 2 = Otic vesicle,
3 = Chorda,
4 Optic cup + lens, 4 = Pharyngeal cavity,
5 Prosencephalon, 5 = Pharynx, 6 = Optic
vesicle, 7 = Lens placode
6 Otic vesicle,
(lens formation),
7 Branchial arches, 8 = Optic cup,
9 = Diencephalon
8 Atrium ,
Potongan B
9 Ventricle,
1 = Spine, 2 = Somite
10 Lateral fold, differentiation
(sclerotome
11 Lateral mesoderm, dermamyotome),
12 Vitelline arteria / 3 = Chorda, 4 = Dorsal
vein, 13 Somite, aorta arches, 5 = Cranial
14 Spine, cardinale vein,
6 = Pharynx,
15 Tail fold 7 = Pericardial cavity,
8 = Heart formation
Potongan C
1 = Spine, 2 =
Dermatome, 3 = Chorda,
4 = Dorsal aorta, 5 =
Foregut, 6 = Truncus
arteriosus, 7 = Atrium, 8
= Ventricle, 9 = Heart
region

5. 72 jam 1 = Auditive (otic) Potongan A


vesicle,
2 = Myelencephalon,  = Spine, 2 = Dorsal

UNIVERSITAS PAPUA
13

3 = Metencephalon, aorta, 3 = Foregut,


4 = Amnion, 4 = Heart formation,
5 = Mesencephalon, 5 = Lens, 6 = Optic
6 = Optic vesicle + lens, vesicle,
7 = Diencephalon, 7 = Diencephalon,
8 = Epiphyse, 8 = Heart region,
9 = Telencephalon, 9 = head
10 = Branchial arches,
11 = Heart, Potongan B
12 = Forelimb (wing)
1 = Spine, 2 = Dorsale
bud, 13 = Vitelline
aorta, 3 = Pleural cavity,
arteria/vein,
4 = Foregut with folding
14 = Hindlimb (leg) bud,
of the lung bud,
15 = Tail
5 = Sinus venosus,
6 = Truncus arteriosus,
7 = Atrium, 8 = Regio
cerebrale hemisphere of
the telencephalon,
9 = Diencephalon,
10 = Olfactory groove,
11 = Heart region,
12 = Head region

Berdasarkan tabel pengamatan diatas 18 sudah terbentuk nueral plate yang


berdasarkan teori merupakan awalan untuk pekembangan sistem saraf pusat
kemudian ditemukan neural fold dan neural grove yang merupakan
pekembangan selanjutnya menurut teori. Kemudian pada jam 24 terbentuk
neural tube. Kemudian pada jam 33 terbantuk 3 segmen yaitu prosensepalon ,
mesencephalon, rhombencepahlon hal ini sesuai dengan teori yang
mengatakan 3 segmen itu tebentuk setelah terbentuk neural tube. Pada jam 48
ditemukan segmen diensepalon yang sudah berkembang menjadi cikal bakal
mata karena sudah ditemukan lensa, metensepalon,
mesensepalon,myelensephalon dan pada jam ini juga sudah terlihat
pembentukan jantung. Pada jam 72 nampak lebih jelas terdapat telencepalon
yang sudah berkembang menjadi kortes cerebri dan membentuk region-regio.

UNIVERSITAS PAPUA
14

BAB 3
KESIMPULAN
3.1

UNIVERSITAS PAPUA
15

REFERENCE
1. Merriam Webster. Medical Definition Of Neuroembryology [Internet]. [Cited
2020 Sep 21]. Available From: Https://Www.Merriam-
Webster.Com/Medical/Neuroembryology

2. Cuoco Ja, Hoehmann Cl, Edwards Dm. Neuroembryology And Congenital


Disorders Of The Nervous System: A Primer For Medical Students. Edorium
Journal Of Neurology. 2016 Dec 8;3:17–25.

3. Awatara Bnmp, Wijayanti Is. Neuroanatomikorteks Serebri [Internet].


Bagian/Smf Ilmu Penyakit Saraffk Unud/Rsup Sanglah Denpasar; 2019.
Available From:
Https://Simdos.Unud.Ac.Id/Uploads/File_Penelitian_1_Dir/0d8bf8b67c3ac49
898b880c1c21eecc1.Pdf

4. Sadler Wt. Langman’s Medical Embryology. 12th Ed. Usa; 2012. 287–320 P.

UNIVERSITAS PAPUA

Anda mungkin juga menyukai