Anda di halaman 1dari 6

Dasar tatalaksana fraktur

Prinsip dasar penatalsaksanaan fraktur

1. Recognition : diagnosa dan penilaian fraktur, lokasi fraktur, bentuk fraktur,


menentukan tehnik yang sesuai untuk pengobatan, komplikasi yang mungkin terjadi
selama pengobatan.

2. Reduction :tujuannya untuk mengembalikan panjang & kesegarisan tulang. Dapat


dicapai yang manipulasi tertutup/reduksi terbuka progresi.
3.Retention, imobilisasi fraktur tujuannya mencegah pengeseran fregmen dan mencegah
pergerakan yang dapat mengancam union.

4. Rehabilitation, mengembalikan aktiftas fungsional seoptimal mungkin :

1. Mengurangi rasa nyeri, Trauma pada jaringan disekitar fraktur menimbulkan rasa nyeri yang
hebat bahkan sampai menimbulkan syok

2. Mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur. Seperti pemasangan traksi kontinyu, fiksasi
eksternal, fiksasi internal, sedangkan bidai maupun gips hanya dapat digunakan untuk fiksasi
yang bersifat sementara saja.
3. Membuat tulang kembali menyatu Tulang yang fraktur akan mulai menyatu dalam waktu 4
minggu dan akan menyatu dengan sempurna dalam waktu 6 bulan

4. Mengembalikan fungsi seperti semula Imobilisasi dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan atrofi otot dan kekakuan pada sendi. Maka untuk mencegah hal tersebut diperluka
upaya mobilisasi

ctt
Berikan vaksinasi tetanus dan juga antibiotik sebagai profilaksis infeksi. Antibiotik yang
dapat diberikan adalah

1. Generasi pertama cephalosporin (cephalotin 1 – 2 g dibagi dosis 3 -4 kali sehari) dapat


digunakan untuk fraktur tipe I Gustilo 2. Aminoglikosid (antibiotik untuk gram negatif) seperti
gentamicin (120 mg dosis 2x/hari) dapat ditambahkan untuk tipe II dan tipe III klasifikasi
Gustilo.
2. 3. Metronidazole (500 mg dosis 2x/hari) dapat ditambahkan untuk mengatasi kuman
anaerob.
Pemberian antibiotik dapat dilanjutkan hingga 72 jam setelah luka ditutup. Debridement luka
di kamar operasi juga sebaiknya dilakukan sebelum 6 jam pasca trauma untuk menghindari
adanya sepsis pasca trauma

Anda mungkin juga menyukai