Anda di halaman 1dari 10

Elfa Rizky (2013730140)

1. Jelaskan histologi system saraf!


Jaringan saraf dibagi dalam dua bagian besar, susunan saraf pusat (SSP) dan susunan
saraf tepi (SST), SSP terdiri atas neuron dan akson yang terdapat pada otak dan medulla spinalis,
yaitu pusat pengintegrasi dan komunikasi tubuh. SST terdiri atas neuron dan akson yang terletak
di luar SSP, yaitu nervus kranialis dari otak, nervus spinalis dari medulla spinalis, dan ganglia
terkait. Otak dan medulla spinalis terdiri atas substansi putih (alba) dan substansi kelabu (grisea).
Substansi alba terutama terdiri atas akson bermielin, beberapa akson tanpa myelin, dan sel
penyokong. Selubung myelin pada akson memberikan warna putih (alba). Substansi grisea terdiri
atas neuron, dendrit, dan sel neuroglia. Tidak adanya selubung myelin memberikan warna kelabu
(grisea) pada daerah ini.
NEURON
Jaringan saraf terdiri atas dua jenis sel utama: neuron (sel saraf) dan neuroglia (sel
penyokong). Sel structural dan fungsional jaringan saraf adalah neuron. Neuron-neuron
membentuk jaringan penghubung yang sangat rumit, terdiri atas sel yang menerima dan
meghantar impuls sepanjang jalur neural atau akson ke SSP untuk dianalisis, diintegrasi,
diinterpretasi, dan direspons. Respons terhadap stimulus dari SSP adalah aktivasi otot dan/ atau
kelenjar tertentu.
SEL PENYOKONG PADA SSP: NEUROGLIA
Neuroglia adalah sel penyokong pada SSP yang non neural, dengan banyak cabang yang
terdapat di antara neuron. Sel-sel ini tidak menghantarkan impuls dan secara morfologik dan
fungsional, berbeda dengan neuron. Neuroglia dapat dikenali karena jauh lebih kecil, dan intinya
terpulas gelap. Jumlahnya kira-kira 10 kali jumlah neuron di dalam susunan saraf.
Ada 3 jenis sel neuroglia: astrosit, oligodendrosit, dan mikroglia
SEL PENYOKONG PADA SST
Dalam SST juga terdapat sel penyokong, yaitu sel schwann (neurolemosit) dan sel satelit.
Sel schwann membungkus dan terdapat di sepanjang akson. Sel satelit adalah sel-sel kuboid kecil
yang terdapat pada ganglia paravertebral dan perifer. Di sini sel satelit mengelilingi sel saraf
pada ganglia
Neuron Motoris: Kornu Anterior Medula Spinalis
Neuron motoris multipolar besar (7) SSP memiliki inti besar ditengah (11), sebuah
nucleolus yang jelas (12) dan sejumlah cabang sel, yaitu dendrit (10, 16). Suatu akson halus (5,
14) muncul dari daerah terang berbentuk kerucut pada neuron; ini adalah akson hillock (6, 13).

Akson (5, 14) yang meninggalkan neuron (7) lebih halus dan jauh lebih panjang dari dendrit (10,
16).
Sitoplasma atau perikarion neuron bercirikan banyak gumpalan granul kasar (masa basofilik).
Gumpalan ini adalah badan Nissl (4,8) yang memperlihatkan reticulum endoplasma granular
neuron. Bila bidang irisan tidak melalui inti (4), hanya tampak badan Nissl (4) yang terpulas
gelap di dalam perikarion . neuron. Badan Nissl meluas ke dendrit namun tidak ke dalam akson
hilok. Inti neuroglia di sekitarnya (2,9) terpulas nyata sementara sitoplasmanya tetap tidak
terpulas nyata. Di sekeliing neuron dan neuroglia terdapat banyak pembuluh darah (1,3,5)
dengan berbagai ukuran

Astrosit Fibrosa Otak


Pada bagian pusat gambar, terdapat sebuah astrosit fibrosa (5). Yampak sebuah badan sel
kecil, berinti besar, dan banyak cabang/ prosesus (2) halus yang panjang dan bercabang, terjulur
ke segala arah. Sebagian cabang ini yang berasal dari astrosit berbeda, telihat di kiri atas gambar,
berakhir pada pembuluh darah sebagai pedikel vascular (4) atau lempeng-lempeng kaki.

Oligodendrosit Otak
Pada sudut kanan atas gambar, terdapat sebuah astrosit protoplasmic (4). Tampak badan
sel yang kecil, inti besar, dan banyak prosesus yang tebal dan bercabang.
Jika dibanding dengan astrosit, oligodendrosit (2, 5) memiliki inti dan badan sel lonjong
yang lebih kecil dengan sedikit prosesus halus dan pendek yang tidak bercabang. Prosesus ini
dapat sangat halus atau kadang-kadang sedikit tebal
Oligodendrosit terdapat di substansia alba dan grisea SSP. Di substansi alba,
oligodendrosit membentuk selubung myelin di sekeliling akson (6) dan analog dengan sel
Schwann yang membentuk myelin pada akson SST.
Sebagia neuron (1) dibagian kiri atas gambar menampakan ukuran yang berbeda dengan
astrosit dan oligodendrosit.

Mikroglia Otak
Pada sediaan otak ini, terdapat mikroglia (1, 4). Badan selnya sangat kecil, dengan bentuk
bervariasi dan sering mempunyai kontur yang tidak teratur. Intinya yang kecil dan terpulas gelap
hampir mengisi seluruh sel. Cabang selnya sedikit, pendek, langsing, berkelok, dan ditutupi
duri kecil (5). Neuronnya (3) terdapat pada bagian atas gambar, memperlihatkan perbedaan
ukurannya dengan mikroglia
Umumnya mikroglia tidak banyak, namun terdapat pada substansia alba maupun grisea
SSP. Mikroglia merupakan fagosit utama.

Serat Saraf Bermielin


Pada potongan longitudinal, selubung myelin (1) tampak sebagai pita hitam tebal
mengelilingi akson pusat (2) yang lebih terang. Pada interval berjarak beberapa micron,
selubung myelin ini terlihat terputus-putus di antara sel Schwann. Daerah ini adalah nodus
Ranvier (4).
Juga tampak disini sekelompok serabut saraf atau fasikulus. Fasikulus dikelilingi lapisan
jaringan ikat yang tampak pucat, disebut perineum (3, 5, 8). Setiap serabut saraf atau akson pada
gilirannya akan dikelilingi selapis tipis jaringan ikat yang disebut endoneurium (7, 11).
Pada potongan transversal, terlihat macam ukuran akson bermielin. Selubung myelin (9)
tampak sebagai cincin hitam tebal mengelilingi akson (13) pucat yang tidak terpulas (13) di
pusat.
Jaringan ikat yang mengelilingi serabut saraf atau fasikulus memiliki banyak pembuluh darah
(6, 12) dengan berbagai ukuran.

Saraf Tepi (potongan transversal)


Sejumlah berkas (fasikulus) serabut saraf (1) terpotong transversal (1) atau oblik (8).
Setiap fasikulus saraf dikelilingi selubung jaringan ikat perineum (2) yang menyatu dengan
jaringan ikat interfasikular (17). Septa perineurial membagi fasikulus saraf yang lebih besar.
Dari sini atau langsung dari perineum, jaringan ikat halus yang mengelilingi tiap-tiap serabut
saraf dalam fasikulus meluas dan membentuk endoneurium (5).

Terlihat banyak inti diantara serabut saraf. Kebanyakan adalah inti sel Schwann (3);
yang lain adalah inti fibroblast endoneurieum (5)
Banyak pembuluh darah (9-12, 16) yang melintasi jaringan ikat interfasikular,
bercabang ke dalam fasikulus, dan akhirnya menjadi kapiler di dalam endoneurium (5)

Medula Spinalis : Daerah Servikal (Potongan Transversal)


Untuk memperlihatkan subtansi alba dan grisea medulla spinalis, sediaan potongan
melintang medulla dipotong dengan teknik impregnasi perak. Setelah dipulas tampak jelas
substansi alba yang terpulas coklat tua dan substansi grisea (4, 14) terpulas pucat. Substansi
alba (3) terutama terdiri atas akson atau serabut saraf bermielin asendens dan desendens.
Sebaliknya, substansi grisea mengandung badan sel neuron, interneuron dan aksonnya. Substansi
grisea mempeelihatkan bentuk H simetris yang kedua sisinya dihubungkan oleh bagian yang
disebut komisura grisea (15) yang dipusatnya mengandung kanalis sentralis (16) medula
spinalis.
Kornu anterior (6) substansi grisea meluas ke depan korda dan lebih menonjol
dibandingkan dengan kornu posterior (2, 13). Kornu anterior mengandung badan-badan sel
neuron motoris (7, 17) yang besar. Sebagian akson (8) neuron motoris kornu anterior melintasi
substansi alba dan keluar dari medulla spinalis sebagai unsur radiks anterior (9, 21) saraf tepi.
Kornu posterior adalah daerah sensoris dan mengandung badan-badan sel neuron yang lebih
kecil.

Medula spinalis dikelilingi meninges jaringan ikat, terdiri atas dura mater (luar),
araknoid (tengah) (5), dan pia mater dalam (18). Medula spinalis secara tidak sempurna dibagi
menjadi belahan kiri dan kanan oleh sebuah alur posterior yang sempit (yaitu sulkus mediana
posterior) (10), dan sebuah celah yang dalam di anterior (yaitu fisura mediana anterior) (19).
Pada gambar ini pia meter terlihat paling jelas pada fissure mediana anterior.
Diantara sulkus mediana posterior dan kornu posterior substansia grisea terdapat kolumna
dorsalis substansia alba yng jelas terlihat. Di daerah servikal medulla spinalis, setiap kolumna
dorsalis dibagi menjadi dua fasikulus, kolumna posteromedial (fasikulus grasilis) (11) dan
kolumna posterolateralis (fasikulus kuneatus) (1, 12).

Serebelum (Pandangan Setempat, Potongantransversal)


Serebelum terdiri dari korteks substansia grisea (3) diluar dan substansi alba (4, 10) di
dalam. Substansi alba terdiri atas akson atau serabut saraf bermielin. Serabut ini adalah serabut
aferen dan eferen korteks serebri. Cabang-cabangnya (10) membentuk bagian pusat lipatan
serebelar.
Substansi grisea membentuk korteks yang terdiri atas tiga lapisan sel berada di dalam
korteks, lapisan molekular (luar) (6) dengan sedikit sel dan serat yang berjalan horizontal,
lapisan granular (dalam) (7) dengan banyak sel kecil dan inti terpulas gelap, dan lapisan tengah
terdiri atas sel-sel purkinje (8) . Sel purkinje berbentuk fusiform dengan dendrit yang bercabang
dan meluas ke dalam lapisan molecular.

Korteks Serebri
Macam-macam jenis sel yang membentuk korteks serebri tersebar dalam lapisan-lapisan
dengan satu atau lebih jenis sel utama pada setiap lapisan. Serabut horizontal pada setiap lapisan
memberi korteks ini penapilan berlapis-lapis. Juga terdapat serabut-serabut dengan susunan
radial (14).
Meskipun ada variasi susunan sel pada bagian-bagian berbeda di korteks serebri, namun
dapat dikenali enam lapisan berbeda. Lapisan-lapisan ini tertera di sebelah kiri gambar.
Mulai dari tepi korteks, lapisan terluar adalah lapisan molecular (1). Bagian perifernya
terutama terdiri atas cabang-cabang neuron (dendrit maupun akson) kea rah horizontal. Pada
bagian dalam lapisan molekular, terdapat sel-sel horizontal Cajal (10) yang berbentuk
gelendong atau stelata, aksonnya ikut membentuk serat-serat horizontal. Lapisan sel molecular
ditutupi oleh lapisan jaringan ikat otak, yaitu pia meter (8).
Pada ke empat lapisan berikut, sel utamanya adalah sel-sel pyramidal khas korteks
serebri, sel-sel ini mempunyai banyak ukuran. Pada gambar terlihat sel-sel pyramidal (11, 13)
yang membesar secara progresif pada lapisan 2,3,4,5. Dendritnya (13) mengarah ke perifer
korteks dan aksonnya terjulur dari dasar sel. Pada lapisan glanular dalam (4), banyak sel
stelata (12) kecil dan besar membentuk hubungan kompleks dengan sel-sel pyramidal.
Lapisan multiformis (6) tidak memiliki sel pyramidal, namun terdapat banyak sel
fusiform. Sel granular, sel stelata, dan sel Martinotti saling berbaur di lapisan multiformis.
Semua sel ini mempunyai bermacam-bermacam ukuran. Akson sel Martinotti mengarah ke
perifer, sedangkan akson dari sel lain memasuki substansi alba (16).

Saraf Tepi : Nodi Ranvier Dan Akson


Gambar ini merupakan fotomikograf pembesaran sedang sebuah saraf tepi yang
terpotong memanjang. Selubung mielin yang biasanya mengelilingi akson telah larut pada
sediaan ini dan hanya ruang mielin (7) yang tampak. Akson sentral (2, 8) terlihat pada sejumlah
serat saraf dengan selubung myelin. Pada jarak-jarak teratur di sepanjang akson, terlihat lekukan
kecil di selubung myelin (nodi Ranvier) (1, 9) yang menandakan tepi dua selubung myelin
berbeda yang membungkus akson. Sebuah inti sel Schwann (3) terlihat pada salah satu akson
dan lapisan tipis jaringan ikat endoneurium (6) yang mengelilingi akson. Di luar akson terlihat
kapiler (4) dengan sel-sel darah dan fibroblast (5) jaringan ikat sekitarnya.

Referensi :
Eroscheno, Victor. 2003. Atlas Histologi Dengan Korelasi Fungsional. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai