Anda di halaman 1dari 9

HISTOLOGI SISTEM SARAF PUSAT

Struktur utama SSP terdiri atas serebrum, serebelum, dan medula spinalis. SSP hampir
tidak memiliki jaringan ikat dan karenanyu, konsistensi organ ini mirip gel, yang relatif
lunak.
Bila diiris, serebrum, serebelum, dan medula spinalis memperlihatkan daerah putih
(substansia alba) dan kelabu (subslansia grisea); perbedaan hal tersebut terjadi karena
perbedaan distribusi mielin. Komponen utama substansia alba adalah uktort bermielin
(Gambar 9-14) dan oligodendrosit penghasil-mielin. Substansia alba tidak mengandung
badan sel neuron, tetapi terdapat mikroglia.

Substansia grisea mengandung seiumlah besar badan sel neuron, dendrit, bagian awal
akson yang tidak bermielin, astrosit, dan sel mikroglia. Substansi ini merupakan daerah
terbentuknya sinaps. Substansia grisea terutama terdapat dipermukaan cortex cerebri dan
serebelum, sedangkan letak substansia alba lebih ke pusat. Agregat badan sel neuron yang
membentuk pulau-pulau substansia grisea yang terbenam dalam substansia alba disebut
nuclei. Ahli neurologi mengenali enam lapisan di cortex cerebri dengan kebanyakan neuron
yang tersusun vertikal. Neuron yang paling banyak adalah neuron piramidal eleren yang
terdapat dengan berbagai ukuran (Gambar 9-15). Sel-sel korteks serebri berperan pada
integrasi informasi sensorik dan inlsiasi resPons motorik volunter.

Cortex cerebelli, yang mengoordinasikan aktivitas otot diseluruh tubuh, memiliki tiga
lapisan (Gambar 9-16): suatu lapisan molekular luar, suatu lapisan tengah yang terdiri atas
neuron berukuran besar yang disebut sel purkinje, dan lapisan granular internal. Badan sel
purkinje terlihat jelas, bahkan pada sediaan yang dipulas dengan H&E dan dendritnya
menjalar diseluruh lapisan molekular sebagai jala serabut saraf yang bercabang (Gambar 916). Lapisan granular dibentuk oleh neuron yang sangat kecil (terkecil di tubuh), yang
berhimpitan, berbeda dengan badan sel neuron di lapisan molekular yang tidak begitu padat
(Gambar 9,16).

Gambar 9-16. Serebelum. (a): Korteks serebeli berkelok-kelok dengan banyak lipatan kecil khusus; masing-masing
disangga di bagian tengah oleh medula cerebelii (M), yang merupakan substansia alba yang terdiri atas jaras besar akson. 6x.
Cresyl violet. (b): Lapisanyang mengelilingi substansia alba di medula adalah lapisan granular (GL) korteks, yang terkemas
rapat dengan badan sel neuronal bundar yang sangat kecil. "Lapisan molekular" (ML) luar terdiri atas neuropil dengan lebih
sedikit neuron kecil yang tersebar. 20x. H&E.(c): Pada pertemuan antara lapisan granular dan molekular terdapat lapisan
tunggal dengan badan sel neuronal besar milik sel Purkinje (p), yang aksonnya berjalan melalui lapisan granular (Gr) untuk
bergabung dengan jaras di medula dan yang dendritnya mengalami ramifikasi di seluruh lapisan molekular (Mol). 40x.
H&E. (d): Meskipun tidak terlihat jelas setelah dipulas dengan H&E, dendrit sel Purkinje memiliki ratusan cabang kecil;
masing-masing dilapisi dengan spina dendritik, yang dapat diperlihatkan dengan pulasan perak. Akson dari neuron kecil
lapisan granular tidak bermielin dan berjalan bersama-sama ke dalam lapisan molekular tempat akson tersebut membentuk
sinaps dengan spina dendritik sel Purkinje. Lapisan molekular corlex cerebelli mengandung relatif sedikit neuron atau sel
lain. 40x" Perak.

Pada potongan melintang medula spinalis, substansia alba terletak di pinggir dan
substansia grisea terletak di dalam sertaberbentuk seperti huruf H (Gambar g-17). Di bagian
pusat terdapat suatu lubang, yaitu canalis centralis,yang berkembang dari lumen tubus
neuralis embrio. Sel-sel ependim melapisi kanalis ini. Tungkai substansia grisea dari huruf H
ini membentuk cornu anterior, yang mengandung neuron motorikdengan akson yang
membentuk radiks ventral saraf spinal, dan cornu posterior yang menerima serabut sensorik

dari neuron-neuron di ganglia spinal (radiks dorsal). Neuron medula spinalis berukuran besar
dan multipolar, terutama neuron motorik di cornu anterior (Gambar 9-17).

Gambar 9-17. Medula spinalis. Diameter medula spinalis sedikit bervariasi di sepanjang bagiannya, tetapi pada
potongan melintang selalu memperlihatkan susunan simetri di sekitar canalis centralis kecil yang berisi cairan
serebrospinal. Tidak seperti serebrum dan serebelum, di medula spinalis, substansia grisea berada di dalam,
yang membentuk struktur huruf H yang terdiri atas dua cornu posterius (P) (sensorik) dan dua cornu anterius (A)
(motorik) yang kesemuanya dihubungkan oleh commissura grisea di sekitar canalis centralis.(a): Substansia
grisea mengandung sejumlah besar astrosit dan badan sel neuronal besar, terutama badan sel neuron motorik di
cornu ventralis. (b): Substansia alba mengelilingi substansia grisea dan terutama mengandung oligodendrosit
dan jaras akson bermielin yang berjalan di sepanjang bagian medula. (c): Mikrograf neuron motorik besar di
cornu anterius memperlihatkan inti yang besar, nucleoli yang mencolok, dan sitoplasma yang kaya akan
substansi kromatofilik (substansi Nissl); kesemuanya mengindikasikan banyaknya sintesis protein untuk
mempertahankan akson sel-sel tersebut yang memanjang beberapa jarak. (d): Di commissura alba di sebelah
ventral dari canalis centralis, jaras-jaras berjalan di sepanjang medula, yang tampak pada gambar ini berupa
selubung mielin kosong yang mengelilingi akson, serta jaras yang berjalan dari satu sisi medula ke sisi lainnya,
yang tampak pada gambar ini berupa sejumlah jaras akson eosinofilik yang terpotong secara longitudinal.
Gambartengah: 5x; a-d: 200x.; Gambartengah, a, b: perak; c, d: H&E.

Meninges

Tengkorak dan columna vertebralis melindungi SSP. Di antara tulang dan jaringan
saraf terdapat membran jaringan ikat yang disebut meninges (Gambar 9-18 dan 9-19).
Terdapat tiga Iapisan meninges yang dapat dikenali:
Dura Mater
Dura mater adalah lapisan luar yang tebal dan terdiri atas jaringan ikat fibroelastis
padat, yang menyatu dengan periosteum tengkorak. Di sekitar medula spinalis, dura mater
dipisahkan dari periosteum vertebra oleh rongga epidural, yang mengandung suatu pleksus
vena berdinding tipis dan jaringan ikat areolar.
Dura mater selalu dipisahkan dari arakhnoid oleh rongga subdural yang sempit.
Permukaan internal semua dura mater, dan permukaan luarnya di medula spinalis, ditutupi
oleh epitel selapis gepeng yang berasal dari mesenkim (Gambar 9-18).

Arakhnoid
Arakhnoid (Yun. arachnoeides, mirip sarang laba-laba) memiliki dua komponen: (1)
lapisan jaringan ikat yang berhubungan dengan dura mater dan (2) suatu sistem trabekula
yang mengandung fibroblas dan kolagen. Sistem trabekular ini berhubungan langsung dengan
pia mater yang lebih dalam. Disekeliling trabekula terdapat suatu rongga besar yang
menyerupai spons, rongga subarakhnoid, yang terisi cairan serebrospinal (CSS) dan terpisah
dari rongga subdural. Rongga ini membentuk bantalan hidraulik yang melindungi susunan
saraf pusat dari trauma. Rongga subarakhnoid berhubungan dengan ventrikel-ventrikel otak.
Jaringan ikat arakhnoid dianggap bersifat avaskular karena tidak memiliki kapiler
Pemberi nutrisi, tetapi pembuluh darah besar melaluinya (Gambar 9-18). Karena arakhnoid
memiliki lebih sedikit trabekula di medula spinalis, arakhnoid lebih mudah dibedakan dari
pia mater di aerah tersebut. Arakhnoid dan pia mater saling berhubungan dan sering dianggap
sebagai membran tunggal yang disebut pia-arakhnoid.
Di beberapa daerah, arakhnoid menembus dura mater, dan membentuk tonjolantonjolan ke dalam sinus venosus yang terisi-darah di dalam dura mater. Tonjolan-toniolan
yang berisi CSS ini, yang dilapisi sel-sel endotel vaskular, disebut villi arachnoidales.
Fungsinya adalah mengangkut CSS dari ruang subarakhnoid ke dalam sinus venosus.
Pia Mater

Pia mater yang berada paling dalam dilapisi oleh sel mesenkim gepeng yang melekat
erat pada keseluruhan permukaan jaringan saraf, tetapi lapisan ini tidak berhubungan
langsung dengan sel maupun serabut saraf. Diantara pia mater dan unsur-unsur saraf terdapat
selapis tipis prosessus astrosit, yang melekat erat pada pia mater. Pia mater dan lapisan glia
bersama-sama membentuk sawar fisik di bagian tepi SSP' Sawar ini memisahkan jaringan
SSP dari CSS daiam rongga subarakhnoid (Gambar 9-19).
Pembuluh darah menembus SSP melalui terowongan yang berlapiskan pia mater--ruang
Perivaskular. Pia mater menghilang sebelum pembuluh darah bercabang menjadi kapiler.
Namun, kapiler-kapiler tersebut tetap dilapisi sepenuhnya oleh perpanjangan prosessus
astrosit perivaskular (Gambar 9-11).

Sawar Darah-Otak
Sawar darah-otak adalah sawar fungsional yang lebih ketat mengatur masuknya zat
tertentu dari darah ke dalam jaringan saraf ketimbang di sebagian besar jaringan lain, yang
melindungi sifat lingkungan mikro neuron. Komponen struktural utama sawar darah-otak
adalah endotel kapiler, dengan sel-sel yang tersekat rapat dengan taut kedap yang
berkembang baik dan tidak memperlihatkan atau sedikit menuniukkan transitosis. Selain itu,

lamina basal kapiler di sebagian besar regio SSP dilapisi oleh kaki perivaskular astrosit
(Gambar 9-11) yang selanjutnya mengalur pasase molekul dan ion dari darah ke otak.
Plexus Choroideus
Plexus choroideus adalah jaringan ikat khusus yang menonjol berupa lipatan-lipatan
yang dalam dengan banyak vili ke dalam empat ventrikel besar di otak (Gambar 9-20).
Pleksus ini terdapat di atap ventrikel ketiga dan keempat dan sebagian didinding kedua
ventrikel lateral, semua regio dengan lapisan ependim yang berhubungan langsung dengan
pia mater.

Setiap vilus di plexus choroideus mengandung selapis tipis pia mater yang
tervaskularisasi dengan baik dan dilapisi oleh sel ependimal kuboid. Fungsi utama plexus
choroideus adalah memindahkan air dari darah dan melepaskannya dalam bentuk CSS.
Cairan ini mengisi penuh ventrikel-ventrikel, canalis centralis di medula spinalis, rongga
subarakhnoid, dan rongga perivaskular. Cairan tersebut penting untuk metabolisme di dalam
SSP dan bekerja sebagai peredam goncangan mekanis.
CSS tidak berwarna, berdensitas rendah, mengandung ion Na+, K+, dan Cl- tetapi
mengandung sangat sedikit protein dan sel satu-satunya adalah limfosit yang berjumlah
sangat sedikit. Beberapa sel yang terlepas dan 2 sampai 5 limfosit per mililiter juga dijumpai.
Cairan ini dihasilkan secara kontinu dan beredar melalui dinding vilus plexus choroideus dan
masuk dalam sirkulasi melalui ventrikel dan canalis centralis yang lalu masuk ke dalam ruang
subarakhnoid. Dalam ruang subarakhnoid, villi arachnoidales menyediakan jalur utama bagi
absorpsi CSS ke dalam sirkulasi vena karena tidak terdapat pembuluh limfe di jaringan SSP.

Sumber
Mescher,Anthony L.2012.Histologi Dasar JUNQUEIRA Teks & Atlas Edisi 12.Jakarta:EGC.
hal: 147-150, 147-154g.

Anda mungkin juga menyukai