Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MIKROSIRKULASI DAN SISTEM LIMFATIK

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biomedik II


Dosen Pembimbing: Herdiman, M. Kep

Disusun Oleh :
IRMA FATIMAH RAHMALIA

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN NON REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR
2018-2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….. i


PENDAHULUAN ...........................................................................................................................1

Latar Belakang .............................................................................................................................1

Rumusan Masalah ....................................................................................................................2

Tujuan ................................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN ..............................................................................................................................3

Definisi .........................................................................................................................................3

Anatomi Mikrosirkulasi............................................................................................................3

Kapiler .................................................................................................................................4

Sistem Limfatik ..............................................................................................................7

Cairan Interstitial dan Edema ..................................................................................9

PENUTUP…………..…………………………………………………………………………...11

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua sel dalam tubuh makhluk hidup memerlukan makanan, air, dan oksigen
untuk energi dan pertumbuhannya. Makanan yang ada di saluran pencernaan dan
oksigen yang ada di paru-paru dapat sampai dan diserap oleh seluruh tubuh
melalui sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah juga berfungsi membawa
zat-zat sisa metabolisme ke organ-organ ekskresi, mengangkut O2 dari paru-paru
ke seluruh jaringan tubuh, mengeluarkan CO2 dari seluruh jaringan tubuh ke
paru-paru, mengangkut hormon dari kalenjar endokrin ke tempat sasaran (target
hormon), dan mendistribusikan panas dari sumbernya ke seluruh bagian tubuh.

Mekanisme distribusi oksigen, materi nutritif, hormon, dan molekul-molekul


lainnya ke jaringan, kemudian karbon dioksida, produk limbah metabolik lainnya
untuk diangkut ke organ ekskretoris untuk dikeluarkan, pada vertebrata
dilaksanakan oleh sistem sirkulasi atau sistem peredaran darah. Agar substansi
makanan dan O2 dapat mencapai sel-sel jaringan dan zat buangan beserta CO2
dapat dialihkan untuk dibuang, maka perlu ada perpindahan atau pertukaran cairan
antara darah dan cairan jaringan melintasi dinding kapiler (Muliana, 2015).

Sirkulasi mikro berfungsi sebagai prasyarat utama kecukupan oksigenasi jaringan


dan agar suatu organ dapat berfungsi. Tujuannya untuk menjamin transport
oksigen dan zat nutrient ke jaringan-jaringan dan sel, sehingga dapat menjamin
kecukupan fungsi imunologis, dan untuk mendistribusikan obat pada sel target.
Sirkulasi mikro terdapat pada pembuluh darah terkecil ( Æ < 100 μm) yaitu
arteriole, pembuluh darah kapiler, dan venule dimana oksigen dilepaskan ke
jaringan. Jenis sel utama penyusun sirkulasi mikro adalah sel endotel yang
terdapat di dalam lapisan dalam pembuluh darah mikro, sel otot polos (terutama
diarteriole), sel darah merah, leukosit, dan komponen plasma dalam darah.

Makalah Mikrosirkulasi dan Sistem Limfatik 1


Struktur dan fungsi dalam sirkulasi mikro sangat heterogen dan berbeda untuk tiap
sistem organ (Muliana, 2015).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud mikrosirkulasi?
2. Seperti apa anatomi mikrosirkulasi?
3. Apa yang dimaksud dengan kapiler?
4. Bagaimana proses perpindahan cairan melalui kapiler?
5. Apa yang dimaksud sistem limfatik?
6. Seperti apa anatomi sistem limfatik?
7. Bagaimana proses pembentukan cairan limfe?
8. Apa yang dimaksud cairan interstitial dan edema?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian mikrosirkulasi
2. Mengetahui anatomi mikrosirkulasi
3. Mengetahui pengertian kapiler
4. Mengetahui proses perpindahan cairan melalui kapiler
5. Mengetahui pengertian sistem limfatik
6. Mengetahui anatomi sistem limfatik
7. Mengetahui proses pembentukan cairan limfe
8. Mengetahui pengertian cairan interstitial dan edema

Makalah Mikrosirkulasi dan Sistem Limfatik 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Mikrosirkulasi adalah sirkulasi darah melalui pembuluh darah yang terlalu kecil
untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikrosirkulasi adalah sirkulasi darah yang
melewati pembuluh darah terkecil. Mikrosirkulasi terdiri dari arteriol, kapiler dan
venula (Stoelting & Hillier, 2008).

Mikrosirkulasi adalah jaringan bercabang dari pembuluh darah kecil yang


menyalurkan dan terjadinya pertukaran panas, gas pernafasan, nutrisi, produk sisa,
air dan hormon yang terjadi antara darah dan sel tubuh (Jackson, 2012).
Mikrosirkulasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peredaran
kecil di pembuluh darah yang tertanam dalam organ dan bertanggung jawab untuk
distribusi darah dalam jaringan, sebagai lawan peredaran besar (macrocirculation)
transportasi darah ke dan dari organ-organ.

B. Anatomi Mikrosirkulasi
Arteriol memiliki lapisan otot polos sehingga merupakan pembuluh resistensi
utama dan pengatur aliran darah yang akan masuk ke kapiler. Arteriol akan
bercabang menjadi metarteriol yang akan bercabang menjadi kapiler. Metarteriol
dikelilingi oleh otot polos berbentuk spiral yang membentuk spinkter prekapiler
berfungsi mengatur aliran darah yang masuk ke kapiler.

Makalah Mikrosirkulasi dan Sistem Limfatik 3


Dinding kapiler mempunyai ketebalan 1 mikrometer yang terdiri dari satu lapisan
sel endotel dan dikelilingi oleh membran basal yang tipis dibagian luar (Stoelting
& Hillier, 2008).

C. Kapiler
Kapiler memiliki interdigitated junction (pori) pada sel endotel yang
memungkinkan molekul dengan diameter sampai 10 nm bisa lewat seperti ion
sodium, ion potassium, ion klorida dan glukosa yang memiliki diameter yang
sedang (0,39-0,86 nm). Oksigen dan karbondioksida dapat larut dalam lemak
sehingga mampu melewati sel endotel.

Sitoplasma pada sel endotel dapat melemah dan membentuk celah dengan
diameter sebesar 20-100 nm. Pori ini mampu melewatkan molekul yang lebih
besar. Seperti plasma dan protein yang telah dihancurkan oleh endositosis,
diangkut melewati sel endotel dan dihancurkan oleh eksositosis menuju cairan
interstisial.

Pembuluh kapiler tidak memiliki otot polos sehingga tidak mampu konstriksi
secara aktif. Namun, sel endotel memiliki aktin dan miosin yang bisa merubah

Makalah Mikrosirkulasi dan Sistem Limfatik 4


bentuknya sebagai respon pada beberapa stimulus kimia. Diameter dari kapiler (7-
9 mikrometer) sudah cukup untuk melewatkan eritrosit. Dinding tipis kapiler
mampu menahan tekanan intraluminal yang tinggi karena diameter kecilnya
mencegah tekanan dinding yang berlebihan (Laplace Law) (Stoelting & Hillier,
2008).

1. Aliran Darah Pada Kapiler


Aliran darah pada kapiler sekitar 1 mm/s dan secara intermitten, jarang
kontinous. Aliran darah intermitten ini menggambarkan kontraksi dan
relaksasi (vasomotion) dari metarteriola dan spinkter prekapiler yang secara
bergantian selama 6-10 kali permenit.

Oksigen merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan derajat


terbuka dan tertutupnya metarteriola dan spinkter prekapiler. PO2 yang rendah
memberikan banyak aliran darah yang mengalir melewati kapiler untuk
menyuplai oksigen jaringan (Stoelting & Hillier, 2008).

2. Sel Endotel Kapiler


Sel endotel memiliki peran penting yang menyebabkan kontraksi atau
relaksasi dari pembuluh darah (arteriol). Prostacyclin dan Nitrat Oksida (NO)
merupakan substansi yang menyebabkan relaksasi (vasodilatasi) sedangkan
Endothelin menyebabkan kontraksi (vasokontriksi) dari arteriol (Stoelting &
Hillier, 2008).

3. Perpindahan Cairan Melewati Kapiler


Perpindahan pelarut dan zat terlarut melewati sel endotel kapiler terjadi
melalui proses filtrasi, difusi, dan pinocytosis melalui vesikel endotelial.
a. Filtrasi
Filtrasi terjadi di ujung arteri dari kapiler dan absorpsi terjadi di ujung
vena dari kapiler karena gradien tekanan hidrostatik. 4 tekanan yang
berpengaruh pada filtrasi atau reabsorpsi adalah :

Makalah Mikrosirkulasi dan Sistem Limfatik 5


a) Tekanan kapiler
Tekanan kapiler cenderung mendorong cairan keluar melewati
membran kapiler ujung arteri. Tekanan kapiler di ujung arteri adalah
25 mmHg, sedangkan tekanan di kapiler ujung vena adalah 10 mmHg.

b) Tekanan cairan intersisial


Tekanan kapiler cenderung mendorong cairan keluar melewati
membran kapiler ujung arteri. Tekanan kapiler di ujung arteri adalah
25 mmHg, sedangkan tekanan di kapiler ujung vena adalah 10 mmHg.

c) Tekanan osmotik koloid plasma


Protein plasma pada prinsipnya bertanggung jawab pada tekanan
osmotik (onkotik) koloid plasma yang cenderung menyebabkan
perpindahan cairan ke dalam melewati membran kapiler. Tekanan
osmotik koloid plasma normal yaitu 28 mmHg. Sekitar 70% tekanan
osmotik koloid total berasal dari albumin dan hanya sekitar 30% dari
globulin dan fibrinogen.

d) Tekanan osmotik koloid cairan intersisial


Keberadaan protein di cairan intersisial pada prinsipnya bertanggung
jawab terhadap tekanan osmotik koloid cairan intersisial sekitar 5
mmHg, yang menyebabkan perpindahan cairan keluar melewati
membran kapiler. Albumin, karena ukurannya yang kecil, normalnya
bocor 1.6 kali globulin dan dapat melewati kapiler.

Kandungan protein total cairan intersisial sama dengan kandungan


protein total plasma, tetapi karena volume cairan intersisial empat kali
lebih banyak dari volume plasma, sehingga kandungan protein cairan
intersisial hanya seperempat dari yang terdapat dalam plasma, atau
sekitar 1.8 gr/dL. Kandungan protein cairan intersisial juga tetap
rendah karena protein tidak mudah berdifusi melewati membran

Makalah Mikrosirkulasi dan Sistem Limfatik 6


kapiler, dan beberapa yang berhasil lewat tampaknya dibawa oleh
pembuluh limfe.

b. Difusi
Difusi merupakan mekanisme yang paling penting untuk transfer zat- zat
nutrisi antara plasma dan cairan intersisial. Oksigen, karbondioksida, dan
gas- gas anestesi adalah contoh molekul larut lemak yang dapat berdifusi
secara langsung melalui pori- pori membran kapiler.

Ion sodium, potassium, dan klorida serta glukosa tidak larut dalam lipid
capillary membranes dan oleh karena itu harus melewati pori- pori untuk
mencapai akses ke cairan intersisial.

c. Pinositosis
Proses dimana sel endotel kapiler mencerna sejumlah kecil plasma atau
cairan intersisial yang bermigrasi ke arah yang berlawanan dari arah
cairan.

D. Sistem Limfatik
1. Pengertian Sistem Limfatik
Pembuluh limfe menggambarkan rute alternatif yang mana kelebihan cairan
dapat mengalir dari ruang cairan intersisial ke dalam darah (Aukland dan
Reed, 1993 as cited in Stoelting & Hillier, 2008). Fungsi yang paling penting
dari sistem limfatik adalah kembalinya protein ke dalam sirkulasi dan
pemeliharaan konsentrasi low-protein dalam cairan intersisial.

Sejumlah kecil protein yang keluar dari kapiler ujung arteri tidak dapat
direabsorpsi di kapiler ujung vena. Jika pembuluh limfe tidak tersedia, protein
ini secara progresif akan terkonsentrasi dalam cairan intersisial,
mengakibatkan peningkatan tekanan osmotik koloid cairan intersisial yang
dalam beberapa jam, akan menyebabkan edema yang mengancam jiwa.

Makalah Mikrosirkulasi dan Sistem Limfatik 7


Hanya kartilago, tulang, epitel, dan jaringan sistem saraf pusat yang tidak
memiliki pembuluh limfatik (Stoelting & Hillier, 2008).

2. Anatomi Sistem Limfatik


Pembuluh limfe terminal adalah duktus thoracic dan duktus limfatik kanan.
Duktus thoracic yang paling besar (diameter 2 mm), memasuki sistem vena
pada sudut pertemuan dari vena jugularis interna kiri dan vena subklavia.

Duktus limfatik kanan tidak selalu ada, dan jika ada, jarang ada selayaknya,
karena tiga pembuluh darah yang umumnya bersatu untuk membentuknya
selalu berpisah ke dalam vena jugularis interna kanan, vena subklavia, dan
vena innominate (Stoelting & Hillier, 2008).

3. Pembentukan Cairan Limfe


Limfe adalah cairan intersisial yang mengalir ke dalam pembuluh- pembuluh
limfatik. Konsentrasi protein cairan limfe sekitar 1.8 g/dL, dengan
pengecualian cairan limfe yang berasal dari traktus gastrointestinal dan hepar,
yang mengandung dua sampai tiga kali konsentrasi protein ini. Sistem
limfatik juga merupakan salah satu saluran untuk absorpsi zat-zat nutrisi,
terutama lemak, dari traktus gastrointestinal. Bakteri yang memasuki
pembuluh limfe dikeluarkan dan dihancurkan oleh limfonodus (Stoelting &
Hillier, 2008).

Makalah Mikrosirkulasi dan Sistem Limfatik 8


4. Aliran Cairan Limfe
Aliran limfe melalui duktus thoracic sekitar 100 mL/jam. Penurunan tekanan
cairan intersisial ke nilai negatif meningkatkan aliran cairan intersisial ke
pembuluh limfe terminal dan sebagai akibatnya meningkatkan kecepatan
aliran limfe.

Sebagai contoh, pada tekanan cairan intersisial 0 mmHg, kecepatan aliran


limfe meningkat 10- 50 kali dibandingkan dengan aliran pada tekanan cairan
intersisial rata- rata -6.3 mmHg. Kontraksi otot skeletal dan pergerakan pasif
ekstremitas memudahkan aliran limfe. Sebagai contoh, selama latihan, aliran
limfe meningkat sampai 14 kali daripada saat istirahat (Stoelting & Hillier,
2008).

E. Cairan Interstitial dan Edema


1. Pengertian Cairan Interstitial
Cairan interstisial adalah cairan ekstraseluler yang mengisi ruang antara
kebanyakan sel dalam tubuh dan menyediakan porsi substansi pada
lingkungan cairan dalam tubuh (Mosby’s Medical Dictionary, 2009). Cairan
insterstisial adalah cairan yang berada antara sel jaringan, terdapat sekitar
16% dari berat tubuh (Farlex Partner Medical Dictionary, 2012).

Aliran cairan interstisial adalah pergerakan cairan melewati matriks ekstrasel


jaringan, seringkali antara pembuluh darah dan limfa. Aliran ini menyediakan
kebutuhan mekanisme dalam menyalurkan protein besar melewati
interstisium dan merupakan komponen penting dalam mikrosirkulasi (Yao,
Yabei & Guanghong, 2012).

2. Edema
Edema adalah berlebihnya cairan intersisial di jaringan perifer yang
menyebabkan tekanan positif dalam ruang cairan intersisial dan melampaui
kemampuan pembuluh limfe untuk mengangkut kelebihan cairan tersebut.

Makalah Mikrosirkulasi dan Sistem Limfatik 9


Saat ini terjadi, tekanan eksternal di satu area akan memindahkan cairan ke
area yang lain, menghasilkan pitting edema. Di samping itu, cairan mengalir
ke bawah ke dalam jaringan karena pengaruh gravitasi, menghasilkan
dependent edema. Koagulasi cairan edema dapat terjadi disertai infeksi atau
trauma dan bermanifestasi sebagai nonpitting atau brawny edema.

Edema juga dapat disertai dengan adanya cairan dalam ruang potensial
seperti rongga pleura, ruang perikardium, rongga peritoneum, dan ruang
synovial. Cairan yang terkumpul di ruang- ruang tersebut disebut transudat
jika steril dan eksudat jika mengandung bakteri.

Kelebihan cairan di rongga peritoneum, salah satu ruang yang paling mudah
untuk berkumpulnya cairan edema yang disebut asites. Rongga peritoneum
rentan menjadi tempat berkumpulnya cairan edema karena suatu peningkatan
tekanan di hepar, seperti yang terjadi pada sirosis atau gagal jantung,
menyebabkan transudasi cairan yang mengandung protein.

Penyebab peningkatan volume cairan intersisial yang bermanifestasi sebagai


edema mencakup: peningkatan tekanan kapiler, penurunan konsentrasi
protein plasma, obstruksi pembuluh limfe, dan peningkatan permeabilitas
kapiler.

Makalah Mikrosirkulasi dan Sistem Limfatik 10


BAB III
PENUTUP

Mikrosirkulasi adalah suatu aliran yang menyalurkan sejumlah oksigen, nutrisi, cairan
melalui pembuluh yang berukuran kecil yang dapat menjangkau daerah tubuh/ jaringan
tubuh yang berukuran mikro. Pembuluh darah yang berukuran kecil/ mikro dapat disebut
dengan kapiler. Perpindahan cairan melalui kapiler tersebut dapat melalui cara filtrasi,
difusi dan pinositosis.

Salah satu sistem organ yang berperan dalam proses mikrosirkulasi dalam tubuh adalah
sistem limfatik. Sistem limfatik adalah sekumpulan jaringan dan organ yang membantu
membersihkan tubuh dari racun, limbah dan apapun yang berbahaya terhadap tubuh
termasuk mikroorganisme jahat. Fungsi dari sistem limfatik adalah untuk mengangkut
getah bening, cairan yang mengandung sel-sel darah putih untuk melawan infeksi.
Sedangkan, fungsi yang paling penting dari sistem limfatik adalah kembalinya protein ke
dalam sirkulasi dan pemeliharaan konsentrasi low-protein dalam cairan intersisial.

Perpindahan pelarut dan zat terlarut melewati sel endotel kapiler terjadi melalui proses
filtrasi, difusi, dan pinocytosis melalui vesikel endotelial.

Makalah Mikrosirkulasi dan Sistem Limfatik 11


DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Muliana G. H. 2015. Buku Ajar Mata Kuliah Fisiologi Peredaran Cairan Tubuh. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sherwood Lauralee. 2001. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Stoelting K. Robert., Hiller C. Simon. 2008. Pharmacology and Physiology in Anethetic


Practice 4th editions. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.

Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai