Anda di halaman 1dari 9

PEMBAHASAN

A. FISIOLOGI SISTEM SIRKULASI


Kegiatan 1. Mikrosirkulasi Pada Ekor Kecebong
Mikrosirkulasi adalah suatu sistem peredaran darah kolektif yang tersusun atas arteriol,
kapiler, dan venula karena pembuluh-pembuluh tersebut hanya dapat dilihat dengan
mikroskop (Sherwood, 2001). Percobaan mikrosirkulasi ini dilakukan pada ekor kecebong
yaitu dengan mengamati pembuluh darah yang mengalir di ekor kecebong. Berdasarkan hasil
pengamatan dengan menggunakan mikroskop dapat diketahui bahwa terdapat tiga jenis
pembuluh darah, yaitu kapiler, arteriol, dan venula. Masing-masing cirinya berdasarkan data
pengamatan adalah sebagai berikut:
(1) Kapiler
Kapiler berwarna merah, diameternya paling kecil, kecepatan aliran darahnya sangat
cepat, dan arah aliran darah berasal dari arteriol menuju venula.
Kapiler berwarna merah karena mengandung O2 . Kapiler merupakan pembuluh ideal
untuk difusi sesuai dengan hukum fick yakni kapiler meminimalkan jarak difusi,
sementara memaksimalkan luas permukaan dan waktu yang tersedia untuk pertukaran
(Sherwood, 2001). Kecepatan aliran darah berbanding terbalik dengan luas potongan
melintang semua pembuluh. Meskipun luas potongan melintang setiap kapiler sangat kecil
dibandingkan dengan arteriol namun luas penampang potongan melintang total semua
kapiler adalah sekitar 1300 kali dibandingkan dengan luas potongan melintang arteriol
karena jumlah kapiler yang sedemikian banyaknya (Sherwood, 2001). Oleh karena itu,
aliran darah yang melalui kapiler jauh lebih lambat dibandingkan dengan arteriol.
Kecepatan yang lambat menyebabkan tersedianya cukup waktu bagi pertukaran nutrient
dan produk sisa metabolic antara darah dan sel jaringan. Kapiler adalah pembuluh
berdinding tipis (rata-rata1m) yang terdiri dari selapis sel endotel pipih. Lumennya pun
sangat sempit dibandingkan pembuluh lainnya, hal ini dapat dikaitkan dengan fungsinya
sebagai lokasi pertukaran gas dan nutrisi yang diistribusikan oleh eritrosit.
(2) Arteriol
Arteriol berwarna merah muda karena banyak mengandung O2, diameter lebih kecil
dari venula namun lebih besar dari kapiler, kecepatan aliran darahnya paling cepat, arah
aliran darahnya berasal dari jantung.
Sherwood (2001) menyatakan bahwa arteriol merupakan pembuluh resistensi utama
untuk menghasilkan resistensi yang cukup besar terhadap aliran darah. Meskipun kapiler
memiliki jari-jari lebih kecil daripada kapiler, namun secara kolektif kapiler tidak
menimbulkan resistensi sebesar ang ditimbulkan arteriol.
(3) Venula
Venula berwarna merah pekat karena banyak mengandung CO 2 (Ganong, 2003),
diameter paling besar, kecepatan alirannya lambat, aliran darah menuju ke jantung.
Ketika kapiler-kapiler kembali menyatu untuk membentuk venula, luas potongan
melintang total kembali berkurang dan kecepatan aliran darah meningkat ketika darah
mengalir kembali ke jantung Sherwood (2001). Dari venula darah akan dialirkan ke vena
membawa CO2 yang akan dikeluarkan dari tubuh.

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, terdapat kesalahan mengenai tingkat
kecepatan antara arteriol, kapiler, dan venula. Berdasarkan hasil penelitian tingkat kecepatan
aliran darah dari yang tercepat sampai ke lambat yaitu kapiler, arteri, venula. Seharusnya
kecepatan aliran darah jika diurutkan dari yang tercepat sampai terlambat adalah arteriola,
kapiler darah, dan venula. Kesalahan dan kekurangan tersebut dimungkinkan karena kurang
telitinya dalam pengamatan. Pada kecepatan aliran darah yang paling cepat adalah arteriol,
dan yang paling lambat adalah venula. Kemungkinan hal ini karena arteriol mengalirkan
darah dari jantung, darah yang dipompa oleh jantung mempunyai kecepatan yang sangat
cepat. Sedangkan venula aliran darahnya dari organ yang tidak dipompa. Arah aliran darah
pada kapiler adalah keluar dan masuk organ, hal ini dapat dikaitkan dengan fungsinya sebagai
lokasi pertukaran gas dan nutrisi yang diistribusikan oleh darah (Nurhayati, dkk. 2011).
Dilihat dari perbedaan warna pembuluh darah, semakin pekat warna merah pada
darah artinya makin banyak mengandung CO2. Jika warna semakin muda maka kandungan
O2 adalah banyak, karena di dalam pembuluh darah terdapat darah yang mengandung
hemoglobin. Hemoglobin ini mengandung Fe yang jika berikatan dengan oksigen maka
warna merahnya akan semakin muda. Jadi venula yang berwarna merah tua tersebut banyak
mengandung CO2, kapiler yang berwarna merah mengandung O2 dalam jumlah sedang, dan
yang paling kaya dan banyak mengandung O2 adalah arteriol.
Pada diameter pembuluh darah, arteriol mempunyai diameter terbesar, kemudian
diikuti venula dan yang terakhir adalah kapiler. Arteriol mempunyai dinding yang tebal
karena darah yang mengalir dari jantung di pompa sangat kuat dengan tekanan yang tinggi.
Venula dengan dinding lebih tipis mengirimkan darah kembali ke jantung dengan kecepatan
dan tekanan rendah setelah darah itu melewati hamparan kapiler (McLaughlin et al, 2007).
Kapiler adalah pembuluh berdinding tipis (rata-rata 1 m) yang terdiri dari selapis sel endotel
pipih. Lumennya pun sangat sempit dibandingkan pembuluh lainnya, hal ini dapat dikaitkan
dengan fungsinya sebagai lokasi pertukaran gas dan nutrisi yang diistribusikan oleh eritrosit.
Kegiatan 2. Pengamatan Hemodinamika Mikrosirkulasi Pada Katak
Mikrosirkulasi adalah kerja sama antara arteriol, kapiler, dan venula secara kolektif
dimana pembuluh-pembuluh darah tersebut hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop
(Sherwood, 2001). Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa karakteristik pembuluh
darah ketika diamati di mesentrium usus katak yaitu :
a. Arteriol
Pada arteri mesentrium katak, darah terlihat mengalir masuk ke dalam organ usus. Hal
ini karena usus merupakan organ yang kapiler-kapiler pada jaringannya terjadi proses
sirkulasi. Di kapiler jaringan pada usus, peristiwa pertukaran gas dan nutrisi akan terjadi.
Oleh karena itu tak heran jika darah di arteri (dari jantung) mengalir dari mesentrium menuju
usus. Arteriol merupakan cabang dari arteri yang bertugas menyalurkan darah ke organ. Jadi,
aliran darah dari arteriol adalah menuju organ/masuk ke dalam organ. Di dalam organ,
arteriol bercabang-cabang lagi menjadi kapiler, pembuluh terkecil, tempat semua pertukaran
antara darah dan sel-sel di sekitarnya terjadi (Sherwood, 2001).
Kecepatan aliran darah di arteriol berdasarkan hasil pengamatan adalah paling lambat.
Seharusnya kecepatan aliran darah di arteriol paling cepat dintara pembuluh kapiler dan vena.
Tingkat kecepatan aliran darah berdasarkan hasil pengamatan dari yang tercepat sampai yang

ke lambat yaitu kapiler, venula, arteriol. Seharusya berdasarkan literatur yang tercepat hingga
ke lambat yaitu arteriol, vena, kapiler. Hal ini dikarenakan kesalahan dan kekurangtelitian
dalam pengamatan. Arteriol adalah yang paling cepat diantara kapiler dan venula. Ketika
jantung berkontraksi selama sistol ventrikel, darah yang memasuki arteri lebih cepat, jadi
tekanan di arteri jauh lebih besar dibandingkan di dalam vena. Akan tetapi, ketika darah
memasuki arteriol, kecepatannya semakin berkurang. Begitu juga ketika darah memasuki
kapiler, kecepatannya pun semakin berkurang. Hal ini dikarenakan kecepatan aliran darah
dalam pembuluh-pembuluh tersebut dipengaruhi oleh total luas penampang keseluruhan pipa
yang mengalirkan darah. Meskipun satu pembuluh kapiler berukuran sangat kecil, setiap
arteri mengalirkan darah ke kapiler yang berjumlah sangat banyak, sehingga diameter total
dari pembuluh-pembuluh sebenarnya jauh lebih besar pada hamparan kapiler dibandingkan
dengan di bagian manapun dalam sistem sirkulasi. Oleh karena itu, darah akan mengalir lebih
lambat ketika memasuki arteriol dari arteri dan mengalir paling lambat dalam hamparan
kapiler. Ketika darah meninggalkan hamparan kapiler dan lewat masuk ke venula dan vena,
kecepatannya meningkat kembali, sebagai hasil pengurangan total luas penampang.
(Campbell, 2003)
Lumen arteriol diameternya lebih kecil dari venula. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan struktural pada dinding arteriol dan venula. Arteriol dan venula, dinding
pembuluhnya mempunyai tiga lapisan yang serupa, yaitu lapisan luarnya merupakan jaringan
ikat elastis, lapisan tengahnya merupakan otot polos dan serat yang lebih elastis, dan yang
melapisi bagian dalamnya merupakan endothelium. Namun, arteriol mempunyai lapisan
tengah dan lapisan luar yang lebih tebal dibandingkan dengan venula. Dinding arteri (arteriol)
yang lebih tebal menyediakan kekuatan dan elastisitas yang mengakomodasi aliran darah
yang dipompakan secara cepat pada tekanan tinggi melalui arteri oleh jantung. (Campbell,
2003)
Warna darah pada pembuluh arteriol merah muda. Hal ini dikarenakan darah yang
mengalir di arteriol kaya akan O2. Aorta arteri arteriol merupakan pembuluh darah yang
keluar dari jantung dan membawa darah kaya akan oksigen ke semua jaringan tubuh dalam
peredaran sistemik.
Lebar pembuluh darah arteriol paling besar karena arteriol memiliki diameter terbesar
dibandingkan dengan kapiler dan venula.
b. Kapiler
Ketika mengamati system mikrosirkulasi pada mesenterium. Arah aliran darah
dikapiler bolak balik artinya darah keluar masuk usus (organ). Arah aliran darah di kapiler
bolak balik, hal ini mungkin disebabkan karena pada pembuluh darak kapiler terjadi
pertukaran zat zat antara darah dengan jaringan.Karena kapiler adalah pembuluh yang ideal
untuk tempat pertukaran. Pertukaran dikapiler merupakan tujuan akhir di system sirkulasi.
Pertukaran zat zat yang melintasi dinding kapiler proses utamanya berlangsung melalui
proses difusi.Pertukaran antara darah dan jaringan disekitarnya melalui dinding kapiler
berlangsung melalui difusi pasif.
Karena di dinding kapiler tidak terdapat system transportasi yang diperantarai oleh
pembawa, zat zat terlarut berpindah terutama melalui difusi menuruni gradient konsentrasi
mereka.Komposisi kimiawi darah arteri diatur secara cermat untuk mempertahanakan
konsentrasi setiap zat terlarut ditingkat yang akan mendorong pergerakan mereka menembus

dinding kapiler dengan arah yang sesuai. Proses homeostatic ini yang secata terus menerus
menambahkan nutrient dan O2 serta mengeluarkan CO2 dan zat zat sisa sewaktu darah
melewati organ organ tersebut.Sementara itu,sel sel terus menerus menggunakan pasokan
dan menghasilkanzat zat sisa metabolisme. Difusi setiap zat terlarut terus berlangsung
secara independent sampai tidak lagi terdapat perbedaan konsentrasi antara darah dan sel
sel disekitarnya. Proses ini terus menerus terjadi berulang dengan sendirinya.Hal ini mungkin
yang membuat arah alirah darah pada kapiler bolak balik. Mengapa terjadi berulang karena
semua sel menggunakan O2 dan glukosa,darah secara terus menerus menyalurkan pasokan
segar kedua zat vital tersebut,sehingga gradient konsentrasi yang mendorong difusi netto zat
zat tersebut dari darah ke sel dapat dipertahankan.Secara bersamaan,terjadi difusi netto
secara terus menerus CO2 dan zat sisa metabolisme dari sel ke darah yang dipelihara oleh sel
yang secara kontinu menghasilkan zat zat tersebut dan darah secara konstan membersihkan
mereka dari jaringan.
Karena dinding kapiler tidak membatasi lewatnya konstituen apapun kecuali protein
plasma,tingkat pertukaran untuk setiap zat terlarut secara independen ditentukan oleh tingkat
gradient konsentrasi antara darah dan jaringan disekitarnya.Apabila sel sel meningkatkan
aktivitas mereka,sel sel tersebut akan meningkatkan antara lain penggunaan O 2 dan
pembentukkan CO2.Hal ini meniumbulkan gradient konsentrasi O2 dan CO2 yang lebih besar
antara sel dan darah,sehingga lebih banyak O2 yang berdifusi keluar dari darah untuk masuk
kedalam sel dan lebih banyak CO 2 yang mengalir dalam arah sebaliknya untuk menunjang
aktivitas metabolik.
Selain itu,molekul molekul yang berdifusi hanya menempuh jarak yang pendek
antara darah dan sel disekitarnya karena dinding kapiler tipis dan garis tengahnya kecil, selain
dekatnya jarak kapiler dengan setiap sel.
Darah mengalir lebih lambat di kapiler daripada dibagian sirkulasi lainnya.
Percabangan kapiler yang luas juga merupakan penyebab lambatnya aliran darah melalui
kapiler.Kecepatan darah yang mengalir melalui berbagai segmen pembuluh vaskuler berbeda
beda karena kecepatan aliran berbanding terbalik dengan luas potongan melintang total
semua pembuluh di tingkat system sirkulasi tertentu.Walaupun luas potongan melintang
setiap kapiler sangat kecil dibandingkan dengan aorta,jumlah luas potongan melintang semua
kapiler sekitar tiga ratus kali lebih besar daripada luas melintang potongan aorta karena
jumlah kapiler yang sangat banyak. Dengan demikian,darah melambat ketika mengalir
melalui kapiler.
Melambatnya darah memberikan waktu yang cukup bagi darah dan jaringan untuk
saling bertukar nutrient dan produk sisa metabolik,yaitu tugas utama system sirkulasi
keseluruhan.Pada saat kapiler kapiler menyatu membentuk vena,luas potongan melintang
total kembali berkurang,dan darah mengalir lebih cepat untuk kembali ke jantung.Selain
itu,karena kapiler secara keseluruhan memiliki jumlah (total) luas potongan melintang yang
sangat besar,resisten yang dihasilkan oleh semua kapiler jauh lebih rendah daripada yang
dihasilkan di arteriol. (Sherwood, 2001)
Lumen kapiler diameternya paling kecil diantara ketiga pembuluh. Hal ini
dikarenakan adanya perbedaan struktural pada dinding arteriol, kapiler dan venula. Kapiler
tidak memiliki kedua lapisan luar. Kapiler hanya memiliki dinding pembuluh tipis yang

hanya terdiri atas endothelium dan membrane basal. Struktur tersebut mempermudah
pertukaran zat antara darah dan cairan interstitial yang menggenangi sel itu. (Bray, 2003)
Warna darah pada pembuluh kapiler adalah merah. Hal ini dikarenakan darah yang
mengalir di kapiler kaya akan O2 yang berasal dari pembuluh darah arteri.
c. Venula
Saat pengamatan, kami mengamati arah aliran darah mesentrium katak dan diamati
dibawah mikroskop. Aliran darah dari venula adalah menuju jantung/keluar dari dalam organ.
Karena venula membawa darah miskin oksigen menuju vena dan akan dibawa ke jantung.
Darah setelah melewati kapiler akan menuju ke venula dan nantinya akan menuju ke
vena untuk dibawa ke jantung. Berdasarkan hasil pengamatan kecepatan aliran darah venula
lebih lambat dari kapiler dan lebih besar daripada arteriol. Hal ini terjadi karena terdapat
kesalahan dalam pengamatan. Seharusnya berdasarkan referensi, Kecepatan aliran darah saat
di venula lebih cepat dari kapiler, tetapi lebih lambat dari arteriol.
Kecepatan aliran darah lebih cepat dari kapiler karena saat dikapiler terjadi difusi gas
(aliran bolak-balik) sehingga pergerakan aliran di kapiler lambat. Namun, ketika memasuki
venula, darah hanya mengalir satu arah yaitu menuju vena lalu ke jantung. Hal ini karena
pada venula terdapat katup-katup satu arah yang memungkinkan darah hanya bergerak
kedepan ke arah jantung sehingga mencegah darah mengalir kembali ke jaringan.
Kecepatan aliran darah di venula lebih lambat dari arteriol, karena pada arteriol darah
langsung dipompa dari jantung lalu melewati arteri dan ke arteriol. kerja dari otot jantunglah
yang membuat tekanan darah menjadi besar dan kecepatannya menjadi besar pula. Hal ini
karena besarnya (laju) aliran melalui suatu pembuluh berbanding lurus dengan gradien
tekanan (Sheerwood, 2007) dan cairan selalu mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke
rendah (Campbell, 2003). dari teori-teori itu kita dapat menyimpulkan bahwa kecepatan
aliran darah di venula lebih lambat daripada aliran darah di arteriol. Aliran darah di venula
juga masih mengandalkan sisa-sisa tekanan dari arteriol. Hal ini karena venula memiliki
dinding yang jauh lebih tipis dengan otot polos lebih sedikit daripada arteriol, sehingga
venula kurang memiliki elastisitas dibandingkan dengan arteri dan venula dan vena disebut
sebagai pembuluh darah pasif.
Lumen venula diameternya paling besar diantara arteriol dan kapiler. Hal ini
dikarenakan adanya perbedaan struktural pada dinding arteriol dan venula. Arteriol dan
venula, dinding pembuluhnya mempunyai tiga lapisan yang serupa, yaitu lapisan luarnya
merupakan jaringan ikat elastis, lapisan tengahnya merupakan otot polos dan serat yang lebih
elastis, dan yang melapisi bagian dalamnya merupakan endothelium. Namun, venula
mempunyai lapisan tengah dan lapisan luar yang lebih tebal dibandingkan dengan arteriol.
Vena (venula) dengan dinding yang lebih tipis mengirimkan darah kembali ke jantung dengan
kecepatan dan tekana rendah setelah darah itu melewati hamparan kapiler. (Campbell, 2003)
Warna darah pada pembuluh arteriol merah lebih pekat. Hal ini dikarenakan darah
yang mengalir di venula kaya akan CO2. Venula - vena - vena cava merupakan pembuluh
darah yang menuju ke jantung dan membawa darah kaya akan karbon dioksida ke jantung
dalam peredaran sistemik.
Kegiatan 3. Pengaruh Rangsang Mekanik, Suhu Dan Kimia Terhadap Kecepatan
Aliran Darah
1. Perlakuan Rangsang Mekanik dengan Ijuk

Pada percobaan pengaruh rangsang terhadap kecepatan aliran darah dan diameter
pembuluh darah diberikan empat macam perlakuan, yaitu ditekan dengan ijuk, ditetesi air es,
ditetesi air panas, dan pemberian asam cuka. Saat pembuluh darah diberikan perlakuan
dengan ditekan menggunakan ijuk aliran darah menjadi terhenti tetapi setelah dilepaskan ijuk
tersebut maka lairan darah menjadi lebih cepat dari sebelumnya. Pada saat pasokan darah ke
suatu daerah tersumbat total, arteriol di daerah itu akan mengalami vasodilatasi(pelebaran
pembuluh darah)karena relaksasi miogenik yang terjadi sebagai respon terhadap hilangnya
peregangan karena tidak ada aliram darah dan perubahan komposisi kimia lokal. Apabila
pasokan darah ke suatu jaringan tersumbat, kadar O 2 menurun di jaringan itu. Jaringan terus
mengkonsumsi O2, tetapi tidak mendapatkan pasokan O2 segar (Sherwood, 2001). Selain itu
juga disebabkan oleh perbedaan tekanan yang ada pada pembuluh darah ketika ditekan oleh
ijuk. Ketika tersumbat aliran darah menjadi kecil sehingga tekanan menjadi tinggi. Dan saat
ijuk tersebut dilepaskan maka tekanan pada aliran darah yang tinggi tadi akan mendorong
aliran darah menjadi lebih cepat.
Setelah tekanan ijuk dilepaskan, aliran darah terlihat mengalir lebih cepat dari aliran
normalnya, karena saat ijuk menghambat aliran pasokan darah, maka arteriol-arteriol di
daerah itu akan mengalami dilatasi, yang disebabkan oleh :
Relaksasi miogenik(otot)
Terjadi karena respons terhadap hilangnya peregangan karena tidak ada aliran darah
Perubahan komposisi kimia lokal.
Apabila pasokan darah ke suatu jaringan tersumbat, kadar O 2 menurun di jaringan itu;
jaringan terus mengkonsumsi O2, tetapi tidak mendapat pasokan O 2 segar. Sementara itu,
konsentrasi CO2, asam, dan metabolit lain meningkat. Walaupun produksi mereka tidak
meningkat jika suatu jaringan lebih aktif secara metabolis, zat-zat ini akan tertimbun di
jaringan apabila tidak dibersihkan oleh darah.
Setelah tekanan dilepaskan, aliran darah ke jaringan yang sebelumnya kekurangan
darah tersebut secara sementara akan lebih besar dari normal karena pembuluh yang
berdilatasi. Peningkatan aliran darah karena dilatasi pembuluh darah ini disebut hiperemia
reaktif. Respons ini bermanfaat untuk secara cepat memulihkan komposisi kimiawi lokal ke
normal.
Peristiwa hiperemia reaktif tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh fisik lokal oleh
tekanan ijuk. Pengaruh fisik lokal merupakan bagian dari kontrol lokal (intrinsik), yaitu
perubahan-perubahan di dalam suatu jaringan yang mengubah jari-jari pembuluh, sehingga
aliran darah ke jaringan tersebut berubah melalui efek terhadap otot polos arteriol jaringan.
Kontrol lokal atas jari-jari arteriol penting untuk menentukan ditribusi curah jantung,
sehingga aliran darah sesuai dengan kebutuhan metabolik jaringan.
Selain peristiwa hyperemia reaktif, penyebab utama terdilatasinya pembuluh darah
setelah tersumbat oleh ijuk ialah karena naiknya gradien tekanan antara lokasi penyumbatan
dengan pembuluh darah setelahnya yang kekurangan aliran darah. Seiring dengan
bertambahnya tekanan di area penyumbatan, maka gradien tekanan antara daerah
penyumbatan dan daerah setelahnya menyebabkan laju aliran darah bertambah, hal itu
disebabkan karena laju aliran darah(F) berbanding lurus dengan gradien tekanan(P) (lihat
persamaan reaksi sebelumnya, F= P/R).

2. Perlakuan Rangsang Suhu


a. Air dingin
Ketika diberikan perlakuan rangsang suhu yaitu pemberian 1 tetes air es pada
mesentrium usus katak terhadap kecepatan aliran darah katak. Ternyata kecepatan aliran
darah katak melambat dari keadaan normal. Hal ini disebabkan terjadinya vasokonstriksi.
Vasokontriksi adalah menyempitnya pembuluh darah. Vasokonstriksi mengacu pada
peningkatan kontraksi otot polos sirkuler di dinding arteriol dan menyebabkan diameter
lingkaran pembuluh menjadi lebih kecil, dengan demikian resistensi arteriol meningkat dan
terjadilah penurunan aliran darah. (Sherwood, 2001). Suhu dingin dapat menyebabkan otot
polos dinding pembuluh darah berkontraksi/mengerut, sehingga jari-jari pembuluh menjadi
lebih kecil. Mengecilnya pembuluh darah meyebabkan resistensi semakin tinggi dan aliran
melalui pembuluh bekurang. Perisrita ini disebut vasokonstriksi(penyempitan pembuluh
darah) akibat pengaruh fisik lokal pada pembuluh.
b.

Air panas
Ketika diberikan perlakuan rangsang suhu yaitu pemberian 3 tetes air hangat pada
mesentrium usus katak terhadap kecepatan aliran darah. Ternyata kecepatan aliran darah
menjadi semakin cepat. Hal ini disebabkan karena terjadi vasodilatasi. Vasodilatasi adalah
melebarnya pembuluh darah. Vasodilatasi mengacu pada pembesaran diameter lingkaran
pada arteriol dan jarijari pembuluh akibat melemasnya lapisan otot polos (penurunan
kontraksi otot polos sirkuler di dinding arteriol). Vasodilatasi juga menyebabkan penurunan
resistensi arteriol, sehingga akan lebih banyak darah yang mengalir ke daerahdaerah dengan
resistensi arteriol rendah. (Sherwood, 2001). Pengaruh fisik lokal berupa suhu tinggi/panas
juga berpengaruh terhadap besar/kecilnya pembuluh darah, khususnya arteriol. Suhu tinggi
menyebabkan otot polos dinding pembuluh berelaksasi/melemas. Hal ini menyebabkan
pembesaran jari-jari pembuluh darah, resistensi pun menurun, sehingga aliran darah melalui
pembuluh yang bersangkutan pun meningkat.
3. Perlakuan Rangsang Kimiawi dengan Asam cuka
Ketika diberikan perlakuan rangsang kimiawi yaitu dengan penetesan asam
asetat/asam cuka di bagaian mesenterium katak, didapat hasil bahwa aliran darah pada bagian
arteri, venula dan kapiler melambat, bahkan berhenti.
Jika suatu area otot polos, khususnya otot polos unit tunggal/viseral(ditemukan di
dinding organ berongga/ visera, seperti saluran pencernaan, kemih, dan pembuluh darah
kecil) diteteskan dengan asam lemah, maka asam lemah tersebut akan merangsang timbulnya
potensial aksi. Ketika timbul potensial aksi di bagian manapun pada lembaran otot polos unittunggal, potensial aksi tersebut merambat dengan cepat melalui gap junction yang
menghubungkannya. Kelompok sel-sel otot yang saling berhubungan itu pun kemudian
berkontraksi sebagai satu unit yang terkoordinasi. (Sherwood, 2001).
Arteriol memiliki lapisan otot polos yang tebal dan peka terhadap banyak perubahan
kimiawi. Apabila terjadi kontraksi, maka lapisan otot polos akan berjalan sirkuler
mengelilingi arteriol menyebabkan lingkaran pembuluhnya mengecil. Dengan demikian
resistensinya meningkat dan aliran melalui pembuluh berkurang (Sherwood, 2001).
Melambatnya aliran darah dikarenakan medapat merangsang potensial aksi otot polos dan

meningkatkan produksi Ca2+. Suatu kenaikan dalam konsentrasi ion kalsium menyebabkan
konstriksi. Ini disebabkan efek umum kalsium untuk merangsang kontraksi otot polos
(Guyton, 1990). Vasokonstriksi mengacu pada peningkatan kontraksi otot polos sirkuler di
dinding arteriol dan menyebabkan diameter lingkaran pembuluh menjadi lebih kecil, dengan
demikian resistensi arteriol meningkat dan terjadilah penurunan aliran darah. (Sherwood,
2001).
Pada pengamatan aliran darah di mesenterium katak ketika ditetesi asam cuka, aliran
darahnya lama kelamaan berhenti. Hal ini dikarenakan mesenterium yang digunakan
merupakan mesenterium yang sebelumnya telah diberi perlakuan ditekan dengan ijuk, diberi
air panas dan diberi air dingin. Berhentinya aliran darah juga dapat dikarenakan jaringan yang
mengalami kematian akibat lamanya waktu penglihatan (mesenterium katak tersebut sudah
tidak segar lagi.
A. Pertanyaan dan Jawaban
1. Gambarkan posisi valvula spiralis pada jantung katak!
2. Jelaskan dengan grafik hubungan antara luas total pembuluh darah,
kecepatan aliran darah dan tekanan darah dari aorta sampai ke vena
cava!
Jawaban :
1. Gambar valvula spiralis (spiral valve) pada katak

2. Grafik hubungan antara luas total pembuluh darah, kecepatan aliran


darah dan tekanan darah dari aorta sampai ke vena cava

Pembuluh darah yang memiliki luas total terbesar ialah kapiler, yang
merupakan percabangan terhalus dan tempat pertukaran gas dan
nutrisi dalam darah dan jaringan. Kecepatan aliran darah (velocity of
flow) yang berbeda-beda mengalir melalui berbagai segmen pohon
vaskuler dan kecepatan aliran berbanding terbalik dengan luas
potongan melintang total semua pembuluh di tingkat sistem sirkulasi
tertentu. Walaupun luas potongan melintang tiap kapiler sangat kecil

dibandingkan dengan pembuluh lainnya, jumlah luas potongan


melintang semua kapiler jauh lebih besar dibandingkan las penampang
pembuluh lain, terutama aorta. karena jumlah kapiler yang sangat
banyak. Dengan demikian, kecepatan aliran darah melambat ketika
melalui kapiler. Kecepatan aliran darah akan bertambah ketika darah
mengalir ke system vena, karena aliran darah ke jantung dibantu oleh
bebarapa faktor fisiologis, salah satunya ialah kontraksi katup vena.
Tekanan darah terbesar terjadi di aorta dan cabang arteri besar.
Tekanan darah semakin menurun hingga ke vena, karena tekanan yang
diberikan oleh kontraksi ventrikel sinister semakin melemah ketika
darah semakin jauh dari arah denyutan jantung.

Daftar pustaka
Bray, J.J., Cragg, P. A., Mackninght, A. D., & Mills, R. G. (2003). Human Phsiology Fourth
Edition. Tokyo: Blackwell Printing.
Campbell, Neil A. dkk. (2002). Biologi: Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Guyton. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC
Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai