Anda di halaman 1dari 5

FISIOLOGI SISTEM SIRKULASI

Fenny Aulia Sugiana (3415096589), Hikmah Zikriyani (3415096598), Intan Komalasari (3415096599), Tina
(3415096600),
Dwi Pratami Septiara (3415096609)
Abstrak
Mikrosirkulasi yang terjadi pada ekor kecebong diketahui melibatkan tiga jenis pembuluh darah, yaitu kapiler,
arteriol, dan venula. Masing-masing cirinya adalah sebagai berikut: (1) Kapiler berwarna merah, diameternya paling
kecil, aliran darah dari arteri, kecepatan aliran darahnya lebih cepat dibandingkan venula, dan memiliki percabangan
yang luas. Hemodinamika pada mesenterium katak juga menunjukkan adanya mikrosirkulasi yang terdiri atas arteriol,
kapiler, dan venula. Arteriol memiliki kecepatan aliran paling cepat diantara vena dan kapiler. Aliran darah di arteriol dan
kapiler memiliki arah bolak-baik, sedangkan arah aliran darah di vena adalah menuju mesenterium. Berbagai rangsang
fisik, mekanik dan kimia faktor mempengaruhi mikrosirkulasi yang terjadi di pembuluh darah. Perlakuan fisik dengan ijuk
dan perlakuan suhu dengan pemberian air panas dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga
meningkatkan aliran laju aliran darah, sedangkan penurunan suhu dan pemberian asam cuka dapat menurunkan aliran
darah karena jari-jari pembuluh mengecil, atau bervasokonstriksi.
Kata kunci: ekor kecebong , katak, mesenterium, mikrosirkulasi,
A. HASIL PENGAMATAN
1. Mikrosirkulasi pada Ekor Kecebong
Tabel 1. Hasil Pengamatan mikrosirkulasi ekor kecebong
Parameter
Kapiler
Arteriol
Venula
Warna
Merah
Merah
Merah tua
muda
Diameter
Paling kecil Besar
Paling
besar
Kecepatan
Sangat
Cepat
Lambat
Aliran darah
cepat
Arah aliran
Dari
Dari
Menuju
darah
arteriol ke
jantung
jantung
venula

arteriol
kapiler
venula

Perbesaran 40x10
2. Hemodinamika Mesenterium Katak
Tabel 2. Hasil pengamatan Haemodinamika mesenterium
katak
Karakteristik
Jenis
Pembuluh
Kecepat
Lebar
Warna
Arah
darah
an aliran
Bening
BolakArteriol
+3
+1
merah
balik
muda
Merah
dengan
Berlawadinding
nan
Venula
+2
+2
sel
dengan
agak
kapiler
biru.
+1
BolakKapiler
(paling
+3
merah
balik
kecil)

3. Pengaruh Rangsang Mekanik, Suhu dan Kimia


terhadap Kecepatan Aliran Darah
Tabel 3. Hasil pengamatan rangsang mekanik, suhu dan
kimia terhadap kecepatan aliran darah
Kondisi
Perlakuan
Ukuran
Kecepatan
fisiologis
Lebih
Ijuk/rambut
Tetap
Vasodilatasi
cepat
Dingin
Mengecil
Melambat
Vasokontriksi
Lebih
Panas
Membesar
Vasodilatasi
cepat
Asam cuka membesar
Berhenti
Vasokontriksi
B. PEMBAHASAN
1. Mikrosirkulasi pada Ekor Kecebong
Mikrosirkulasi merupakan sistem peredaran darah
kolektif yang tersusun atas arteriol, kapiler, dan venula
karena pembuluh-pembuluh tersebut hanya dapat dilihat
dengan mikroskop (Sherwood, 2001). Percobaan
mikrosirkulasi ini dilakukan pada ekor kecebong yaitu
dengan mengamati pembuluh darah yang mengalir di ekor
kecebong. Hasil pengamatan dengan menggunakan
mikroskop dapat diketahui bahwa terdapat tiga jenis
pembuluh darah, yaitu kapiler, arteriol, dan venula.
Masing-masing cirinya adalah sebagai berikut: (1) Kapiler
berwarna merah, diameternya paling kecil, aliran darah
dari arteri, kecepatan aliran darahnya lebih cepat
dibandingkan venula, dan memiliki percabangan yang
luas. Kapiler merupakan pembuluh ideal untuk difusi
sesuai dengan hukum fick yakni kapiler meminimalkan
jarak difusi, sementara memaksimalkan luas permukaan
dan waktu yang tersedia untuk pertukaran (Sherwood,
2001).
Kecepatan aliran darah berbanding terbalik dengan
luas potongan melintang semua pembuluh. Meskipun luas
potongan melintang setiap kapiler sangat kecil
dibandingkan dengan arteriol namun luas penampang
potongan melintang total semua kapiler adalah sekitar
1300 kali dibandingkan dengan luas potongan melintang
arteriol karena jumlah kapiler yang sedemikian banyaknya
(Sherwood, 2001). Oleh karena itu, aliran darah yang
melalui kapiler jauh lebih lambat. Kecepatan yang lambat
menyebabkan tersedianya cukup waktu bagi pertukaran

nutrient dan produk sisa metabolic antara darah dan sel


jaringan. (2) Arteriol berwarna merah muda karena banyak
mengandung O2, diameter lebih kecil dari venula namun
lebih besar dari kapiler, kecepatan aliran darahnya paling
cepat, mengangkut darah dari jantung. Sherwood (2001)
menyatakan bahwa arteriol merupakan pembuluh
resistensi utama untuk menghasilkan resistensi yang
cukup besar terhadap aliran darah. Meskipun kapiler
memiliki jari-jari lebih kecil daripada kapiler, namun secara
kolektif kapiler tidak menimbulkan resistensi sebesar ang
ditimbulkan arteriol (3) Venula berwarna merah pekat
karena banyak mengandung CO2 (Ganong, 2003),
diameter paling besar, kecepatan alirannya lambat, aliran
darah menuju ke jantung. Ketika kapiler-kapiler kembali
menyatu untuk membentuk venula, luas potongan
melintang total kembali berkurang dan kecepatan aliran
darah meningkat ketika darah mengalir kembali ke jantung
Sherwood (2001). Dari venula darah akan dialirkan ke
vena membawa CO2 yang akan dikeluarkan dari tubuh.
2. Hemodinamika Mesenterium Katak
Kerja sama antara arteriol, kapiler, dan venula secara
kolektif disebut sebagai mikrosirkulasi karena pembuluhpembuluh tersebut hanya dapat dilihat dengan bantuan
mikroskop (Sherwood, 2001).
a. Arteriol
Arteriol merupakan cabang dari arteri yang
bertugas menyalurkan darah ke organ. Jadi, aliran darah
dari arteriol adalah menuju organ/masuk ke dalam organ.
Di dalam organ, arteriol bercabang-cabang lagi menjadi
kapiler, pembuluh terkecil, tempat semua pertukaran
antara darah dan sel-sel di sekitarnya terjadi (Sherwood,
2001).
Kecepatan aliran darah di arteriol adalah yang
paling cepat diantara kapiler dan venula. Ketika jantung
berkontraksi selama sistol ventrikel, darah yang memasuki
arteri lebih cepat, jadi tekanan di arteri jauh lebih besar
dibandingkan di dalam vena. Akan tetapi, ketika darah
memasuki arteriol, kecepatannya semakin berkurang.
Begitu juga ketika darah memasuki kapiler, kecepatannya
pun semakin berkurang. Hal ini dikarenakan kecepatan
aliran darah dalam pembuluh-pembuluh tersebut
dipengaruhi oleh total luas penampang keseluruhan pipa
yang mengalirkan darah. Meskipun satu pembuluh kapiler
berukuran sangat kecil, setiap arteri mengalirkan darah ke
kapiler yang berjumlah sangat banyak, sehingga diameter
total dari pembuluh-pembuluh sebenarnya jauh lebih
besar pada hamparan kapiler dibandingkan dengan di
bagian manapun dalam sistem sirkulasi. Oleh karena itu,
darah akan mengalir lebih lambat ketika memasuki arteriol
dari arteri dan mengalir paling lambat dalam hamparan
kapiler. Ketika darah meninggalkan hamparan kapiler dan
lewat masuk ke venula dan vena, kecepatannya
meningkat kembali, sebagai hasil pengurangan total luas
penampang. (Campbell, 2003)
Lumen arteriol diameternya lebih kecil dari
venula. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan struktural
pada dinding arteriol dan venula. Arteriol dan venula,
dinding pembuluhnya mempunyai tiga lapisan yang
serupa, yaitu lapisan luarnya merupakan jaringan ikat
elastis, lapisan tengahnya merupakan otot polos dan serat
yang lebih elastis, dan yang melapisi bagian dalamnya
merupakan endothelium. Namun, arteriol mempunyai
lapisan tengah dan lapisan luar yang lebih tebal
dibandingkan dengan venula. Dinding arteri (arteriol) yang
lebih tebal menyediakan kekuatan dan elastisitas yang
mengakomodasi aliran darah yang dipompakan secara
cepat pada tekanan tinggi melalui arteri oleh jantung.
(Campbell, 2003)
Warna darah pada pembuluh arteriol merah
muda. Hal ini dikarenakan darah yang mengalir di arteriol
kaya akan O2. Aorta arteri arteriol merupakan
pembuluh darah yang keluar dari jantung dan membawa
darah kaya akan oksigen ke semua jaringan tubuh dalam
peredaran sistemik.

b. Kapiler
Kami mengamati system mikrosirkulasi pada
mesenterium. Arah aliran darah dikapiler bolak balik
artinya darah keluar masuk usus (organ). Arah aliran
darah di kapiler bolak balik, hal ini mungkin disebabkan
karena pada pembuluh darak kapiler terjadi pertukaran zat
zat antara darah dengan jaringan.Karena kapiler adalah
pembuluh yang ideal untuk tempat pertukaran.Pertukaran
dikapiler
merupakan
tujuan
akhir
di
system
sirkulasi.Pertukaran zat zat yang melintasi dinding
kapiler proses utamanya berlangsung melalui proses
difusi.Pertukaran antara darah dan jaringan disekitarnya
melalui dinding kapiler berlangsung melalui difusi pasif.
Karena di dinding kapiler tidak terdapat system
transportasi yang diperantarai oleh pembawa, zat zat
terlarut berpindah terutama melalui difusi menuruni
gradient konsentrasi mereka.Komposisi kimiawi darah
arteri diatur secara cermat untuk mempertahanakan
konsentrasi setiap zat terlarut ditingkat yang akan
mendorong pergerakan mereka menembus dinding kapiler
dengan arah yang sesuai.Proses homeostatic ini yang
secata terus menerus menambahkan nutrient dan O2 serta
mengeluarkan CO2 dan zat zat sisa sewaktu darah
melewati organ organ tersebut.Sementara itu,sel sel
terus
menerus
menggunakan
pasokan
dan
menghasilkanzat zat sisa metabolisme.Difusi setiap zat
terlarut terus berlangsung secara independent sampai
tidak lagi terdapat perbedaan konsentrasi antara darah
dan sel sel disekitarnya.Proses ini terus menerus terjadi
berulang dengan sendirinya.Hal ini mungkin yang
membuat arah alirah darah pada kapiler bolak balik.
Mengapa
terjadi
berulang
karena
semua
sel
menggunakan O2 dan glukosa,darah secara terus
menerus menyalurkan pasokan segar kedua zat vital
tersebut,sehingga gradient konsentrasi yang mendorong
difusi netto zat zat tersebut dari darah ke sel dapat
dipertahankan.Secara bersamaan,terjadi difusi netto
secara terus menerus CO2 dan zat sisa metabolisme dari
sel ke darah yang dipelihara oleh sel yang secara kontinu
menghasilkan zat zat tersebut dan darah secara konstan
membersihkan mereka dari jaringan.
Karena dinding kapiler tidak membatasi
lewatnta konstituen apapun kecuali protein plasma,tingkat
pertukaran untuk setiap zat terlarut secara independen
ditentukan oleh tingkat gradient konsentrasi antara darah
dan jaringan disekitarnya.Apabila sel sel meningkatkan
aktivitas mereka,sel sel tersebut akan meningkatkan
antara lain penggunaan O2 dan pembentukkan CO2.Hal ini
meniumbulkan gradient konsentrasi O2 dan CO2 yang
lebih besar antara sel dan darah,sehingga lebih banyak O2
yang berdifusi keluar dari darah untuk masuk kedalam sel
dan lebih banyak CO2 yang mengalir dalam arah
sebaliknya untuk menunjang aktivitas metabolik.
Selain itu,molekul molekul yang berdifusi
hanya menempuh jarak yang pendek antara darah dan sel
disekitarnya karena dinding kapiler tipis dan garis
tengahnya kecil, selain dekatnya jarak kapiler dengan
setiap sel.
Darah mengalir lebih lambat di kapiler daripada
dibagian sirkulasi lainnya.Percabangan kapiler yang luas
juga merupakan penyebab lambatnya aliran darah melalui
kapiler.Kecepatan darah yang mengalir melalui berbagai
segmen pembuluh vaskuler berbeda beda karena
kecepatan aliran berbanding terbalik dengan luas
potongan melintang total semua pembuluh di tingkat
system sirkulasi tertentu.Walaupun luas potongan
melintang setiap kapiler sangat kecil dibandingkan dengan
aorta,jumlah luas potongan melintang semua kapiler
sekitar tiga ratus kali lebih besar daripada luas melintang
potongan aorta karena jumlah kapiler yang sangat
banyak.Dengan demikian,darah melambat ketika mengalir
melalui kapiler.
Melambatnya darah memberikan waktu yang
cukup bagi darah dan jaringan untuk saling bertukar

nutrient dan produk sisa metabolik,yaitu tugas utama


system sirkulasi keseluruhan.Pada saat kapiler kapiler
menyatu membentuk vena,luas potongan melintang total
kembali berkurang,dan darah mengalir lebih cepat untuk
kembali ke jantung.Selain itu,karena kapiler secara
keseluruhan memiliki jumlah (total) luas potongan
melintang yang sangat besar,resisten yang dihasilkan oleh
semua kapiler jauh lebih rendah daripada yang dihasilkan
di arteriol. (Sherwood, 2001)
Lumen kapiler diameternya paling kecil diantara
ketiga pembuluh. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
struktural pada dinding arteriol, kapiler dan venula. Kapiler
tidak memiliki kedua lapisan luar. Kapiler hanya memiliki
dinding pembuluh tipis yang hanya terdiri atas
endothelium dan membrane basal. Struktur tersebut
mempermudah pertukaran zat antara darah dan cairan
interstitial yang menggenangi sel itu. (Bray, 2003)
Warna darah pada pembuluh arteriol merah. Hal
ini dikarenakan darah yang mengalir di kapiler kaya akan
O2 yang berasal dari pembuluh darah arteri.
c. Venula
Saat pengamatan, kami mengamati arah aliran
darah mesentrium katak dan diamati dibawah mikroskop.
Aliran darah dari venula adalah menuju jantung/keluar dari
dalam organ. Karena venula membawa darah miskin
oksigen menuju vena dan akan dibawa ke jantung.
Darah setelah melewati kapiler akan menuju ke
venula dan nantinya akan menuju ke vena untuk dibawa
ke jantung. Kecepatan aliran darah saat di venula lebih
cepat dari kapiler, tetapi lebih lambat dari arteriol.
Kecepatan aliran darah lebih cepat dari kapiler
karena saat dikapiler terjadi difusi gas (aliran bolak-balik)
sehingga pergerakan aliran di kapiler lambat. Namun,
ketika memasuki venula, darah hanya mengalir satu arah
yaitu menuju vena lalu ke jantung. Hal ini karena pada
venula
terdapat
katup-katup
satu
arah
yang
memungkinkan darah hanya bergerak kedepan ke arah
jantung sehingga mencegah darah mengalir kembali ke
jaringan.
Kecepatan aliran darah di venula lebih lambat
dari arteriol, karena pada arteriol darah langsung dipompa
dari jantung lalu melewati arteri dan ke arteriol. kerja dari
otot jantunglah yang membuat tekanan darah menjadi
besar dan kecepatannya menjadi besar pula. Hal ini
karena besarnya (laju) aliran melalui suatu pembuluh
berbanding lurus dengan gradien tekanan (Sheerwood,
2007) dan cairan selalu mengalir dari daerah bertekanan
tinggi ke rendah (Campbell, 2003). dari teori-teori itu kita
dapat menyimpulkan bahwa kecepatan aliran darah di
venula lebih lambat daripada aliran darah di arteriol. Aliran
darah di venula juga masih mengandalkan sisa-sisa
tekanan dari arteriol. Hal ini karena venula memiliki
dinding yang jauh lebih tipis dengan otot polos lebih
sedikit daripada arteriol, sehingga venula kurang memiliki
elastisitas dibandingkan dengan arteri dan venula dan
vena disebut sebagai pembuluh darah pasif.
Lumen venula diameternya paling besar
diantara arteriol dan kapiler. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan struktural pada dinding arteriol dan venula.
Arteriol dan venula, dinding pembuluhnya mempunyai tiga
lapisan yang serupa, yaitu lapisan luarnya merupakan
jaringan ikat elastis, lapisan tengahnya merupakan otot
polos dan serat yang lebih elastis, dan yang melapisi
bagian dalamnya merupakan endothelium. Namun, venula
mempunyai lapisan tengah dan lapisan luar yang lebih
tebal dibandingkan dengan arteriol. Vena (venula) dengan
dinding yang lebih tipis mengirimkan darah kembali ke
jantung dengan kecepatan dan tekana rendah setelah
darah itu melewati hamparan kapiler. (Campbell, 2003)
Warna darah pada pembuluh arteriol merah
lebih pekat. Hal ini dikarenakan darah yang mengalir di
venula kaya akan CO2. Venula - vena - vena cava
merupakan pembuluh darah yang menuju ke jantung dan

membawa darah kaya akan karbon dioksida ke jantung


dalam peredaran sistemik.
3. Pengaruh Rangsang Mekanik, Suhu dan Kimia
terhadap Kecepatan Aliran Darah
a. Perlakuan Rangsang Mekanik dengan Ijuk
Pada percobaan pengaruh rangsang terhadap
kecepatan aliran darah dan diameter pembuluh darah
diberikan empat macam perlakuan, yaitu ditekan dengan
ijuk, ditetesi air es, ditetesi air panas, dan pemberian
asam cuka. Saat pembuluh darah diberikan perlakuan
dengan ditekan menggunakan ijuk aliran darah menjadi
terhenti tetapi setelah dilepaskan ijuk tersebut maka lairan
darah menjadi lebih cepat dari sebelumnya. Pada saat
pasokan darah ke suatu daerah tersumbat total, arteriol di
daerah itu akan mengalami dilatasi karena relaksasi
miogenik yang terjadi sebagai respon terhadap hilangnya
peregangan karena tidak ada aliram darah dan perubahan
komposisi kimia lokal. Apabila pasokan darah ke suatu
jaringan tersumbat, kadar O2 menurun di jaringan itu.
Jaringan terus mengkonsumsi O2, tetapi tidak
mendapatkan pasokan O2 segar (Sherwood, 2001). Selain
itu juga disebabkan oleh perbedaan tekanan yang ada
pada pembuluh darah ketika ditekan oleh ijuk. Ketika
tersumbat aliran darah menjadi kecil sehingga tekanan
menjadi tinggi. Dan saat ijuk tersebut dilepaskan maka
tekanan pada aliran darah yang tinggi
tadi akan
mendorong aliran darah menjadi lebih cepat.
Setelah tekanan ijuk dilepaskan, aliran darah
terlihat mengalir lebih cepat dari aliran normalnya, karena
saat ijuk menghambat aliran pasokan darah, maka
arteriol-arteriol di daerah itu akan mengalami dilatasi, yang
disebabkan oleh :
Relaksasi miogenik(otot), yang terjadi karena respons
terhadap hilangnya peregangan karena tidak ada
aliran darah
Perubahan komposisi kimia lokal. Apabila pasokan
darah ke suatu jaringan tersumbat, kadar O2 menurun
di jaringan itu; jaringan terus mengkonsumsi O2, tetapi
tidak mendapat pasokan O2 segar. Sementara itu,
konsentrasi CO2, asam, dan metabolit lain meningkat.
Walaupun produksi mereka tidak meningkat jika suatu
jaringan lebih aktif secara metabolis, zat-zat ini akan
tertimbun di jaringan apabila tidak dibersihkan oleh
darah.
Setelah tekanan dilepaskan, aliran darah ke jaringan
yang sebelumnya kekurangan darah tersebut secara
sementara akan lebih besar dari normal karena pembuluh
yang berdilatasi. Peningkatan aliran darah karena dilatasi
pembuluh darah ini disebut hiperemia reaktif. Respons
ini bermanfaat untuk secara cepat memulihkan komposisi
kimiawi lokal ke normal.
Peristiwa hiperemia reaktif tersebut disebabkan oleh
adanya pengaruh fisik lokal oleh tekanan ijuk. Pengaruh
fisik lokal merupakan bagian dari kontrol lokal (intrinsik),
yaitu perubahan-perubahan di dalam suatu jaringan yang
mengubah jari-jari pembuluh, sehingga aliran darah ke
jaringan tersebut berubah melalui efek terhadap otot polos
arteriol jaringan. Kontrol lokal atas jari-jari arteriol penting
untuk menentukan ditribusi curah jantung, sehingga aliran
darah sesuai dengan kebutuhan metabolik jaringan.
Selain peristiwa hyperemia reaktif, penyebab utama
terdilatasinya pembuluh darah setelah tersumbat oleh ijuk
ialah karena naiknya gradien tekanan antara lokasi
penyumbatan dengan pembuluh darah setelahnya yang
kekurangan aliran darah. Seiring dengan bertambahnya
tekanan di area penyumbatan, maka gradien tekanan
antara daerah penyumbatan dan daerah setelahnya
menyebabkan laju aliran darah bertambah, hal itu
disebabkan karena laju aliran darah(F) berbanding lurus
dengan gradien tekanan(P) (lihat persamaan reaksi
sebelumnya, F= P/R).

b. Perlakuan Rangsang Suhu


1) Air dingin
Pada percobaan pemberian 1 tetes air es pada
mesentrium usus katak terhadap kecepatan aliran darah
katak. Ternyata kecepatan aliran darah katak melambat
dari keadaan normal. Hal ini disebabkan terjadinya
vasokonstriksi. Vasokonstriksi mengacu pada peningkatan
kontraksi otot polos sirkuler di dinding arteriol dan
menyebabkan diameter lingkaran pembuluh menjadi lebih
kecil, dengan demikian resistensi arteriol meningkat dan
terjadilah penurunan aliran darah. (Sherwood, 2001).
Suhu dingin dapat menyebabkan otot polos dinding
pembuluh darah berkontraksi/mengerut, sehingga jari-jari
pembuluh menjadi lebih kecil. Mengecilnya pembuluh
darah meyebabkan resistensi semakin tinggi dan aliran
melalui pembuluh bekurang. Perisrita ini disebut
vasokonstriksi(penyempitan pembuluh darah) akibat
pengaruh fisik lokal pada pembuluh.
2) Air panas
Pada percobaan pemberian 3 tetes air hangat pada
mesentrium usus katak terhadap kecepatan aliran darah.
Ternyata kecepatan aliran darah menjadi semakin cepat.
Hal ini disebabkan karena terjadi vasodilatasi.
Vasodilatasi mengacu pada pembesaran diameter
lingkaran pada arteriol dan jarijari pembuluh akibat
melemasnya lapisan otot polos (penurunan kontraksi otot
polos sirkuler di dinding arteriol).
Vasodilatasi juga
menyebabkan penurunan resistensi arteriol, sehingga
akan lebih banyak darah yang mengalir ke daerahdaerah
dengan resistensi arteriol rendah. (Sherwood, 2001).
Pengaruh fisik lokal berupa suhu tinggi/panas juga
berpengaruh terhadap besar/kecilnya pembuluh darah,
khususnya arteriol. Suhu tinggi menyebabkan otot polos
dinding
pembuluh
berelaksasi/melemas.
Hal
ini
menyebabkan pembesaran jari-jari pembuluh darah,
resistensi pun menurun, sehingga aliran darah melalui
pembuluh yang bersangkutan pun meningkat.
c. Perlakuan Rangsang Kimiawi dengan Asam cuka
Pada penetesan Asam asetat/asam cuka di bagaian
mesenterium katak, didapat hasil bahwa aliran darah pada
bagian arteri, venula dan kapiler melambat, bahkan
berhenti.
Jika suatu area otot polos, khususnya otot polos unit
tunggal/viseral(ditemukan di dinding organ berongga/
visera, seperti saluran pencernaan, kemih, dan pembuluh
darah kecil) diteteskan dengan asam lemah, maka asam
lemah tersebut akan merangsang timbulnya potensial
aksi. Ketika timbul potensial aksi di bagian manapun pada
lembaran otot polos unit-tunggal, potensial aksi tersebut
merambat dengan cepat melalui gap junction yang
menghubungkannya. Kelompok sel-sel otot yang saling
berhubungan itu pun kemudian berkontraksi sebagai satu
unit yang terkoordinasi. (Sherwood, 2001).
Arteriol memiliki lapisan otot polos yang tebal dan
peka terhadap banyak perubahan kimiawi. Apabila terjadi
kontraksi, maka lapisan otot polos akan berjalan sirkuler
mengelilingi arteriol menyebabkan lingkaran pembuluhnya
mengecil. Dengan demikian resistensinya meningkat dan
aliran melalui pembuluh berkurang (Sherwood, 2001).
Melambatnya aliran darah dikarenakan medapat
merangsang potensial aksi otot polos dan meningkatkan
produksi Ca2+. Suatu kenaikan dalam konsentrasi ion
kalsium menyebabkan konstriksi. Ini disebabkan efek
umum kalsium untuk merangsang kontraksi otot polos
(Guyton,
1990).
Vasokonstriksi
mengacu
pada
peningkatan kontraksi otot polos sirkuler di dinding arteriol
dan menyebabkan diameter lingkaran pembuluh menjadi
lebih kecil, dengan demikian resistensi arteriol meningkat
dan terjadilah penurunan aliran darah. (Sherwood, 2001).
Pada pengamatan aliran darah di mesenterium katak
ketika ditetesi asam cuka, aliran darahnya lama kelamaan
berhenti. Hal ini dikarenakan mesenterium yang
digunakan merupakan mesenterium yang sebelumnya

telah diberi perlakuan ditekan dengan ijuk, diberi air panas


dan diberi air dingin. Berhentinya aliran darah juga dapat
dikarenakan jaringan yang mengalami kematian akibat
lamanya waktu penglihatan (mesenterium katak tersebut
sudah tidak segar lagi.
C. Kesimpulan
1. Mikrosirkulasi hanya dapat diamati melalui mikroskop,
dan terdiri atas pembuluh arteriol, kapiler, dan venula.
Ketiganya dapat dibandingkan berdasarkan ukuran
lumen yang berbeda sesuai fungsi masing-masing
pembuluh, warna darah yang melewatinya karena
perbedaan kandungan O2, serta kecepatan aliran
darahnya yang berkaitan dengan fungsi pembuluh dan
juga pengaruh faktor luar.
2. Mikrosirkulasi terdiri atas arteriol, kapiler, dan venula.
Ketiganya dapat dibedakan berdasarkan ukuran
lumen, warna, arah aliran dan kecepatan aliran darah.
Arah aliran darah dipastikan mengalir masuk ke organ
melalui arteriol, mengalami pertukaan gas dan nutrien
di kapiler, dan kembali ke jantung melalui
venula(sistem vena).
3. Berbagai rangsang dapat mempengaruhi laju aliran
darah, baik oleh perlakuan fisik maupun kimiawi.
Perlakuan fisik dengan ijuk dan perlakuan suhu
dengan pemberian air panas dapat menyebabkan
vasodilatasi pembuluh darah sehingga meningkatkan
aliran laju aliran darah, sedangkan penurunan suhu
dan pemberian asam cuka dapat menurunkan aliran
darah karena jari-jari pembuluh mengecil, atau
bervasokonstriksi.

D. Daftar Pustaka
Bray, J.J., Cragg, P. A., Mackninght, A. D., & Mills, R.
G. (2003). Human Phsiology Fourth Edition. Tokyo:
Blackwell Printing.
Campbell, Neil A. dkk. (2002). Biologi: Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Guyton. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme
Penyakit. Jakarta: EGC
Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi Manusia: dari
Sel ke Sistem. Jakarta: EGC
State University of New Jersey. (2009). Blood
Vessels. Diakses pada tanggal 21 Maret 2012 dari
http://www.rci.rutgers.edu/~uzwiak/AnatPhys/Blood_V
essels.html

E. Pertanyaan dan Jawaban


1. Gambarkan posisi valvula spiralis pada jantung katak!
2. Jelaskan dengan grafik hubungan antara luas total
pembuluh darah, kecepatan aliran darah dan tekanan
darah dari aorta sampai ke vena cava!
Jawab :
1. Gambar valvula spiralis (spiral valve) pada katak

2. Pembuluh darah yang


memiliki luas total
terbesar ialah kapiler,
yang
merupakan
percabangan terhalus
dan tempat pertukaran
gas dan nutrisi dalam
darah dan jaringan.
Kecepatan
aliran
darah (velocity of flow)
yang
berbeda-beda
mengalir melalui berbagai segmen pohon vaskuler
dan kecepatan aliran berbanding terbalik dengan
luas potongan melintang total semua pembuluh di
tingkat sistem sirkulasi tertentu. Walaupun luas
potongan melintang tiap kapiler sangat kecil
dibandingkan dengan pembuluh lainnya, jumlah luas
potongan melintang semua kapiler jauh lebih besar
dibandingkan las penampang pembuluh lain, terutama
aorta. karena jumlah kapiler yang sangat banyak.
Dengan demikian, kecepatan aliran darah melambat
ketika melalui kapiler. Kecepatan aliran darah akan
bertambah ketika darah mengalir ke system vena,
karena aliran darah ke jantung dibantu oleh bebarapa
faktor fisiologis, salah satunya ialah kontraksi katup
vena.
Tekanan darah terbesar terjadi di aorta dan
cabang arteri besar. Tekanan darah semakin menurun
hingga ke vena, karena tekanan yang diberikan oleh
kontraksi ventrikel sinister semakin melemah ketika
darah semakin jauh dari arah denyutan jantung.

Anda mungkin juga menyukai