DARAH
Oleh :
Kelas : A
Kelompok : 10
Ades Mulyawan
200110130297
Diki Purnomo
200110130301
Muhammad Rifky
200110130302
Pratiwi Dewi M.
200110130350
Novia Nabila
200110130353
Parisca R. M. Simatupang
200110130405
Genta Prima D
200110130257
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2014
I
PENDAHULUAN
berbagai
bahan
penyusun
sistem
imun
yang
bertujuan
yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormonhormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
4. Mengangkat karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru
paru.
Atas dasar hal tersebut penulis melakukan praktikum mengenai
1.2.
Tujuan
1. Rupa darah dan tahanan osmotic
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui secara visual anatomi
dari berbagai sel darah yang diperlakukan secara berbeda.
2. Darah I (Waktu pembekuan, Waktu pendarahan, Hematokrit dan
Hemoglobin)
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui kadar hematokrit dan
hemoglobin serta
leukosit
darah
ternak
serta
1.3.
Leukosit)
: 12.30 14.30 WIB
: Laboratorium Biokimia dan Fisiologi Ternak. Fakultas
Peternakan, Universitas Padjadjaran.
II
MATERI DAN METODE
2.1 Rupa darah dan tahanan osmotic
Darah makroskopik yaitu darah yang dilihat secara global sedangkan
darah mikroskopik yaitu darah yang dilihat secara mendetail, darah dalam
keadaan utuh, tidak tembus cahaya. Hal ini disebabkan oleh sifat optik
eritrosit yang terdapat dalam darah. Darah akan tembus cahaya akibat
penambahan larutan bekonsentrasi rendah yang disebut hipotonis. Contohnya
aquades, darah akan pecah karena hemolisis yaitu proses dimana haemoglobin
dilepaskan. Darah tidak tembus cahaya akibat penambahan larutan
berkonsentrasi tinggi yang disebut hipertonis. Contoh : Nacl. Darah dalam
keadaan utuh, tidak tembus cahaya yang disebut Isotonik. Dilihat dari tinjauan
mikroskopiknya sel darah mengembang bila ditambah larutan berkonsentrasi
rendah (aquadest), lama lama akan pecah dan sel darah akan mengkerut bila
ditambah larutan berkonsentrasi tinggi (NaCl 3% ).
2.1.2
Cara Kerja
1. Rupa darah makroskopik dan mikroskopik sebelum dan sesudah
hemolisis
Langkah Pertama :
tabung reaksi.
1) Tabung A tanbahkan 1 cc aquadest (20 tetes)
2) Tabung B tambahkan larutan 2 cc larutan NaCl pekat (3%)
3) Tabung C biarkan tanpa perlakuan apapun
Tuangkan beberapa tetes dari setiap tabung A, B, dan C pada gelas
objek.
Tempelkan dan perhatikan darah tersebut apakah tembus cahaya atau
tidak.
Buatlah gambar tinjauan mikroskopik dan gambaran makroskopiknya
dari setiap gelas objek A, B, dan C.
Langkah Kedua
Sediakan 2 buah tabung reaksi A dan B.
Tuangkan 3 tetes darah yang telah dibebaskan dari fibrin pada setiap
tabung reaksi.
Pada tabung A yang pada awalnya telah ditmbahkan aquadest kemudian
tambahkan 2cc larutan NaCl 3%.
Pada tabung B yang pada awalnya telah ditambahkan NaCl 3%
kemudian Tambahkan 2cc Aquadest.
Kemudian setelah semua selesai dilakukan, lakukanlah langkah-langkah
berikut:
1)
Perhatikan
cahayanya?
kedua
larutan
tersebut,
samakah
sifat
tembus
2)
pengisapan darah ke dalam kapiler dan saat mulai terbentuk benang fibrin.
Cara kerja pembekuan ketika luka mulai mengeluarkan darah. Suatu enzim
yang disebut tromboplastin yang dikeluarkan dari sel sel jaringan yang rusak
bergabung dengan kalsium dan protrombin dalam darah akibat reaksi kimia.
Jalinan benang benang yang dihasilkan membentuk lapisan pelindung, yang
akhirnya mengeras. Lapisan sel sel paling atas akhirnya mati menumpuk,
sehingga membentuk keropeng. Di bawah keropeng ini, atau lapisan
pelindung, sel sel baru sedang terbentuk. Ketika sel sel yang rusak telah
selesai diperbaharui, keropeng tersebut akan mengelupas.
2.2.1 Alat dan bahan
Satu set Hemometer Sahli
Aquadest
HCl N/10
Darah domba sapi atau ayam.
Kapas, alkohol, Vaccynostyle steril.
2.2.2 Cara Kerja
1. Penentuan kadar Hemoglobin
A. Metoda Hematin asam dengan Hemometer Sahli.
Bersihkan dan keringkan tabung hemometer
Isi tabung hemometer dengan HCl N/10 sampai garis batas.
Isap darh sampel dengan pipet hemometer sampai tanda garis 20 mm3.
Tuangkan darah kedalam tabung Hemometer.
Campur dan aduk dengan alat pengaduk yang tersedia sampai darh
B. Metode Tallquist
4.
keluar.
Isaplah tetes darah dengan kertas hisap sampai darah tidak keluar lagi.
Catat waktunya !
Penentuan waktu pembekuan
Tusuklah ujung jari, tetes darh yang keluar diisap kedalam pipa mikro
kapiler yang tidak berheparin ( pipet warna biru). Catatlah dengan
Menghitung jumlah sel sel darah merah menggunakn satu set alat yang
disebut haemocymeter. Prinsip perhitungan ini adalah pengenceran darah
dengan suatu pengencer khusus yaitu larutan Hayem yang bersifat isotonis dan
berfungsi sebagai warna eritrosit. Hitung sel darah adalah jumlah sebenarnya
dari unsur darah dalam volume darah tertentu. Hitung
Pada prinsipnya sama dengan cara menghitung eritrosit, hanya pipet
yang digunakan adalah pipet berbatu putih dan larutan yang digunakan adalah
larutan Turk. Cara menghitung jumlah leukosit adalah cari hasil dari volume
kotak besar dengan mengalikan 1/ 5 dikali 1/ 5 dikali 1/ 10 mm3 sama dengan
1/ 250 mm3 lalu mencari hasil volume 25 kotak dengan mengalikan 25 kotak
dengan hasil volume kotak besar ( 1/ 250 mm3 ) maka dalam 1 mm3 darah
mengandung 10 kali 10 butir jumlah leukosit maka menghasilkan jumlah butir
leukosit.
2.3.1
2.4.2
2.4.3
Darah terlihat tidak tembus pandang, hal ini karena sifat optik yang
masih dimiliki oleh sel-sel darah tersebut yaitu sifat yang dapat
menyebarkan cahaya sehingga cahaya tidak dapat melaluinya.
Sel darah merah yang berikut tidak berubah bentuk karena tidak ada
perlakuan apapun yang dikenakan kepada darah tersebut.
2.5.2 Aquadest
Gambar Hasil Pengamatan Praktikum
Sel darah merah pecah karena cairan yang berada di dalam sel
memiliki konsentrasi lebih besar dari pada cairan yang berada di luar sel.
2.5.3 NaCl 3%
Gambar Hasil Pengamatan Praktikum
Sel darah merah mengkerut karena larutan yang ada di luar sel
memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dari cairan yang berada di dalam
sel (krenasi).
NaCl 3%
Gambar Hasil Pengamatan Praktikum
dengan zat terlarut impermeabel (tidak dapat dilewati) maka sel tidak akan
mengerut atau membengkak karena konsentrasi air dalam cairan
intraseluler tidak dapat masuk atau keluar dari sel sehingga terdapat
keseimbangan antara cairan intraseluler dan ekstraseluler.
2.
3.
yang
termasuk
kedalam
golongan cairan
hipertonis
jika
larutan NaCl 3% terlihat kisut atau mengkerut karena cairan yang berada
di dalamnya telah keluar. Hal tersebut karena perbedaan konsentrsi yang
dimiliki oleh darah dan NaCl, dimana konsentrasi darah lebih kecil
dibandingkan dengan konsentrasi yang dimiiki oleh NaCl.
Darah yang tidak dapat perlakuan apapun.
Rupa sel-sel darah yang berada dalam tabung reaksi yang tidak
mendapatkan perlakuan apapun saat diamati secara mikroskopik kondisi
darah tersebut baik seperti darah yang masih normal.
2.7.2
Sel - sel darah merah yang mampu bertahan jika ditambahkan dengan
dengan aquadest dapat kembali ke bentuk normal karena sifat tekanan
osmotik akan selalu menyeimbangkan konsentrasi sistem dengan
konsentrasi
lingkungan.
Tekanan
osmotik
akan
menyeimbangkan
bertahan
tekanan osmotik yang dimiliki oleh NaCl 0,9% itu sama, karena tekanan
osmotik antara sel-sel darah dan NaCl 0,9% adalah sama, sehingga darah
masih dalam kondisi yang normal.
2.7.3
No
Nama
age Sex
Aktivitas
HB
Hemoto
Waktu
Waktu
HA
TG
krit
pendarahan
pembekuan
Yoga
19
Kuliah
60%
80%
48%
8,54 detik
480 detik
Galih
19
Kuliah,
7,8
50%
49%
9,73 detik
849,7 detik
makan
gr/dl
Kuliah,
12,02
50%
35,89 detik
17 menit
sarapang,
gr/dl
48%
12,92 detik
420 detik
56%
9,71 detik
1800 detik
40%
50%
32,15 detik
20 menit
50%
48%
12,44 detik
7 menit
70%
46%
8,42 detik
24 menit
Imam
18
makan
siang
4
M. Galih
19
Jogging
9,1
gr/dl
Rivaldi
20
Jogging
9,8
gr/dl
Rizal
19
Lari
13
gr/dl
Lutfi
18
Kuliah,
13,8
nyuci,
gr/dl
makan
8
Sauma
19
Kuliah,
4,26
tidur,
gr/dl
makan
10
Ridwan
Ades
19
18
Kuliah,
4,3
rapat
gr/dl
2.7.4
60%
50%
12 detik
4 menit
70%
49%
7,21 detik
660,31 detik
gr/dl
x 100%
2.7.5
2.7.6
2.8 Pembahasan
dalam sampel darah yang diambil dari pasien ternyata memiliki kisaran ratarata yang berbeda antara kadar hemoglobin yang terkandung pada pria dan
wanita. Jika kadar hemoglobin yang terkandung di dalam sel darah wanita
berkisar antara 8-11 %/gram
pada darah yang dimiliki oleh pria berkisar antara 11-14 %/gram %.
Penentuan kadar hemoglobin dengan metode Tallquist Adam
Penentuan kadar hemoglobin di dalam darah dengan menggunakan metode
Tallquist Adam sangatlah berbeda dengan metode yang digunakan dalam
pengukuran hemoglobin yang menggunakan Hemometer Sahli, karena jika
dalam pengukuran yang menggunakan metode Tallquist Adam harus
memiliki buku Standar Tallquist Adam
yang
digunakan untuk
pertama yang keluar dari pasien hingga darah tersebut tidak keluar kembali.
Penentuan waktu pembekuan
Waktu pembekuan merupakan waktu dimana darah tersebut keluar sampai
7
8
Ternak
Domba 1
Domba 1
Domba 1
Rata-rata
Domba 2
Domba 2
Domba 2
Rata-rata
Bebek 2
Bebek 2
9
10
Rata-rata
Bebek 2
Bebek 2
4
5
6
Rata-rata
Umur
3
Sex
Statur Kesehatan
Betina
Sehat
Eritrosit
170.000
Leukosit
22.300
Betina
Sehat
170.000
22.300
Jantan
Sehat
320.000
15.500
Betina
Sehat
320.000
15.500
Bulan
3,5
Bulan
8
Bulan
8
Bulan
KESIMPULAN
sel tersebut.
Sama halnya dengan apoptosis, hemolisis juga dapat kita kembalikan
kedalam kondisi yang normal kembali dengan cara menambahkan cairan
yang lebih besar konsentrasinya kedalam lingkungan sel tersebut. Akan
tetapi hal ini hanya berlaku pada sel-sel darah yang masih mampu bertahan
ketika dia dicampur dengan cairan yang memiliki konsentrasi yang lebih
rendah.
Kadar hemoglobin dapat ketahui dengan berbagai cara. Contohnya dengan
cara Hematin Asam dengan Hemometere Sahli, Tallquist Adam Method,
dan Cyanomethemoglobin.
Hematokrit merupakan salah satu cara yang teliti dalam mendiagnosa
Anemia.
Waktu pendarahan dalam sel dapat kita peroleh dengan cara menghitung
waktu pada saat darah pertama yang keluar dari luka sampai darah terakhir
yang keluar.
Untuk menghitung jumlah sel-sel darah kita baik itu sel darah merah
maupun sel darah putih kita membutuhkan alat bantu hitung yang bernama
Haemocytometer.
DAFTAR PUSTAKA