Anda di halaman 1dari 2

Harga Telur

Harga telur pada bulan Oktober secara umum jatuh, dan berada jauh dibawah HPP. Pada bulan
Oktober ini harga telur sempat menyentuh harga Rp. 14.350,00, hal ini tentu membuat para peternak
menjerit terlebih dengan naiknya biaya operasional mereka. Penurunan harga telur yang sangat
signifikan di bulan Oktober terjadi karena adanya kebijakan PPKM yang dilanjutkan oleh pemerintah.
Kebijakan ini tentunya membuat serapan telur di pasar kembali melemah. Keadaan ini semakin
diperparah dengan tidak adanya PKH dan bansos dari pemerintah untuk membantu serapan telur dari
peternak. Pada akhirnya stok telur di peternak menumpuk dan membuat harga terus menurun. Secara
umum, harga telur menurun terus terjadi mulai dari minggu pertama sampai minggu ke empat.

Harga yang terus menurun dan biaya operasional yang semakin tinggi ini mendesak para
peternak melakukan langkah-langkah cepat agar peternak dapat bertahan dalam situasi ini. Beberapa
langkah cepat yang diambil peternak adalah menjual atau melakukan afkir dini pada ayam-ayam mereka
yang masih produksi dan mereka menunda Chick-in sampai waktu yang tidak ditentukan. Hal ini mau
tidak mau dilakukan oleh peternak untuk sementara, sampai kondisi kembali normal.

Pada akhir bulan Oktober, pemerintah kembali melakukan PKH dan bansos. Hal ini kembali
menjadi angin segar bagi para peternak petelur di Indonesia. Setelah banyak peternak yang melakukan
afkir dan banyak pula peternak yang tidak melakukan Chick-In ditambah adanya PKH dan bansos, hal ini
langsung memberikan efek positif bagi harga telur di Indonesia secara umum. Harga telur secara umum
perlahan naik pada minggu kelima. Harga telur pada akhir bulan Oktober berada pada kisaran Rp.
16.900,00 – Rp. 19.800,00. Tentu kita berharap harga telur ini bisa terus naik dan kembali ke kondisi
normal.
Harga Broiler

Harga livebird pada minggu pertama bulan Oktober bisa dibilang jatuh di beberapa wilayah di
Indonesia, seperti Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hal ini disebabkan karena
menumpuknya stok ayam baik itu di peternak maupun stok daging di Cold storage. Tetapi harga livebird
di bulan Oktober mulai merangkak naik mulai dari minggu kedua sampai minggu kelima. Kenaikan harga
ini disebabkan karena mulai kembalinya aktivitas-aktivitas masyarakat secara normal. Secara umum
restoran-restoran di kota-kota besar sudah mulai kembali seperti biasanya.

Selain itu adanya kebijakan Cuting HE yang diterapkan pemerintah pun cukup memberikan andil
terhadap naiknya harga livebird ini. Adanya Cuting HE tentunya membuat stok ayam di peternak
berkurang dari biasanya, disaat yang sama aktivitas masyarakat kembali normal. Hal ini membuat harga
livebird di bulan Oktober terus merangkak naik, terutama pada minggu kedua sampai minggu kelima.

Harga livebird pada bulan oktober ini bisa dibilang memberi angina segar kepada para peternak
broiler di Indonesia. Setelah sebelumnya para peternak sempat menjerit akibat naiknya harga bahan
baku dan turunnya harga livebird. Mulai kembali naiknya harga ini tentunya kembali membuka harapan
kepada para peternak broiler yang ada di Indonesia. Harga livebird di Indonesia pada bulan oktober
berada pada kisaran Rp. 17.500,00 – Rp.22.000,00.

Tentunya kita semua berharap kondisi ini terus bertahan dan bahkan bisa menjadi lebih baik
lagi. Setelah lesunya kondisi perekonomian pada masa pandemi yang berdampak hampir di semua
sektor usaha termasuk sector peternakan. Momen harga yang merangkak naik ini semoga menjadi awal
yang baru bagi para peternak, khususnya peternak broiler untuk bangkit setelah melewati masa
pandemi.

Anda mungkin juga menyukai