ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan pada usaha daging babi panggang di Desa Daru ini bertujuan
untuk mengetahui besaran biaya dan pendapatan usaha warung babi panggang di Desa
Daru. Manfaat yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan gambaran biaya yang
harus dikeluarkan dan pendapatan yang bisa diterima dari usaha warung daging
babi panggang. Untuk menghitung biaya menggunakan formula TC = VC + FC,
sedangkan untuk pendapatan menggunakan formula I = TR - TC . Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata biaya produksi usaha daging babi panggang adalah
sebesar Rp.35.260.000 pertahun, dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp.48.000.000
pertahun. Usaha daging babi panggang di Desa Daru dinilai menguntungkan dengan
pendapatan sebesar Rp. 1.061.672 per bulannya atau Rp. 12.764.000 pertahun.
Kata Kunci : Biaya, Penerimaan, Pendapatan, Daging babi, Desa Daru
ABSTRACT
The study conducted on grilled pork business in Daru village aims to find out the
expense and the income of the regarding business in Daru village. The goal is to get
the idea of how much cost that have to be spent and the income that comes from the
grilled pork business. In calculating the expense, the formula TC = VC + FC is used,
whereas in calculating the income the formula I = TR - TC is applied. The results
show that approximate production cost on grilled pork business is Rp. 35.260.000
/ year with the approximate income Rp. 48.000.000 / year. Grilled pork business in
Daru village is considered profitable with the income of Rp. 1.061.672 / month or Rp.
12.764.000 / year.
Keywords : Cost, Revenue, Income, Pork, Daru Village
PENDAHULUAN Pembangunan sub sektor peternakan
merupakan bagian dari pembangunan sektor
Latar Belakang
pertanian yang memiliki nilai strategis, antara lain
Sektor pertanian merupakan sektor yang dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus
mempunyai peranan strategis, dalam struktur meningkat akibat bertambahnya jumlah penduduk,
pembangunan perekonomian nasional. Sektor peningkatan rata-rata pendapatan penduduk, dan
ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan penciptaan lapangan pekerjaan. Hal ini juga
perhatian secara serius dari pemerintah dalam sejalan dengan kebijakan revitalisasi pertanian,
pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, perikanan dan kehutanan yang telah dicanangkan
kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang oleh pemerintah. Besarnya potensi sumberdaya
menguntungkan bagi sektor ini. Program-program alam yang dimiliki Indonesia memungkinkan
pembangunan pertanian yang tidak terarah pengembangan subsektor peternakan sehingga
tujuannya bahkan semakin menjerumuskan menjadi sumber pertumbuhan baru perekonomian
sektor ini pada kehancuran. Meski demikian Indonesia. Salah satu komponen dari sub sektor
sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak peternakan yang memiliki banyak manfaat dan
menampung luapan tenaga kerja dan sebagian berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia
besar penduduk kita tergantung padanya. adalah agribisnis persusuan. Kondisi geografis,
Jurnal Agroforestri X Nomor 2 Juni 2015 165
ekologi, dan kesuburan lahan di beberapa wilayah taksiran tanpa ditimbang karena umumnya tidak
Indonesia memiliki karakteristik yang cocok memiliki timbangan, namun ada juga yang
untuk pengembangan agribisnis persusuan. ditimbang apabila pembeli datang ke lokasi
Selainitu, dari sisi permintaan, produksi susu peternak sendiri.
dalam negeri masih belum mencukupi untuk Permintaan daging babi biasanya
menutupi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Saat mengalami peningkatan menjelang hari raya
ini produksi dalam negeri baru bisa memasok dibandingkan dengan kondisi normal. Hal ini
tidak lebih dari 30% dari permintaan nasional, menunjukan daging babi tersebut merupakan salah
sisanya 70% berasal dari impor. satu bahan makanan paling banyak dicari, dengan
Masyarakat indonesia sangat membutuhkan demikian daging babi sudah menunjukan grafik
pangan hewani guna memenuhi kebutuhan protein kenaikan maka harga daging babi pun mengalami
sehingga mampu mendapatkan generasi bangsa peningkatan. Salah satu bagian yang tidak dapat
yang sehat dan cerdas. Apresiasi masyarakat dipisahkan dari usaha pemeliharaan ternak babi
terhadap pangan asalternak cukup tinggi, adalah pemasaran. Karena pemasaran merupakan
walaupun secara umum masyarakat indonesia kunci keberhasilan dalam usaha beternak babi.
baru dapat memenuhi 69,8% dari kebutuhan Memasarkan babi dalam jumlah yang tepat, pada
protein hewani. Salah satu sumber protein asal masa yang tepat, akan memberikan keuntungan
hewani adalah daging babi, sehingga walaupun lebih baik bagi peternak. Tanpa diikuti pemasaran
daging babi oleh kalangan tertentu tidak di yang baik, maka hasilnya tidak akan membantu
konsumsi namun peternakan babi di indonesia kelanjutan usaha tersebut.
tumbuh dengan pesat seiring meningkatnya Babi pangggang adalah salah satu jenis
permintaan pasar dalam kalangan tertentu akan makanan yang berbahan dasar daging, yang
daging babi tersebut. Perkembangan konsumsi cukup dikenal di kalangan yang beragama non
daging sendiri umumnya memberikan kontribusi muslim. Khususnya diKecamatan Kao Utara babi
untuk pangan, terutama kontribusi dari sisi panggang juga sudah di kenal, namun dalam hal
volume, karena saat ini konsumsi daging babi di menjadikan salah satu jenis menu makanan untuk
indonesia masih rendah, dibawah 0,1kg daging sebuah warung adalah hal yang baru. Alasan
perkapita pertahun padahal dunia umumnya 5 kg pedagang dalam menghidangkan makanan yang
perkapita pertahun. berbahan dasar daging babi ini adalah karena
Sub sektor peternakan di Kecamatan Kao masyarakat yang ada di Kecamatan Kao Utara
Utara mengembangkan beberapa jenis ternak adalah rata-rata beragama kristen, yang sangat
di antaranya sapi, kambing, babi dan unggas. suka mengkonsumsi daging babi.
Berdasarkan data dari dinas pertanian dan
Tujuan dan Manfaat
peternakan Kabupaten Halmahera Utara, pada
tahun 2012 kao utara menghasilkan 450 ton Tujuan dari kajian ini adalah 1) mengetahui
daging sapi, 200 ton daging kambing, 1.200 ton struktur dan besaran biaya usaha warung babi
daging babi, 864 ton daging unggas. Sementara panggang 2) mengetahui pendapatan usaha daging
populasi ternak di wilayah Kecamatan Kao babi panggang. Sedangkan manfaat yang ingin
Utara pada tahun 2011 mencapai 664 ekor sapi, dicapai dari penelitian ini adalah mendapatkan
289 ekor kambing dan 1.812 ekor babi, dengan gambaran tentang biaya yang harus dikeluarkan
demikian populasi paling terbesar adalah ternak dan pendapatan yang bisa diterima dari usaha
babi (Kantor Kecamatan Kao Utara). warung daging babi panggang.
Umumnya di Desa Daru, Kecamatan
METODologi PENELITIAN
Kao Utara peternak babi menjual ternaknya
dalam bentuk ternak hidup bukan dalam bentuk Pelaksanaan Penelitian
daging atau hasil olahannya. Namun karena pasar Penelitian dilaksanakan di Desa Daru
yang khusus untuk babi belum tersedia maka, Kecamatan Kao Utara, dengan waktu pengambilan
penjualan babi rakyat biasa dilakukan dengan data dibatasi pada periode bulan Maret - April
tahun 2014 pada usaha rumah makan daging babi optimal dan pesat di wilayah Kecamatan Kao
panggang di Desa Daru, Kecamatan Kao Utara. Utara. Namun kenyataan di lapangan untuk
Variabel yang diamati adalah variabel biaya, memenuhi kebutuhan akan daging babi sangat
jumlah produksi, harga jual, untuk kemudian terbatas (Dinas Pertanian dan Peternakan, 2012).
digunakan untuk menganalisis penerimaan dan Karena kesulitan mendapatkan daging babi,
pendapatan maka untuk memperlancar usaha ini pengusaha
mendatangkan daging babi dari luar daerah yakni
Analisis Data
dari Manado. Untuk mendapatkan daging babi
a. Total Biaya Produksi tersebut, pemilik usaha ini harus mengeluarkan
Biaya produksi adalah semua pengeluaran biaya sebesar Rp.2.000.000, untuk setiap 40 kg
yang digunakan dalam proses produksi untuk daging babi dengan harga pasaran Rp 50.000
menghasilkan barang atau jasa. Untuk menghitung perkilogram.
Total biaya produksi digunakan
I=TR-TC formula
Jenis Peralatan yang Digunakan.
TC = FC + VC Peralatan yang digunakan pada prinsipnya
Dimana: sama dengan alat rumah tangga biasa yang hanya
TR = P x Q
TC = (total cost) biaya total
saja ukurannya lebih besar/lebih banyak, karena
digunakan untuk memasak dalam jumlah atau
FC = (fixed cost) biaya tetap porsi lebih banyak. Konsep sederhana yang
VC = (variable cost) biaya variabel menjadi ciri khas warung makan, membuat
b. Penerimaan peluang bisnis ini tidak terlalu membutuhkan
modal yang besar, mulai dari tempat usaha,
Penerimaan atau Revenue adalah semua
I=TR-TC
peralatan dan perlengkapan, serta tenaga kerja
penerimaan produsen dari hasil penjualan barang
TC = FC + VC
atau outputnya.
yang hanya melibatkan anggota keluarga yang
ada.
TR = P x Q Berdasarkan hasil wawancara beberapa
dimana : jenis peralatan yang di gunakan, diantaranya
peralatan masak dan peralatan makan.
TR = Total Revenue (penerimaan) Perlengkapan di luar alat masak, yang berfungsi
P = Price / harga. untuk mempermudah pekerjaan adalah kulkas
Q = Quantity / Jumlah barang untuk menyimpan bahan baku. Dalam mengelola
c. Pendapatan warung daging babi panggang, diperlukan
biaya-biaya. Berikut macam-macam biaya yang
ada sesuai dengan pengamatan di warung babi
dimana : panggang.
I = Pendapatan Biaya Penyusutan Peralatan
TR = Total Revenue (Total Penerimaan) Penyusutan adalah proses pengurangan
TC = Total Cost ( Total Biaya ) nilai aktiva tetap, yang disebabkan oleh
beberapa faktor sebagai akibat penggunaan
HASIL DAN PEMBAHASAN aktiva tetap tersebut, salah satu faktor yang
dapat mempengaruhinya adalah faktor usia.
Sumber Daging Babi
Dalam penulisan ini, metode penyusutan yang
Kecamatan Kao Utara menghasilkan digunakan adalah metode garis lurus (Straight
1.200 ton daging babi dan sementara populasi line method), metode ini merupakan suatu bentuk
ternak babi mencapai 1.812 ekor, dan merupakan perhitungan beban penyusutan untuk aktiva tetap,
jumlah terbesar dari data peternakan yang ada dimana besarnya beban penyusutan ditentukan
di Kecamatan Kao Utara. Hal ini menunjukkan sama setiap tahunnya,tidak menghiraukan
bahwa ternak babi sedang tumbuh dengan kegiatan dalam periode tersebut. Berikut adalah
Biaya Dan Pendapatan Usaha Babi Panggang di Desa Daru Kecamatan Kao Utara
Jurnal Agroforestri X Nomor 2 Juni 2015 167
penghitungan jumlah peralatan yang digunakan, penyusutan dalam kurun waktu satu bulan dan
harga, umur ekonomis, serta jumlah biaya satu tahun.
Tabel 1. Biaya Penyusutan Usaha Babi Panggang di Desa Daru Menurut Jenis Peralatan
Umur Nilai Penyusutan
No Peralatan Ekonomis Perbulan Pertahun
(Tahun) (Rp) (Rp)
1 Kulkas 5 41.666 500.000
2 Dispenser 2 6.250 75.000
3 Rice cooker 2 12.500 150.000
4 Piring 1 10.000 120.000
makan
5 Piring kecil 1 2.500 30.000
6 Sendok 1 1.666 20.000
7 Garpu 1 1.666 20.000
8 Cerek 1 3.750 45.000
9 Rak piring 1 8.333 100.000
10 Molen 5 4.166 50.000
11 Alat 6 6.666 80.000
panggang
12 Parang 2 8.333 100.000
13 Pisau 2 3.333 40.000
14 Kompor 5 4.166 50.000
114.995 1.380.000
Sumber : Data Mentah diolah, 2014
Biaya Tetap biaya listrik yang dibayarkan dengan jumlah
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha yang tetap. Perhitungan penyusutan dilakukan
warung daging babi panggang di Desa Daru adalah dengan menggunakan metode garis lurus.Untuk
berupa depresiasi bangunan serta penyusutan dan lebih jelasnya jumlah biaya tetap dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel. 2. Total Biaya Tetap Usaha Babi Panggang di Desa Daru.
Total
No Uraian biaya
Per bulan (Rp) per tahun (Rp)
Biaya Dan Pendapatan Usaha Babi Panggang di Desa Daru Kecamatan Kao Utara
Jurnal Agroforestri X Nomor 2 Juni 2015 169
KESIMPULAN Saran
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat
disarankan beberapa hal sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian analisa
usaha daging babi panggang di Desa Daru 1) Untuk pemilik usaha warung daging babi
Kecamatan Kao Utara, maka dapat ditarik panggang sebaiknya olahan daging babi
beberapa kesimpulan sebagai berikut : lebih dari satu jenis makanan sehingga dapat
meningkatkan pendapatan dari menu yang
1. Rata-rata biaya produksi per tahun
lainnya.
adalah sebesar Rp.35.260.000, dengan
rata-rata penerimaan per tahun sebesar 2) Pengusaha daging babi panggang sebaiknya
Rp.48.000.000. memiliki usaha peternakan babi sendiri
untuk mempermudah penyediaan dan
2. Usaha daging babi panggang di Desa Daru
kontinyunitas daging babi
dinilai menguntungkan dengan pendapatan
sebesar Rp. 1.061.672 per bulannya atau
12.764.000 per tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang A.1993. Babi, perencanaan dan pengelolaan usaha. Bandung: penebar swadaya.
Baridwan, Zaki, 2004. Intermediate Accounting, Edisi ke-delapan, BPFE. Yogyakarta
Blakeli dan Bade, 1991. Ilmu peternakan (Terjemahan), Edisi ke-empat, Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Dinas Pertanian dan Peternakan, 2012. Data Statistik Peternakan Kabupaten Halmahera Utara.
Hansen & Mowen. 2001. Manajemen Biaya, Edisi bahasa Indonesia, Buku Dua, Edisi Pertama.
Salemba Empat. Jakarta
Harahap, sofyan syafry, 1999. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Henry Simamora. 2002. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta
Kantor Kecamatan Kao Utara 2014. Data Desa Kantor Kecamatan Kao Utara
Kotler, Phillip. 2000. Manajemen pemasaran, Alih Bahasa Benyamin Molan. Erlangga Jakarta
Mulyadi. 2001. Akuntansi Biaya .edisi ke-6. Yogyakarta: STIE YKPN.
Sihombing. 2006, Ilmu ternak babi, cetakan ke-dua, Yogyakarta: Gadjah Mada, University.
Supriyono.2000.Akuntansi biaya, Buku 1,edisi dua.yogyakarta:BPFE