Anda di halaman 1dari 5

KEBIJAKAN PEMERINTAH

IMPORT DAGING SAPI ASAL BRAZIL

MEMBUNUH PETERNAK ?

Mata Kuliah Ilmu Pemasaran Peternakan

Oleh :
ORYZA SEPTIAN HANANDITYA
16103310001

UNIVERSITAS ISLAM BALITAR


BLITAR
FAKULTAS PETERNAKAN
PROGRAM STUDI ILMU TERNAK
2020
PEMBAHASAN

Rencana pemerintah mengimpor daging dari Brazil bukan sebuah wacana,

rencana pemerintah mendatangakan beribu-ribu ton daging sapi mulai oktober

2019, 280 ton daging sapi sudah masuk, tutur Dirut PT. Bedikari, salah satu

Perseroan yang dipercaya BUMN untuk mengimpor daging sapi dari Brazil.

Banyak faktor yang mengharuskan pemerintah mengambil kebijakan ini, yang

paling relevan adalah populasi sapi potong Di Indonesia yang pada dasarnya

kurang sehingga tidak cukup memenuhi permintaan, menurut data dari Dirjen

Peternakan dan Kesehatan Hewan kebutuhan akan daging sapi masyrakat

Indonesia sebesar 686.271 Ton sedangankan sapi Di Indonesia hanya mampu

memasok 404.590 Ton, dengan populasi sapi yang kurang berimbas pada harga

daging sapi yang diatas rata-rata harga internasional, harga daging sapi saat ini

berkisar diangka Rp.110.000,- per Kg sedangkan harga daging sapi Internasional

berada di harga 55.000,- sampai 60.000,- per Kg, dengan harga yang fantastis

tersebut membuat masyarakat menengah kebawah yang notabene kurang mampu

membeli daging dengan harga internasional menjadi lebih tidak mampu mebeli

daging sapi lokalnya sendiri. Dari jajaran Negara asia tenggar Indonesia

merupakan Negara dengan mengkonsumsi daging sapi paling rendah hanya

sebesar 2,9 Kg per kapita per tahun, jauh dibawah Malaysia 8,5 Kg per tahun,

Vietnam 8,9 Kg per tahun dan Filipina 7 Kg per tahun, apalagi singapura yang

mencapai 40 kg Per tahun.

Sebenarnya semua ini kembali lagi ke pendapatan masyarakatnya, ujar menteri

perdagangan Enggartiasto Lukita, apabila pendapatan per kapita masyrakat


Indonesia naik tentu konsumsi daging juga sejalan dengan naikna pendapatan,

selain itu pola pemikiran masyrakat Indonesia bahwa daging mengandung banyak

kolesterol sehingga cenderung menghindari. Menurut ketua Asosiasi Pengusaha

Import Daging Sapi Thomas Sembiring, selain jumlah hasil daging sapi lokal

yang dibawah angka cukup, rantai tata niaga sapi di Indonesia terlalu panjang, di

luar negeri hanya melalui 2 rantai sampai tangan konsumen Di Indonesia melalui

3 rantai yang tentunya harga jual sapi akan semakin naik dari tiap rantainya.

Selain itu cost produksi sapi Di Indonesia, menurut Ross Ainsworth salah satu

peternak dan exportir sapi Australia, Australia mampu menghasilkan sapi

sebanyak 8-9 juta per tahun dan hanya 1 juta yang dipelihara dengan metode

feedlot, sapi-sapi Di Australia dibiarkan berkelian di padang rumput dan hutan-

hutan karena biaya untuk menggunakan biji-bijan dan pakan penguat lain cukup

mahal sehingga sapi dibiarkan mencari makan sendiri, selain itu rata-rata peternak

rakyat Di Australia memiliki populasi sapi paling sedikit 100 ekor berbeda dengan

Indonesia yang rata-rata peternaknya memiliki populasi sapi antara 3-20 ekor.

Maksud dan tujuan pemerintah mengadakan kebijakan impor daging adalah

untuk mencapai target angka yang disebutkan dirjen PKH diatas dan menekan

harga sapi lokal agar masyarakat dapat menjangkau harga daging sehingga

Indonesia tidak tertinggal untuk mengkonsumsi daging. Tentu tidak sedikit pihak

yang tidak setuju dengan kebijkan ini, menurut Teguh Boediyana Ketua

Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia mengimpor daging sapi bisa

membunuh peternakan sapi Di Indonesia karena mengconvert sapi menjadi daging

itu pasti diatas Rp.100.000,- per Kg. sedangkan menurut guru besar IPB Dwi
Andreas sebaiknya pemerintah tidak perlu mengimpor daging, Dwi

mengungkapkan pemerintah sebaiknya memperbaiki dulu sistem tata niaga

peternakan sapi Di Indonesia sehingga perlahan-lahan populasi sapi meningkat.

Tetapi tentu memperbaiki tataniaga peternakan sapi membutuhkan waktu yang

lama mengingat sapi hanya bunting satu tahun sekali.


KESIMPULAN

Kebijakan pemerintah untuk mengimpor daging tidak salah, tujuan pemerintah

cukup baik yaitu menekan harga daging sapi lokal di pasar agar tiap lapisan

masyrakat menjangkau, namun seiring dengan mendatangkan daging dari Brazil

Pemerintah juga harus memperbaiki segala aspek peternakan sapi lokal baik

manajemen pemeliharaan dan tata niaganya sehingga jalan impor daging ini

menjadikan jalan sementara sembari menunggu sapi lokal Di Indonesia bertambah

populasinya

Anda mungkin juga menyukai