Anda di halaman 1dari 7

Tugas…!!!

MANAJEMEN TERNAK UNGGAS

OLEH:
NAMA : ALFIAN
NIM : L1A117030
KELAS :A

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
A. Pengertian Ayam Broiler

Ayam Broiler atau yang disebut juga ras pedaging (broiler) merupakan ayam pedaging
yang mengalami pertumbuhan sangat pesat. Pada jenis ayam broiler mengalami pertumbuhan
yang sangat pesat sebagai penghasil daging dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Ayam yang
banyak dipelihara untuk dimanfaatkan dagingnya ini merupakan ayam yang dihasilkan dari hasil
perkawinan silang antara berbagai jenis ayam yang memiliki produktifitas yang tinggi.

1. Pengertian ayam broiler menurut para ahli

salah satunya Dahlan Ayam Broiler merupakam salah satu jenis unggas yang bermanfaat karena
ayam ini mempu memenuhi penyediaan terhadap bahan makanan sekaligus memenuhi hewani
tinggi.Ayam Broiler atau ayam ras pedaging yang cukup terkenalSalah satu mengapa peternak
banyak yang membudidayakan ayam broiler yakni untuk dimanfaatkan dagingnya, untuk
dimanfaatkan telurnya juga dipelihara hanya untuk kesenangan baik dari segi keindahan maupun
pada bentuknya. Keunggulan pada ayam broiler yang dalam pertumbuhannya berbeda dari jenis
ayam lain yakni memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dengan memiliki berat badan serta
tinggi badan dalam waktu yang relatif pendek serta dapat menghasilkan kualitas daging yang
baik. Ayam Broiler jantan maupun ayam broiler betina pada Indonesia yang dipanen pada usia 5-
6 minggu dengan berat 1,3-1,6 kg yang di ternakkan secara intensif guna memperoleh daging
yang optimal.Jika dilihat dari bentuk fisiknya ayam broiler memang memiliki postur tubuh yang
berbeda dengan jenis ayam pada umumnya.

Pengertian Ayam Broiler adalah jenis ayam ras unggul hasil persilangan antara bangsa
ayam cornish dari Inggris dengan ayam white play mounth Rock dari Ameirka (Sregar dan
Sabrani, 1980).
Pengertian Ayam Broiler Menurut Anggorodi (1985) Ayam broiler adalah ayam pedaging yang
dipelihara hingga 6 sampai 13 minggu dengan bobot hidup dapat mencapai 1,5 kg pada umur 6
minggu.Ayam broiler merupakan ternak yang paling efisien menghasilkan daging dibandingkan
ayam yang lain. Ayam ini mempunyai sifat antara lain ukuran badan besar penuh daging yang
berlemak, bergerak lambat serta pertumbuhan badannya cepat (Suroprawiro, 1980) dengan
daging yang dihasilkan bertekstur halus, lembut dan empuk ( Siregar at al, 1980) Rasyaf (1994) (
menyatakan bahwa pemeliharaan broiler terbagi dalam dua periode pemeliharaan akhir
(Dinishe), periode pemeliharaan awal ini dimulai dari umur satu sampai tiga minggu dan periode
pemeliharana akhir adalah setalah umur lebih dari 3 minggu.
Pengertian Ayam Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil
budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas
pertumbuhan yang cepat, sebagai penghasil daging dengan konversi pakan rendah dan siap
dipotong pada usia yang relatif muda. Pada umumnya broiler ini siap panen pada usia 28-45 hari
dengan berat badan 1,2-1,9 kg/ekor (Priyatno, 2000).
Menurut Haberman (1956 ) Broiler adalah ternak ayam yang paling ekonomis bila
dibandingkan dengan ternak lain .Keceptan produksi daging ayam broiler mempunyai
kelebihan .Dalam waktu relatif cepat dan singkat daging ayam bisa segera di peroleh , dipasarkan
atau di komsumsi paling lama usia potong 12 minggu .menurut Winter dan Funk (1960) Broiler
adalah ternak ayam yang cepat pertumbuhanya ,ekonomis dalam pengolahan ,sehingga bisa
memberi kepuasan konsumen.

B. Sejarah ayam broiler

Sekalipun jalur murninya sudah diketahui sejak tahun 1960-an, yakni ketika peternak
mulai memeliharanya, sebenarnya ayam broiler baru dikenal menjelang periode 1980-an.
Namun, ayam broiler komersial seperti yang banyak beredar sekarang ini baru populer periode
1980-an. Semula, ayam yang dipotong adalah ayam petelur seperti ayam white leghorn jengger
tunggal. Namun, saat itu masyarakat luas masih banyak yang antipati terhadap ayam broiler
karena sudah terbiasa dengan ayam kampung terus berkembang sehingga pemasaran ayam
broiler menjadi sulit.Peternak ayam broiler yang baru membuka usahanya menjadi prihatin dan
mengalami kerugian.

Hingga pada akhir periode 1980-an, pemegang kekuasaan mencanangkan penggalakan


konsumsi daging ayam untuk menggantikan atau membantu konsumsi daging ruminansia yang
saat itu semakin sulit keberadaannya. Kondisi pun berbalik, kini banyak peternakan ayam broiler
bangkit dan peternak musiman bermunculan seiring meningkatnya permintaan akan ayam
broiler. Dari sinilah, ayam broiler komersial atau ayam broiler final stock mulai dikenal dan
secara perlahan terus diterima orang sebagai ayam konsumsi.

Kekaguman orang dan minat pemodal semakin tergugah setelah mengetahui bahwa ayam
broiler dapat dijual sebelum umur 8 minggu karena pada umur tersebut  bobot tubuhnya hampir
sama dengan tubuh ayam kampung berumur sekitar satu tahun. Masyarakat pun jadi mengenal
ayam broiler sebagai ayam pedaging saingan baru ayam kampung dengan rasa khasnya yang
empuk dan berdaging banyak.

Kelebihan dan kekurangan antara ayam broiler dan ayam kampung di kemudian hari
ternyata saling melengkapi dan tidak lagi saling bersaing karena masakan khas daerah seperti
ayam goreng mbok berek, ayam goreng kalasan, atau rendang ayam memerlukan penggodongan
lama dan tetap membutuhkan ayam kampung yang berdaging liat, seperti diketahui bahwa ayam
broiler akan hancur dalam proses penggodongan yang lama. Sedangkan untuk masakan lainnya,
ayam broiler sudah menjadi menu rutin di berbagai kalangan.

Beberapa peternak mengeluh bahwa memelihara ayam broiler ini repot dan tidak tahan
penyakit. Sebenarnya hal ini tidak akan terjadi bila manajemen yang diterapkan benar.
Konsumen di Indonesia ternyata sudah lekat dengan ayam kampung sehingga sulit untuk
menerima ayam broiler yang besar itu. Perkembangan selanjutnya mengacu pada kondisi
tersebut. Ayam broiler dipasarkan pada bobot hidup antara 1,3 – 1,6 per ekor ayam yang
dilakukan pada umur ayam 5 – 6 minggu karena ayam broiler yang terlalu berat akan sulit dijual.

Akibat pemasaran ayam broiler yang demikian, pada periode tahun 1970-an hingga 1980-
an bermunculan peternak yang memelihara ayam jantan petelur dwiguna bagaikan ayam broiler,
tujuannya jelas untuk daging. Ayam jantan petelur dwiguna ini memang dapat diambil
dagingnya karena dipelihara sama seperti ayam broiler. Sebagai ayam jantan tentu
pertumbuhannya lebih cepat, walaupun masih kalah dengan pertumbuhan ayam broiler.

Ayam jantan petelur dwiguna menjadi alternatif lain untuk ayam broiler yang kala itu
sulit diperoleh bibitnya. Perlu diketahui bahwa bila penetasan ayam petelur kira-kira 50 % jantan
dan 50 % betina. Untuk petelur komersial yang final stock digunakan ayam betina, bukan jantan.
Dahulu yang jantan dibakar begitu saja akibat tidak laku dijual dan tidak mungkin diternakkan.
Namun, akibat sulitnya DOC (day old chick) broiler dan didukung oleh selera konsumen
Indonesia, membuat ayam jantan petelur dwiguna dimanfaatkan dan diperlakukan sama seperti
ayam broiler. Tidak heran bila saat itu ayam jantan petelur dwiguna lambat laun naik daun dan
laku diterjual. Bahkan, kala itu harganya menyamai DOC ayam broiler.

Sejarah ayam broiler di indonesia

Ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya, antara
lain hanya 5 – 6 minggu sudah bisa panen. Hal inilah yang membuat banyak peternak musiman
ikut beternak, terutama di kala harga ayam tinggi. Akibatnya, hingga saat ini pengadaan DOC
broiler tetap saja berfluktuasi karena pada saat persediaan meningkat, harga DOC turun dan akan
naik lagi bila permintaan meningkat lagi. Sampai saat ini, anggota ayam pedaging tetaplah ayam
broiler, yakni ayam broiler yang berwarna putih dan cepat tumbuh.

Pada 1953—1960 ayam broiler pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia. Tujuan
impor ayam broiler saat itu hanya untuk memenuhi pasar lokal dan mengimpor white leghorn,
island red, new hampshire, dan australop. Adapun pihak pengimpornya, yaitu dari Gabungan
Penggemar Unggas Indonesia (GAPUSI). Dari impor yang dilakukan, para hobiis senang
menyilangkan perkawinan dengan ayam kampung yang ada di Indonesia. Kemudian pada 1967,
impor secara komersial pun dimulai.Pihak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kehewanan saat
itu juga membuat program Bimas Ayam yang bertujuan memasyarakatkan ayam ras kepada para
peternak unggas. Maksud dari program tersebut adalah untuk meningkatkan konsumsi hewani
masyarakat yang saat itu ada di angka rendah, yaitu 3,5 gram/kapita/hari.

Pada 1978, program Bimas bisa dikatakan dapat menuai hasil yang diharapkan. Peternak
ayam broiler mulai banyak seiring permintaan pasar terhadap daging ayam broiler ini meningkat.
Akan tetapi, pada 1998, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang juga memengaruhi
perkembangan peternak ayam broiler. Pada waktu itu, penurunan jumlah peternak ayam broiler
hingga mencapai 50 persen. Namun, di tahun berikutnya, yaitu 1999, usaha peternakan ayam
broiler mulai bangkit lagi dari keterpurukan. Hingga kini, peternakan ayam broiler tidak lagi
mengalami masa sulit seperti beberapa waktu lalu. Justru, semakin berkembang dengan adanya
sentra peternakan di hampir seluruh provinsi di Indonesia.

C. Karakteristik Ayam Broiler

Broiler atau biasa dikenal di masyarakat dengan sebutan ayam negeri merupakan ayam
yang memiliki performance yang sangat baik dengan karakteristik khusus seperti pertumbuhan
cepat, memiliki daging yang tebal, serta masa pemeliharaan yang relatif singkat. Broiler memang
dikenal sebagai ayam yang ‘manja’. Akan tetapi, dengan penanganan intensif, ayam yang semula
‘manja’ bisa berubah menjadi ayam yang mendatangkan keuntungan. Oleh karena itu, para
peternak harus memahami karakteristik broiler sebelum memulai.

1. Asal usul broiler

Ayam broiler merupakan jenis ayam pedaging unggul dan sudah banyak diternakkan di
Indonesia. Bahkan, tidak sedikit yang menjadikannya mata pencaharian utama dan memang
begitu seharusnya. Broiler merupakan ayam yang diciptakan dari perkawinan silang, seleksi, dan
rekayasa genetik. Beberapa dugaan jenis-jenis ayam yang digunakan untuk menghasilkan broiler
adalah sebagai berikut.

a. Ayam kelas Amerika

Beberapa ciri ayam kelas Amerika adalah sebagai berikut.

 Kulit berwarna kuning.


 Cakar kaki tidak berbulu.
 Cuping daun telinga berwarna merah.

 Kerabang/kulit telur biasanya berwarna cokelat.

b. Ayam dari bangsa plymouth rock

Ayam dari bangsa ini sebagaian besar memiliki bulu yang berwarna putih.
c. Ayam kelas Inggris

Dari kelas ini dipilih bangsa ayam Cornish dengan ciri-ciri sebagai berikut.

 Bentuk badan padat kompak, dan berdaging penuh.


 Cakar kaki besar, tidak berbulu, dan berwarna kuning.
 Kulit telur berwarna cokelat.

2. Strain broiler

Strain broiler di Indonesia ada beberapa macam. Masing-masing strain tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda serta memiliki keunggulan dan kelemahan. Oleh karena itu, peternak
hendaknya memahami karakteristik tiap strain yang cocok dengan kondisi daerah dan karakter
pertumbuhannya.

Strain yang paling banyak dikembangkan oleh breeder (perusahaan pembibitan) di


Indonesia untuk ayam broiler antara lain Cobb, Loghman, Ross, dan Hubbard. Biasanya,
karakteristik yang membedakan adalah kecepatan pertumbuhan, daya tahan terhadap penyakit,
daya adaptasi terhadap lingkungan, dan kualitas daging.

3. Karakteristik broiler

Broiler memiliki karakteristik tubuh yang berbeda dengan jenis ayam lainnya. Berikut
adalah karakteristik broiler.l Kepala. Lengkap yang terdiri atas mata, paruh, jengger, cuping
telinga, dan lubang hidung.l Badan. Pada umumnya gemuk, terutama di bagian dada. Memiliki
kerangka tubuh yang melindungi organ dalam (jantung, hati, ginjal, dan usus).
l Sayap. Terdapat dua buah di kanan dan kiri.

l Bulu. Berfungsi untuk menutupi tubuh dan melindungi dari suhu panas atau dingin. Warna pada
umumnya adalah putih.

l Kaki. Terdapat sepasang yang kokoh dan cenderung pendek. Cakarnya tidak berbulu.

4. Broiler modern

Dewasa ini, usaha peternakan broiler semakin berkembang dan ternyata juga diikuti
dengan perkembangan genetik ayam. Saat ini, sudah banyak broiler yang pertumbuhannya
sangat cepat dengan FCR yang rendah. Feed Convertion Ratio (FCR) atau konversi pakan adalah
jumlah pakan yang digunakan untuk membentuk 1 kg daging. Artinya, semakin rendah FCR,
broiler semakin efisien dalam mengonversi pakan menjadi daging. Oleh karena karakteristiknya
itu, sekarang muncul istilah “Broiler Modern”. Sebenarnya, istilah broiler modern muncul dari
strain broiler yang genetiknya telah dikembangkan, misalnya dengan persilangan. Dengan
demikian, didapatkan ayam dengan potensi genetik yang semakin baik, terutama dilihat dari
kecepatan tumbuh dan FCR-nya.

Pada prinsipnya, keunggulan broiler modern adalah peningkatan performance atau


karakteristiknya yang meliputi beberapa hal berikut.

 Pertumbuhan semakin cepat sehingga umur panen lebih singkat.


 FCR lebih rendah, artinya pakan yang dikonsumsi broiler lebih efisien untuk diubah
menjadi daging.
 Kualitas daging lebih baik.
 Keseragaman baik.

Di balik keunggulannya, broiler modern juga menyimpan beberapa kelemahan sebagai berikut.

 Memerlukan manajemen pemeliharaan yang lebih baik karena lebih peka terhadap
perubahan lingkungan.
 Membutuhkan pakan berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai