Oleh
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
HALAMAN KONSULTASI
Kondisi induk kambing juga merupakan salah satu hal yang perlu
salah satu hal penting yang berperan dalam memelihara tubuh, baik untuk
kebutuhan pokok hidup, reproduksi, dan produksi. Variasi jumlah eritrosit pada
kambing kacang betina ini umumnya dipengaruhi oleh kondisi fisiologis masing-
yaitu dengan metode sediaan apus darah tepi. Sediaan apus darah tepi adalah
suatu cara yang sampai saat ini masih digunakan pada pemeriksaan
laboratorium. Salah satu fungsi dari pemeriksaan apus darah yaitu untuk
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum pembuatan preparat ulas darah
atau sediaan apus darah tepi dengan pewarnaan giemsa yaitu mahasiswa dapat
keterampilan membuatan preparat ulas darah atau sediaan apus darah tepi.
1.3. Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai pada praktikum pembuatan preparat ulas darah
atau sediaan apus darah tepi dengan pewarnaan giemsa yaitu mahasiswa memiliki
keterampilan membuat preparat ulas darah atau sediaan apus darah tepi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kambing dapat hidup menyesuaikan diri pada daerah dimana ternak lain sukar
yang cukup potensial. Kambing dapat memanfaatkan bahan alami dan hasil ikutan
industri yang tidak dikonsumsi oleh manusia sebagai bahan pakan. Makanan
utama ternak kambing adalah hijauan berupa rumput lapangan (Rudiah, 2011)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Sub-ordo : Ruminantia
Family : Bovidae
Sub-family : Caprinae
Spesies: Capra Hircus, Capra Ibex, Capra caucasica, Capra pyrenaica, Capra
jauh berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel itu
alkohol sampai kering. Kemudian vena auricularis dibendung dan ditusuk dengan
menggunakan jarum suntik yang sudah disterilkan. Setelah darah keluar dari
pembuluh darah maka dibuatlah preparat ulas yang tipis pada gelas obyek dengan
cara meneteskan setetes darah pada ujung dari obyek glass, kemudian tempatkan
salah satu ujung cover glass dan membuat sudut 30°C kemudian sentuh setetes
darah tersebut sehingga darah mengalir mengikuti bagian bawah dari cover glass,
kemudian dorong agak cepat cover glass kearah depan di sepanjang permukaan
obyek glass. Lalu keringkan apusan darah tersebut.Preparat darah yang kering
kemudian difiksasi dengan metanol selama 3-5 menit. Setelah itu diberi
label berisi keterangan nama sapi, tanggal, waktu pengambilan dan catatan lain
yang dianggap perlu. Setelah kering simpanlah pada kotak preparat untuk
Pemeriksaan preparat apus darah tepi merupakan bagian yang penting dari
ialah mampu menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti morfologi sel (eritrosit,
sebab Giemsa lebih tahan lama dalam iklim tropis. Beberapa klinik juga
kelebihan dari tiap-tiap zat warna Giemsa dan Wright bisa didapatkan dan akan
menjadikan sediaan apus darah tepi lebih jelas terlihat secara mikroskopis dan jadi
Sel darah merah hanya terdiri dari membrane dan sitoplasma tanpa inti
sel. Sel darah merah yang berukuran lebih besar dari inti limfosit kecil pada
apusan darah tepi disebut makrositik. Sel darah merah yang berukuran lebih kecil
Sel darah putih merupakan salah satu bagian dari susunan sel darah yang
memiliki peran utama dalam hal sistem imunitas atau membunuh kuman dan bibit
penyakit yang ikut masuk ke dalam aliran darah manusia. Sel darah putih atau
yang juga dapat disebut dengan leukosit. Leukosit dibagi menjadi lima jenis tipe
darah tepi dengan pewarnaan giemsa dilaksanakan pada Hari Selasa, 3 Desember
Kendari.
Alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan preparat ulas darah atau
sediaan apus darah tepi dengan pewarnaan giemsa dapat dilihat pada Tabel 1.
atau sediaan apus darah tepi dengan pewarnaan giemsa dapat dilihat pada Tabel 2.
Prosedur kerja praktikum pembuatan preparat ulas darah atau sediaan apus
1. Darah pada tabung vakum EDTA harus dihomogenkan lebih dahulu agar
3. Sebanyak satu tetes sampel darah diteteskan pada salah satu ujung objek glass,
selanjutnya dengan menggunakan salah satu sisi dari glass objek yang lain
5. Setelah itu bilas dengan aquadest atau air mengalir dan ditunggu sampai kering.
pembesaran 40X
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
sediaan apus darah tepi dengan pewarnaan giemsa dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Pembuatan Preparat Ulas Darah atau Sediaan Apus
Darah Tepi Dengan Pewarnaan Giemsa.
No Metode Hasil Jenis Ternak
1.
Pembuatan
preparat ulas
darah dengan
Ternak Kambing
pewarnaan
giemsa
4.2. Pembahasan
ulas darah atau sediaan apus darah tepi dengan pewarnaan giemsa diperoleh hasil
bahwa pengamatan yang dilakukan dengan perbesaran 10x diperoleh sel darah
yang ada memiliki bentuk eritrosit bulat dan tidak berinti, berwarna ungu
transparan tidak ditemukan basofil, eosinofil, monosit karena sel bergerombol dan
saling bertumpuk. Untuk dapat mengamati jenis-jenis darah secara langsung, kita
harus membuat lapisan tipis (film) darah pada gelas benda agar dapat diamati di
bawah mikroskop. Semakin tipis lapisan darah yang dibuat, akan semakin baik
dalam pengamatan.
atas kaca preparat hanya satu tetes . Setelah sampel di teteskan diatas kaca
darah.
Setelah kering kurang lebih 15 menit sampai sampel benar-benar kering ,setelah
itu sampel difiksasi dengan menggunakan larutan etanol yaitu dengan cara
meneteskan larutan etanol diatas sampel darah yang kering secara merata dan di
larutan gimse secara merata dann dikeringkan kira- kira 20 menit setelah itu bilas
dengan air . Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh (Gandasoebrata, 2010).
Bahwa prinsip pengecetan preparat darah yaitu sediaan apus darah di fiksasi
dengan methanol selama 5 menit dan digenangi dengan zat warna giemsa yang
sudah diencerkan dibiarkan 20 menit setelah itu dibilas dengan aquades atau air
mengalir.
V. PENUTUP
V.1. Kesimpulan
apus darah tepi dengan pewarnaan giemsa yang telah dilakukan dapat disimpulkan
darah kambing sebagai sampel yang diamati dan menggunakan pewarna giemsa.
Cara yang dilakukan pada proses pewarnaan dilakukan yaitu dengan mengambil
sampel darah kambing sebanyak 1 tetes kemudian sampel di tutup dengan kaca
prepatar lalu di tare untuk di ratakan dan dibiarkan beberapa saat agar sampel
kering, setelah itu lakukan pembilasan sampel dengan air mengalir diamkan
5.2. Saran
Andika Setiawan, 2014. Segmentasi Citra Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih
Berdasarkan Morfologi Sel Untuk Mendeteksi Anemia Defisiensi Besi.
Jurnal ITSMART. Universitas Sebelas Maret.
Anjani, A. R. 2019. Karakteristik Kualitatif Kambing Saburai Jantan dan Betina
Saat Sapih di Kabupaten Tanggamus. Skripsi. Jurusan Peternakan
Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Bangun, Ella Saghita, 2013. Analisis Produksi dan Pendapatan Usaha Ternak
Kambing Pedaging Sistem Intensif Kasus : Kelurahan Tanah Enam
Ratus. Kecamatan Medan Marelan, Medan. Skripsi. Fakultas Pertanian
USU.
Darma, 2015. Deteksi Parasit Darah Babesia Sp. Pada Sapi Bali Di Kelurahan
Lalabata Rilau Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng. Skripsi.
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.
Gandesbrata, 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat Jakarta.
Raguati Hiru, 2013. Suplementasi Urea Saka Multinutrien Blok (Usmb) Plus
Terhadap Hemogram Darah Kambing Peranakan Ettawa (Pe). Fakultas
Peternakan Universitas Jambi.
Rinny Ardina, 2012. Morfologi Eosinofil Pada Apusan Darah Tepi Menggunakan
Pewarnaan Giemsa, Wright, Dan Kombinasi Wright-Giemsa. Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya.
Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfamedia dan Kanal
Medika. Yogyakarta.
Rudiah, 2011. Respon Kambing Kacang Jantan Terhadap Waktu Pemberian
Pakan. Jurnal Media Litbang Sulteng. No (1), Hal : 67 – 74. Kota Palu,
Propinsi Sulawesi Tengah.