Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM PARASIT DAN PENYAKIT

IKAN
GAMBARAN DARAH IKAN TENTANG PERHITUNGAN
INDEKS FAGOSITOSIS DAN KADAR HEMATOKRIT PADA
IKAN NILA

ACARA V

Oleh
Abi wahdin
C1K020001

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
ii

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti praktikum selanjutnya


di Laboratorium Kesehatan Ikan, Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas
Pertanian, Universitas Mataram. Disusun oleh :
Nama :ABI WAHDIN
NIM : C1K020001
Kelompok : 6 (Enam)

Mataram, 29 September 2022

Menyetujui :

Asisten Praktikum, Praktikan,

BAIQ YUNITA FEBRIANTI ABI WAHDIN.


NIM.C1K019013 NIM.C1K020001

Tanggal ACC : (diisi oleh Asisten)


iii

DAFTAR ISI

Halaman
iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.
vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1.
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya sistem peredaran darah yang terdapat pada semua hewan vertebrata
adalah sama namun masih terdapat beberapa perbedaan yang mutlak pada berapa
kelompok hewan tertentu .perbedaan tersebut dapat di akibatkan karna perbedaan bentuk
anatomi kondisi fisiologi dan kondisi lingkungan sekitar sistem peredaran darah tersusun
atas berapa komponen seperti darah jantung saluran peredaraan darah dan limpa .pada
ikan jenis saluran peredaraan adalah tunggal ,dimana terdapat hanya terdapat satu jalur
sirkulasi darah

Hematokrit adalah perbandingan jumlah sel darah merah terhadap volume


seluruh darah yang dinyatakan dalam persen. Pemeriksaan hematokrit dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu metode makro dan mikro. Pada metode
makro, pengukuran dilakukan dengan memasukkan darah ke dalam tabung
berskala khusus (tabung wintrobe) lalu disentrifugasi dengan gaya 2300g
(kecepatan sekitar 3000 rpm) untuk mengendapkan eritrosit. Tinggi endapan
eritrosit diukur langsung dengan skala pada tabung. Sedangkan pada pemeriksaan
dengan metode mikro, sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler dan
disentrifugasi dengan centrifuge mikrohematokrit dengan gaya 3000g (kecepatan
sekitar 5000 rpm) atau dalam referensi lainnya dikatakan 15000 rpm. Selanjutnya
tinggi endapan eritrosit diukur menggunakan skala pembaca hematokrit. Metode
ini lebih sering digunakan karena lebih cepat dan bisa juga dikerjakan dengan
sampel darah kapiler.

Perhitungan kadar hematokrit dinyatakan oleh Anderson dan Siwicki (1993)


yaitu sampel darah dihisap dengan tabung mikrohematokrit hingga mencapai ¾
bagian tabung. Ujung tabung ditutup dengan crytoseal sedalam kirakira 1 cm,
sehingga terbentuk sumbat crytoseal. Tabung mikrohematokrit yang telah berisi
darah disentrifuge dengan kecepatan 3500 rpm selama 15 menit. Pengukuran nilai
kadar hematokrit dilakukan dengan membandingkan volume padatan sel darah
merah dengan volume total darah dengan skala hematokrit. Indeks fagositosis
2

adalah kemampuan sel makrofag aktif dalam memfagositosis lateks, semakin


banyak lateks yang difagositosis maka kapasitas makrofag memfagositosis
semakin tinggi sedangkan rasio fagositosis makrofag adalah persentase makrofag
aktif yang memakan lateks dari 100 makrofag.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan menganalisi
indeks fagositosis dan kadar hematokrit pada ikan nila.

1.3 Manfaat Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui cara
menganalisis indeks fagositosis dan kadar hematokrit pada ikan nila.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Darah merupakan salah satu parameter yang dapat di gunakan untuk Melihat
kelainan yang terjadi pada ikan, baik yang terjadi karena penyakit Maupun karena
kondisi lingkungan. Sehingga dengan mengetahui gambaran darah ikan kita dapat
dapat mengetahui kondisi kesehatan suatu organisme. Kondisi kesehatan ikan nila
sulit ditentukan secara visual, karena ikan nila sering tidak menunjukkan tanda-
tanda yang mengindikasikan ikan tersebut terserang penyakit. Studi hematologi
dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang dialami oleh ikan
tersebut. Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan komponen-komponen
darah juga mengalami perubahan. Perubahan gambaran darah dan kimia darah,
baik secara kualitatif dan kuantitatif, dapat menentukan kondisi kesehatannya
(Fahmi Royan, 2014).

Hematokrit merupakan pemeriksaan darah rutin dengan pengukuran


perbandingan jumlah sel darah merah terhadap volume seluruh darah dengan
menggunakan alat sentrifuge mikrohematokrit. Prinsip sentrifugasi pada
Hematokrit digunakan juga pada pembuatan sampel serum. Jika nilai hematokrit
dapat diukur melalui endapan eritrosit yang terbentuk setelah pembuatan serum,
maka pengukuran nilai hematokrit juga bisa dilakukan bersamaan dengan
pembuatan serum untuk pemeriksaan kimia klinik dan serologi dapat memberikan
efisiensi dalam penggunaan alat, bahan, serta waktu untuk pemeriksaan
hematokrit. Hematokrit adalah volume eritrosit yang di pisahkan dari plasma
dengan memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya di nyatakan dalam
persen (Ayi Santika, 2013).

Perhitungan kadar hematokrit dinyatakan oleh Anderson dan Siwicki (1993)


yaitu sampel darah dihisap dengan tabung mikrohematokrit hingga mencapai ¾
bagian tabung. Ujung tabung ditutup dengan crytoseal sedalam kirakira 1 cm,
sehingga terbentuk sumbat crytoseal. Tabung mikrohematokrit yang telah berisi
darah disentrifuge dengan kecepatan 3500 rpm selama 15 menit. Pengukuran nilai
kadar hematokrit dilakukan dengan membandingkan volume padatan sel darah
merah dengan volume total darah dengan skala hematokrit. Indeks fagositosis
4

adalah kemampuan sel makrofag aktif dalam memfagositosis lateks, semakin


banyak lateks yang difagositosis maka kapasitas makrofag memfagositosis
semakin tinggi sedangkan rasio fagositosis makrofag adalah persentase makrofag
aktif yang memakan lateks dari 100 makrofag (Beandrade, 2018).
5

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Parasit dan Penyakit Ikan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 22
September 2022 pada pukul 08.50-10.20 WITA di Laboratorium Kesehatan Ikan.
Gedung Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas
Mataram.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Alat
No Alat Fungsi
1 Eppendorf Untuk wadah sampel darah
2 Gelas ukur Untuk wadah antikoagulan
3 Handphone Untuk mendokumentasin kegiatan
4 Kaca preparet Untuk tempat pengematan
5 Kipas portabel Untuk pengering darah
6 Mikrohematokrit sentrifius Untuk mensentrifus darah
7 Mikropipet dan tip Untuk mengambil darah
8 Mikroskop Untuk mengamati darah
9 Penggaris Untuk mengukur pandang darah
10 Pipet tetes Untuk membersikan larutan gimsa pada
kaca preparat
11 Standingjar Untuk wadah larutan methanol dan
gimsa
12 Syringe Untuk mengambil darah ikan
13 Tabung hematocrit Untuk menampung sampel darah
14 Toples Untuk wadah ikan
6

3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Bahan
No Bahan Fungsi
1 Air Sebagai bahan membersikan larutan
gimsa
2 Akudes Sebagai bahan mensterilkan alat yang
digunakan
3 Antikoagulan Sebagai campuran darah agar tidak
menggumpal
4 Ikan nila Sebagai objek penelitian
5 Larutan gimsa Sebagai bahan untuk memprtahankan
struktur pada darah ikan
6 Larutan methanol Sebagai bahan fiksasi
7 Plastisin Sebagai bahan penutup ujung tabung
ematokrit
8 Staphylococcus aureus Sebagai bahan bakteri yang ditambahkan
pada darah ikan
9 Tisu Sebagai bahan untuk membersihkan alat

3.3 Prosedur Praktikum


Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai beikut:
3.3.1 Perhitungan Kadar Hematokrit
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diambil antikoagulan sebanyak 0,2 ml menggunakan syringe.
3. Digunakan latex sebagai pelindung tangan.
4. Diambil ikan nila pada toples lalu diletakkan pada sebuah nampan.
5. Diarahkan bagian lubang dari syringe dan ditusuk ke badan ikan pada
bagian literal lateralis.
6. Di tarik tuas syringe dengan pola maju mundur agar darah tertarik ke
dalam syringe.
7. Dihomogenkan darah ikan dan koagulan dengan pola angka delapan.
7

8. Disimpan sebagian darah dalam eppendorf.


9. Ditempelkan plastisin pada ujung tabung hematocrit.
10. Dimasukan sisa darah pada tabung hematocrit sampai penuh atau ¾ dari
tabung.
11. Disentrifugasi tabung hematocrit tersebut dengan kecepatan 5500 rpm
selama 5 menit.
12. Diukur pandang darah yang mengendap serta panjang total dari volume
darah yang terdapat di dalam tabung.
13. Dihitung kadar hematocrit yang didapat.
3.3.2 Perhitungan Indeks Fagositosis
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diambil darah dalam eppendorf yang sudah ditambahankan dengan 50
mikro bakteri Staphylococcus menggunakan mikropipet.
3. Disterilkan kaca preparat menggunakan aquades lalu di lap menggunakan
tisu.
4. Diletakkan kaca preparat di atas nampan dan dipegang ujung preparat
menggunakan telunjuk.
5. Diteteskan sedikit darah diujung atas bagian tengah kaca preparat.
6. Diulas darah menggunakan kaca preparat kearah bawah.
7. Diangin-anginkan kaca preparat hingga darah diatasnya kering.
8. Dimasukan kaca preparat ke dalam larutan metanol untuk fiksasi selama 5-
10 menit lalu diinginkan hingga kering.
9. Direndam preparat dalam larutan giemsa selama 15-20 menit.
10. Dibilas preparat dengan air menggunakan pipet tetes lalu dikeringkan.
11. Diamati preparat tersebut di bawah mikroskop.
12. Difoto lalu dihitung hasil yang didapat.
8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil pengamatan
No. Gambar Keterangan
1. Hematokrit Diketahui : Endapan = 0,4
P.total =5
Ditanyakan : Nilai kadar
hematokrit?
→ P. total Hematokrit = P.Endapan x 100%
P.Total
= 0,4 x 100%
5
→ Endapan = 0,08 x 100 %
= 8%

2. Indeks fagositik Diketahui :


Jml Sel melakukan fagosit = 52
Jml Sel fagosit = 54
Ditanyakan : Indeks fagositik?

AF = Jml Sel melakukan fagosit


Jml Sel fagosit
= 52 x 100%
54
= 0,96 x 100%
= 96%

4.2 Pembahasan
9
10

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah di lakukan, Ikan nila (Oreochromis
niloticus) terkenal sebagai ikan yang tahan terhadap perubahan lingkungan hidup.
Ikan nila dapat hidup di lingkungan air tawar, air payau, dan air asin. Berdasarkan
praktikum yang dilakukan adalah mengetahui dan mengidentifikasi leukositdan
eritrosit. Leukosit merupakan salah satu komponen sel darah yang berfungsi
sebagai Pertahanan non spesifik yang akan melokalisasi dan mengeliminasi
pathogen. Eritrosit atau sel darah merah merupakan salah satu komponen sel yang
terdapat dalam darah, fungsi utamanya adalah sebagai pengangkut hemoglobin.
Eritrosit atau sel darah merah merupakan bagian terbesar atau terbanyak yaitu
sebanyak 99 %. Bentuk sel darah merah yaitu bikonkaf : berbentuk pipih, bulat,
cekung pada bagian tengah dan bertumpuk. Fungsi dari eritrosit ini adalah
penentu
golongan darah dan mengangkut oksigen yang diangkut oleh hemoglobin yang
menyebabkan darah berwarna merah atau disebut dengan oksihemoglobin

5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum yang telah di lakukan praktikan harus lebih hati
hati dalam menggunakan alat,karena alat yang terbuat dari kaca dan mudah pecah.
11

DAFTAR PUSTAKA

Ayi Santika, (2013). Gambaran Parameter Hematologis Pada Ikan Nila


(Oreochromis niloticus) Yang Diberi Vaksin DNA Streptococcus iniae
Dengan Dosis Yang Berbeda. Journal of Aquaculture Management and
Technology. Vol 2, (4), Hal 7-20 Online di : http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jfpik

Dewi, S. (2013). Kadar Hemoglobin Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Yang


diberi Cekaman Panas dan Pakan Yang Disuplementasikan Tepung Daun
jaloh. Jurnal Medika Veterinaria. Vol. 7, No. 1, ISSN : 0853-1943

Royan, F. (2014). Pangaruh Salinitas Yang Berbeda Terhadap Profil Darah Ikan
Nila (Oreochromis niloticus). Journal of AquacultureManagement and
Technology. Vol 3, No 2, Hal : 109-117 Doi.
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jamt
Sri Rejeki, (2014). Pengaruh Salinitas Yang Berbeda Terhadap Profil Darah Ikan
Nila (Oreochromis niloticus). Journal of Aquaculture Management and
Technology. Vol 3, No 2,Hal 109-117.

Sumarti, A. (2013). Kadar Hemoglobin Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Yang


diberi Cekaman Panas dan Pakan Yang disuplementasikan Tepung Daun
Jaloh. Jurnal Medika Veterinaria. Vol. 7, No. 1, ISSN : 0853-1943.
12

LAMPIRAN

Lampiran 1. Memuat cover dan bagian jurnal/buku/prosiding/skripsi/tesis yang


dikutip

Anda mungkin juga menyukai