Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum II Kesehatan Ternak

PEMBUATAN PREPARAT ULAS DARAH/SEDIAAN APUS DARAH


TEPI DENGAN PEWARNA GIEMSA

Oleh:

NAMA : RUKMANA RENGGAALA


NIM : L1A119 019
KELAS :A
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : KASMAWATI

LABORATORIUM ILMU DAN TEKNOLOGI REPRODUKSI TERNAK


JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua

bagian besar. Darah terdiri dari dua komponen utama yaitu plasma darah sebesar

55% dan komponen padatan (korspuskuli/korpiuskula) sebesar 45%. Plasma

darah atau cairan yang berwarna kekuning-kuningan yang terdiri atas 91% air, 8%

protein terlarut, 1% asam organik dan 1% garam. Darah memiliki peranan dalam

tubuh ternak, antara lain membawah nutrient, mengangkut oksigen dan karbon

dioksida, serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh. Darah sebagi media

pengangkut, dapat digunakan untuk melihat status nutrisi ternak. Beberapa

komponen darah dapat digunakan sebagai indicator yang baik untuk status

kecukupan nutrien.

Pembuatan preparat merupakan langkah untuk mempermudah suatu

pengamatan pada bahan. Sediaan preparat adalah salah satu upayah teknik

laboratorium untuk dapat mengedintifikasi atau mengenali parasit yang

menganggu manusia. Sediaan apusan merupakan pembuatan preparat dengan

menggunakan bahan berupa zat cair seperti darah. Hasil pembuatan preparat apus

darah yang telah dilakukan yaitu dengan perbesaran 40X nampak eritrosit

berwarna merah dengan bentuknya yang bikonkaf, hasil nampak eritrosit tidak

bertumpuk sehingga terlihat jelas (Kiswari, 2014).

Tujuan pembuatan preparat apusan adalah untuk mengamati sel-sel dalam

cairan tubuh misalnya darah. Pemeriksaan preparat apus darah tepi merupakan

bagian yang penting dari rangkaian pemeriksaan hematologi. Keunggulan dari


pemeriksaan darah apus darah tepi adalah mampu menilai berbagia unsur sel

darah tepi seperti morfologi sel (eritrosit, leukosit dan trombosit), menentukan

jumlah dan jumlah leukosit, mengestimasi jumlah trombosit dan mengedintifikasi

adanya parasit.

Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan praktikum

pembuatan preparat ulas darah/sediaan apus darah tepi dengan pewarna giemsa.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat membuat preparat ulas

darah/ sediaan apus darah tepi dengan pewarna giemsa.

1.3. Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa memiliki keterampilan

dalam pembuatan preparat ulas darah/sediaan apus darah tepi dengan pewarna

giemsa.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Desember 2021, Pukul

16:00 WITA, sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi

Reproduksi Ternak, Universitas Halu Oleo Kendari.

2.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu dapat dilihat pada Tabel 1.

berikut:

Tabel 1. Alat dan Kegunaannya


No Alat Kegunaan
1. Mikroskop Mengamati sampel darah
2. Object glass Wadah Pada sampel darah
3. Tabung EDTA Sebagai tempat menyimpan darah
4. Kamera Sebagai dokumentasi
5. Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
5. Pipet tetes Mengambil sampel darah

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu dapat dilihat pada

Tabel.2 berikut:

Tabel 2. Bahan dan Kegunaannya


No. Bahan Kegunaan
1. Sampel darah Sebagai objek pengamatan
2. Giemsa 10% Sebagai pewarna
3. Methanol Sebagai pengaktifan sel darah mati
4. Aquades Sebagai pelarut giemsa
2.3. Prosedur Kerja

1. Darah pada tabung vakum EDTA harus dihomogenkan lebih dahulu agar

plasma darah bercampur dengan sel-sel darah.

2. Darah diambil menggunakan pipet tetes.

3. Sebanyak satu tetes sampel darah diteteskan pada salah satu ujung pbjek

glass, selanjutnya dengan menggunakan salah satu sisi dari glass objek

yang dilakukan ulas darah (±kemiringan 60⸰) dan dibiarkan hingga

kering.

4. Preparat ulas dimasukkan kedalam larutan methanol selama ± 5 menit lalu

dimasukkan kedalam larutan pewarna giemsa 10% selama 25 menit

5. Setelah itu bilas dengan aquades/air mengalir dan ditunggu sampai kering

6. Lanjut identifikasi sel darah, pemeriksaan dengan mikroskop dilakukan

dengan pembesaran 40x.

3.3.4. Diagram Alir

Memasuki Laboratorium

Melakukan Respon

Melakukan preparat ulas darah

Membuat Laporan
III. PEMBAHASAN

3.1. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan dimana praktikum ini, dalam pembuatan

preparat ulas darah/apus darah menggunakan metode apus/oles, yaitu dengan

tahapan pertama Darah pada tabung vakum EDTA harus dihomogenkan lebih

dahulu agar plasma darah bercampur dengan sel-sel darah. Hal ini sesuai dengan

pendapat (Subiyono, 2016) bahwa EDTA digunakan sebagai menghomogenkan

darah, menampung darah dan digunakan dalam beberapa macam pemeriksaan

hematologi seperti penetapan kadar hemoglobin, hitung jumlah ekosit, eritrosit,

trombosit, dan penetapan laju endap darah. Darah diambil menggunakan pipet

tetes, Sebanyak satu tetes sampel darah diteteskan pada salah satu ujung objek

glass, selanjutnya dengan menggunakan salah satu sisi dari glass objek yang

dilakukan ulas darah (±kemiringan 60⸰) dan dibiarkan hingga kering. Preparat

ulas dimasukkan kedalam larutan methanol selama ± 5 menit, methanol digunakan

untuk menghidupkan sel-sel mati. Hal ini sesuai dengan pendapat (Bachri, 2011)

bahwa methanol digunakan untuk menghidupkan sel-sel yang mati dan untuk

merekatkan apusan darah tepi sehingga tidak terkelupas, serta menghentikan

proses metabolism tanpa mengubah keadaan struktur sel.

Methanol dimasukkan kedalam larutan pewarna giemsa 10% selama 25

menit, larutan giemsa digunakan untuk pewarnaan pemilihan yang lebih jelas dan

memperjelas sel darah. Setelah itu bilas dengan aquades/air mengalir dan ditunggu

sampai kering, Lanjut identifikasi sel darah, pemeriksaan dengan mikroskop


dilakukan dengan pembesaran 40x. Praktikum ini menggunakan metode

pewarnaan Romanowsky. Hal ini sesuai dengan pendapat (Bain, 2014) yang

menyatakan bahwa Pada praktikum ini menggunakan teknik pewarnaan

romanowski, karena pewarnaan ini mampu memberikan hasil memuaskan pada

apusan darah tepi. Pewarna Giemsa berfungsi untuk mewarnai sel agar

dapatdibedakan antara bagian satu dengan bagian yang lainnya karena setiap

bagian sel memiliki tingkat penyerapan zat warna yang berbeda-beda. Setelah itu

dicuci dengan menggunakan air kran mula-mula dengan aliran lambat kemudian

semakin kuat untuk menghilangkan kelebihan pewarna dan dikering anginkan

(Pramudianti, dkk, 2013)


IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa, pembuatan preparat dilakukan dengan tahapan yaitu Darah pada tabung

vakum EDTA harus dihomogenkan lebih dahulu agar plasma darah bercampur

dengan sel-sel darah, Darah diambil menggunakan pipet tetes, Sebanyak satu tetes

sampel darah diteteskan pada salah satu ujung pbjek glass, selanjutnya dengan

menggunakan salah satu sisi dari glass objek yang dilakukan ulas darah

(±kemiringan 60⸰) dan dibiarkan hingga kering, Preparat ulas dimasukkan

kedalam larutan methanol selama ± 5 menit, lalu dimasukkan kedalam larutan

pewarna giemsa 10% selama 25 menit, Setelah itu bilas dengan aquades/air

mengalir dan ditunggu sampai kering, Lanjut identifikasi sel darah, pemeriksaan

dengan mikroskop dilakukan dengan pembesaran 40x.

4.2. Saran

Saran yang bisa saya berikan pada praktikum ini yaitu diharapkan pada semua

praktikan lebih teliti lagi dalam pembuatan preparat ulas darah ini agar dapat

mendapatkan hasil yang diinginkan.


DAFTAR PUSTAKA

Bain BJ. 2014. The Giemsa Stain: Its History and Applications. International
Journal of Surgical Pathology. 15 (3) : 292- 296.
Bachri MS. 2011. Efek Hepatopropektif Ekstrak Metanol Jahe Merah (Zingiber
officinale Roscoe) pada Mencit Jantan yang Diinduksi CCI4. Jurnal Ilmiah
Kefarmasian. Vol. 01 (2) : 35-41.
Kiswari, R., 2014. Hematologi dan Transfusi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Pramudianti, dkk. (2013). Gambaran Morfologi Eritrosit dan Kadar Hemoglobin
Pada Petani Perokok Aktif di Desa Suruhan KidulKecamatan Bandung
Kabupaten Tulungagung. Jurnal Analis Kesehatan Sains. Vol. 01 (4): 125-
145.
Subiyono M. 2016. Gambaran Glukosa Darah Metode GOD-PAP 9Glucose
Oxside- Peroxidase Aminoantypirin) Sampel Serum dan Plasma EDTA
(Ethylen Diamin Terta Acetat). Jurnal Teknologi Laboratorium. Vol. 05
(1) : 45-48.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai