Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PRAKTIKUM I
PREPARAT APUSAN
(SMEAR PRAPARATION)

OLEH:
NAMA

: KURNIAWANTO

STAMBUK

: F1D1 13 025

KELOMPOK

: X (SEPULUH)

ASISTEN PEMBIMBING : WA ODE DESI, S. Si

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Metode sediaan ulasan (smear preparation) merupakan salah satu metode


mikroteknik yang dilakukan untuk sediaan yang berasal dari jaringan darah,
limfa, cairan sumsum tulang belakang (liquor cerebrosoinalis), semen jantan,
sediaan air seni dan lain sebagainya. masing-masing sediaan memerlukan
teknik perlakuan tersendiri dalam melakukan pengulasan. Jaringan darah
merupakan cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang
memiliki fungsi utama mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh. Darah terdiri dari dua bagian, yaitu sel-sel darah (butir-butir
darah) dan cairan darah atau plasma darah. Sel-sel darah merupakan bagian
yang mempunyai bentuk. Ada 3 macam sel darah yaitu, sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
Struktur sel-sel darah dapat diamati dengan menggunakan mikroskop,
umumnya dibuat preparat sediaan apus. Teknik yang dapat di gunakan yaitu
teknik sediaan ulas dalam metode sediaan ulas (smear preparation), teknik ini
memerlukan dua kaca preparat. Tenik ulasan ini akan menghasilkan sel-sel
darah hingga memudahkan dalam pengamatan. Sediaan apus darah ini tidak
saja untuk mempelajari bentuk masing-masing sel darah, tetapi juga dapat
digunakan untuk menghitung perbandingan antar masing-masing jenis sel
darah. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum mengenai
preparat apusan.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam praktikum preparat apusan yaitu bagaimana


cara membuat film darah tipis untuk mempelajari korpuskula darah?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum preparat apusan yaitu untuk mengetahui cara
membuat film darah tipis untuk mempelajari korpuskula darah.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh dari praktikum preparat apusan yaitu dapat
mengetahui cara membuat film darah tipis untuk mempelajari korpuskula
darah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Darah terdiri dari beberapa komponen yaitu, sel darah merah (eritrosit), sel
darah putih (leukosit) protein plasma dan cairan plasma. Membran eritrosit
mengandung kira kira 49 % protein, 44 % lipid dan 7% karbohidrat, terdiri dari
lipid bilayer, protein dan telah banyak digunakan untuk menentukan kemungkinan
mekanisme berbagai cara transpor obat. Darah sangat berperan penting didalam
tubuh, selain mengangkut oksigen keseluruh tubuh, darah juga berperan dalam hal
pendistribusian obat sampai ketempattempat yang diinginkan. (Ansel, 1989
dalam Timbul, 2003).

Darah memiliki peranan utama dalam tubuh yaitu mengangkut oksigen ke


seluruh tubuh. Selain fungsi tersebut, darah juga memiliki berbagai fungsi lain
yaitu mengangkut zat-zat hasil metabolisme, mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit, menyuplai nutrisi, dan darah mengandung berbagai bahan penyusun
sistemimun (Bahrun, dkk., 2015).
Sel darah merah memiliki jumlah yang paling banyak di antara sel-sel
darah lainnya (sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit). Sel-sel darah
merah mempunyai bentuk cakra dengan diameter 7,5 m dengan ketebalan tepi 2
m. Tengah-tengah cakra tersebut lebih tipis dengan ketebalan 1 m. bentuk
bikonkaf yang menarik ini mempercepat pertukaran gas-gas antara sel-sel dan
plasma darah. Jumlah sel darah merah dapat diukur dengan cara konvensional.
Tetapi bila sel darah yang diukur cukup banyak akan memakan banyak waktu.
Hal ini menyebabkan pengukuran secara konvensional tidak efisien. Selain itu,
penghitungan secara konvensional terkadang kurang akurat ketika dilakukan
dengan pengamatan langsung. Hal ini disebabkan pengamatan pada sel darah
sangat dipengaruhi oleh tingkat ketelitian dokter yang menganalisis. Dengan
semakin majunya ilmu pengetahuan maka pengukuran akan lebih akurat dengan
melakukan pengukuran dan penghitungan melalui bantuan citra digital (Hartadi,
dkk., 2004).
Sel

darah tak berinti

berasal dari sitoplasma megakariosit disebut

trombosit. Fungsi trombosit yang sering diperiksa adalah fungsi agregasi.


Pemeriksaan fungsi agregasi trombosit dapat dikerjakan dengan metode
sediaan apus darah tepi. Trombosit berperan dalam pembentukan sumbat

hemostatis untuk menutup luka. Sumbat hemostasis dibentuk melalui tahapan


adhesi trombosit, reaksi pelepasan dan agregasi trombosit. Kelainan trombosit
dari segi kualitas maupun kuantitas akan menimbulkan gangguan baik
perdarahan maupun trombosis, oleh karena itu selain jumlah, penilaian fungsi
trombosit juga penting (Ronaldo, 2006).
Giemsa merupakan zat warna yang digunalan dalam metode Romanovsky.
Giemsa tersebut perlu diencerkan menggunakan aquades. Setelah sediaan apus
dikeringkan di udara, difixir terlebih dahulu dengan methyl selama 3-5 menit.
Lama pewarnaan akan berpengaruh terhadap intensitas warna, semakin lama,
maka warna akan semakin tua. Preparat yang telah diwarnai kemudian diamati
dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x. Komponen-komponen sel darah
akan terlihat seperti trombosit, leukosit, eritrosit (Maskoeri, 2008).
Sediaan darah apus memperlihatkan kelompok-kelompok trombosit
yang berada terutama di pinggir dan ujung sediaan seperti halnya sel besar.
Pemeriksaan sediaan apus darah tepi untuk menilai fungsi agregasi trombosit
(untuk selanjutnya disebut pemeriksaan sediaan darah tepi) menilai persentasi
trombosit yang berkelompok dibandingkan total pada waktu sebelum dan sesudah
3 menit pemberian induktor Keadaan dimana trombosit besar dan banyak
menggambarkan keadaan kecenderungan agregasi lebih tinggi daripada gambaran
kelompok trombosit yang kecil dan sedikit (Ronaldo, 2006).

III. METODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Oktober 2015, pukul
10.30 WITA 13.30 dan bertempat di Laboratorium Botani Universitas
Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum preparat apusan dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum Preparat Apusan

No
.
1

Nama Alat

Kegunaan

1.
2.
3.

Kaca Benda
Jarum frankle
Bejana

4.
5.
6.

Pipet tetes
Mikroskop
Kamera digital

Sebagai media apusan darah


Mengeluarkan darah dari jari tangan
Wadah untuk memfiksasi
dan
mewarnai preparat apus
Mengambil alkohol 70%
Mengamati preparat apus
Memotret objek pengamatan

2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum preparat apus dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum preparat apusan
No
Nama Bahan
Kegunaan
.
1
2
3
1.
Darah tepi dari manusia
Sebagai objek pengamatan
2.
Alkohol 70%
Menstrerilkan jari tangan dan fiksasi.
4.
Giemsa 3%
Mewarnai preparat apus sehingga
memudahkan
pengamatan
dalam
membedakan korpuskula darah
5.
Aquadest
Mencuci preparat apus setelah diberi
larutan Giemsa 3%.
4.
Kapas
Membersihkan darah dari jari tangan
dan untuk mengambil alkohol 70%
6.

Tissue

Membersihkan meja pengamatan dan

7.

Metanol

alat-alat yang sudah digunakan


Meratakan film darah

C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum preparat apus yaitu sebagai
berikut:
1. Menusuk dengan jarum frankle jari tangan kiri (nomor 2,3 atau 4) yang
sebelumnya sudah diurut dan dibersihkan dengan kapas beralkohol 70%.
2. Mengusap tetes-tetes 2-3 dengan kapas.
3. Meneteskan tetesan berikutnya di atas kaca benda sedemikian rupa, sehingga
merupakan lingkaran berdiameter 2 mm.
4. Meletakkan kaca benda yang lain pada sisi yang pendek di muka tetes darah
tersebut, lalu tarik ke belakang sedikit sampai kira-kira di tengah lingkaran
darah timbul kapilaritas yang menyebabkan darah dengan sendirinya merata
ke kanan dan ke kiri tepi kaca benda pertama. Sudut antara kedua kaca benda
45.
5. Mendorong kaca benda yang kedua maju ke depan dengan kekuatan dan
kecepatan yang sama rata supaya mendapatkan film darah yang tipis sama
rata.
6. Mengeringkan di udara.
7. Melihat gambar pada mikroskop.
Pewarnaan dengan metode Giemsa:
1. Memfiksasi film darah kering dengan alcohol 96% selama 3-5 menit.

2. Mengeringkan film darah tersebut di udara, selanjutnyan menetesi film


darah dengan larutan giemsa 3% , membiarkan selama 30-50 menit.
3. Membuang cairan kemudian mencuci film dengan aquadest.
4. Mengeringkan di udara.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Pengamatan korpuskula darah.
No
Gambar
1
2

Keterangan
3

1
2

2
Gambar literatur

1) Neutrofil

Keterangan:
1. Neutrofil

Keterangan :
1. Neutrofil
2. Eusinofil
3. Basofil
4. Limfosit
5. Monosit
3

2) Eusinofil
Keterangan:
1. Eusinofil
1

3) Basofil
Keterangan:
1. Basofil

4) Monosit
Keterangan:
1. Monosit

5) Limfosit
Keterangan:
1. Limfosit

B. Pembahasan
Pengamatan korpuskula darah dilakukan dengan metode sediaan ulas
(smear preparation) yang dilakukan dengan cara membuat selaput (film) dari
jaringan darah diatas gelas benda yg bersih dan bebas lemak, untuk selanjutnya
difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan gelas penutup. Proses fiksasi bertujuan

untuk menghentikan proses metabolisme secara cepat, mencegah kerusakan


jaringan darah, mengawetkan keadaan sebenarnya dan mengawetkan
komponen-komponen sitologis dan histologis. Proses pewarnaan menggunakan
giemsa bertujuan agar bagian-bagian jaringan mudah diamati.
Korpuskula darah yang diamati pada praktikum apusan darah yaitu sel
darah merah (eritrosit), dan sel darah putih (leukosit) yang meliputi neutrofil,
basofil, eusinofil, limfosit, dan monosit. Eusinofil merupakan jenis sel darah
putih yang membentuk 1 sampai 3% dari jumlah sel darah putih. Eosinofil
memiliki inti dengan dua lobus yang dihubungkan oleh benang kromatin, dan
sitoplasma yang berisi butiran kasar (granulosit). Eusinofil diproduksi dalam
sumsum tulang dan berperan dalam perlindungan terhadap organisme
multisel/parasit, mencegah alergi,dan berperan dalam respon alergi.
Basofil terdapat di permukaan epitel dengan jumlah yang sangat kecil
dalam darah, kurang lebih dari 0,5% dari sirkulasi leukosit. Basofil
memproduksi sitokin yang berperan dalam menanggapi cedera dan / atau
infeksi bakteri yang kemudian menginduksi respon inflamasi akut klasik.
Seperti halnya eusinofil, basofil juga berperan dalam respon alergi. Neutrofil
merupakan jenis sel darah putih yang mengandung granula dan memiliki
jumlah paling banyak. Neutrofil berperan dalam melawan tubuh dari infeksi
jamur dan bakteri dan mencerna benda-benda asing yang masukke dalam
tubuh. Neutrofil memiliki dua tipe sel yaitu, neutrofil berbentuk pita dan
neutrofil berbentuk segmen.
Limfosit merupakan sel yang berukuran relatif kecil daripada makrofag
dan neutrofil, memiliki garis tengah 6-8 m, dan presentasenya 20-30% dari
leukosit. Fungsi dari limfosit adalah untuk mengarahkan sistem kekebalan

tubuh. Limfosit memilki tiga jenis, masing-masing memiliki fungsi yang


berbeda dalam sistem kekebalan tubuh terdiri atas B-Limfosit, T-Limfosit , dan
sel pembunuh alami (yang berhubungan dalam kekebalan tidak khusus). Sistem
kekebalan tubuh bisa mengingat setiap antigen yang dijumpai karena limfosit
bertahan lama- tahunan atau bahkan satu dasawarsa. Ketika limfosit
menjumpai antigen untuk kedua kalinya, mereka segera bereaksi, dengan kuat,
dan khususnya terhadap antigen tertentu. Reaksi kekebalan khusus tersebut
inilah yang menyebabkan orang tidak mengidap cacar air atau campak lebih
dari satu kali dan dimana vaksinasi bisa mencegah gangguan tertentu.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan
pembuatan film darah dilakukan dengan cara meteskan darah pada kaca
preparat, dan meratakannya sehingga diperoleh film darah yang tipis yang

selanjutnya dikeringkan diudara. Memfiksasi film darah dengan alkohol 96%


dan dikeringkan yang selanjutnya diberi larutan giemsa 3%, dicuci
menggunakan aquadest dan selanjutnya dikeringkan. Korpuskula darah
meliputi sel darah merah dan sel darah putih yang terdiri dari neutrofil,
eusinofil, basofil, monosit dan limfosit.
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum apusan darah yaitu
sebaiknya kepada praktikan lebih berhati-hati dalam melakukan praktikum agar
tidak terjadi kesalahan dan disiplin dalam melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Bahrun, Benefit S. N., Pricilia Y. M., dan Sherwin, R. U. A. S., 2015, Rancang
Bangun Alat Ukur Kadar Hemoglobin dan Oksigen Dalam Darah Dengan
Sensor Oximeter Secara Non-Invasive, Universitas Sam Ratulangit,
Manado.
Hartadi, D., Sumardi, R. Rizal, I., 2004, Simulasi Penghitungan Jumlah Sel Darah
Merah, J. Transmisi, 8(2):1-2
Maskoeri, 2008. . Penuntun Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jurusan
Biologi FMIPA Universitas Negeri Jakarta.
Ronaldo, D., 2006, Perbedaan Nilai Agregasi Trombosit Antara Sediaan Darah
Segera Dengan Darah Yang Mengalami Penyimpanan Pada Hari
Pertama, Ketiga, dan Kelima, Universitas Diponegoro, Semarang.

Timbul, S. M., 2003, Ketergantungan Temperatur dan pH Terhadap Transpor


Sefaleksin ke Dalam Eritrosit Manusia Secara In Vitro, J. Sains
Kimia,7(2):44

Anda mungkin juga menyukai