Anda di halaman 1dari 6

Pembuatan dan Pewarnaan

Hapusan Darah Tepi

I.
II.
III.

Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan sediaan hapusan darah.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pewarnaan sediaan hapusan darah.
Metode
Hapusan darah (blood smear)
Prinsip
Darah ditambah antikoagulan diteteskan pada objek glass dan dibuat hapusan
menyerupai lidah, kemudian sediaan diwarnai dengan giemsa lalu dibaca pada

IV.

mikroskop.
Dasar Teori
Darah adalah bagian dalam sistem transport yang ada disetiap organisme.
Selain berfungsi untuk menghantarkan oksigen ke seluruh tubuh, darah juga
memiliki fungsi membawa serta nutrisi-nutrisi yang diserap dari makanan melalui
usus halus yang akan disebarkan keseluruh tubuh. Darah merupakan jaringan yang
bebentuk cairan yang terdiri atas kedua komponen yaitu plasma darah dan cairan
yang mengandung sel-sel darah. Didalam plasma darah terlarut berbagai macam zat
antaa lain zat makanan, protein, zat sekresi dan gas ( O2 ,

CO2 ,

dan

N 2 ).

Plasma darah mengandung serum yang berfungsi sebagai tempat pembentukkan


antibody atau system imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit. (Rustan, Yan. 2013).
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan
oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein), yang terdapat dalam
eritrosit dan mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat

terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah jugamengangkut bahan bahan sisa


metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke
ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Sel darah pada umumnya dikenal ada tiga tipe yaitu: eritrosit, lekosit dan
trombosit. Eritrosit manusia dalam keadaan normal berbentuk cakram bulat
bikonkaf dengan diameter 7,2 m tanpa inti, lebih dari setengah komposisi eritrosit
terdiri dari air (60%) dan sisanya berbentuk substansi koloidal padat. Sel ni bersifat
elastis dan lunak. Lekosit (sel darah putih) terdapat pada bagian pinggir sel darah,
lekosit ini dibagi menjadi dua yaitu granulosit dan agranulosit.
Granulosit terbagi menjadi tiga yaitu Neutrofil (terbanyak) berbentuk bulat
dengan diameter 10-12 m, Eosinofil yang strukturnya lebih besar daripada netrofil
(10-15 m) dan Basofil (paling sedikit) dengan ukuran hampir sama dengan netrofil
tetapi basofil sangat sulit ditemukan. Agranulosit dibagi menjadi dua yaitu Limfosit
yang mempunyai ukuran yang bevariasi, inti bulat sitoplasma mengelilingi inti
seperti cincin dan berperan penting dalam imunitas tubuh, dan Monosit (sel lekosit
terbesar), intinya berbentuk oval kadang terlipat-lipat dapat bergerak dengan
membentuk pseudopodia. Tipe ketiga yaitu Trombosit (disebut juga keping darah),
berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma lengkap dengan membran yang
mengelilinginya, Trombosit terdapat khusus pada sel darah mamalia.
Untuk melihat struktur sel-sel darah dengan mikroskop cahaya pada
umumnya dibuat sediaan apus darah. Sediaan hapusan darah adalah suatu sarana
yang digunakan untuk menilai berbagai unsur sel darah tepi, seperti eritrosit,
leukosit, dan trombosit. Selain itu dapat pula digunakan untuk mengidentifikasi
adanya parasit seperti malaria, microfilaria, dan lain-lain. Sediaan apus darah ini
tidak hanya digunakan untuk mempelajari sel darah tapi juga digunakan untuk
menghitung perbandingan jumlah masing-masing sel darah. Sediaan hapusan yang
dibuat dan dipulas dengan baik merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan yang baik. (Aulia, Cahya. 2013).

Film darah (sediaan oles) dapat diwarnai dengan berbagai macam metode
termasuk larutan-larutan yang sederhana antara lain: pewarnaan Giemsa, pewarnaan
acid fast, pewarnaan garam, pewarnaan wright, dan lain-lain.Pewarnaan Giemsa
disebut juga pewarnaan Romanowski. Beberapa langkah yang harus diperhatikan
dalam pembuatan preparat dengan metode smear sebagai berikut:
1. Ketebalan film
2. Film difiksasi agar melekat erat pada gelas benda sehingga yakin bahwa sel-sel
di dalamnya strkturnya tetap normal
3. Memberi warna (pewarnaan)
4. Menutup dengan gelas penutup
Darah dapat dibuat preparat hapusan degan metode supravital yaitu suatu
metode untuk mendapatkan sediaan dari sel atau jaringan yang hidup. Sel-sel darah
yang hidup dapa menghisap zat-zat warna yang konsentrasinya yang sesuai dan
akan berdisfusi ke dalam sel darah tersebut, selanjutnya zat warna akan mewarnai
granula pada sel bernukleus polimorf.
Pewarnaan hapusan darah merupakan pewarnaan yang terwarnai pada
preparat hapusan darah tepi, misalnya dengan menggunkaan pewarnaan menurut
Romanowsky ada empat macam pewarnaan preparat darah hapusan yaitu
pewarnaan Wright stain, pewarnaan Lieshman, pewarnaan May Grunwald, dan
pewarnaan Giemsa.
Dasar pewarnaan Romanowsky adalah penggunaan dua zat warna yang
berbeda yaitu Azur B (Trimetiltrionion) yang bersifat basa dan eosin Y
(Tetrabromoflurescein) yang bersifat asam. Azur B akan mewarnai komponen sel
yang bersifat asam seperti kromatin (DNA dan RNA). Sedangkan eosin Y akan
mewarnai komponen yang sel bersifat basa seperti

granula eosinofil dan

hemoglobin. Ikatan eosin Y pada azur B yang bergenerasi dapat menimbulakan


warna ungu, dan keadaan ini dikenal dengan sebagai efek Romanowsky giemsa efek
ini sangat nyata pada DNA tetapi tidak pada RNA sehingga menimbulkan kontras
antara inti yang berwarna untuk sitoplasmayang berwarna biru.

Pewarnaan preparat darah hapusan yang sering digunakan untuk melakukan


pengectaan preparat darah hapus kebanyakan menggunakan metode pewarnaan
Romanowsky diantarannya:
1. Pewarnaan Giemsa
Pewarnaan Giemsa adalah zat warna yang digunakan dalam metode
Romanowsky eosin, metilen azur dan metilen blue yang berguna untuk mewarnai
sel darah. Metode pewarnaan ini banyak digunakan untuk mempelajari morfologi
sel-sel darah, sel-sel lien, sel-sel sum-sum dan juga untuk mengidentifikasi parasitparasit darah misalnya protozoa. Hasil pewarnaan dengan giemsa pada pada darah
manusia akan memperlihatkan eritrosit berwarna merah muda, nikleolus leukosit
berwarna ungu kebiru-birun, sitoplasma eritrosit berwarna sangat ungu muda
granula dari leukosit eosinofil berwarba ungu tua, granula dari eritrosit netrofil dan
basofil berwarna ungu.
2. Pewarnaan Wright
Pewarnaan Wright adalah zat warna yang digunakan dalam metode
Romanowsky yang merupakan campuran antara eosin Y, azur B, metilen blue dan
metilen alcohol dalam konsentrasi tinggi. Sediaan hapus yang telah dikeringkan di
udara, tidak perlu dilakukan fiksasi tersendiri karena telah mengandung metal
alcohol dalam konsentrasi tinggi dan pada cat Wright langsung ditambah penyangga
pH 6,4 sama banyak dan dibiarkan selama 15-20 menit. (Riswanto. 2013).

V.

Alat dan Bahan


a. Alat
1. Objek glass
2. Pipet tetes
3. Rak pewarna
4. Beaker glass
5. Pipet ukur
6. Ball pipet
7. Botol semprot
8. Stop watch

b. Bahan
1. Sampel darah EDTA
2. Tissue
3. Tissue lensa
4. Buffer phosfat pH 6,8
5. Giemsa pekat
6. Methanol p.a
7. Alcohol 70%
8. Aquadest

VI.

9. Mikroskop binokuler
9. Oil imersi
Cara Kerja
a. Pembuatan Sediaan Hapusan Darah
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diteteskan sampel darah pada objek glass.
3. Diratakan sampel dengan batuan objek glass yang lain.
4. Didorong objek glass dengan membentuk sudut 30-40 derajat.
5. Dikering anginkan sediaan yang telah dibuat.
b. Pewarnaan Sediaan Hapusan Darah dengan Cat Giemsa
1. Diletakkan sediaan hapusan darah pada rak pewarna.
2. Diteteskan methanol pada sediaan selama 5 menit.
3. Diteteskan sediaan dengan giemsa (1:4).
4. Didiamkan larutan pewarna pada sediaan selama 30 menit.
5. Dibilas sediaan yang diwarnai dengan aquadest.
6. Kering anginkan sediaan.
c. Pewarnaan Sediaan Hapusan Darah dengan Cat Wright
1. Diletakka sediaan hapusan darah pada rak pewarna.
2. Diteteskan methanol pada sediaan selama 5 menit.
3. Diteteskan sediaan dengan cat wrigh selama 2 menit.
4. Diteteskan sediaan dengan buffer phosfat selama 20 menit.
5. Dibilas sediaan dengan menggunakan aquadest.
6. Dikering anginkan sediaan yang telah dibuat.

DAFTAR PUSTAKA
Aulia,

Cahya.

2013.

Sediaan

http://cahyaaulia.blogspot.

Apus

Darah.

[online].

Tersedia:

co.id/2013/12/laporan-anfisman-

sediaan-apus-darah_8.html. (Diakses 25 Maret).


Maharani, Nia. 2015. Sediaan Apus Darah. [online]. Tersedia: http://dokumen.tips/
documents/sediaan-apus-darah.html (Diakses 25 Maret).
Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta:
Alfamedia dan Kanal Medika.
Rustan, Yan. 2013. Laporan Preparat Apusan Darah (Mikroteknik).
[online]. Tesedia: http://www.scribd.com/doc/192777189/LaporanPreparat-Apusan-Darah-Mikrotek nik#scribd. (Diakses 25 Maret).

Anda mungkin juga menyukai