NIM : 22012014
MATA KULIAH : PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA, GOLONGAN
DARAH ( Modul 6)
DOSEN : Nina Imaniar,M.Si
TANGGAL : 02 Desember 2023
1. Tujuan Praktikum
Menentukan golongan darah menurut sistem RBO
2. Material
Serum yang mengandung anti A dan anti B, jarum penusuk jari, gelas objek, alcohol 70%
dan kapas.
Gol. Darah O
4. Pembahasan
Tes golongan darah adalah prosedur medis yang umum dilakukan untuk
mengidentifikasi jenis golongan darah seseorang. Informasi tentang golongan darah sangat
penting dalam berbagai macam situasi medis, antara lain transfusi darah, transplantasi
organ, perawatan kehamilan, dan diagnosis penyakit tertentu. Golongan darah manusia
dikelompokkan berdasarkan antigen yang ada pada permukaan sel darah merah. Sistem
golongan darah yang paling umum adalah sistem ABO dan Rh. ABO terdiri dari empat
golongan darah utama: A, B, AB, dan O. Sementara itu, Sistem Rh membagi golongan
darah menjadi Rh positif (+) dan Rh negatif (-). Dalam kombinasi kedua sistem ini, ada 8
golongan darah yang berbeda: A+. A-, B+, B-, AB+, O+, dan O-.
Namun pada praktikum kali ini praktikan hanya mendapatkan hasil pemeriksaan
golongan darah A-, B+, O+, dan O. Tes pertama yang dilakukan adalah Tes ABO yang
menentukan golongan darah seseorang berdasarkan keberadaan antigen A dan B pada sel
darah merah. Sampel darah pasien akan dicampur dengan reagen yang mengandung
antibodi anti-A dan anti-B.
Jika sel darah merah menggumpal ketika reagen antibodi anti-A ditambahkan, itu
menandakan adanya antigen A pada sel darah merah, dan sebaliknya untuk reagen antibodi
anti-B. Lalu, apabila gumpalan terjadi pada kedua tes, maka golongan AB. Jika tidak ada
gumpalan terjadi pada kedua tes, maka dikatakan golongan darah O.
1. Tujuan Praktikum
- Mengamati berbagai macam/jenis sel-sel (butir-butir) darah (BDM, BDP, Trombosit)
yang terdapat dalam preparate ulas darah perifer.
- Menghitung % berbagai bentuk BDP (leukosit) pada preparate ulas darah perifer.
2. Material
Gelas objek, mikrosop (Oby 100x, Oo. 10x), metil alcohol, zarna Giemsa atau wright atau
lainnya, buffer fosfat pH 6,4 – 6,7. Pipet tetes, bak pewarna, xylol, minyak emersi, kertas
saring, alcohol 70%, kapas, jarum suntik.
3. Hasil Pengamatan
NO HASIL PENGAMATAN KETERANGAN
1
Neutrofil
Limfosit
Eosinofil
2
Monosit
Basofil
4. Pembahasan
Darah merupakan jaringan yang mengisi hampir separuh dari bagian tubuh. Darah
adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang
disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah
secara keseluruhan merupakan 1/12 berat badan. Darah mempunyai fungsi bekerja sebagai
sistem transpor (sirkulasi) dari tubuh, mengantarkan semua bahan kimia, oksigen dan zat
makanan yang diperlukan untuk tubuh supaya fungsi normalnya dapat dijalankan dan
menyingkirkan karbondioksida dan hasil buangan lain (Pearce, 1989).
Darah merupakan jaringan tubuh yang terdiri dari bagian cair (plasma) dan bahan-
bahan interseluler. Plasma darah dan sel-sel darah dapat terpisah dan bebas bergerak dalam
cairan interseluler. Cairan ekstrasel dalam darah mensuplay sel-sel dengan nutrisi dan zat-
zat lain yang diperlukan untuk fungsi selular, tetapi sebelum digunakan zat ini harus
ditransfort melalui membrane sel dengan dua proses utama yaitu difusi dan osmosis serta
transfor aktif. Dinding sel eritrosit sangat permeable terhadap sifat apapun. Darah
mempunyai beberapa fungsi yang penting untuk tubuh. Darah mengangkut zat-zat
makanan dari alat pencernaan ke jaringan tubuh, hasil limbah metabolisme dari jaringan
tubuh ke ginjal, dan hormon dari kelenjar endokrin ke target organ tubuh (Sonjaya, 2006).
Metode apus merupakan pembuatan preparat dengan cara mengoles atau membuat
selaput tipis dari bahan yang berupa cairan. Metode apus dipakai untuk pembuatan sediaan
darah sehingga disebut apusan darah. Apusan darah merupakan salah satu cara mengamati
materi-materi yang ada dalam darah baik materi padat maupun cair. Sediaan apusan darah
adalah suatu sarana untuk menilai berbagai unsur sel darah tepi, seperti leukosit, eritrost,
trombosit. Digunakan untuk mengidentifikasi adanya parasit seperti malaria, mikrofilaria
dan lain lain. Sediaan apus yang dibuat dan dipulas dengan baik merupakan syarat mutlak
untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang terbaik adalah darah segar dari kapiler
(Budiyono, 1998).
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono, S., 1998. Penuntun Praktikum Hematologi Veteriner. Denpasar: Fakultas Kedokteran
Hewan, Universitas Udayana.
Frandson, R.D., 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Handajani, Noor, Soesanti., & Ruben, Dharmawan., 2009. Effect of VCO to leucocyte differential
count, glucose levels and blood creatinine of hyperglycemic and ovalbumin sensitized
Mus musculus Balb/c. Bioscience, 1(1), pp: 1-8.
Handayani, W., 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi.
Jakarta: Salemba Medika.
Kusumawati, Diah., 2004. Bersahabat Dengan Hewan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
https://iik.ac.id/blog/tes-golongan-darah-ini-penjelasan-detailnya/