LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI, FISIOLOGI HEWAN
“PENENTUAN GOLONGAN DARAH DAN APUSAN DARAH”
Oleh
Kelompok 2 :
1. Nurul Amaliyah 17030654010
2. Mirza Roma Apsari 17030654030
3. Ericha Ayusepta M 17030654045
4. Ilmi Firdaus 17030654075
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah merupakan kompoen yang berfungsi dalam sistem transportasi
pada tubuh manusia. Jaringan cair ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian cair
yang disebut plasma darah dan bagian padat yang berisi sel-el darah. Sel-sel
darah terdiri dari sel darah merah (Eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan
juga keping darah (trombosit),
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum ini adalah:
1. Penentuan Golongan Darah
Rumusan masalah pada percobaan kali ini adalah:
a. Bagaimana cara menentukan golongan darah?
b. Bagaimana perbedaan keadaan pada darah setelah ditetesi
serum alfa, beta, dan alfa-beta (menggumpal atau tidak
menggumpal) ?
2. Apusan Darah
Rumusan masalah pada percobaan kali ini adalah:
a. Bagaimana membuat preparat apusan darah dengan
menggunakan zat warna giemsa?
b. Bagaimana perbedaan bentuk masing-masing komposisi sel
darah?
C. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk:
1. Penentuan Golongan Darah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari percobaan
ini adalah untuk:
a. Mengetahui cara menentukan golongan darah.
b. Mengetahui poerbedaan keadaan pada darah setelah ditetesi serum
alfa, beta, dan alfa-beta (menggumpal atau tidak menggumpal).
2. Apusan Darah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari percobaan
ini adalah:
a. Mengetahui cara membuat preparat apusan darah dengan
menggunaan zat warna giemsa.
b. Mengetahui perbedaan bentuk masing-masing komposisi sel darah.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Sel Darah
Darah berbentuk cairan dengan tingkat kekentalan (viskositas)
tertentu. Sifat ini dipengaruhi oleh kandungan yang ada di dalam darah.
Secara garis besar, kandungan darah yang dikenal terbagi menjadi dua.
Pertama ialah sel – sel darah seperti sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit) dan keping darah (tombosit/platelet). Kedua, sel-sel darah
tersebut berenang dalam suatu cairan yang disebut dengan plasma darah.
Cairan ini mengandung sejumlah besar air dan nutrien-nutrien terlarut
(asam amino, asam lemak, gliserol, substansi imunogen, vitamin, glukosa,
dan senyawa hasil biotransformasi, misalnya obat).
4. Golongan Darah
A. Metode Penelitian
Praktikum yang berjudul “Penentuan golongan darah dan apusan
darah” menggunakan metode pengamatan yaitu pada penentuan golongan
darah dan apusan darah melalui pengambilan sampel darah untuk diamati.
Pada proses pengamatan penentuan golongan darah menggunakan mata
telanjang sedangkan untuk apusan darah menggunakan mikroskop
B. Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum Penentuan Golongan darah dan Apusan darah
dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Februari 2019 pukul 09.30-12.00 WIB
di Laboratorium IPA Gedung C12 Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
C. Alat dan Bahan :
1. Penentuan Golongan Darah
a) Alat :
1) Jarum lanset 4 buah
2) Kaca preparat 4 buah
3) Lidi 1 buah
b) Bahan
1) Alkohol 70 % 15 mL
2) Kapas steril 1 lembar
3) Kertas tisu 1 lembar
4) Reagen anti A, B dan AB 5 mL
5) Sampel darah 12 tetes
2. Apusan Darah
a) Alat
1) Jarum lanset 4 buah
2) Kaca benda 6 buah
3) Pipet tetes 1 buah
4) Mikroskop elektrik 1 buah
b) Bahan
1) Alkohol 70% 15 mL
2) Kapas steril 1 lembar
3) Kertas tisu 1 lembar
4) Pewarna Giemsa3% 10 mL
5) Methanol absolut 10 mL
6) Sampel Darah 4 tetes
D. Langkah Percobaan
1. Penentuan Golongan Darah
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Membersihkan kaca benda menggunakan alkohol 70%
c. Menusukkan ujung langset pada jari dan menekan ujung jari tersebut
sehingga keluar darah yang akan digunakan sebagai sampel
d. Menempatkan tetesan darah pada kaca benda di tiga tempat yang
berbeda
e. Meneteskan serum alfa pada sampel darah yang pertama kemudian
diaduk menggunakan lidi
f. Mengulangi langkah poin e untuk penetesan serum beta dan alfa-beta
g. Mengamati perubahan warna
2. Apusan Darah
a. Menyiapkan semua alat dan bahan.
b. Membersihkan kaca benda dengan menggunakan alkohol 70 atau
90% dan mengeringkannya.
c. Mengambil sampel darah dengan menggunakan jarum laset
(biasanya jari tengah atau jari manis). Sebelum itu, jari dibersihkan
dengan menggunakan kapas yang sudah dibasahi alkohol 70%.
d. Menusuk ujung jari dengan jarum lanset.
E. Alur percobaan
a. Penentuan Golongan Darah
Darah
Diambil menggunakan jarum lancet
Diteteskan ke plat tetes di tiga tempat yang
berbeda
Ditetesi serum alfa, kemudian diaduk dengan lidi
Dilakukan cara yang sama untuk penetesan serum
beta dan alfa-beta
Diamati perubahan warna yang terjadi
Hasil
b. Apusan Darah
Darah
Diambil dengan menusukkan jarum lancet ke jari
tengah/manis.
Diteteskan pada dua buah kaca benda berbeda
yang sudah dibersihkan menggunakan alkohol.
Ditutup dengan kaca benda lain dengan sudut 45 o
satu sama lain. Kaca ditariksedikit kebelakang
kemudian didorong kedepan.
Lapisan darah
(blood smear)
Diangin-anginkan hingga kering.
Ditetesi dengan metanol absolut dua hingga tingga
tetes dan ditunggu selama 5 menit.
Ditetesi pewarna Giemsa 3% sebanyak dua hingga
tiga tetes dan ditunggu hingga 30 menit.
Dicuci menggunakan air mengalir dengan pipet.
Diangin-anginkan. Kemudian diamati bentuk tiap
sel darah menggunakan mikroskop.
Hasil
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Tabel 4.1 Tabel pengamatan Penentuan Golongan Darah
B. Analisis
Pada penentuan golongan darah setelah dilakukan penetesan serum α,
serum β, dan serum αβ maka diperoleh hasil demikian : Nurul mempunyai
golongan darah O karena tidak menggumpal di serum α, serum β, dan serum
αβ. Sedangkan Ilmi mempunyai golongan darah B karena menggumpal pada
serum β dan serum αβ. Ericha mempunyai golongan darah O karena tidak
menggumpal di serum α, serum β, dan serum αβ. Sedangkan Mirza
mempunyai golongan darah B karena menggumpal pada serum β dan serum
αβ.
Pada pembuatan apusan darah setelah dilakukan penetesan metil alkohol
dan pemberian pewarna giemsa 3% diperoleh hasil pada salah satu sampel
darah yaitu terlihat sel darah merah (Eritrosit) yang bulat, tidak berinti dan
agak bening transparan, sel darah putih (Leukosit) dengan inti yang berwarna
keunguan dalam jenis limfosit, ditemukan juga trombosit (keping darah) yang
berbentuk seperti kepingan-kepingan sitoplasma berukuran sangat kecil terlihat
seperti titik atau bercak yang berada di luar sel dan berwarna ungu. dan pada
pengamatan tersebut tidak ditemukan basofil,eisonofil,monosit karena sel
darah masih banyak yang bergerombol dan saling bertumbuk
C. Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, golongan darah seseorang
dapat ditentukan dengan melihat zat antigen yang terdapat pada sel darah
merah dan plasma darah. Antigen ini berfungsi sebagai tanda pengenal sel
tubuh yang mana dapat membedakan sel tubuh sendiri dan sel yang berasal
dari luar tubuh.
Mekanisme penggumpalan darah setelah ditetesi serum α, serum β, dan
serum αβ adalah sebagai berikut. Nurul dan Ericha dikatakan bergolongan
darah O karena sel darahnya tidak terdapat aglutinogen sehingga darahnya
dapat membuat aglutinin anti-A dan aglutinin anti-B dengan kata lain tidak
menggumpal. Sedangkan Ilmi dan Mirza bergolongan darah B yang mana
darahnya menggumpal atau dengan kata lain mengalami aglutinasi setelah
diberi serum β (anti-B). Aglutinasi terjadi karena di dalam sel darah tersebut
mengandung aglutinogen B dan dapat membuat aglutinin anti-A.
Aglutinin A mempunyai enzim glikosil transferase yang mengandung
asetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinogen B
mengandung enzim galaktosa pada rangka glikoproteinnya. Aglutinogen AB
adalah golongan yang memiliki kedua jenis enzim tersebut.
Secara umum darah memiliki 4 golongan yaitu: golongan darah A
dimana golongan darah A mempunyai antigen A dan anti - B, golongan darah
B yaitu golongan darah yang memiliki antigen B dan anti A, golongan darah
O golongan darah yang memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan
golongan darah AB golongan darah yang memiliki antigen tetapi tidak
memiliki antibodi (Oktari, 2016: 49). Pembagian golongan darah sistem ABO
didasarkan pada adanya perbedaan aglutinogen (antigen) dan aglutinin
(antibodi) yang terkandung dalam darah (Tenriawaru, 2016: 42).
Berdasarkan percobaan apusan darah yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa apusan darah tepi mampu menilai morfologi sel (eritrosit,
leukosit, trombosit), menentukan jumlah dan jenis leukosit, mengestimasi
jumlah trombosit dan mengidentifikasi adanya parasit (Ardina,2018). Hasil
pewarnaan pada sediaan apus darah manusia : eritrosit berwarna merah muda,
nukleus leukosit bewarna ungu kebiru-biruan, sitoplasma leukosit bewarna
sangat ungu muda, granula dari leukosit eosinofil bewarna ungu tua, granula
dari elukosoit neutrofil dan leukosit basofit ungu muda. Menurut pengalaman
di laboratorium Biologi UGM, sediaan oles dengan pewarnaan tersebut dapat
bertahan 2-5 tahun (Suntoro, 1983).
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebaiknya saat praktikan melakukan pengamatan penentuan golongan darah
dengan proses meneteskan serum harus lebih berhati-hati agar serum tidak
tercampur dan untuk apusan darah sebaiknya praktikan mengapus setipis
mungkin sehingga komponen sel di dalam darah yang ingin diamati dapat
terlihat
DAFTAR PUSTAKA