BIOLOGI UMUM
“GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA”
Oleh :
NIM : 180210102102
Kelas :C
II. TUJUAN
2.1 Mahasiswa dapat menjelaskan penggolongan darah pada manusia
1 1 A
2 2 A
3 3 B
4 4 B
5 5 O
6 6 AB
VI. PEMBAHASAN
Darah merupakan cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup
selain berperan dalam distribusi zat-zat nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan
oleh semua jaringan didalam tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus dan bakteri.
Komponen utama darah adalah plasma, sel darah merah, sel darah putih
dan trombosit. Pertama, plasma darah adalah adalah komponen darah yang
berbentuk cairan. Plasma darah mengisi sekitar 55-60 persen dari volume
darah dalam tubuh. Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sel-sel darah
kemudian diedarkan ke seluruh tubuh bersama nutrisi, antibody,
metabolism, protein serta zat kimia lainnya. Kedua, sel darah merah terkenal
berwarna merah pekat dengan jumlah sel yang cukup melimpah di dalam
darah. Sel darah merah berbentuk bulat yang dilengkapi dengan cekungan di
bagian tengahnya. Keunikan yang dimiliki sel darah merah yaitu memilki
hemoglobin dan tidak memiliki inti seperti sel lainnya. Sel darah merah
berguna untuk membawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh
tubuh serta mengangkut karbon dioksida dari seluruh tubuh menuju paru-
paru untuk dikeluarkan. Ketiga, sel darah putih yaitu leukosit. Sel darah
putih dalam tubuh manusia memiliki jumlah yang sangat sedikit. Sel darah
putih diproduksi oleh sumsum tulang yang berbeda-beda yaitu neutrophil,
limfosit, basophil dan lain-lain. Sel darah putih berguna untuk melawan
virus, bakteri, jamur yang sering kali menjadi penyabab terjadinya penyakit
dalam tubuh. Keempat, keping darah yang dikenal dengan trombosit.
Trombosit di dalam darah memiliki jumlah normal berkisar antara 150.000
sampai 400.000 trombosit per microliter darah. Trombosit berguna untuk
proses pembekuan darah (koagulasi) saat tubuh mengalami luka. Trombosit
akan membentuk benang-benang firbrin yang berguna menghentikan
pendarahan dan merangsang tumbuhnya jaringan baru.
Darah memiliki fungsi yang sangat banyak bagi tubuh manusia
diantaranya mengangkut oksigen, mengangkut sari-sari makanan,
mengangkut karbon dioksida dan sisa oksidasi, mengedarkan hormon ke
organ, mengangkut sisa metabolisme tubuh, mengangkut air keseluruh
tubuh, menjaga kestabilan suhu tubuh, membantu proses penyembuhan
luka, membunuh bakteri dan kuman yang masuk ke dalam tubuh, dan
menjaga keseimbangan cairan dakam tubuh.
Penggolongan darah memiliki fungsi yang beragam, adanya
penggolongan darah membuat seseorang mengetahui golongan darahnya.
Selain itu, penggolongan darah dapat mempermudah transfusi darah apabila
ada orang lain yang membutuhkan darah, menghindari penyakit tertentu
karena dengan penggolongan darah penyakit warisan atau lainnya akan
mudah terdeteksi, mengetahui resiko penggumpalan darah yang umumnya
golongan darah A, B, AB memiliki 40% resiko lebih tinggi daripada
golongan darah O. Penggolngan darah juga dapat mengetahui resiko
penyakit jantung dimana golongan darah AB lebih berpotensi mengalami
penyakit jantung daripada golongan darah lainnya. Fungsi lainnya yaitu
masalah kesuburan seseorang juga dapat ditentukan melalui penggolongan
darah dimana darah O memiliki tingkat kesuburan lebih tinggi daripada
darah A.
Aglutinogen merupakan protein darah yang terdapat di dalam eritrosit
dan memiliki fungsi sebagai antigen di dalam darah. Sedangkan aglotinin
adalah protein yang terkandung di dalam plasma darah, dimana protein ini
dapat menebabkan aglutinasi. Aglutinasi tersebut ialah proses dimana darah
menggumpal dan menempel sebagai sebuah bentuk antibodi. Aglotinogen
dan agotinin berada di golongan darah. Namun, pada golongan darah O
tidak mengandung aglotinogen di dalam eritrositnya, dan mengandung
aglotinin A dan B di plasma darahnya. Sedangkan pada golongan darah A
mengandung aglotinogen A di dalam eritrositnya, dan mengandung
aglotinin B di dalam plasma darah. Golongan darah B mengandung
aglotinogen B di dalam eritrositnya, dan mengandung aglotinin A di dalam
plasma darah. Golongan darah AB mengandung aglotinogen A dan B di
dalam eritrositnya, dan tidak mengandung aglotinin di dalam plasma
darahnya. Antigen adalah sebuah zat yang merangsang respon imun,
terutama dalam menghasilkan antibody. Sedangkan, antibodi adalah
glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-
B yang teraktivasi menjadi plasma darah sebagai respon dari antigen
tertentu.
Fungsi dari serum anti A dan B pada tes golongan darah adalah untuk
mengetahui apakah darah akan menggumpal atau tidak ketika bertemu
dengan serum anti A dan B. Pada golongan darah O saat ditetesi serum anti
A dan B tidak terjadi penggumpalan karena golongan darah O tidak
memiliki aglotinogen didalam eritrositnya, sehingga golongan darah ini bisa
di donorkan ke semua golongan darah karena tidak memiliki aglotinogen
untuk digumpalkan. Pada golongan darah A yang ditetesi serum A terjadi
penggumpalan dan serum anti B tidak terjadi penggumpalan, sehingga
golongan darah A tidak dapat didonorkan kepada golongan darah B karena
dalam golongan darah B terdapat aglutinin A. Begitu sebaliknya ketika
golongan darah B ditetesi serum B terjadi penggumpalan dan serum anti A
tidak terjadi penggumpalan, sehingga golongan darah B tidak dapat
didonorkan kepada golongan darah A karena dalam golongan darah A
terdapat aglutinin B. Pada golongan darah AB saat ditetesi serum anti A dan
B terjadi penggumpalan, sehingga golongan darah AB hanya dapat di
donorkan pada golongan darah AB karena golongan darah AB memiliki
aglutinogen ganda.
Tranfusi darah harus memperhatikan jenis golongan darah donor dan
resipien. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat
menyebabkan beberapa reaksi transfusi imunologis dan aspek klinis
Apabila pemberian darah golongan A kepada penderita golongan O dapat
menimbulkan reaksi transfusi yang hebat dan menimbulkan kematian karena
ketidakcocokan pada sistem golongan darah lain. Selanjutnya transfusi iso
aglutinin, plasma golongan O diberikan kepada penderita golongan A dapat
menyebabkan reaksi transfusi yang hebat, dan dapat menimbulkan kematian
juga.
Dalam praktikum mengenai penggolongan darah dihasilkan empat
macam golongan darah yaitu A, B, AB dan O. Pertama, kelompok satu dan
kelompok dua menguji golongan darah A dengan probandus Ami dan Devi.
Pada saat darah ditetesi serum-A dan serum-B yang mengalami
penggumpalan adalah darah yang ditetesi serum-A. Kedua, kelompok tiga
dan kelompok empat menguji golongan darah B dengan probandus Alvianty
dan Bayu. Pada saat darah ditetesi serum-A dan serum-B yang mengalami
penggulapan adalah darah yang ditetesi serum-B. Ketiga, kelompok lima
menguji golongan darah O dengan probandus Luluk. Pada saat darah
ditetesi serum-A dan serum-B tidak terjadi penggumpalan. Keempat,
kelompok enam menguji golongan darah AB dengan probandus Faidha.
Pada saat darah ditetesi serum-A dan serum-B yang mengalami
penggulapan adalah darah yang ditetesi serum-A dan serum-B.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Pada golongan darah O saat ditetesi serum anti A dan B tidak
terjadi penggumpalan karena golongan darah O tidak memiliki
aglotinogen didalam eritrositnya, sehingga golongan darah ini bisa di
donorkan ke semua golongan darah karena tidak memiliki aglotinogen
untuk digumpalkan. Pada golongan darah A yang ditetesi serum A
terjadi penggumpalan dan serum anti B tidak terjadi penggumpalan,
sehingga golongan darah A tidak dapat didonorkan kepada golongan
darah B karena dalam golongan darah B terdapat aglutinin A. Begitu
sebaliknya ketika golongan darah B ditetesi serum B terjadi
penggumpalan dan serum anti A tidak terjadi penggumpalan, sehingga
golongan darah B tidak dapat didonorkan kepada golongan darah A
karena dalam golongan darah A terdapat aglutinin B. Pada golongan
darah AB saat ditetesi serum anti A dan B terjadi penggumpalan,
sehingga golongan darah AB hanya dapat di donorkan pada golongan
darah AB karena golongan darah AB memiliki aglutinogen ganda.
7.2 Saran
Saran untuk praktikan, sebaiknya praktikan harus lebih berhati-hati
dalam mengaduk serum dengan darah menggunakan jarum pentul dan
praktikan lebih teliti lagi dalam mengamati hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, R., A. Triana., dan W. Juliarti. 2015. Buku Ajar Biologi Reproduksi
Dan Perkembangan. Yogyakarta: DEEPUBLISH.
Fitryadi, K., dan Sutikno. 2016. Pengenalan Jenis Golongan Darah Menggunakan
Jaringan Syaraf Tiruan Perceptron. Jurnal Masyarakat Informatika. 7(1):
1-10.