Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH GENETIKA

ALEL LETAL DAN ALEL KODOMINAN

OLEH

NAMA KELOMPOK :
1. DEBORA TIRAN (1806050117)
2. PETRUS D. KAO KAYO (1906050065)
3. SANYE JUVINCHA DETHAN (1906050049)
4. GODELIVA NORLINCE SONBAY (1906050050)
5. SKOLASTIKA TUGA EA (1906050047)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah mahakuasa yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami ini yang berjudul:
ALEL KODOMINAN DAN ALEL LETAL ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh lebih dari kata sempurna. Oleh karna itu ,
kami butuh kritik dan saran dari teman-teman sehingga kedepannya kami dapat membuat
makalah ini dengan baik dan benar.

Kupang, 3 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..
BAB I. PENDAHULUAN
A.Latar belakang..……………………………………………………………………………
B. Rumusan masalah ……………………………………………………………………….
C. Tujuan …………………………………………………………………………………
BAB II.PEMBAHASAN
A. Pengertian Gen letal…………………………………………………………………..
B. Macam – macam gen letal………………………………………………………………
C. Pengertian kodominan ………………………………………………………………….
D. Contoh kodominan………………………………………………………………………
BAB III. PENUTUP
A. KESIMPULAN………. ………………………………………………………………
B. SARAN………………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat pada makhluk hidup. Ilmu
genetika ini sangat menarik, karena di samping orang ingin mengetahui segala ihwal
mengenai keturunan, orang ingin mengetahui pula rahasia dirinya sendiri.
Genetika adalah bidang sains yang mempelajari pewarisansifatdan variasiyang
diwariskan.Teori pewarisan sifat ataubiasa disebut hukum heraditas
pertamakalidicetuskanoleh Gregor JohannMendel. Ia berpendapat bahwa sifat – sifat
dapat ditunkan dari generasikegenerasi melalui faktor penentu.Mendel menemukan
prinsip dasar tentang pewarisan sifat dengan cara membiakan ercis kebun dalam
percobaan yang dirancang secara hati –hati.Mendel mengembangkan teori pewarisan
sifatnya beberapa dasawarsa sebelum kromosom terlihat dengan mikroskop dan nilai
penting kromosom dipahami,Sejak itu teori  Mendel belum diakui dan baru diakui saat ia
sudah meninggal seiring dengan perkembangan jaman.
Seperti yang kita ketahui, bapak genetika adalah Gregor Mendel yang berkat jasanya
diketahui beberapa hukum pewarisan sifat yang dikenal dengan Hukum Mendel. Dalam
hukum-hukum Mendel, telah diketahui beberapa rumusan untuk mengetahui sifat-sifat
keturunannya. Namun ternyata, hukum Mendel ini tidak selalu menjadi patokan utama
dalam hukum pewarisan sifat. Sebab terdapat pewarisan sifat yang sifat keturunannya
mengalami penyimpangan dari hukum Mendel dalam rumusan fenotipe. Penyimpangan
ini terjadi dalam pewarisan gen letal. Gen letal inilah yang akan kelompok kami bahas
dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari gen letal dan alel kodominan?
2. Apa saja macam-macam dari gen letal dan contoh alel kodominan?
3. Bagaimana cara mendeteksi dan mengeliminir gen-gen letal.
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dari gen letal dan alel kodominan, untuk mengetahui
macam-macam dari gen letal dan contoh alel kodominan, dan untuk mengetahui cara
mendeteksi dan mengeliminir gen-gen letal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gen Letal

Gen letal atau gen kematian adalah gen yang dalam keadaan homozigotik dapat
menyebabkan kematain individu yang dimilikinya. Ada gen letal yang bersifat dominan dan
ada pula yang resesif. Kematian ini dapat terjadi pada masa embrio atau beberapa saat setelah
kelahiran. Akan tetapi, adakalanya pula terdapat sifat subletal, yang menyebabkan kematian
pada waktu individu yang bersangkutan menjelang dewasa. Ada dua macam gen letal, yaitu
gen letal dominan dan gen letal resesif.

Gen letal dominan biasanya menyebabkan letal dalam susunan homozigot, sedangkan
dalam sususunan heterozigot ada yang subletal, ada pula yang bisa hidup sehat sampai
dewasa dan berketurunan. Yang heterozigot seperti halnya letal resesif, mewariskan karakter
buruk itu kepada keturunan. Bedanya dengan letal resesif, heterozigot letal dominan ada
memperlihatkan fenotipe cacat atau kelainan, sedangkan heterozigot letal resesif tidak ada,
artinya hidup normal dan tak memperlihatkan kelainan.

Gen letal atau Gen Kematian merupakan gen yang dalam keadaan homozigotik atau
homozigot yang menyebabkan kematian pada indivindu. Berhubungan dengan itu hadirnya
gen latel pada suatu indivindu menyebabkan perbandingan fenotip dalam keturunan
menyimpang dari hukum Mendel. Namun hal ini ada batas penyimpangannya dari keadaan
normal yang dimana suatu makhluk hidup tidak mampu untuk hidup. Kematian dari makhluk
hidup ini bisa terjadi pada tingkat perkembangan apapun mulai dari segera pembuahan,
selama proses embrionik saat kelahiran atau setelah kelahiran.

Kematian dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti luka, penyakit, kekurangan gizi,
dan radiasi yang membahayakan seperti sinar X dan sinar Gamma. Dapat dikatakan semua
penyebab kematian ini sebagai letal effect. Satu diantara demikian banyak penyebab
kematian adalah perubahan gen yang tidak sesuai. Gen-gen ini dikenal sebagai gen-gen letal.
Terdapat gen-gen lain yang disebut semiletal atau subletal, menyebabkan kematian muda
setelah lahir atau sewaktu-waktu dalam masa kehidupannya.

Ada juga gen lain yang tidak menyebabkan kematian namun jelas sekali dapat
menurunkan daya hidup atau ketegaran. Gen-gen ini disebut sebagai gen-gen nonletal atau
detrimental. Penyebab Letal antara lain :

1. Gen-gen letal
2. Mutasi stuktur kromosom dan genom
3. Mutasi aneuploid

Terdapat dua macam gen letal, yakni gen letal dominan dan gen letal resesif. Gen letal
dominan dalam keadaan heterozigot dapat menimbulkan efek subletal atau kelainan fenotipe,
sedang gen letal resesif cenderung menghasilkan fenotipe normal pada keadaan homozigot
dominan dan heterozigot.
B. Macam-macam Gen Letal

Terdapat dua macama gen latel yakni gen letal dominan dan gen letal resesif. Gen letal
dominan dalam keadaan heterozigot dapat menimbulkan efek subletal atau kelainan fenotipe,
sedang gen letal resesif cenderung menghasilkan fenotipe normal pada keadaan homozigot
dominan dan heterozigot. Untuk lebih mengetahuinya mari simak uraian berikut ini.

 Gen Letal Dominan

Gen letal dominan ialah gen dominan yang bila homozigotik akan menyebabkan individunya
mati. Gen letal dominan dalam keadaan heterozigot dapat menimbulkan efek subletal atau
kelainan fenotipe, Peristiwa letal dominan antara lain dapat dilihat pada ayam redep
(creeper), yaitu ayam dengan kaki dan sayap yang pendek serta mempunyai genotipe
heterozigot (Cpcp).

Ayam dengan genotipe CpCp mengalami kematian pada masa embrio. Apabila sesama ayam
redep dikawinkan, akan diperoleh keturunan dengan nisbah fenotipe ayam redep (Cpcp) :
ayam normal (cpcp) = 2:1. Hal ini karena ayam dengan genotipe CpCp tidak pernah ada.

Beberapa contoh gen letal dominan adalah sebagai berikut :

1. Pada ayam Creeper

Pada ayam dikenal gen dominan C yang jika homozigot menyebabkan sifet letal,
alelnya resesif c mengatur pertumbuhuhan tulang .ayam heterozigotnya Cc yaitu ayamnya
hidup tapi menunjukkan kecacatan yaitu memiliki kaki pendek disebut ayam redep ( dalam
bahasa inggris disebut creeper) meskipun ayam ini hidup tetapi sebenarnya menderita
penyakit keturunan yang disebut achondraplasi.ayam homozigot yang dihasilkan tidak pernah
dijumpai hidup sebab sudah mati sejah masih embrio banyak kelainan padanya misal kepala
rusak,tulang tidak terbentuk,mata mengecil dan rusak. Perkawinan antar dua ayam creeper
menghasilkan perbandingan 2 ayam creeper : 1 ayam normal : 1 letal. Bagaimana jika gen
letal CC tidak pernah ada bisa terjadi ayam creeper? Sebenarnya ayam creeper (Cc)
dihasilkan dari ayan normal (cc) yang salah satu gen resesif c mengalami mutasi gen menjadi
gen dominan C. Perhatikan papan catur persilangan ayam creeper berikut :

2. Pada manusia dikenal Brakhifalangi

Ialah keadaan orang dengan jari pendek disebabkan tulang – tulang jari pendek dan
menjadi satu.. cacat ini diakibatkan oleh gen B yang besifat keturunan. Penderita
brakhifalangi ialah heterozigot Bb,sedang orang yang normal adalah homozigot resesif bb
sedang homozigot dominan BB akan menunjukkan sifat letak. Jika 2 orang yang sama-sama
brakhifalangi menikah maka akan menunjukkan perbandingan 2 brakhifalang :1 normal : 1
letal. Perhatikan bagan berikut :
3. Pada tikus gen letal dominan Y (dari bahasa inggris yellow)

Yang dalam kondisi heterozigot menyebabkan kulit tikus berpigmen kuning. Tikus
homozigot dominan YY tidak dikenal karena letal.tikus homozigot resesif yy normal berbulu
kelabu. Persilangan dua tikus kuning menyebabkan perbandingan 2 tikus kuning : 1 tikus
kelabu (normal). Perhatikan peta persilangan berikut ini.
Dari persilangan tersebut tampak gendomina letal baru akan muncul dari perkawinan
heterozigot dan dalam keadaan heterozigot gen dominan letal tidak menyebabkan kematian
namun biasanya menimbulkan kecacatan.

4. Ayam berjambul

Karakter ayam berjambul diamati pertama kali oleh Charles Darwin (1887). bulu di
kepala panjang dan tegak. Ayam ini nampak menarik dan banyak disenangi orang sehingga
diternakan sebagai binatang kesayangan. Ayam berjambul itu bergenotipe heterozigot Crer.
Yang homozigot dominan (CrCr) mati waktu embrio dierami sekitar 10 hari (normal 21 hari).
Jika diperiksa tengkorak embrio itu, ternyata lobang tulang dahi itu besar sehingga otak
daerah cerebrum menjulur, membentuk burut (hernia). Jika ayam berjambul dikawinkan
sesamanya maka Y bagian telurnya tak menjadi. Dari yang menetas 1/3 tak berjambul
(normal), 2/3 lagi berjambul.
5. Ayam Redep

Pada ayam ada gen dominan yang menyebabkan kematian waktu embrio dalam
susunan homozigot. Yang heterezigot dapat hidup, tapi memiliki keabnormalan atau cacat.
Alel resesif gen itu rupanya adalah gen yang asli, yang berperanan mengatur pertumbuhan
tulang, khususnya differensiasi tulang rawan. Alel mutatnya yang dominan menyebabkan
pertumbuhan tulang terganggu. Yang heterozigot memiliki anggota pendek, baik kaki
maupun sayap. Disebut redep atau creeper. Simbol genetis: Cp-Cp. Yang homozigot dominan
(CpCp) kalau diperiksa memiliki aneka kelainan atau cacat (sindroma): mata bercelah, tubuih
lebih kecil, tak ada kelopak mata, kepala rusak, rangka tak mengalami osifikasi.

Umumnya CpCp mati ketika embrio dierami 3 hari. Kadang ada yang tahan sampai
19 hari eraman, dekat waktu menetas.meski ayam Cpcp hidup dengan kaki pendek, redep,
dan nampak biasa, tapi sesungguhnya ia menggandung penyakit keturunan khronis, yang
disebut achondroplasia (chondrodystrophy). Tabel di atas memperlihatkan keturunan redep
kalau kawin sesamanya. Ratio fenotip F1-nya ialah: 2redep: 1normal. Karena dari ratio
genotipe 1CpCp: 2Cpcp: 1CpCp mati embrio.

 Gen Letal Resesif

Gen letal resesif cenderung menghasilkan fenotipe normal pada individu heterozigot
danmengalami kematian ketika dalam keadaan homozigot resesif misalnya adalah gen
penyebab albino pada tanaman jagung. Tanaman jagung dengan genotipe gg akan mengalami
kematian setelah cadangan makanan di dalam biji habis, karena tanaman ini tidak mampu
melakukan fotosintesis sehubungan dengan tidak adanya khlorofil.

Tanaman Gg memiliki warna hijau kekuningan, tetapi dapat terus hidup sampai
menghasilkan buah dan biji, jadi tergolong normal. Jika dua tanaman yang daunnya hijau
kuning dikawinkan maka keturunannya akan memperlihatkan perbandingan  1berdaun hijau
normal : 2 berdaun hijau kuning. Akan tetapi bagaimanapun juga semua keturunannya
normal. sedang tanaman GG adalah hijau normal. Persilangan antara sesama tanaman Gg
akan menghasilkan keturunan dengan nisbah fenotipe normal (GG) : kekuningan (Gg) =1 : 2.
Beberapa contoh dapat diberikan disini :

1. Pada jagung ( Zea mays ) dikenal gen dominan G

Bila dalam kondisi homozigot menyebabkan tanaman membentuk klorofil (zat hijau
daun) secaranormal, sehingga daun berdaun hijau benar alel nya resesif g bila homozigot gg
akan menyebabkan gen letal , sebab klorofil tidak akan terbentuk samasekali pada zigot
sehingga kecambah akan segera mati.

Tanaman heterozigot Gg akan mempunyai daun hijau kekuning- kuningan, tetapi


akan hidup terus sampai dapat menghasilkan buah dan biji jadi tergolong normal. Jika kedua
tanaman yang heterozigot ini sama-sama disilangkan akan diperoleh pebandingan 1 berdaun
dijau normal : 2 berdaun hijau kekuning-kuningan .akan tetapi bagaimanapun juga semua
keturunannya normal semua.

2. Pada manusia dikenal gen letal resesif i

Jika homozigot akan memperlihatkan pengaruhnya letal. Yaitu munculnya penyakit


ichtyosis congenita kulit menjadi kering dan bertanduk, pada permukaan tubuh terdapat
benda-benda berdarah. Biasanya bayi telah mati sebelum dilahirkan. Orang dengan
homozigot dominan II dan heterozigot Ii adalah normal. Hanya pada perkawinan dengan
sama-sama heterozigot akan memunculkan peluang gen letal.

3. Albino Pada Tanaman

Pada tanaman karakter albino tergolong letal, karena tak mengandung klorofil yang
mutlak dibutuhkan untuk fotosintesis. Karena tanaman itu tak dapat hidup saprofit atau
parasit maka ia pun tidak dapat membuat makanan organis, lalu mati. Ini sering dijumpai
pada tanaman jagung. Karakter letal ini bersifat resesif oleh gen G-g. G= normal, ada klorofil
g= albino, tidak berklorofil. Tanaman normal bergenotipe GG. Yang heterozigot Gg hidup
terus sampai berbunga dan berbuah, tapi kekuningan.yang homozigot resesif gg mati waktu
kecambah. Karena gg mati waktu berkecambah berarti individu yang bergenotipe demikian
tidak bisa berketurunan. Kelainan itu diwariskan kepada keturunan melalui individu
heterozigot Gg. Sebagai contoh apabila jagung kekuningan dikawinkan sesamanya terdapat
benih yang memiliki ratio penotif 1normal: 2 kekuningan: 1albino. Beberapa hari kemudian
kecambah albino mati dan yang tumbuh terus sampai dewasa dan berbuah memiliki ratio 1
normal: 2 kekuningan. Jadi disini ratio penotif waktu dewasa ialah 1:2 antara normal dan
kekuningan.

4. Sapi “bulldog”

Diantara gen letal resesif yang banyak itu, yang paling terkenal ialah pada sapi
bulldog. Yakni bayi sapi yang lahir mirip anjing bulldog, karena bentuk kepala dan
moncongnya aneh. Biasanya anak sapi bulldog digugurkan (abortus) saat berumur 6-8 bulan
dalam kandungan. Sapi bulldog turunan dari sapi ras Dexter. Sapi ini bertubuh pendek, dan
secara gen terbukti bergenotipe heterozigot, berarti karrier terhadap gen letal. Jika sapi Dexter
dikawinkan sesamanya, A bagian anak mereka bolldog. A persis seperti P yakni Dexter dan
A normal. Yang normal ini bertubuh biasa disebut sapi Kerry. Karena yang bulldog mati
setelah lahir maka perbandingan penotif setelah lahir itu ialah 2:1 antara dexter dan Kerry.
Simbol gennya: D-d (D dari kata Dexter.)
5. Kelinci Pelger

Anomali Pelger ini, yang homozigot resesif ini biasanya mati sebelum lahir atau
segera setelah kelahiran, Yang heterozigot ini disebut kelinci pelger Simbol genetis P-p (dari
kata Pelger). Jika kelinci Pelger kawin sesama, maka A atau 25% anak mereka mati waktu
sebelum lahir.

6. Rubah Platina

Rubah normal bulunya berwarna merah, ada warna platina (kelabu kebiruan), ada
pula perak dan hitam. Kalau platina dikawinkan sesama, ternyat ada A bagian anak mereka
yang berbulu putih dan mati saat lahir atau beberapa hari setelah lahir (paling tahan sebulan).
Ternyata pula A anak mereka itu berwarna perak dan A lagi platina seperti P. Itu bearti
bahwa karakter warna bulu platina itu bersifat letal. Rubah platina ternyata heterozigot Pp,
sedangkan perak homozigot dominan PP
 Mendeteksi dan mengeliminir Gen letal

Dari keterangan di muka dapat diketahui, bahwa gen letat dominan dalam keadaan
heterozigot akan memperlihatkan sifat cacat, tatapi gen letat resesif tidak demikian halnya.
Berhubung denganitu lebih mudah kiranya untuk mendeteksikan hadirnya gen letal domianan
pada suatu individu daripada gen letal resesif.

Gen – gen letal dapat dihilangkan dengan jalan mengadakan perkawinan berulang kali
pada individu yang menderita cacat akibat adanya gen letal. Tentu saja hal ini lebih mudah
dapat dilakukan pada hewan dan tumbuhan , tetapi tidak pada manusia.

C.  Pengertian Kodominan

Gen adalah unit informasi turun-temurun yang terletak pada segmen kromosom. Gen-gen
untuk suatu sifat tertentu mungkin ada dalam bentuk yang berbeda yang dikenal sebagai alel.
Sebuah contoh dari sebuah alel atau gen adalah warna bunga. Sebuah bunga mungkin
memiliki alel yang membuatnya merah atau pink dan sebagainya. Alel yang selalu muncul
ketika mereka hadir dikenal sebagai alel dominan. Alel yang ditutupi atau disembunyikan
oleh alel dominan dikenal sebagai alel resesif. Dalam beberapa situasi kedua alel disajikan
sama. Skenario genetik di mana alel tidak dominan atau resesif dan keduanya bisa dinyatakan
dikenal sebagai kodominan.

D. Contoh Kodominan

Jenis darah adalah contoh yang sangat baik dari kodominan. Golongan darah seseorang
dapat A, B, AB, atau O. Huruf-huruf mengacu pada jenis protein hadir dalam darah. Jika
seseorang memiliki tipe A protein mereka memiliki tipe darah A. Jika seseorang memiliki
protein tipe B mereka memiliki golongan darah B. Jika seseorang memiliki tipe darah O
maka protein tidak hadir. Jika seseorang jenis AB maka mereka memiliki kedua protein A
dan B dalam darah mereka. Jika seseorang adalah tipe A atau tipe B ini berarti bahwa mereka
memiliki A dominan atau B dominan alel hadir dalam darah mereka. Semua alel lain adalah
ditutupi. Jika seseorang adalah tipe O itu berarti bahwa baik tipe A atau tipe B alel dominan.
Namun, jika seseorang adalah tipe AB ini berarti bahwa baik alel A dan alel B sama-sama
diekspresikan dan karena itu kodominan.
Contoh lain dari kodominan adalah dauk bulu pada sapi. Banyak keturunan ternak yang
dominan untuk rambut merah atau rambut putih. Ahli genetika kita huruf RR untuk mewakili
rambut merah dominan dan huruf WW untuk mewakili rambut putih yang dominan. Ketika
dua individu dengan alel ini disilangkan keturunannya adalah RW. Ini berarti warna putih dan
merah sama-sama dinyatakan dalam keturunannya dan kodominan, menghasilkan suatu dauk
sapi.
Organisme bertindak dan terlihat seperti yang mereka lakukan karena gen mereka. Alel
adalah bentuk-bentuk gen. Ketika dua alel untuk suatu sifat adalah sama diungkapkan dengan
tidak menjadi resesif atau dominan, menciptakan kodominan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari makalah di atas di simpulkan bahwa Gen letal atau gen kematian adalah
gen yang dalam keadaan homozigotik dapat menyebabkan kematain individu yang
dimilikinya. Ada gen letal yang bersifat dominan dan ada pula yang resesif. Kematian
ini dapat terjadi pada masa embrio atau beberapa saat setelah kelahiran. Akan tetapi,
adakalanya pula terdapat sifat subletal, yang menyebabkan kematian pada waktu
individu yang bersangkutan menjelang dewasa. Ada dua macam gen letal, yaitu gen
letal dominan dan gen letal resesif.

Gen adalah unit informasi turun-temurun yang terletak pada segmen


kromosom. Gen-gen untuk suatu sifat tertentu mungkin ada dalam bentuk yang
berbeda yang dikenal sebagai alel. Sebuah contoh dari sebuah alel atau gen adalah
warna bunga. Sebuah bunga mungkin memiliki alel yang membuatnya merah atau
pink dan sebagainya. Alel yang selalu muncul ketika mereka hadir dikenal sebagai
alel dominan. Alel yang ditutupi atau disembunyikan oleh alel dominan dikenal
sebagai alel resesif. Dalam beberapa situasi kedua alel disajikan sama. Skenario
genetik di mana alel tidak dominan atau resesif dan keduanya bisa dinyatakan dikenal
sebagai kodominan.

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca memahami bagaimana ALEL
LETAL DAN KODOMINAN. Selain itu, para pembaca juga diharapkan mampu
memahami isi makalah tersebut.
Akan tetapi makalah kami masih jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran
dari pembaca sangat kami butuhkan guna memperbaiki makalah kami kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://muhandyafdal.blogspot.com/2017/11/makalah-gen-letal.html

http://ninoriadi.blogspot.com/2014/11/makalah-genetika-tentang-alel-kodominan.html

https://www.gurupendidikan.co.id/gen-letal/

Anda mungkin juga menyukai