HEMATOLOGI KLINIK
DISUSUN OLEH :
NIM : 1804034049
KELAS : 4C
JAKARTA
2020
I. HARI,TANGGAL
Selasa, 31 Maret 2020
3. Pembuatan Apusan
1. Teteskan 1 tetes kecil sampel ke kaca objek dengan garis tengak tidak lebih
dari 2 mm
2. Dengan tangan kanan diletakan kaca objek lain (penggeser) disebelah kiri
tetes darah tadi.
3. Gerakkan kekanan sampai mengenai tetes sampel.Tunggu sampai sampel
menyebar pada sisi kaca penggeser
4. Segeralah geser ke kiri sambil memegang miring dengan sudut 30-45. Jangan
menekan kaca penggeser.
5. Biarkan kering diudara
6. Tulis nama pasien. Lanjutkan ke pewarnaan.
4. Pewarnaan Apusan
1) Pewarnaan Wright
- Letakkan sediaan sumsum tulang pada rak pewarnaan dengan lapisan
darah bagian atas.
- Fiksasi dengan methanol absolut selama 5 menit
- Genangi sediaan dengan zat warna Wright biarkan 10 menit.
- Tambahkan larutan dapar pH 6,4 dengan jumlah yang sama dengan
zat warna dan campur rata. Biarkan selama 15 menit.
- Bilas dengan air ledeng, mula-mula dengan aliran lambat kemudian
lebih kuat dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna.
Letakkan sediaan apus pada rak pengeringan.
2) Pewarnaan Giemsa
- Letakkan sediaan apus yang akan diwarnai di atas rak pewarnaan
dengan lapisan darah bagian atas.
- Fiksasi sediaan apus dengan metanol absolut dan biarkan selama 5
menit.
- Genangi sediaan apus dengan zat warna Giemsa yang baru diencerkan
dengan larutan penyangga. Larutan dan biarkan selama 20 – 30 menit
- Bilas dengan air ledeng, mula-mula dengan aliran lambat kemudian
lebih kuat dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna.
- Keringakan sediaan pada rak pengering
3) Pewarnaan May Grunwald – Giemsa (MGG)
- Letakkan sediaan apus yang telah difiksasi diatas rak pewarnaan
- Genangi sediaan apus dengan zat warna May Grunwald yang telah
siap pakai, biarkan 2 menit
- Tambahkan larutan dapar pH 6.4 sama banyak dengan larutan MGG
yang telah diberikan sebelumnya. Tiup agar larutan dapat tercampur
rata dengan zat warna.
- Biarkan selama 2 menit
- Bilas dengan air (buang kelebihan zat warna)
- Genangi dengan larutan Giemsa 5% (larutan buffer pH 6.4 10 ml +
Giemsa 0,5 ml) biarkan selama 10-15 menit.
- Bilas dengan air ledeng , mula-mula dengan aliran lambat kemudian
lebih kuat dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna.
Letakkan sedian pada rak pengeringan
Morfologi apusan :
Kepala : tebal
Ekor : tipis
Sediaan tidak melebar sampai tepi objek glass
Zat warna menyebar menutupi seluruh sediaan dengan tidak menumpuk pada salah
satu zona
VIII. PEMBAHASAN
Pemeriksaan sumsum tulang merujuk pada analisa patologi dari sampel sumsum tulang
yang diperoleh dari biopsi tulang sumsum (bone marrow biopsy) sering disebut biopsi trefin,
dan aspirasi sumsum tulang (bone marrow aspiration), atau dikenal juga dengan sebutan
BMP (Bone Marrow Puncture).
Pada praktikum kali ini dibuat sediaan hapus langsung dari aspirat sumsum tulang pasien
Sediaan hapus digunakan untuk berbagai macam pemeriksaan, misalnya untuk mengevaluasi
morfologi sel, memperkirakan jumlah sel, dan juga pemeriksaan identifikasi parasit. Sediaan
hapus aspirat sumsum tulang dibuat dengan tujuan untuk mengamati dan mengevaluasi
sumsum tulang yang sangat penting untuk membantu menegakkan diagnosis, evaluasi
pengobatan pada penyakit dengan kelainan hematologi dan non hematologi. Evaluasi
susmsum tulang diperlukan untuk mendapatkan informasi status hematopoiesis, bila
pemeriksaan darah tepi tidak mendapatkan hasil yang cukup untuk mengetahui aktivitas
hematopoiesis.
Pada praktikum ini sediaan hapusan yang dibuat dari aspirat sumsum tulang dapat
diwarnai dengan 3 macam zat warna yaitu Giemsa, Wright, dan MGG.
Adapun komposisi dari pulasan zat warna giemsa yang digunakan adalah :
1. Zat warna Giemsa 1 gr
2. Methanol absolut 10 ml
Lalu komposisi untuk membuat pulasan wright :
1. Zat warna Wright 1 gr
2. Methanol absolut 600 ml
Sedangkan kompisisi dari Zat warna May – Grunwald (MGG) :
1. Methylene Blue dalam methanol
2. 15% eosin
3. 1% methylen blue
Ketiga zat warna ini dinilai sangat baik untuk digunakan sebagai pewarna sediaan hapus
sumsum tulang.
Pada praktikum ini didapatkan hasil sediaan hapus sumsum tulang yang diwarnai dengan
zat warna giemsa. Hasil sediaan hapus kali ini didapat sediaan dengan bentuk menyerupai
lidah api yang bagian ekornya tipis sesuai untuk tempat pengamatan di mikroskop karena sel
tidak akan menumpuk pada zona ini. Sediaan juga tidak melebar sampai tepi kaca objek.
Pewarnaan sediaan juga sudah dinilai baik karena zat warna menempel dengan baik tidak
menumpuk pada salah satu zona. Hal tersebut dapat membuat proses pengamatan sel
terganggu. Sediaan ini sudah termasuk dalam sediaan hapusan yang baik, berdasarkan pada
literature yang mengatakan, Sediaan hapus yang baik adalah yang ketebalannya cukup dan
bergradasi dari kepala (awal) sampai ke ekor (akhir). Zona morfologi sebaiknya paling dari
kurang 5 cm. Ciri sediaan apus yang baik meliputi:
1. Sediaan tidak melebar sampai tepi kaca objek, panjang ½ – 2/3 panjang kaca.
2. Mempunyai bagian yang cukup tipis untuk diperiksa, pada bagian itu sel tersebar
merata, berdekatan dan tidak saling menumpuk.
3. Pinggir sediaan rata, tidak berlubang dan tidak bergaris-garis.
4. Penyebaran sel yang baik tidak berkumpul pada pinggir atau ujung sedimen.
Hal yang Perlu Diperhatikan pada proses pewarnaan :
1. Darah harus benar-benar kering pada saat digenangi dengan methanol(fiksasi)
2. Sebelum di genangi giemsa sediaan harus benar-bener kering( dari methanol)
3. Jangan sentuh bagian apusan
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan pada praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa
hasil sediaan hapus dari aspirat sumsum tulang dan pewarnaan sediaan adalah baik,
sesuai dengan ketentuan dan literature. Sehingga dapat digunakan untuk pengamatan.
X. DAFTAR PUSTAKA
Gandasoebrata, R. 1984. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat
Sutedjo, AY. 2006.Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan Laboratorium.
Yogyakarta: Amara Books.