Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN FISIOLOGI HEWAN

PEMBEKUAN DARAH DAN JUMLAH SEL DARAH PUTIH

Oleh

Dhiyanti Faizah Ramelan


2106050054

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami waktu pembekuan darah.
2. Untuk mengetahui dan memahami jumlah sel darah putih (leukosit).
II. DASAR TEORI
Mekanisme pembekuan darah berlangsung secara bertahap sedemikian
rupa sehingga salah satu faktor koagulasi diubah menjadi aktif diakhiri
dengan pembentukan fibrin (bekuan) (Desmawati, 2013). Faktor koagulasi
atau faktor pembekuan darah adalah protein yang terdapat dalam darah
(plasma) yang berfungsi dalam proses koagulasi. Proses pembekuan darah
bertujuan untuk mengatasi vascular injury sehingga tidak terjadi
pendarahan berlebihan, tetapi proses pembekuan darah ini dilokalisir pada
daerah injury (Bakta, 2013).
Menurut Desmawati (2013) tiga jalur yang dilalui untuk menjadi fibrin
yaitu jalur intrisik, jalur ekstrinsik dan jalur bersama. Proses koagulasi
darah terdiri dari rangkaian enzimatik yang melibatkan banyak protein
plasma yang disebut sebagai faktor koagulasi darah. Faktor koagulasi
merupakan glikoprotein dengan berat molekul lebih dari 40.000.
Nomenklatur faktor pembekuan adalah menggunakan angka Romawi
sesuai dengan urutan ditemukan. Dalam keadaan normal faktor
pembekuan berada dalam plasma dalam bentuk perkusor inert sebagai
prokoagulan atau proenzim dan akan diubah dalam bentuk enzim aktif
atau sebagai kofaktor selama proses koagulasi. Bentuk aktif ditandai
dengan huruf ’a’ dibelakanya. Untuk fibrinogen, protrombin,
tromboplastin jaringan, ion Ca, prekallikrein (PK), dan high molecular
weight kininogen (HMWK) biasanya tidak ditulis sebagai angka Romawi.
Darah merupakan komponen esensial mahkluk hidup yang berada
dalam ruang vaskuler, karena per- annya sebagai media komunikasi antar
sel ke berbagai bagian tubuh dengan dunia luar karena fungsinya
membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksida dari
jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrient dari
saluran cerna ke jaringan kemudian menghantarkan sisa metabolisme
melalui organ sekresi seperti ginjal, menghantarkan hormon dan
materimateri pembekuan darah (Tarwono & Wartonah, 2008).
Darah tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma darah dan
selsel darah/butir darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah, leukosit
atau sel darah putih, dan trombosit (Desmawati, 2013).
Trombosit merupakan partikel kecil, berdiameter 2-4 µm, yang
terdapat dalam sirkulasi plasma darah. Nilai normal trombosit adalah
150.000-400.000 mm3 darah. Fungsi trombosit adalah memelihara
perdarahan agar tetap utuh setelah mikrotrauma yang terjadi sehari-hari
pada endotel, mengawali penyumbatan pembuluh darah yang terkena
trauma, menjaga stabilitas fibrin. Trombosit berperan penting dalam
mengontrol perdarahan. Granula trombosit melepaskan substansi yang
dapat mengikat trombosit lain untuk membentuk sumbatan dan
menghentikan perdarahan sementara. Substansi lain juga di dapatkan
dari trombosit untuk mengaktifasi faktor pembekuan dalam plasma darah
(Desmawati, 2013).
III. WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 23 Mei 2023 di ruangan
Zoologi. Pukul 14.00 Wita - selesai.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada praktikum yaitu kaca objek,
Haemocytometer, mikroskop, jarum pentul, stopwatch, spidol, buku,
bolpoint, kamera.
Bahan yang digunakan yaitu 7 orang mahasiswa, 1 ekor mencit,
alkohol 70%, larutan Truk, lanset steril, kapas
V. CARA KERJA
Untuk pembekuan darah
1. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Menentukan jumlah orang yang akan diambil sample darah.
3. Dilakukan pengambilan sample darah di ujung jari masing-masing
mahasiswa yang telah dibersihkan dengan alkohol 70% dengan
menggunakan lancet steril.
4. Diletakkan sample darah pada kaca objek.
5. Dilakukan pengamatan terhdap sample darah dengan menggunakan
jarum pantul yang ditempel dan diangkat secara berkala.
6. Dilakukan pengamatan waktu sejak sample ditempelkan pada kaca
objek dengan menggunakan stopwatch.
7. Mencatat waktu pembekuan darah yang ditandai adanya benang-
benang halus pada sample darah.

Untuk menghitung jumlah sel darah putih mencit.

1. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.


2. Dilakukan pengambilan sample darah pada ekor mencit yang telah
dibersihkan dengan alkohol 70% dengan menggunakan cutter.
3. Dihisap darah yang keluar dengan menggunakan pipet
haemocytometer hingga angka 0,5.
4. Dihisap larutan Turk. Darah diencerkan dengan perbandingan 2;1 atau
pengenceran 200.
5. Dikocok pipet tersebut dengan membuat gerakan angka 8, selama
kurang lebih 1 menit.
6. Dibuang 3 tetes pertama, kemudian teteskan pada kamar hitung
haemocytometer.
7. Ditutup dengan cover glass kemudian lihat di bawah mikroskop
8. Dihitung jumlah sel darah putih pada 4 kotak besar. Tiap kotak (4
kotak) masing-masing dibagi menjadi 16 ruangan kecil. Jadi yang
dihitung 64 ruangan kecil.

VI. HASIL PENGAMATAN


Tabel 4.1 Pembekuan Darah
No Nama Waktu Pembekuan Darah
1 Dio 1.54
2 Elis 1.04
3 Anje 2.30
4 Aiz 51
5 Sari 1.08
6 Aldo 3.49
7 Carles 2.30
8 Eanda 5.50

Tabel 4.2 Jumlah Sel Darah Putih (leukosit) Mencit


Bagian Bilik Ruang Jumlah Sel Darah Putih
Kanan atas 269
Kiri atas 257
Kiri bawah 442
Kanan bawah 401
Total 1.369

VII. PEMBAHASAN
Berdasarakan Tabel 4.1 tentang pembekuan darah terdapat 1 orang
yang memiliki waktu beku darah dibawah satu menit yaitu 51 detik.
Terdapat 3 orang yang memiliki waktu beku darah 1 menit atau lebih yaitu
1 menit 54 detik, 1 menit 4 detik, dan 1 menit 8 detik. Terdapat 2 orang
yang memiliki waktu beku darah 2 menit atau lebih yaitu 2 menit 30 detik.
Terdapat 1 orang yang memiliki waktu beku darah 3 menit lebih yaitu 3
menit 49 detik. Terdapat 1 orang yang memiliki waktu beku darah 5 menit
lebih yaitu 5 menit 50 detik. Dengan demikian yang memiliki waktu beku
darah mencapai 2 menit diindikasi memiliki masalah, karena akan
berpengaruh ketika luka besar maka akan membahayakan bagi pertahanan
tubuh yaitu terjadi pendarahan. Untuk wanita akan sangat berbahaya,
mengingat manusia memiliki kodrat melahirkan.
Pada pengukuran jumlah sel darah putih (leukosit) dengan
menggunakan alat haemocytometer dan mikroskop kemudian dianalisis
dengan menggunakan rumus mendapatkan hasil 6,845 x 103 mm3.

DAFTAR PUSTAKA
Desmawati. 2013. Sistem Hematologi dan Imunologi. Edited by D.
Juliastuti. Jakarta: Penerbit In Media.

Anda mungkin juga menyukai