Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

ACARA III
WAKTU BEKU DAN WAKTU PENDARAHAN

OLEH:

NAMA : BAIQ GINA AMALIA NIARNI

NIM : E1A021027

KELAS : B/V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
ACARA III
WAKTU BEKU DAN WAKTU PENDARAHAN

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : Untuk menentukan waktu beku dan
waktu pendarahan.
2. Hari, tanggal praktikum : Senin, 30 Oktober 2023
3. Tempat praktikum : Laboratorium I Pendidikan Biologi
FKIP, Universitas Mataram.

B. Landasan Teori
Darah merupakan medium transport yang dimiliki tubuh. Volume
darah manusia sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5
liter. Keadaan jumlah darah pada tiap-tiap orang tidak sama, tergantung
pada usia, pekerjaan, serta keadaan jantung atau pembuluh darah.
Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan
menghambat pembentukan atau menghambat fungsi faktor pembekuan
darah. Pembekuan darah adalah proses dimana komponen cairan darah
ditransformasi menjadi material semisolid yang dinamakan bekuan darah.
Bekuan darah tersusun terutama oleh sel-sel darah yang terperangkap dalam
jaringan fibrin. Fibrin yaitu suatu protein yang tidak larut dan berupa benang
terbentuk semacam jaring-jaring. Fibrin yang terbentuk berasal dari
fibrinogen yang terdapat dalam plasma dalam keadaan larut. Berubahnya
fibrin dari fibrinogen ini karena adanya thrombus. Jika pembekuan tidak
dikendalikan, maka pembuluh darah kecil di daerah tertentu bisa tersumbat.
Penyumbatan pembuluh darah otak bisa menyebabkan stroke; penyumbatan
pembuluh darah jantung bisa menyebabkan serangan jantung dan bekuan-
bekuan kecil dari tungkai, pinggul atau perut bisa ikut dalam aliran darah
dan menuju ke paru-paru serta menyumbat pembuluh darah yang besar di
paru-paru (Masri & Rasyid, 2022: 73).
Tubuh akan memberikan respon melalui proses hemostatis, saat
tubuh mengalami luka luar . Proses tersebut terjadi penghentian darah
(pembekuan darah) dan perbaikan jaringan. Proses pembekuan darah
melibatkan proses dimana komponen cairan darah ditransformasikan
menjadi material semisolid (bekuan darah. Vasokontriksi pembuluh darah
akan terjadi saat tubuh mengalami luka pada pembuluh darah sehingga
aliran darah ke pembuluh darah yang terluka menjadi berkurang. Proses ini
berlanjut dengan berkumpulnya trombosit dan melekat pada bagian
pembuluh darah membentuk sumbatan trombosit. Faktor pembekuan darah
akan teraktivasi dan membentuk benang fibrin yang menyebabkan sumbat
trombosit menjadi non permeable melalui tahap adhesi trombosit, agregasi
trombosit, dan reaksi pelepasan sehingga pendarahan dapat dihentikan.
Fibrin merupakan suatu protein yang bersifat tidak larut dan berbentuk
seperti jarring-jaring benang sehingga mampu menahan sel-sel darah pada
saat proses pembekuan berlangsung (Baehaki dkk, 2019: 15).
Ujung jari atau cuping telinga ditusuk dengan jarum tajam,
perdarahan biasanya berlangsung 1 sampai 6 menit. Lama perdarahan
sangat bergantung pada dalamnya luka dan derajat hiperemia di jari atau
cuping telinga pada saat pemeriksaan dilakukan. Kekurangan salah satu dari
berbagai faktor pembekuan dapat memperpanjang waktu perdarahan, tetapi
akan sangat memanjang pada kekurangan trombosit. Beberapa cara telah
dikembangkan untuk menentukan waktu pembekuan darah. Cara yang
paling banyak digunakan ialah dengan menempatkan darah dalam tabung
reaksi kaca yang bersih secara kimia dan kemudiaan menggoyangkan
tabung itu sekitar tiap 30 detik hingga darah membeku. Menggunakan car
aini, waktu koagulasi normal adalah 6-10 menit (Ermita dkk, 2018: 493).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Alat tulis.
b. Blood lanset.
c. Gelas benda.
d. Jarum pentul.
e. Kertas filter.
f. Stopwatch.
2. Bahan
a. Alkohol 70%.
b. Kapas.
c. Orang percobaan (praktikan).

D. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja dari praktikum ini, adalah sebagai berikut:
1. Waktu beku darah (Koagulasi darah)
a. Mensterilkan jari yang akan diambil darahnya menggunakan
alkohol 70%.
b. Menusuk dengan blood lancet, mencatat waktu pada saat darah
keluar dari pembuluh darah (luka).
c. Memindahkan 1-2 tetes darah dengan cepat kedalam gelas benda.
d. Menusuk darah dan angkat menggunakan jarum pentul. Lakukan
setiap setengah menit sampai terlihat benang fibrin.
e. Mencatat waktu beku dimulai dari darah keluar hingga benang
fibrin terbentuk.
2. Waktu pendarahan
a. Mensterilkan jari yang akan diambil darahnya menggunakan
alkohol 70%.
b. Menusuk dengan blood lancet, mencatat waktu pada saat darah
keluar dari pembuluh darah (luka). Jangan ditekan biarkan darah
mengalir sendiri.
c. Menempelkan kertas filter pada darah yang keluar dari luka setiap
setengah menit. Kertas filter tidak boleh mengenai lukanya.
d. Mencatat waktu mulai dari darah keluar hingga pendarahan
berhenti (kertas filter tidak menyerap darah lagi).
e. Membersihkan alat dan bahan yang telah digunakan.
E. Hasil Pengamatan
1. Data kelas
No Nama Waktu beku Waktu
pendarahan
1 Jagat Saputra 3 menit, 50 detik 34 detik

2 Ilma Nur Hafizah 4 menit, 57 detik 40 detik

3 Nadia Evi 5 menit, 4 detik 23 detik


Sulistianawati
4 Dian Napsita 6 menit, 3 detik 44 detik

5 Dean Surratunnisa 4 menit, 24 detik 45 detik

6 Baiq Fadilla 5 menit, 18 detik 60 detik


Yuliana
7 M. Alhafizin 9 menit, 4 detik 29 detik

8 Baiq Dian Faradilla 4 menit, 11 detik 9 det

F. Pembahasan
Praktikum acara tiga dengan judul waktu beku dan waktu
pendarahan bertujuan untuk menentukan waktu beku dan waktu pendarahan
pada manusia. Waktu pendarahan diamati sebagai interval waktu dari saat
pertama timbulnya tetes darah dari pembuluh darah yang luka sampai darah
terhenti mengalir keluar dari pembuluh darah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi waktu pendarahan yakni besar kecilnya luka, suhu, status
kesehatan, umur, besarnya tubuh dan aktivitas kadar hemoglobin dalam
darah. Kisaran waktu pendarahan yang normal adalah 15 hingga 120 detik.
Tubuh kita terdapat banyak aliran darah yang sering kita sebut
dengan pembuluh darah. Pembuluh darah yang dipotong atau dirobek,
sangat penting untuk menghentikan keluarnya darah dari sistem sebelum
berakhir dengan kematian. Sudut mekanisme pendarahan dapat berhenti jika
(1) bila tekanan darah dalam pembuluh darah lebih kecil dari pada tekanan
diluar pembulu darah, keadaan tersebut dapat terjadi jika banyak darah yang
tergenang disekitar pembulu darah yang robek terjadi penurunan tekanan
darah secara menyeluruh (2) bila ada sumbat yang dapat menyumbat lubang
pembuluh darah yang robek. Pembentukan sumbat hemostatis dari
komponen- komponen darah merupakan mekanisme yang penting dalam
hemostasis alamiah. Adanya gangguan terhadap homeostasis alamiah
mengakibatkan pendarahan agak sukar dikendalikan seperti halnya pada
hemofilia. Sumbat hemostatis mula-mula terbentuk dari agresi trombosit
tetapi kemudian fibrin akan terbentuk. Fibrin yang merupakan serat-serat
panjang akan membentuk jendolan lewat penjeratan sel darah merah dan sel
darah putih, jendolan tadi disebut koagulum.
Pembekuan darah mampu menghentikan semua pendarahan
kecuali pada pembuluh darah yang rusak, keping darah melekat pada
permukaan dalam dinding pembuluh darah tersebut. Dinding trombosit
bersifat sangat rapuh dan cenderung untuk melekat pada permukaan kasar
seperti pada pembuluh darah yang robek. Pembuluh darah dan sel-sel rusak
di daerah ini melepaskan bahan bersifat lemak yang diaktifkan oleh protein-
protein tertentu (faktor pembekuan) di dalam darah membentuk
"tromboplastin". Adanya ion kalsium (Ca) dan faktor pembeku tambahan
dalam plasma, tromboplastin mengkatalisis perubahan protombin (suatu
globulin serum yang dibuat terus menerus oleh hati) menjadi trombin.
Trombin adalah suatu enzim yang mengkatalisis perubahan fibrinogen
protein plasma yagn dapat larut menjadi fibrin, protein yang tak dapat larut.
Fibrin secara berangsur membentuk suatu lubang tempat sel-sel darah
tertanam. Dengan segera dibangun suatu bendungan (pembekuan) yang
menghentikan keluarnya darah dari pembuluh darah yang pecah.
Pembekuan darah dapat juga disebut koagulasi darah. Faktor yang
diperlukan dalam penggumpalan darah adalah garam kalsium sel yang luka
yang membebaskan trompokinase, trombin dari protombin dan fibrin yang
terbentuk dari fibrinogen. Mekanisme pembekuan darah yaitu setelah
trombosit meninggalkan pembuluh darah dan pecah, maka trombosit akan
mengeluarkan tromboplastin. Bersama-sama dengan ion Ca tromboplastin
mengaktifkan protrombin menjadi trombin. Trombin adalah enzim yang
mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin inilah yang berfungsi menjaring
sel-sel darah merah menjadi gel atau menggumpal. Kisaran waktu
terjadinya koagulasi darah adalah 15 detik sampai 2 menit dan umumnya
akan berakhir dalam waktu 5 menit. Gumpalan darah normal akan
mengkerlit menjadi sekitar 40% dari volume semula dalam waktu 24 jam.
Waktu koagulasi adalah waktu darah mulai keluar sampai keluarnya benang
fibrin.
Banyak sekali zat yang mempengaruhi proses pembekuan darah
salah satunya disebut dengan zat prokoagulan yang mempermudah
terjadinya pembekuan dan sebaliknya zat yang menghambat proses
pembekuan disebut dengan zat antikoagulan. Dalam keadaan normal zat
antikoagulan lebih dominan sehingga darah tidak membeku. Tetapi bila
pembuluh darah rusak aktivitas prokoagulan di daerah yang rusak
meningkat dan bekuan akan terbentuk.
Berdasarkan hasil pengamatan waktu beku darah dan waktu
pendarahan yang diamati pada 8 praktikan, dengan waktu terlama 9 menit 4
detik dan tercepat 3 menit 50 detik, sedangkan rata-rata untuk waktu beku
darah yakni 35,5 detik dengan waktu terlama 1 menit dan tercepat 9 detik.
Kisaran waktu terjadinya koagulasi darah adalah 15 detik sampai 2 menit
dan umumnya akan berakhir dalam waktu 5 menit, sedangkan dari data yang
diperoleh terdapat 4 orang praktikan yang memiliki waktu beku darah lebih
dari 5 menit. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa factor misalnya seperti
yang diuraikan sebelumnya bahwa kestabilan zat antikoagulan dan
prokoagulan yang sangat mempengaruhi proses pembekuan darah. Kisaran
waktu pendarahan yang normal adalah 15 hingga 120 detik sehingga semua
praktikan yang diuji masih termasuk memiliki waktu pendarahan yang
normal.
G. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa kisaran waktu beku orang normal yaitu 15 detik
sampai 2 menit dan waktu pendarahan orang normal yaitu 15 detik
sampai 120 detik. Hasil uji pada praktikan ada yang lebih dari kisaran
orang normal, hal ini disebabkan karena berbagai factor termasuk salah
satunya yaitu kesehatan.
2. Saran
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah praktikan lakukan, maka
saran yang dapat praktikan berikan yaitu penjelasan terkait materi yang
di praktikumkan lebih diperbanyak dan tetap semangat untuk kakak
coas.
DAFTAR PUSTAKA

Baehaki, F., Wahid, A. A., & Suparman, D. (2019). Pengaruh Ekstrak Daun
Babadotan (Ageratum conyzoides L.) Terhadap Waktu Pembekuan
Darah. Science Journal, 9(2), 15.
Ernita. L., Ibrahim, I., Widjajakusumah, D., & Tanzil, A. (2018). Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Indonesia : Elsevier.
Masri, A., & Rasyid, A. U. M. (2022). Uji Efek Antikoagulan Infusa
Bawang Bombay (Allium cepa L.) Terhadap Darah Mencit Secara In
Vitro . Journal Pharmacy and Sciences, 14(1), 73.
Lampiran
SOAL
1. Jelaskan mekanisme pembekuan darah dengan singkat
2. Jelaskan proses pembentukan jendelan darah (koagulan)
3. Mengapa pembekuan pada pembuluh darah besar tidak dapat dikendalikan
oleh hemostatis alamiah
JAWAB
1. Mekanisme pembekuan darah dimulai pada saat pembuluh darah cedera,
pembuluh darah akan menyempit untuk kemudian mengurangi alirah darah
yang disebut dengan kontraksi vaskuler. Kemudian trombosit (platet di
bentuk dan trombosit menggumpal di sekitar area cedera dan melepaskan
zat-zat kimia yang memulai proses pembekuan. Selanjutnya yaitu
fibrinogen dalam darah diubah menjadi fibrin, yang membentuk jaringan
seperti jala di sekitar platelet, membentuk bekuan primer. Selanjutnya
dibentuk bekuan sekunder yang diperkuat oleh factor-faktor pembekuan
lainnya, seperti factor VIII dan factor IX. Saat penyembuhan terjadi, bekuan
darah mengeras dan membentuk jaringan parut, untuk memperbaiki
pembuluh darah yang cedera.
2. Proses pembentukan jendela merah atau koagulasi melibatkan serangkaian
reaksi kimia yang kompleks. Ketika terjadi luka pada pembuluh darah,
trombosit akan menempel pada dinding pembuluh darah dan melepaskan
zat kimia yang disebut factor pembekuan. Factor pembekuan ini kemudian
memicu serangkaian reaksi kimia yang menghasilkann fibrin, yaitu protein
yang membentuk jaringan seperti jarring laba-laba di sekitar luka. Fibrin ini
akan menangkap sel darah merah dan trombosit, membentuk gumpalan
darah yang disebut bekuan darah.
3. Pembekuan darah pada pembuluh darah besar tidak dapat dikendalikan oleh
homeostasis alamiah karena bekuan darah yang terbentuk dapat menyumbat
aliran darah dan menyebabkan kerusakan pada organ yang disuplai oleh
pembuluh darah tersebut. Homeostasis alamiah biasanya dirancang untuk
mengatasi perdarahan yang terjadi pada pembeluh darah kecil atau cabang
pembuluh darah yang lebih kecil. Homeostasis alamiah ini melibatkan
mekanisme pembekuan darah yang bertujuan untuk menghentikan
perdarahan pada tingkat mikro, seperti saat terjadi luka kecil atau goresan.
Ini terjadi dalam beberapa Langkah, termasuk kontraksi pembuluh darah,
penempelan trombosit, dan pembentukan jendela darah yang sederhana.
Oleh karena itu, pembekuan pada pembuluh darah besar memerlukan
intervensi medis seperti obat pengencer darah atau tindakan bedah untuk
menghilangkan bekuan darah.

Anda mungkin juga menyukai