Anda di halaman 1dari 10

Pre Lab Fisiologi Ternak

DARAH
A. Waktu Pendarahan
Pembuluh darah yang terpotong atau rusak, maka akan terjadi penyempitan bagian
yang terluka. Hal ini terjadi karena kontraksi miogenik otot polos sebagai suatu plasma lokal
dan karena refleks simpatik yang merangsang serabut adrogenik yang menginversi otot polos
dinding pembuluh lokal. Kontraksi ini membuat darah yang keluar dari pembuluh darah akan
berkurang (Frandson, 1993).
Pendarahan dapat berhenti sendiri misalnya dengan kontraksi vasa ditempat
pendarahan yang terjadi beberapa menit sampai beberapa jam. Pembuluh darah yang
mengalami dilatasi, darah tidak keluar lagi karena sudah dicegah oleh mekanisme trombosit.
Vasa kontraksi timbul melalui beberapa jalan kontraksi langsung otot pembuluh darah kemudian
anoksia dan refleks lalu adanya serotonis yang keluar dari trombosit yang menyebabkan vasa
kontraksi (Schmid,1997). Kisaran waktu pendarahan yang normal untuk manusia adalah 15-120
detik (Guyton and Hall, 2008). Trombosit melekat pada endotel pada tepi-tepi pembuluh yang
rusak. Hal ini terjadi sampai elemen–elemen pembuluh darah yang putus menyempit.
Penjendalan darah sangat penting dalam mekanisme penghentian darah (Guyton and Hall,
2008).
Materi dan Metode

Materi

Alat. Alat yang digunakan adalah lanset, arloji, kertas fiber dan kapas.
Bahan. Bahan yang digunakan adalah alkohol dan dua probandus yaitu satu
probandus laki-laki dan satu probandus perempuan.

Metode
Jari dibersihkan dengan kapas yang dibasahi alkohol, setelah itu jari ditusuk
dengan lanset yang steril. Saat darah keluar dicatat waktu setiap 30 detik, kertas filter
ditempelkan pada darah yang keluar pada pembuluh darah, kertas filter jangan sampai
terkena lukanya. Waktu saat pendarahan berhenti dicatat.

Hasil dan Pembahasan


Uji waktu perdarahan merupakan bagian dari uji homeostatis untuk memastikan
keadaan vaskuler, jumlah dan fungsi trombosit (Muttaqin, 2008). Praktikum ini dilakukan
dengan cara mengukur waktu perdarahan probandus dimulai dari saat darah keluar
sampai perdarahan berhenti. Berdasarkan praktikum waktu peredaran darah diperoleh
hasil:
Tabel 6.1. Hasil pengukuran waktu pendarahan
No Probandus Umur Jenis Kelamin Waktu perdarahan
1 Aini N.R 19 Perempuan 68 detik
2 Satria H 18 Laki-laki 67 detik
Uji waktu perdarahan pada praktikum ini menggunakan metode Duke.
Probandus dalam praktikum ini laki-laki dan perempuan, hasilnya waktu peredaran
darah probandus laki-laki lebih cepat daripada probandus perempuan. Menurut
Indriasari (2009), nilai normal pemeriksaan BT dengan metode Duke yaitu 1 sampai 3
menit sedangkan dengan metode Ivy yaitu 3 sampai 7 menit. Waktu perdarahan yang
dibutuhkan pada praktikum antara 67 sampai 68 detik, waktu tersebut masih berada
pada kisaran normal.
Sistem homeostasis merupakan mekanisme tubuh dalam mengontrol respon
terhadap pendarahan atau terjadinya trombosis yang berlebihan sehingga proses
trombogenesis dan proses fibrinolisis dalam keadaan seimbang. Proses homeostasis
pada keadaan normal membantu menghentikan pendarahan dan bila berlebihan akan
menimbulkan oklusi trombotik dan infark sistemik. Trombosis terjadi bila ada
ketidakseimbangan antara faktor trombogenik dan mekanisme proteksi. Faktor-faktor
trombogenik adalah kerusakan dinding pembuluh darah, rangsangan agregasi
trombosit, aktivasi koagulasi darah dan stasis, sedangkan keadaan-keadaan yang
berpengaruh dalam mekanisme proteksi adalah endotel yang utuh, inhibitor protease
dari sistem koagulasi, inaktivasi koagulasi oleh hati dan sistem fibrinolitik (USU). Waktu
pendarahan dapat diperiksa dengan dua metode yaitu dengan metode Duke dan
metode ivy. Nilai normal pemeriksaan BT dengan metode Duke yaitu 1 sampai 3 menit
sedangkan dengan metode Ivy yaitu 3 sampai 7 menit (Indriasari,2009). Waktu
perdarahan memanjang jika kekurangan faktor pembekuan dan akan sangat
memanjang bila kekurangan trombosit (Guyton and Hall, 2008).

DAFTAR PUSTAKA

Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
Guyton, Arthur and Hall. 2008. Fisiologi Kedokteran 1-2. EGC. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24560/6/Abstract.pdf

Schmid, K, and Friends. 1997. Animal Physiology: Adaptation and Environment.


Cambridge University Press. USA.

B. Pembekuan Darah

Tinjauan Pustaka
Pembekuan atau penggumpalan darah disebut juga koagulasi darah.
Penggumpalan darah akan terjadi suatu masa menyerupai jeli yang kemudian menjadi
masa dengan meninggalkan cairan jernih disebut serum. Mekanisme pembekuan darah
berurutan adalah sebagai berikut pertama jaringan yang mengalami cedera dan
trombosit yang mengalami aglutinasi (lisis) melepaskan prekursor tromboplastin yang
bereaksi dengan faktor antihemofilik (plasma) dan komponen tromboplastin membentuk
tromboplastin. Tromboplastin diubah dari prokonvertin menjadi konvertin karena adanya
ion Ca, tromboplastin dengan adanya ion Ca dan konvertin diubah dari protombin
menjadi trombin. Adanya trombin yang sedikit ini, Ac globulin plasma yang tadinya
inaktif, menjadi Ac globulin serum aktif. Protombin dengan cepat diubah menjadi
trombin karena adanya ion Ca, tromboplastin, Ac globulin serum, akselerator trombosit
dan konvertin, kemudian trombin mengkatalisa perubahan fibrinogen menjadi fibrin
reaksi ini dipercepat oleh akselerator trombosit. Trombin mengkatalisa perubahan
fibrinogen menjadi fibrin inilah yang berfungsi menjaring sel–sel darah merah menjadi
sel – sel darah merah menjadi gel atau menggumpal (Poedjiadi, 1994).

Materi dan Metode

Materi
Alat. Alat yang digunakan antara lain gelas arloji berlapis paraffin, arloji, lanset,
dan jarum pentul.
Bahan yang digunakan adalah alkohol.

Metode
Ujung jari dibersihkan dengan kapas beralkohol sebagai tempat pengambilan
darah, kemudian jari ditusuk dengan lanset steril dan dicatat waktu sampai darah
keluar. Satu sampai 2 tetes darah segera dipindahkan ke dalam gelas arloji. Darah
diangkat setiap 30 detik sampai terlihat benang fibrin nya menggunakan jarum pentul,
dicatat waktunya. Waktu beku darah dihitung dari darah keluar sampai terbentuk
benang fibrin.

Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan praktikum pembekuan darah yang telah dilakukan diperoleh hasil:
Tabel 6.2. Data Waktu Pembekuan Darah
Probandus Umur Jenis Kelamin Waktu Beku Darah
Hendra 18 Laki-laki 99 detik
Novi’ 18 Perempuan 42 detik
Praktikum pembekuan darah dilakukan untuk mengetahui proses dan waktu
pembekuan darah yang dibutuhkan pada hewan dan manusia. Hasil praktikum yang
telah dilakukan, waktu beku probandus perempuan lebih cepat dibandingkan probandus
laki-laki. Menurut Frandson (1992), kisaran waktu terjadinya koagulasi darah adalah 15
detik sampai 2 menit dan umumnya akan berakhir dalam waktu 5 menit. Gumpalan
darah normal akan mengkerlit menjadi sekitar 40% dari volume semula dalam waktu 24
jam. Perbedaan waktu beku darah pada kedua probandus kemungkinan dipengaruhi
oleh cara atau teknik pengambilan darah sehingga didapat variasi dalam waktu beku
darah.
Proses pembekuan darah terdiri dari 3 fase yakni fase inflamasi, granulasi dan
maturasi. pendarahan terjadi akibat kerusakan pembuluh darah dan kemudian ditahan
oleh platelet dan fibrin sehingga membentuk keropeng (Wolfensohn & Lloyd 2000).
Waktu inflamasi terjadi selama 24 jam setelah perlukaan vascular. Gejala inflamasi
yang meliputi kemerahan, kebengkakan, sakit dan kehilangan fungsi (functio laesa).
Sejumlah mediator dari sel yang rusak menyebabkan datangnya sel polimorfik dan
faktor humoral (Wolfensohn & Lloyd 2000). Fase granulasi terjadi ketika sel membelah
dan bermigrasi menuju permukaan luka dan terjadi selama 12 sampai 24 jam. Fase ini
dikarakteristikkan dengan pembentukan endotelium baru (angiogenesis), epitelium
(epitelisasi) dan stroma jaringan konektif untuk memulihkan struktur dan fungsi normal
jaringan tersebut (Mc Gavin & Zachary 2007). Fase remodelling (maturasi, perubahan
bentuk) terjadi kurang lebih 3 sampai 4 minggu setelah perlukaan jaringan terjadi, fase
ini terjadi setelah didahului oleh fase inflamasi dan proliferasi yang sempurna. Fase ini
merupakan perubahan granulasi jaringan dari jaringan konektif yang belum matang dan
mengubahnya menjadi jaringan konektif dewasa membentuk kolagen ekstraselular.

Kesimpulan
Waktu pembekuan darah dihitung dari saat darah keluar sampai terbentuk
benang fibrin. Faktor yang mempengaruhi pembekuan darah adalah lamanya waktu
dan zat yang terkandung dalam darah. Hal ini menunjukkan bahwa kedua probandus
dalam keadaan sehat dan normal.

DAFTAR PUSTAKA

Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-3. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
C. Kadar Hemoglobin dalam Darah (Metode Sahli)
Tujuan
Menentukan kadar hemoglobin di dalam darah menurut metode sahli
Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin (Hb) terdapat dalam sel darah merah dan merupakan bagian dari
darah merah. Hemoglobin merupakan senyawa organik yang mengandung ferrum (zat
besi) dan yang memberi warna merah pada eritrosit dalam darah.
•Pembentukan Hemoglobin:
(1)Asam asetat + glycine porphyrin
(2) Porphyrin + Fe haeme
(3) 4 haeme + globin hemoglobin
Guna Hemoglobin
Hemoglobin berperan sangat penting dalam mengangkut O 2 dari paru-paru ke
jantung.
Menurut Depkes RI adapun guna hemoglobin antara lain :
1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-jaringan
tubuh.
2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-
jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
3. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk di buang, untuk mengetahui apakah seseorang
itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar
hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan darah
yang disebut anemia (Widayanti, 2008).
Metode Penetuan Kadar Hemoglobin
Diantara metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan yang paling
sederhana adalah
1. metode sahli,
2. dan yang lebih canggih adalah metode cyanomethemoglobin.
Prinsip Kerja
Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisis dengan HCl menjadi globin
ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme
yang akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid yang juga
disebut hematin atau hemin yang berwarna cokelat. Warna yang terbentuk ini
dibandingkan dengan warna standar Sahli. Hematin atau warna hemin disamakan
dengan cara pengenceran menggunakan aquadestilata sedemikian rupa sehingga
warnanya sama dengan warna standar Sahli. Alat cek Hemoglobin HB Sahli
Haemometer Superior atau hemoglobinometer atau Haemoglobinometer
Metode yang lebih canggih adalah metode cyanmethemoglobin. Pada metode
ini hemoglobin dioksidasi oleh kalium ferrosianida menjadi methemoglobin yang
kemudian bereaksi dengan ion sianida membentuk sian-methemoglobin yang berwarna
merah. Caranya sampel darah dicampur dengan asam sianida dan diukur absorbsinya
dengan spektrofotometer. Intensitas warna dibaca dengan spektofotometer dan
dibandingkan dengan standar. Karena yang membandingkan alat elektronik, maka
hasilnya lebih objektif.
Sekarang juga telah ada alat pengukur kadar Hb secara digital yang hanya
memasukkan alat ke dalam darah akan terukur kadar Hb secara cepat dan akurat.
Kadar Hemoglobin
Kandungan hemoglobin di dalam darah berbagai spesies cukup berbeda dan
juga pada invididu dengan jenis kelamin yang berbeda. Kadar hemoglobin menjadi
parameter penting bagi penentuan status normalitas fisiologis yang jika kadarnya
rendah merupakan indikator adanya gangguan fungsional yang cukup signifikan. Pada
manusia, rendahnya kadar Hb disebut dengan anemia.
Anemia menyebabkan kurangnya oksigen di dalam jaringan sehingga dapat
menyebabkan naiknya denyut jantung, frekuensi pernafasan dan darah yang
dipompakan. Secara umum penyebab terjadinya anemia jika pada ternak adalah:
•Penghisapan darah oleh parasit
•Penyakit infeksi
•Keracunan
•Defisiensi makanan
Erythrocytosis atau Polycythaemia, yaitu kenaikan RBC atau level Hb diatas
normal. Secara relatif ini dihasilan dari turunnya volume plasma darah, yang pada
umumnya disebabkan karena dehidrasi.

Angka-angka normal haemoglobin dalam sistem sirkulasi beberapa ternak antar lain
kuda 12,5 gr/100 ml, sapi 12 gr/100 ml, babi 12 gr/100 ml, domba 11 gr/100 ml, anjing
13,5 gr/100 ml, dan kambing 11 gr/100 ml (Frandson, 1992).
Kadar haemoglobin dalam darah dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain
ketinggian tempat tinggal, keadaan CO dalam darah, keracunan logam berat,
dihypoksia (tidak ada oksigen dalam jaringan), dan kekurangan nutrisi dalam pakan
(Dukes,1993). Batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin
(WHO dalam Arisman, 2002).
Tabel Batas Kadar Hemoglobin

Kelompok Umur Batas Nilai Hemoglobin (gr/dl)


Anak 6 bulan - 6 tahun 11,0
Anak 6 tahun - 14 tahun 12,0
Pria dewasa 13,0
Ibu hamil 11,0
Wanita dewasa 12,0
Wulangi, S.K. 1990. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Institute Teknologi Bandung.
Bandung
Perhitungan Kadar Hemoglobin
Tipe 1
X
×16 g/dl=
100
103
×16 g/dl
100 = 16,48 gr/dl
Tipe 2
Dari percobaan didapat hasil kadar haemoglobin domba adalah 1216,56 gr/100 ml.
Perhitungannya adalah sebagai berikut

12,2 − 12 = x − 81
12,5 − 12 84 − 81
0,2 = x − 81
0,5 3
1,2 = x − 81
x = 82,2
Hb = 82,2 x 14,8 = 1216,56
D. Pengukuran Tekanan darah Secara Tidak Langsung
Tujuan
Mempelajari cara pengukuran tekanan darah secara tidak langsung
Tekanan darah arteri seperti yang kita ketahui tekanan dalam tubuh manusia
terbagi menjadi tekanan darah vena dan tekanan darah arteri. Tekanan darah arteri
adalah tekanan yang terjadi pada pembuluh darah arteri dan merupakan proses utama
dalam mengedarkan darah ke seluruh jaringan tubuh. Tekanan darah dalam tubuh
manusia biasanya diukur berdasarkan dua ukuran. Itulah kenapa ketika mengukur
tekanan darah kita akan mendapati dua angka seperti 90/80. Angka tersebut
sebenarnya menunjukan 2 tekanan darah yang terjadi dalam pembuluh darah manusia.
Angaka pertama dalam ukuran tekanan darah merupakan tekanan darah atas atau
tekanan sistolik (Redaksi, 2012). Dan angka kedua merupakan tekanan diastolik.
Tekanan sistolik
adalah tekanan darah arteri yang diakibatkan oleh aktivitas jantung ketika melakukan
pemompaan darah atau Saat jantung berkontraksi (systole). Diawali dengan
kontraksinya serambi kanan dan kiri dilanjutkan dengan mengkerutnya bilik kiri dan
kanan, darah dipompa keluar, katup aorta terbuka darah mengalir dari bilik kiri ke aorta,
berbarengan katup pulmonalis terbuka, dari bilik kanan darah dialirkan ke paru-paru.
Bilik-bilik mulai relaksasi, katup-katup mulai menutup kembali.
Tekanan diastolik
angka kedua pada ukuran tekanan darah menunjukan tekanan bawah atau tekanan
distolik. Tekanan ini menunjukan tekanan pada jantung ketika jantung beristirahat
diantara proses pemompaan darah (Redaksi, 2012). Saat jantung berelaksasi
(diastole). Darah masuk ke serambi kanan dan serambi kiri secara bersamaan,
kemudian katup antara serambi dan bilik terbuka, dan darah masuk kebilik, serambi,
berkontraksi untuk mendorong darah kebilik. Setelah serambi kosong dan bilik penuh,
katup antara serambi dan bilik menutup.
Metode Pemeriksaan
Metode pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan tekanan darah adalah
metode tak langsung. Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat
sphygmomanometer (tensimeter) dan stetoskop. Ada tiga tipe dari spygmomanometer
yaitu dengan menggunakan air raksa atau merkuri, aneroid, dan elektronik. Tingkat
bacaan dimana detak tersebut terdengar pertama kali adalah tekanan sistolik.
Sedangkan tingkat dimana bunyi detak menghilang adalah tekanan diastolik.
Pengukuran tekanan darah dianggap tak langsung, karena tekanan dalam
pembuluh darah secara tidak langsung diukur dengan melihat tekanan dalam pengikat
lengan. Ketika udara dipompakan ke dalam pengikat lengan, tekanan dalam pengikat
lengan tersebut akan meningkat. Ketika tekanan dalam pengikat lengan tadi melebihi
tekanan arteri brachial pasien, arteri akan tertekan dan aliran darah akan berkurang dan
akhirnya berhenti. Bersamaan dengan mengeluarkan udara dari pengikat lengan,
kantong akan mengempis dan tekanan pada pengikat lengan berkurang. Ketika
tekanan dalam pengikat lengan sama dengan tekanan arteri, darah akan mulai mengalir
kembali. (Rhonda M. Jones, 2008).
Aliran darah dalam arteri menghasilkan suara yang spesifik, yang disebut suara
Korotkoff yang terjadi dalam 5 fase:
Fase I : lemah, jelas dan ketuk (tekanan sistolik)
Fase II: swooshing
Fase III: nyaring (crisp), lebih intensif (tapping)
Fase IV: muffling (pada dewasa hal ini menunjukkan keadaan hiperkinetik jika fase ini
terus berlangsung selama pengikat lengan mengempis).
Fase V: hilangnya suara (pada dewasa, tekanan diastolik) (Rhonda M. Jones, 2008).
Suara-suara ini digunakan untuk mengidentifikasi tekanan darah sistolik dan
diastolik. Tekanan darah normal dewasa adalah sistolik kurang dari 120 mmHg dan
diastolik kurang dari 80 mmHg (Rhonda M. Jones, 2008).
Kelainan tekanan darah
Kelainan pada tekanan darah arteri dibagi ke dalam dua jenis
1. tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal atau kronis (dalam waktu yang lama).
Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-
satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita
secara teratur . Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan
darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg).
(Ganong,2002).
Gejala Mekanisme Terjadinya Hipertensi
Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari
hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat
ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening
(retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan (Ganong, 2002).
2. tekanan darah rendah (Hipotensi)
Hipotensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang turun
dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60 mmHg. Telah dijelaskan
pada artikel sebelumnya (Penyakit darah tinggi) bahwa nilai normal tekanan darah
seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan
kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG. Namun demikian, beberapa orang
mungkin memiliki nilai tekanan darah (tensi) berkisar 110/90 mmHg atau bahkan 100/80
mmHg akan tetapi mereka tidak/belum atau jarang menampakkan beberapa keluhan
berarti, sehingga hal itu dirasakan biasa saja dalam aktivitas kesehariannya
(Ganong,2002).

Klasifikasi Tekanan Darah


Klasifikasi hasil pembacaan tekanan darah berdasarkan kriteria The Seventh Report of
the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure (JNC-VII).2003

Faktor - Faktor Tekanan Darah


Berbagai faktor memepengaruhi denyut nadi dan tekanan darah, seperti halnya
aktivitas hormon, rangsang saraf simpatis, jenis kelamin, umur, suhu tubuh, termasuk
juga diantaranya posisi dan aktivitas fisik.

DAPUS
Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High
Blood Pressure. 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC-VII).
NIH publication 03-5233. Bethesda.
Rhonda M. Jones, 2008; terj. D. Lyrawati, 2009. Circulation. Bethesda: MD USA.

Anda mungkin juga menyukai