Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN KOAGULASI

Posting Oleh: Adnan Depressionz


Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN KOAGULASI

I. Judul Praktikum
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN KOAGULASI

II. Tanggal Praktikum


Rabu, 4 Juni 2008

III. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum Praktikum :
Mampu melakukan pemeriksaan Koagulasi.
Tujuan Instruksional Khusus Praktikum :
A. Mampu melakukan pemeriksaan Rumple Leed.
B. Mampu menghitung waktu pendarahan.
C. Mampu menghitung waktu pembekuan.

IV. Dasar Teori


Pemeriksaan koagulasi mencakup pemeriksaan fungsi pembekuan darah, (apakah faktor-faktor
pembekuan darah cukup), atau sudah sesuai dengan pengobatan yang diberikan oleh dokter.
Pemeriksaan ini penting untuk memonitor bila ada pendarahan atau untuk memonitor
pengobatan dengan obat-obatan pengencer darah.
Skrining koagulasi dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan pendarahan yang terjadi dalam
tubuh manusia. Adanya kelainan perdarahan ditandai dengan kecenderungan untuk mudah
mengalami perdarahan, yang bisa terjadi akibat kelainan pada pembuluh darah maupun kelainan
pada darah. Kelainan yang terjadi bisa ditemukan pada faktor pembekuan darah dan trombosit.
Dalam keadaan normal, darah terdapat di dalam pembuluh darah (arteri, kapiler dan vena). Jika
terjadi perdarahan, darah keluar dari pembuluh darah tersebut, baik ke dalam maupun ke luar
tubuh. Sehingga tubuh mencegah atau mengendalikan perdarahan melalui beberapa cara
(homeostatis).
Homeostatis adalah cara tubuh untuk mengentikan perdarahan pada pembuluh darah yang
mengalami cedera. Hal ini melibatkan 3 proses utama:
1. konstriksi (pengkerutan) pembuluh darah
2. aktivitas trombosit (partikel berbentuk seperti sel yang tidak teratur, yang terdapat di dalam
darah dan ikut serta dalam proses pembekuan)
3. aktivitas faktor-faktor pembekuan darah (protein yang terlarut dalam plasma).
Kelainan pada proses ini bisa menyebabkan perdarahan atau pembekuan yang berlebihan, dan
keduanya bisa berakibat fatal.
Salah satu komponen elemen darah adalah trombosit atau keeping-keping darah yang memiliki
peran dalam proses penjendalan (koagulasi) darah. Proses koagulasi darah dimaksudkan agar
apabila terjadi kerusakan pembuluh darah, maka tidak terjadi kehilangan darah yang sebanyak-
banyaknya.
Pada kondisi tertentu seperti: hemofilia dapat terjadi kelainan atau gangguan koagulasi darah
sehingga darah sukar menjendal dan akibatnya tubuh dapat kehilangan darah. Untuk itu,
pemeriksaan koagulasi sangat diperlukan.
Pemeriksaan atau Skrining Koagulasi antara lain :
1. Pemeriksaan Rumple Leed
2. Jumlah Trombosit
3. Waktu Pendarahan
4. Waktu Pembekuan
5. Retraksi Bekuan & Konsistensi Bekuan
6. Lysis bekuan
7. PPT
8. APPT

Pemeriksaan Rumple Leed bertujuan untuk mendeteksi kelainan system vaskuler dan trombosit.
Metode yang biasa digunakan adalah DUKE atau metode IVY, dan metode yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah metode DUKE. Sedangkan tujuan pemeriksaan waktu pendarahan
adalah untuk menilai factor-faktor hemostasis yang letaknya ekstravaskuler, tetapi keadaan
dinding vaskuler dan trombosit juga berpengaruh. Praktikum terakhir yaitu pemeriksaan waktu
pembekuan, akan diperoleh hasil yang dijadikan ukuran aktivitas factor-faktor koagulasi.
V. Alat dan Bahan :
Alat dan bahan yang digunakan pada Pemeriksaan Rumple Leed adalah: 
1.Tensimeter
2.Stetoskop
Alat yang digunakan pada Pemeriksaan Waktu Pendarahan (Metode DUKE) adalah: 
1. Lancet
2. Kapas alcohol
3. Gelas obyek
4. Kertas saring
5. Stopwatch, penggaris
Alat yang digunakan pada Pemeriksaan Waktu Pembekuan 
(Metode Lee and White) adalah:
1. Tabung Reaksi
2. Alat pengambilan darah vena
3. Stopwatch
4. Rak Tabung
5. Inkubator (kalau ada)

VI. Cara pemeriksaan :


A. Pemeriksaan Rumple Leed
Prinsip pemeriksaan :
Melakukan bendungan terhadap vena pada tekanan tertentu, bila didding kapiler kurang kuat
akan rusak/ pecah oleh bendungan dan terjadi pendarahan dibawah kulit.
Cara pemeriksaan:
1. Ukur tekanan systole dan diastole, ambil rata-ratanya.
2. Lakukan bendungan pada lengan atas pada tekanan rata-rata tersebut, mksimal 100 mmHg dan
pertahankan selama 10 menit.
3. Baca hasilnya pada volar lengan bawah kira-kira 4cm dibawah lipat siku dengan penampang
5cm.

B. Pemeriksaan Pemeriksaan Waktu Pendarahan (Metode DUKE).


Prinsip pemeriksaan:
Mengukur/ menghitung waktu yang digunakan saat keluarnya darah dari luka yang dibuat
dengan standart tertentu sampai berhentinya pendarahan lewat luka tersebut.
Cara Pemeriksaan :
1.Cuping telinga, tempat pemeriksaan dipijit-pijit atau digosok supaya hiperemis.
2. Bersihkan cuping telinga tersebut, biarkan kering.
3.Tusuk daerah tersebut (no.2) dengan lancet sedalam 2-3 mm dan biarkan darah keluar dengan
bebas, saat darah keluar jalankan stopwatch.
4. Isap darah yang keluar dengan kertas saring tiap setengah menit sampai darah berhenti
mengalir (jangan sampai kertas saring menyentuh luka), hentikan stopwatch saat darah tidak
dapat dihisap lagi, dan catat waktunya.

C. Pemeriksaan Pemeriksaan Waktu Pembekuan (Metode Lee and White)


Cara Pemeriksaan :
1. 3 tabung reaksi yang bebas dari kotoran diletakkan pada rak tabung.
2. Darah vena sebanyak 5ml diambil secara legeartis, saat darah mulai keluar jalankan stopwatch
(catat waktunya).
3. Sampel darah dimasukkan perlahan pada 2 tabung pertama dengan posisi miring masing-
masing 1,5ml, sisanya masukkan dalam tabung ke-3 sebagai control.
4. Diamkan 2-3 menit, kemudian setiap 0,5 menit tabung 1 digoyang (catat waktunya hingga
terjadi bekuan). Bila sudah timbul bekuan pada tabung I, lakukan hal yang sama terhadap tabung
ke-2 (goyangkan dan catat waktu hingga terjadi bekuan).
5. Amati tabung ke-3, apakah sudah timbul bekuan. Bila belum tampak bekuannya, lakukan hal
yang sama seperti tabung yang lain.

VII. Hasil percobaan :

A. Pemeriksaan Rumple Leed


Tekanan systole : 90 mmHg
Tekanan diastole : 60 mmHg
Tekanan Rata-rata : 75 mmHg
Hasil : ditemukan 1 petechiae
B. Pemerikasaan Waktu Pendarahan
Waktu : 1,5 menit
C. Pemerikasaan Waktu Pembekuan
Tabung 1 membeku : 9 menit
Tabung 2 mambeku : 10,5 menit
Waktu Pembekuan : (9 + 10,5) : 2 = 9,75 menit

VIII. Pembahasan :
Proses Koagulasi diawali dengan pembentukan trombosiplastin, substansia yang cepat bertindak
terhadap mekanisme pembekuan darah, misalnya jari tangan, luka kena pisau. Selama darah
mengalir dari pembuluh yang tersayat, permukaan dimana platelet cenderung untuk berkumpul
dan dihancurkan dengan meninggalkan substansi yang dikenal sebagai faktor platelet atau
pembeku darah. Dengan adanya ion kalium dan substansi tambahan faktor platelet bereaksi
dengan faktor anti hemofilik membentuk tromboplastin. Sel-sel jaringan tetangganya yang luka
kena pisau juga akan melepaskan substansi tromboplastin.
Fase ke dua dari pembekuan darah melibatkan perubahan protrombin menjadi trombin.
Protrombin ialah salah satu protein plasma biasa, dibentuk di dalam hati membentuk vitamin K,
kekurangan vitamin K ini dapat mengakibatkan pendarahan, suatu kecenderungan tidak cukup
membentuk protrombin. Protrombin dibentuk di dalam fase untuk membantu memulai merubah
protrombin. Tetapi dengan adanya ion kalsium dan faktor penghambat tertentu cukup untuk
memperlengkap reaksi tersebut.
Fase ketiga proses pembekuan darah melibatkan aksi trombin di dalam merubah Fibrinogen yang
dapat larut menjadi fibrin yang tidak dapat larut. Fibrinogen adalah plasma lain yang dihasilkan
oleh hati dan ditemukan di dalam sirkulasi plasma. Mula-mula fibrin keluar sebagai jaringan-
jaringan dari benang yang cepat menjadi padat, membentuk bekuan eritrosit. Eritrosit
terperangkap di dalam perangkap fibrin, tetapi sel-sel darah ini tidak tahu apa yang dilakukannya
dengan pembekuan itu. Selama bekuan menyusut, tampak cairan berwarna kuning bening keluar,
cairan ini disebut serum, sama dengan plasma kecuali tanpa fibrinogen dan unsur pembeku
2. Pemeriksaan koagulasi dilakukan dengan beberapa cara, antara lain : pemeriksaan Rumple
Leed, Pemeriksaan waktu pendarahan,dan Pemeriksaan waktu pembekuan.

3. Pemeriksaan Rumple Ledd yang dilakukan kelompok kami dinyatakan normal atau negatif,
karena dalam waktu 10 menit timbul 1 petechiae. Sesuai hasil Intrepetasi bahwa bila tidak timbul
atau timbul kurang dari 5 buah petechiae, maka pemeriksaan dinyatakan negatif.

4. Waktu pendarahan yang didapat oleh kelompok kami adalah 1,6 menit. Ini dinyatakan nornal,
karena hasil intrepetasi menunjukkan waktu pendarahan normal antara 1-3 menit.

5. Hasil pemeriksaan kelompok kami adalah 9,75 menit Ini dinyatakan nornal, karena hasil
intrepetasi menunjukkan waktu pendarahan normal antara 9-15 menit. Kelainan mungkin terjadi,
bila didapat waktu pembekuan yang memanjang (diatas 15 menit).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Ancaman Serius Koagulasi Intravaskular Diseminata .http://www.majalah-


farmacia.com. Diakses pada tanggal 8 Juni 2008 pukul 10.03
Anonim. 2008. Kelainan Perdarahan . www.medicastore.com. Diakses pada tanggal 8 Juni 2008
pukul 10.40
Anonim. 2006. Labolatorium. gadingpluit-hospital.com. Diakses pada tanggal 8 Juni 2008 pukul
10.31
Dr. Nurcahyo, Heru. 2003. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan Dasar. Yogyakarta: Jurdik
Biologi FMIPA UNY.
Khairul Osman. 2007. Gangguan Pendarahan. Jakarta: Essential Hematology
Soewolo, M. Pd., dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang: FMIPA UNM.
Soedjono, Basuki M.Pd. 1988. Anatomi dan Fisioplogi Manusia. Jakarta: Depdikbud.
Syamsiar Nangsari, Nyayu. 1988. Pengantar Fisiologi Manusia. Jakarta: Depdikbud PPLPTK
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai