Anda di halaman 1dari 6

FAAL HEMOSTASIS

Faal hemostasis adalah suatu fungsi tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan
keenceran darah sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah dan menutup
kerusakan pada dinding pembuluh darah sehingga mengurangi kehilangan darah
pada saat terjadinya kerusakan pembuluh darah. Faal hemostasis melibatkan sistem
berikut:
1. Sistem vaskular.
2. Sistem trombosit
3. Sistem koagulasi
4. Sistem fibrinolysis
Untuk mendapatkan faal hemostasis yang baik maka keempat system tersebut harus
bekerja sama dalam suatu proses yang berkeseimbangan dan saling mengontrol.
Kelebihan atau kekurangan suatu komponen akan menyebabkan kelainan. Kelebihan
fungsi hemostasis akan menyebabkan trombosis, sedangkan kekurangan faal
hemostasis akan menyebabkan pendarahan
Faal hemostasis untuk dapat berjalan normal memerlukan 3 langkah yaitu :
1. Langkah I : hemostasis primer, yaitu pembentukan “primary platelet plug”
Hemostasis Primer adalah mekanisme normal yang diperankan oleh tubuh untuk
menghentikan perdarahan yang diperankan oleh pembuluh darah dan trombosit
membentuk sumbat trombosit
2. Langkah II : hemostasis sekunder,yaitu pembentukan stable hemostatic plug
(platelet+fibrin plug)
Hemostasis Sekunder adalah mekanisme normal yang diperankan oleh tubuh untuk
menghentikan perdarahan yang diperankan oleh trombosit dan faktor pembekuan
membentuk hemostatic plug
3. Langkah III : fibrinolisis yang menyebabkan lisis dan fibrin setelah dinding
vaskuler mengalami reparasi sempurna sehingga pembuluh darah kembali paten
Hemostasis Tersier adalah mekanisme normal yang diperankan oleh tubuh untuk
menormalkan kembali system pembuluh darah dengan cara menghancurkan fibrin
yang sudah terbentuk agar normal kembali.
Hemostasis merupakan proses penghentian perdarahan secara spontan dari
pembuluh darah yang mengalami kerusakan atau akibat putusnya atau robeknya
pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi apabila endothelium yang melapisi
pembuluh darah rusak atau hilang. Proses hemostasis ini mencakup pembekuan
darah (koagulasi) dan melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein
plasma baik yang menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan bekuan.
Hemostasis dan thrombosis memiliki 3 fase yang sama:
1. Pembekuan pada proses pembentukan agregasi trombosit yang masih awal,masih
longgar dan bersifat sementara pada tempat luka. Trombosit akan mengikat
kolagen pada tempat luka pembuluh darah dan diaktifkan oleh thrombin yang
terbentuk dalam kaskade peristiwa koagulasi pada tempat yang sama, atau oleh
ADP yang dilepaskan trombosit aktif lainnya. Pada pengaktifan, trombosit akan
berubah bentuk dan dengan adanya fibrinogen, trombosit kemudian melakukan
proses agregasi untuk membentuk sumbat hemostatik ataupun trombus.
2. Pembentukan jaring atau benang-benang fibrin yang terikat dengan agregat
trombosit sehingga terbentuk sumbatan hemostatik atau trombus yang lebih kuat
dan lebih stabil.
3. Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombus oleh plasmin.

MANFAAT PEMERIKSAAN :
Mendeteksi dini kelainan atau gangguan faal hemostasis (fungsi tubuh yang
mengatur proses perdarahan dan pembekuan darah)

JENIS PEMERIKSAAN :

 Waktu Perdarahan (BT)


 Waktu Pembekuan (CT)
 Waktu Protrombin (PT)
 APTT
 Fibrinogen
 Retraksi Bekuan
1. BLEEDING TIME (Waktu Perdarahan)
Bleeding time (BT) menilai kemampuan darah untuk membeku setelah adanya
luka atau trauma, dimana trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah
untuk membentuk bekuan. Prinsip pemeriksaannya adalah mengukur lamanya
waktu perdarahan setelah insisi standart pada lengan bawah atau cuping telinga.
Bleeding time digunakan untuk pemeriksaan penyaring hemostasis primer atau
interaksi antara trombosit dan pembuluh darah dalam membentuk sumbat
hemostatik, pasien dengan perdarahan yang memanjang setelah luka, pasien
dengan riwayat keluarga gangguan perdarahan.
Waktu perdarahan (bleeding time, BT) adalah uji laboratorium untuk menentukan
lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara
laboratoris. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa
perdarahan tergantung atas : ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu
koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit. Pemeriksaan ini
terutama mengenai trombosit, yaitu jumlah dan kemampuan untuk adhesi pada
jaringan subendotel dan membentuk agregasi.
Prinsip pemeriksaan ini adalah menghitung lamanya perdarahan sejak terjadi luka
kecil pada permukaan kulit dan dilakukan dalam kondisi yang standard. Ada 2
teknik yang dapat digunakan, yaitu teknik Ivy dan Duke. Kepekaan teknik Ivy
lebih baik dengan nilai normal 1-6 menit. Teknik Duke nilai normal 1-8 menit.
Teknik Ivy menggunakan lengan bawah untuk insisi merupakan teknik yang
paling terkenal. Aspirin dan antiinflamasi dapat memperlama waktu perdarahan.
Uji ini tidak boleh dilakukan jika penderita sedang mengkonsumsi antikoagulan
atau aspirin; pengobatan harus ditangguhkan dulu selama 3 – 7 hari.

2. CLOTTING TIME (Waktu Pembekuan)


Clotting time adalah waktu yg dibutuhkan bagi darah untuk membekukan dirinya
secara in vitro dengan menggunakan suatu standart yg dinamakanClotting Time.
Clot adalah suatu lapisan seperti liln/jelly yg ada di darah ygmenyebabkan
berhentinya suatu pendarahan pada luka yang dipengaruhi olehfaktor intrinsik
dan ekstrinsik.
Pemeriksaan masa pembekuan (Cloting Time) merupakan pemeriksaan untuk
menentukan lamanya waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku. Hasilnya
menjadi ukuran aktivitas faktor-faktor koagulasi, terutama faktor-faktor yang
membentuk tromboplastin dan faktor-faktor yang berasal dari trombosit, juga
kadar fibrinogen. Defisiensi faktor pembekuan dari ringan sampai sedang belum
dapat dideteksi dengan metode ini, baru dapat mendeteksi defisiensi factor
pembekuan yang berat.

3. PT (Masa Protrombin plasma )


PT Protrombin disintesis oleh hati dan merupakan prekursor tidak aktif dalam
proses pembekuan. Protrombin (F II) dikonversi menjadi thrombin oleh
tromboplastin untuk membentuk bekuan darah. Pemeriksaan PT digunakan
untuk menilai kemampuan faktor koagulasi jalur ekstrinsik dan jalur bersama,
yaitu : faktor I (fibrinogen), faktor II (prothrombin), faktor V (proakselerin), faktor
VII (prokonvertin), dan faktor X (faktor Stuart). Perubahan faktor V dan VII akan
memperpanjang PT selama 2 detik atau 10% dari nilai normal.
PT diukur dalam detik. Dilakukan dengan cara menambahkan campuran kalsium
dan tromboplastin pada plasma. Tromboplastin dapat dibuat dengan berbagai
metoda sehingga menimbulkan variasi kepekaan terhadap penurunan faktor
pembekuan yang bergantung pada vitamin K dan menyebabkan pengukuran
waktu protrombin yang sama sering mencerminkan ambang efek antikoagulan
yang berbeda.
Bahan pemeriksaan PT adalah plasma sitrat yang diperoleh dari sampel darah
vena dengan antikoagulan trisodium sitrat 3.2% (0.109 M) dengan perbandingan
9:1. Darah sitrat harus diperiksa dalam waktu selambat-lambatnya 2 jam setelah
pengambilan. Sampel disentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 2.500 g.
Penyimpanan sampel plasma pada suhu 2-8 0C menyebabkan teraktivasinya F VII
(prokonvertin) oleh sistem kalikrein.
Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan ini dipakai untuk menguji faktor extrinsic. Sebagai
tissuthromboplastin dipakai aceton dehydrated rabbit brain.Test ini digunakan
untuk menguji extrinsic pathway. Jadi diperlukan faktor VII, faktor V, faktor X,
faktor II serta faktor I yang normal, sedangkan tissue thromboplastin tidak perlu
normal.
Arti klinis :
Test ini normal hasilnya : 11 – 13,5 detik. Akan tetapi harus disertai dengan
laporan, misalnya :
PPT penderita 12,5 detik ; PPT control 12,0 detik.
PPT penderita 16,0 detik ; PPT control 12,5 detik.
Dikatakan abnormal apabila beda dengan kontrol lebih dari 2 detik.

4. APTT
Masa tromboplastin parsial teraktivasi (activated partial thromboplastin time,
APTT) adalah uji laboratorium untuk menilai aktifitas faktor koagulasi jalur
intrinsik dan jalur bersama, yaitu faktor XII (faktor Hagemen), pre-kalikrein,
kininogen, faktor XI (plasma tromboplastin antecendent, PTA), faktor IX (factor
Christmas), faktor VIII (antihemophilic factor, AHF), faktor X (faktor Stuart), faktor
V (proakselerin), faktor II (protrombin) dan faktor I (fibrinogen). Tes ini untuk
monitoring terapi heparin atau adanya circulating anticoagulant. APTT memanjang
karena defisiensi faktor koagulasi instrinsik dan bersama jika kadarnya <> 7 detik
dari nilai normal, maka hasil pemeriksaan itu dianggap abnormal.
Prinsip dari uji APTT adalah menginkubasikan plasma sitrat yang mengandung
semua faktor koagulasi intrinsik kecuali kalsium dan trombosit dengan
tromboplastin parsial (fosfolipid) dengan bahan pengaktif (mis. kaolin, ellagic acid,
mikronized silica atau celite koloidal). Setelah ditambah kalsium maka akan
terjadi bekuan fibrin. Waktu koagulasi dicatat sebagai APTT.
Bahan pemeriksaan yang digunakan adalah darah vena dengan antikoagulan
trisodium sitrat 3.2% (0.109M) dengan perbandingan 9:1. Gunakan tabung plastik
atau gelas yang dilapisi silikon. Sampel dipusingkan selama 15 menit dengan
kecepatan 2.500 g. Plasma dipisahkan dalam tabung plastik tahan 4 jam pada
suhu 20±5oC. Jika dalam terapi heparin, plasma masih stabil dalam 2 jam pada
suhu 20±5oC kalau sampling dengan antikoagulan citrate dan 4 jam pada suhu
20±5oC kalau sampling dengan tabung CTAD.
Nilai normal uji APTT adalah 20 – 35 detik, namun hasil ini bisa bervariasi untuk
tiap laboratorium tergantung pada peralatan dan reagen yang digunakan.
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
 Pembekuan sampel darah,
 Sampel darah hemolisis atau berbusa akibat dikocok-kocok,
 Pengambilan sampel darah pada intravena-lines (mis. pada infus heparin).

5. FIBRINONGEN

Pemeriksaan fibrinogen berguna untuk mengetahui adanya kelainan pembekuan


darah, mengetahui adanya resiko terjadinya pembekuan darah (peningkatan
resiko terjadinya Penyaikt Jantung Koroner (PJK) dan Stoke) dan mengetahui
adanya gangguan fungsi hati.Fibrinogen adalah glikoprotein dengan berat molekul
mencapai 340.000 dalton. Fibrinogen disintesis di hati (1,7-5 g/hari) dan oleh
megakariosit. Di dalam plasma kadarnya sekitar 200-400 mg/dl. Waktu paruh
fibrinogen sekitar 3-5 hari.
6. Retraksi Bekuan
Retraksi bekuan-serum. Dalam beberapa menit setalah terbentuk, bekuan darah
mulai menciut dan biasanya memeras keluar hampir seluruh cairan dari bekuan
itu dalam waktu 30-60 menit. Cairan yang terperas keluar disebut serum, sebab
seluruh fibrinogen dan sebagian besar factor-faktor pembekuan yang lain telah
dkeluarkan, dan dengan demikianserum berbeda fari plasma.
Trombosit diperlukan untuk terjadinya retraksi bekuan. Oleh sebab itu
kegagalan proses retraksi merupakan tanda bahwa jumlah trombosit yang
beredar dalam darah adalah kurang.

Anda mungkin juga menyukai