Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan Darah Rutin Pada Leukemia

Pemeriksaan darah rutin pada leukemia berupa hitung jumlah sel darah


(eritrosit, leukosit, trombosit) dan kadar hemoglobin. Pemeriksaan darah rutin
menggunakan alat automatic cell couter memberikan beberapa hasil
parameter yang berbeda-beda, tetapi umumnya terdiri dari parameter ;
- Hemoglobin
- Hitung jumlah eritrosit, lekosit dan trombosit
- Hematokrit
- MCV (Mean Corpuscle Volume)
- MCH (Mean Corpuscle Hemoglobin)
- MCHC (Mean Corpuscle Hemoglobin Consentrate)
- RDW (Red Cell Distribution Width)
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Darah Rutin Pada Leukemia
 LMA : Hampir selalu disertai anemia, trombositopenia dan leukositosis.
Jumlah leukosit dapat normal bahkan leukopenia. 
 LLA : Umumnya anemia. Dapat terjadi leukositosis, leukopenia ataupun
jumlah leukosit yang normal. Hitung trombosit dapat normal tetapi
umumnya trombositopenia. 
 LMK : Anemia ringan sampai berat. Umumnya leukositosis, trombosit
dapat normal tetapi sering dijumpai trombositosis. 
 LLK : Anemia pada kurang lebih 50% kasus. Limfositosis dengan hitung
limfosit absolut > 15x10^3/mL. Trombositopenia ringan pada kasus 40%
kasus.

Sediaan apus darah (sediaan apus darah tepi / preparat darah)  adalah
salah satu teknis pemeriksaan sel-sel darah menggunakan mikroskop.
Pemeriksaan sediaan darah umumnya digunakan untuk membantu
pemeriksaan kelainan darah dan juga infeksi parasit, seperti malaria.
Pemeriksaan Gambaran darah tepi juga sering digunakan sebagai tes tindak
lanjut hasil abnormal pada hitung darah lengkap (CBC) untuk mengevaluasi
berbagai jenis sel darah.

Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi adalah mencari kemungkinan


penyakit (suspected disease) baik yang primer akibat kelainan hematologi
maupun yang sekunder akibat penyakit sistemik lainnya. 
Persiapan pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus. 
Persiapan sampel :
 Darah kapiler segar akan memberikan morfologi dan hasil pewarnaan
yang optimal pada sediaan apus. 
 Darah EDTA. EDTA dapat dipakai karena tidak berpengaruh terhadap
morfologi eritrosit dan leukosit serta mencegah trombosit bergumpal.
Pengujian sebaiknya dilakukan dalam waktu kurang dari 2 jam. Tiap 1
mg EDTA digunakan untuk 1 ml darah vena.

Prinsip Pemeriksaan Sediaan Apus Darah Tepi


Dibuat apusan darah pada kaca objek. Prinsip pewarnaan didasarkan pada
sifat kimiawi dalam sel. Zat warna yang bersifat asam akan bereaksi dengan
komponen sel yang sifatnya alkalis, demikian pula sebaliknya. Pewarnaan
sediaan apus menggunakan prinsip Romanowsky yaitu menggunakan dua
zat warna yang berbeda yang terdiri dari Azure B (trimethylthionin) yang
bersifat basa dan Eosin Y (tetrabromofluorescein) yang bersifat asam seperti
yang dianjurkan oleh The International Council for Standardization in
Haematology, dan pewarnaan yang dianjurkan adalah Wright-
Giemsa dan May Grunwald-Giemsa (MGG)

Interpretasi Hasil Pemeriksaan Sediaan Apus Darah Tepi Pada Leukemia


LMA : Anemia normositik normokrom, kadang dijumpai normoblast dan
diseritropoiesis. Dijumpai mieloblast dan promielosit dalam jumlah
yang bervariasi serta penurunan jumlah netrofil. Adanya auer rod
yang hanya terdapat dalam sitoplasma sel seri granulosit dapat
membedakan LMA dengan LLA.

LLA : Anemia normositik normokrom, kadang dijumpai normoblast. Dijumpai


limfoblast dengan jumlah dan morfologi yang bervariasi, netrofenia dan
eosinofilia. 

LMK : Anemia normositik normokrom, kadang dijumpai normoblast. Dijumpai


seluruh stadium maturasi dari seri granulosit dengan sel predominan
granulosit matur dan metamielosit. Promielosit dan mieloblast tidak
melebihi 10% pada fase kronik. Adanya eosinofilia dan basofilia
merupakan karakteristik dari LMK.

LLK : Anemia normositik normokrom, mungkin dijumpai polikromasia. Sel


leukemik berupa limfosit ukuran kecil-medium, dapat juga dijumpai
limfosit besar. Umumnya dijumpai ruptur limfosit yang disebut sel
basket atau smudge cells. 
(Hardjoeno, 2003)

Sumber : 
 Hardjoeno. H, dkk. 2003. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik
bagian Dari Standar Pelayanan Medik. Lembaga Penerbitan Universitas
Hasanuddin (LEPHAS) ; Makassar
 Wikipedia. 2017. Sediaan apus darah. Diakses tanggal 3 Maret 2017.
Link ; https://id.wikipedia.org/wiki/Sediaan_apus_darah
 Analis Kesehatan Indonesia. 2017. Membuat Sediaan Apus Darah
Dengan Pengecatan Giemsa. Diaskes tanggal 3 Maret 2017. Link;
http://analiskesehatan-indonesia.blogspot.co.id/2011/03/membuat-
sediaan-apus-darah-dengan.html
 Analis Kesehatan. 2017. Sediaan Apus Darah Tepi. Diakses tanggal 3
maret 2017.
Link http://medikalteknologi.blogspot.co.id/2015_05_01_archive.html

Anda mungkin juga menyukai