Anda di halaman 1dari 2

PERKEMBANGAN DAN PEMATANGAN RETIKULOSIT

Selama proses eritropoiesis sel induk eritrosit yang paling tua atau late-stage
erytroblasts akan mengalami pematangan dengan menghilangnya inti sehingga
menjadi retikulosit. Dalam periode beberapa hari proses pematangan ini
ditandai dengan: (1)penyempurnaan pembentukan hemoglobin dan protein
lainya seperti halnya SDM yang matang; (2)adanya perubahan bentuk dari
besar ke lebih kecil, unifom dan berbentuk biconcave discoid ;dan (3)terjadinya
degradasi protein plasma dan organel internal serta residual protein lainnya.
Bersamaan dengan adanya perubahan intrinsik ini retikulosit akan bermigrasi
ke sirkulasi darah tepi. Namun demikian populasi retikulosit ini bukanlah
sesuatu yang homogen oleh karena adanya tingkatan maturasi yang berbeda
dari retikulosit tersebut. Dengan meningkatnya rangsangan eritropoisis seperti
misalnya adanya proses perdarahan atau hemolisis, jumlah dan proporsi dari
sel retikulosit muda akan meningkat baik didalam sumsum tulang maupun di
darah tepi. Ada perbedaan masa hidup antara retikulosit normal dan
retikulosit muda (imatur) yaitu membrane retikulosit imatur akan lebih kaku
dan tidak stabil, disamping itu retikulosit imatur ini masih mempunyai
reseptor untuk protein adesif sedangkan retikulosit normal telah kehilangan
reseptor ini begitu sel ini bermigrasi ke perifer.
Besi digunakan untuk mensintesis hemoglobin oleh sel induk eritroid di
sumsum tulang pada proses eritropoiesis yang pada akhirnya bermuara
dengan pelepasan retikulosit ke sirkulasi, dan akan memberi sinyal untuk
aktivitas eritropoiesis 3–4 hari setelah besi terpakai untuk membuat
hemoglobin.
PEMERIKSAAN HITUNG RETIKULOSIT
Hitung retikulosit merupakan indikator aktivitas sumsum tulang dan
digunakan untuk mendiagnosis anemia. Banyaknya retikulosit dalam darah
tepi menggambarkan eritropoiesis yang hampir akurat. Peningkatan jumlah
retikulosit dalam darah tepi menggambarkan akselerasi produksi eritrosit
dalam sumsum tulang. Sebaliknya, penurunan jumlah retikulosit yang rendah
dapat mengindikasikan keadaan hipofungsi sumsum tulang atau anemia
aplastik.
Pada keadaan anemia, tubuh akan mengkompensasi kebutuhan oksigen
dengan membentuk sel eritrosit lebih banyak, dan seringkali mengeluarkan sel
retikulosit dalam jumlah lebih banyak dari normal, agar kebutuhan oksigen
tubuh terpenuhi. Hal ini terjadi apabila sumsum tlang berfungsi dengan baik.

Prinsip pemeriksaan
Ribosom dan sisa RNA pada sel retikulosit akan terwarnai oleh pewarnaan
supravital New Methylen Blue/ Brillian Cressyl Blue. Perhitungan sel
dilakukan menggunakan mikroskop (perbesaran 400x untuk metode basah
dan 1000x untuk sediaan kering) terhadap 1000 sel eritrosit.
Interpretasi Hasil 
Jumlah Retikulosit    : N/1000 X 100%

Nilai Rujukkan : 
Retikulosit : Bayi = 2,0-6,0%
Anak-anak dan dewasa = 0,2-2,0%

Anda mungkin juga menyukai